NovelToon NovelToon
Cinta Tak Berpihak

Cinta Tak Berpihak

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua / Menikah Karena Anak / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: JackRow

'Menikah dengan kakak ipar bukanlah keinginan ku, tapi kenapa?? kenapa pandangan semua orang menjadi kian buruk hanya karena diriku menerima permintaan dari para orang tua demi bisa menyelamatkan mental keponakan ku?? aku-, diriku memang memiliki perasaan terhadap pria itu, tapi aku sama sekali tak memiliki niatan untuk merebut hati pria itu dari siapapun!! diriku bahkan telah lama mengubur perasaan ku dalam-dalam, karena-, ia adalah suami dari seorang wanita yang telah menyelamatkan kehidupan ku ...,'

'Saat langkah serta takdir kehidupan semakin terasa mencekik, kemana lagi aku harus pulang?? bayi yang ku besarkan-, apa aku mampu menyatakan semua kebenaran ini?? tapi jika diriku terus bungkam, bagaimana dengan nasib kak Wimie? wanita lemah lembut yang memungut serta menjadikan ku sebagai seorang adik perempuan yang ia banggakan!! tapi Tuan Louis?? aku-, getaran hatiku masih saja sama saat ia tiba-tiba menggenggam tanganku untuk pertama kalinya!! apa aku egois??' ~Hannah~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wajah Teduh Yang Membuat Edmund Dilema!!

Hangat sinar mentari pagi yang merambat masuk melalui ventilasi ruangan tampak membuat bibir seorang wanita melampirkan senyum cerah,

Telapak tangannya perlahan membelai lembut area kepala dari seorang pria yang terlelap dengan posisi tak nyaman dan bertumpu pada ranjang rawat.

Louis ..., aku sungguh merindukan mu, honey!! terima kasih Tuhan!!! terima kasih atas kesempatan yang Kau berikan padaku,

Wilhelmina Brunhilda, wanita itu tampak terus merapalkan kalimat syukur di dalam hati setelah ketidakberdayaan yang ia lalui.

Semoga saja, diriku bisa kembali menjadi seorang istri dan juga ibu yang baik untuk anak-anak ku, oh Tuhan!! diriku sungguh tak sabar untuk bisa bertemu dengan buah hatiku!!

"Mmmmmhhhh-, hooaaaahhmmmm!!"

"Honey-,"

"Wi-mie??? benarkah ini dirimu?? jadi yang dikatakan oleh ibu dan juga Edmund itu benar?? kau-, kau sudah benar-benar kembali?!!" telapak tangan Louis Ferdinand seketika menangkup lembut pipi sang istri sebelum akhirnya mendekap erat tubuh Wilhelmina.

"Eeeheeemm!! maafkan aku, honey!! dirimu pasti sangat kesulitan karena diriku,"

"Apa yang kau katakan??! dirimu sama sekali tidak menyulitkan siapapun!! kau-, anak-anak pasti akan sangat bahagia jika mereka mendengar hal ini!! mmmmmuuuucchhh!!!! aku akan segera menjemput mereka nanti!! atau mungkin-, Hannah!! dia bisa membawa Leah dan Fabio kemari!!"

"Hannah??"

"Iya benar!! gadis itu, dia sangatlah terampil dalam merawat anak-anak!! aku sungguh tak menyangka,"

"A-apa??"

"Mmmm-, nanti akan ku jelaskan semuanya!! yang terpenting adalah dirimu telah kembali!! dan aku sangat bahagia, Wimie!! mmmmmuuuucchhh!!"

Kecupan serta dekapan hangat itu terus menghujani tubuh Wilhelmina, rasa haru serta syukur yang menyelimuti diri Louis Ferdinand agaknya membuat wanita itu merasa kesulitan karena luapan rasa bahagia dari sosok sang suami.

"Honey, apa terjadi sesuatu antara Edmund dan dirimu tadi malam??"

"A-apa?? apa maksud mu, sayang?? kami-, kami hanya sedikit berselisih paham perihal kendaraan sebelum datang kemari semalam, itu sungguh bukan hal yang besar! jadi tolong jangan memikirkan nya!!"

"Mmmm?? benarkah??"

"Tentu saja, tunggu-, apa itu artinya?? dirimu telah mendapatkan kesadaran jauh sebelum diriku datang kemari??" Louis Ferdinand kembali menangkup pipi Wilhelmina dengan raut wajah kecewa.

"Honey ..., jangan terlalu menyalahkan dirimu seperti ini, aku-, sama sekali tak masalah!! jika memang orang yang membersamai ku saat membuka mata bukanlah dirimu, yang terpenting adalah ..., hatimu tetap milikku!!"

Wimie ...,

Hatiku?? apa hatiku tetap bisa menjadi milikmu seutuhnya?? lalu bagaimana dengan perasaan ku terhadap Hannah??

Usapan lembut serta dekapan hangat yang kembali terasa pada tubuhnya justru membuat Louis Ferdinand mematung diam.

*****

Suara alarm dari jam weker yang terletak diatas meja samping ranjang seketika membuat Hannah terpaksa membuka mata.

Pukul berapa ini?? oh Tuhan!! apa aku terlambat menyiapkan keperluan Tuan Louis??!

