NovelToon NovelToon
ME OR HER, MR?

ME OR HER, MR?

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / Pelakor / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Romansa
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Blueberry Solenne

Serafim Dan Zephyr menikah karena di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dari awal Serafim tahu Calon suaminya sudah mempunyai pacar, dan di balik senyum mereka, tersembunyi rahasia yang bisa mengubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Blueberry Solenne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 - Obsesi dalam Jejak

(Zephyr) 

Kepala keamanan rumah menelponku, katanya ada bukti yang tertinggal di rumahku. Saat itu aku sedang berada di depan rumah mertuaku.

Aku langsung meluncur ke rumah.

Asisten rumah tanggaku menemukan kancing bernoda darah kering di bawah lemari milik ibuku, dan katanya sempat ada rekaman detik-detik seseorang mematikan CCTV namun wajahnya tak terlihat.

Aku memasukkan kancing jas itu ke dalam plastik putih.

Aku berkeliling di rumah mawar itu. Kenangan tentang Ibu muncul, ia menyiram bunga mawarnya dengan lembut, namun tak pernah benar-benar memperhatikan keberadaanku.

Saat mendekati ruangan kaca tempatku latihan tinju, aku teringat saat memergoki serafim sedang mengintipku hingga terjungkal. Senyumku muncul di wajahku.

Aku duduk di bawah pohon rindang. Ponselku berdering, chat dari Zea.

“Aku merindukanmu.”

Aku sempat berpikir, lalu membalasnya. 

“Kau harus menahannya. Aku tidak bisa menemuimu.”

“Aku mencintaimu, Phyr.”

Aku langsung bangkit dan meninggalkan rumah yang menyimpan terlalu banyak kenangan manis dan pahit.

Saat tiba di rumah Zea, ia menyambut dan memelukku. Aku menyapu bibirnya.

“Aku merindukanmu.”

Aku meraih tubuhnya dalam pelukan, lalu menuntunnya masuk ke kamar.

⚫⚫⚫

(Serafim) 

Aku terbangun dengan napas memburu. Keringat dingin menetes di pelipis.

Ternyata itu hanya mimpi.

“Ya Tuhan…” gumamku. “Kenapa aku bermimpi dia tidur dengan Zea? Atau jangan-jangan…”

Aku menatap langit-langit, dadaku terasa sesak. Bayangan Zephyr dan Zea tak mau hilang dari kepalaku.

Aku mengambil ponsel dan menelponnya, tapi tak dijawab.

Masa liburanku sudah berakhir.

Shane menawarkan untuk mengantarku pulang. Meski kutolak, ia tetap memaksa.

“Aku akan membiarkanmu pulang sendiri kalau keadaanmu baik-baik saja. Jadi, biarkan aku mengantarmu supaya aku tidak khawatir.”

Sepanjang perjalanan kami banyak mengobrol.

“Serafim…,” panggilnya canggung.

“Panggil saja aku Fim, Shane. Aku tahu kau pasti canggung, apalagi dulu di kampus kita tidak dekat.”

“Oke… kalau aku memanggilmu dengan ‘sayang’, boleh juga kan?”

“Maaf Shane, aku sudah menikah.”

Shane hampir kehilangan fokus dan menghentikan mobil di pinggir jalan.

“Shane! Kenapa kau berhenti? cepat jalan! Ini bahaya!”

Ia segera melaju lagi dan meminta maaf karena tidak pernah mendengar kabar pernikahanku.

“Saat aku bertemu kakakmu, dia tak menceritakan apa-apa?”

“Apa? Kau kenal kakakku?”

“Aku bertemu dengannya di sebuah acara. Dia bercerita punya adik perempuan. Saat ia menyebut namamu, aku bertanya, dan ternyata gadis yang ia ceritakan adalah kau.”

Ia bilang kakakku tidak memberitahunya soal aku sudah menikah. Bahkan saat teman kampus mengajak reuni, kakakku langsung setuju, dan dia lah yang memberi ide berlayar dengan kapal pesiar secara gratis.