Tubuh Hannah perlahan berguling ke kiri, netra indahnya kembali terpejam untuk sesaat, namun pikirannya yang telah benar-benar sadar tampak memperingatkan dirinya, membuat gadis itu terduduk sembari mengucek mata.

"Aku sungguh lelah sekali, kenapa rasanya ada sebuah rantai besar yang mengikat kedua kaki ku?? apa itu hanya bayangan masa lalu??"

Oh ayolah Hannah!! jangan bermalas-malasan seperti ini!!! lekaslah mencuci wajah!! dan segera turun!!

Tubuh berat Hannah akhirnya melangkah menuju wastafel, sepercik dia percik air keran agaknya membuat gadis itu merasa lebih mampu menguasai diri, paras cantik itu nampak begitu nyata meski rambut panjang berponi milik Hannah terlihat berantakan.

"Semuanya pasti akan baik-baik saja!! hari ini-, ku harap semua orang bisa berbahagia!!" bibir mungil itu kembali berceloteh setelah telapak tangan Hannah menyeka lembut area wajah yang telah tampil segar merona.

Dengan piyama berwarna peach yang belum terganti dari tubuh, Hannah akhirnya melangkah keluar dari ruang kamar, ia berjalan terburu menuruni anak tangga hingga sosok seorang pria yang tergeletak di sofa area living room membuat atensi nya teralihkan.

Tuan Louis?? ia tidur disini?? aku bahkan tak menyadari pukul berapa ia pulang semalam??

Langkah kaki Hannah kian bersemangat! ia akhirnya membungkuk, telapak nya nampak ragu namun akhirnya ia mengguncang pelan tubuh sang pria yang tampak berlawanan wajah dengan dirinya.

"Tuan-, Tuan Lou-is!?"

"Selamat pagi Hannah!! apa kau bersenang-senang semalam??" seringai senyum yang menghiasi wajah Edmund seketika membuat Hannah menampik telapak tangan sang pria meski nampak sia-sia.

Ed-mund??

Tubuh Hannah membeku!! ia mencoba melepaskan diri namun cengkeraman kuat Edmund pada lengannya justru membuat gadis itu mendesis kesakitan.

"Tolong Edmund-, kau menyakiti ku!!"

"Aku?? menyakiti mu?? benarkah demikian??"

"Edmund-,"

"Sssssstttt!!! suami mu, aaah bukan!! kakak ipar kita!! Tuan Louis yang meminta ku untuk menjemput mu semalam!! tapi-, ku lihat dirimu telah terlelap!! jadi-, aku memilih untuk tidur disini!! kau masih beruntung Hannah!! jika saja diriku dibawah pengaruh alkohol semalam, maka-, diriku pasti telah melakukan nya!!"

Apa maksudnya ia berkata seperti ini?? Edmund, dirimu sungguh berubah!! kau bukanlah Edmund yang ku kenal seperti saat kita pertama kali bertemu, ada apa sebenarnya dengan dirimu Ed??

"Hey!! what's going on?? are you crying??" telapak tangan Edmund perlahan meraba lembut area pipi Hannah dengan tatapan yang sulit diartikan saat netra indah yang ia perhatikan nampak berkaca-kaca.

"Katakan Edmund, apa yang membawa mu kemari??"

"Dimana ponsel mu?? apa kau sengaja mematikan nya??"

"I-itu??" Hannah seketika terbelalak tatkala ingatannya tertuju fokus pada gawai yang sama sekali tak sempat ia periksa.

Astaga!! aku lupa mengisi daya baterai karena terlalu mengantuk semalam,

"Apa kau kembali menelantarkan ponsel mu sendiri Hannah??"

"Apa kau menghubungi ku semalam??"

"Begitu lah!! berkali-kali!!!"

"Apa ada sesuatu yang genting??!!"

Sesuatu yang genting?? adakah?? paras cantik ini, kapan terakhir kali kita berbicara dengan cukup santai seperti ini, Hannah?? apa aku merindukan mu?? kenapa semuanya jadi kacau semenjak ayah memperingatkan diriku untuk tidak terlalu dekat denganmu?? apa dirimu benar-benar gadis yang tak tahu diri?? tapi wajah mu ini, ia seolah berkata bahwa dirimu hanyalah seorang gadis polos yang selalu menuruti semua perkataan ayah maupun kak Wimie,

Wajah teduh diiringi dengan suara lembut yang terlontar dari bibir Hannah justru membuat Edmund kembali terjebak dalam dilema, pria itu tampak mencoba untuk menggali sesuatu dari dalam dirinya sendiri!! emosi yang biasanya ia tampilkan dihadapan Hannah, kini lenyap entah kemana!?

"Edmund, apa kau baik-baik saja??"

"Maafkan aku Hannah!!"

Dekapan itu cukup erat!! Hannah yang nampak kebingungan atas tingkah sang saudara lelaki, akhirnya memilih untuk mengusap punggung sang pria,

"Ed-, kenapa kau menangis?? apa ada sesuatu yang membebani mu?? jika dirimu merindukan kak Wimie, aku juga merasakan hal yang sama Edmund," suara lirih yang kembali terdengar dari lisan Hannah lagi-lagi membuat Edmund terisak semakin dalam.

Hannah, aku mencintaimu!! bagaimana caraku menghentikan perasaan ini padamu, Hannah?? tak bisakah kau sedikit peka atas perasaan ku??

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!