Tanpa terasa kami sudah sampai di depan gerbang rumahku.

Shane turun.

“Terima kasih, Shane. Kau sudah mengantarku.”

Ia mengangguk. “Masuklah, Fim. Jangan lupa minum obat.”

Saat pintu gerbang terbuka, kami menoleh.

Zephyr berdiri di sana, bersandar pada pagar, menatap kami.

Aku terkejut saat Shane tiba-tiba memelukku sebelum pergi. Ia mengangkat tangan ke Zephyr sebagai salam.

Mobil Shane melaju pergi, dan Zephyr mendekat.

“Biar aku yang memarkirkan mobilmu.”

“Baiklah,” jawabku sambil tersenyum kecil.

Ia memasukkan mobilku dengan rapi, tapi sikapnya dingin. Ia bahkan tidak memeluk atau menciumku.

Di dalam, Bibi Naureen menyambut dan membawakan koperku ke kamar.

Aku hendak mengganti baju, tapi Zephyr malah masuk begitu saja.

Aku terperangah. “Aku sedang ganti baju, Phyr. Harusnya kau mengetuk.”

Ia tidak menjawab, hanya mengambil ponselnya. Lalu… aku pun menghampirinya di ruang TV.

“Kau marah padaku? Apa aku punya salah? Aku menelponmu tapi tidak di angkat.”

Dia tetap membisu.

“Ya sudah kalau kau tidak mau menjawab.”

“Nona Serafim, makanannya sudah siap. Minuman herbalnya juga sudah saya panaskan.”

“Aku segera ke sana,” jawabku.

Saat hendak berbalik, Zephyr menarikku ke pangkuannya.

“Zephyr?”

Ia menatapku. “Kau sakit?”

Aku menggeleng. “Aku hanya mabuk laut.”

“Wajahmu pucat. Ayo ke dokter.”

“Tidak apa-apa, itu hanya angin laut.”

Aku mencoba pergi, tapi ia memelukku dari belakang dan mencium kepalaku.

“Kenapa kau tidak bilang kau akan pergi?”

“Aku sudah bilang aku akan pergi reuni.”

Bibirnya menyentuh leherku, tapi aku memintanya berhenti.

“Kau mengacuhkanku dari tadi karena hal itu?”

Ia membalikkan tubuhku dan mengecup bibirku, awalnya pelan lalu sedikit lebih dalam. Setelahnya, ia menyentuhkan keningnya pada keningku, seolah ingin menenangkan detak jantungku yang kacau. 

“Lain kali kau harus memberitahuku kau pergi dengan siapa dan di mana. Paham?”

Aku mengangguk. Ia menywntuh bibirku lagi, lalu membawaku ke meja makan.

Ia menyuapiku, menggodaku dengan menciumi pipi dan bahuku.

“Aku sedang makan, Phyr…”

Ia berbisik bahwa ia merindukanku. Ia bahkan menyuapiku minuman herbal.

“Ya ampun, Phyr. Aku masih bisa sendiri. Kenapa kau memperlakukanku seperti anak kecil?”

Ia hanya tersenyum.

Setelah makan, aku memeluknya. Ia membawaku ke kamar dan kami melepaskan rindu.

Di kasur, sambil berpelukan, aku bertanya,

“Sayang, kau kan bisa memantau dari ponselmu. Kenapa kau memarahiku?”

“Justru itu. Aku terkejut tiba-tiba kau ada di pantai. Dan… ada sesuatu yang menggangguku.”

“Apa?”

“Fim, siapa pria yang mengantarmu tadi? Kenapa kau tidak memintaku menjemputmu?”

“Dia teman kampusku, dia yang merawatku…”

Aku tidak melanjutkan. Aku pura-pura tidur, tapi Zephyr memaksaku bicara.

“Maksudmu merawat apa, Fim?”

“Aku masih pusing…” Aku memejamkan mata.

Tiba-tiba ia berbisik. 

“Fim, bagaimana kalau sekali lagi?”

Aku membuka mata dan mengangguk malu.

Tapi saat aku mendekat, ia mengangkatku dan mendudukkanku di atas meja.

Ia menatapku. Dan mendekatkan wajahnya.

“Kena kau,” ucapnya sambil menyunggingkan senyuman. “Ceritakan semuanya. Siapa pria itu dan apa yang terjadi di sana!”

Aku mencoba kabur tapi ia memojokkanku ke dinding.

“Phyr, lepaskan!”

Ia menggeleng. “Ceritakan.”

“Shane teman kuliahku. Kami pergi berlayar. Dia juga pemilik kapal itu. Aku mabuk laut dan dia menjagaku selama aku sakit.”

Zephyr malah tertawa. Aku menatapnya bingung.

“Jadi kau di sana hanya tiduran, Fim? Padahal kau tidak perlu pergi jika kau tidak ingin. Atau… karena kau tidak jujur padaku, makanya kau sakit?”

“Aku sudah jujur dari awal! Kenapa kau mempersulit hidupku, Phyr?”

Aku mencoba mencium bibirnya, tapi ia menghindar.

Ia kembali menginterogasiku.

“Fim, kau yakin sudah bilang semuanya?”

Aku mengangguk.

Tiba-tiba ia mengambil sesuatu dari laci—diary lamaku.

“Apa kau ingat isi catatanmu?”

Aku terpaku.

“Ya Tuhan… aku menulis sesuatu tentang Shane di sana.”

Saat aku akan merebutnya, ia mengangkat tangannya tinggi sambil tertawa.

Aku merayunya, bahkan berjanji akan melayaninya lebih baik asal ia mengembalikan diary itu.

“Iya, iya! Aku pernah menyukainya! Puas?”

Wajahku memanas.

Ia menyentuh hidungku dengan jarinya.

“Kena kau. Akhirnya ngaku juga.”

“Phyr! Kau tak boleh membongkar barang-barangku. Aku tidak pernah menyentuh barangmu. Aku juga tak peduli masa lalumu, apalagi soal kau dan dia!”

Zephyr terdiam.

Saat aku mengambil diary itu, aku teringat tulisan-tulisanku tentangnya.

“Phyr… apa kau membaca semuanya?” tanyaku pelan.

Ia menyipitkan mata.

“Menurutmu?”

“Ah! Kau ini!”

Aku cemberut dan mendorongnya keluar dari kamar.

Ia mengetuk pintu terus, tapi aku tidak mau membukanya.

Bersambung…

1
🦋Rosse Roo🦋
timpuk aja tuh, muka pake tas. Daripada di anggurin tasnya.. 😩
🦋Rosse Roo🦋
sori sori tu say bang,, 😌
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
katanya kalau orang yang minta cerai, nanti pernikahannya akan awet terus
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
hahaha kamu yang terlalu bodoh😂
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟
Klo suka mulai brubah bukannya ngekang gak jelas
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟
Ni Zapyr tu maunya apa dah.. Posesif tpi masih main ama selingkuhan juga dasar nyebelin
dilafnp
sabar ya bu..
dilafnp
aku kebayang kok, pasti cantik..
dilafnp
pake jaket kamu sekarang, aku traktir seblak.. dijamin ga hambar.
kim elly
🙄🙄🙄kok gitu
kim elly
wow gundik 🤣
kim elly
🙄🙄bingung ya kalo bukti terarah padanya
Ani Suryani
ibunya di bunuh siapa
Iyikadin
Weh ternyata menikah diaaa
Iyikadin
Baru kali ini ada yang menolak perjodohan
Mingyu gf😘
ehh langsung di snaggul ya kirain cuma fitting coba coba gaun aja
Kutipan Halu
Di sogok dong biar dapat cucu🤣🤣
rahmad faujan
tenang bakal tau juga lama²
Nadin Alina
Visual yang keren dan cool banget cowok jas hitam itu
Wida_Ast Jcy
wah... kuat juga ya. keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!