NovelToon NovelToon
Gadis Tengil Anak Konglomerat

Gadis Tengil Anak Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Idola sekolah
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rosseroo

Seorang gadis remaja yang kini duduk di bangku menengah atas. Ia bernama Rona Rosalie putri bungsu dari Aris Ronaldy seorang presdir di sebuah perusahaan ternama. Rona memiliki seorang kakak lelaki yang kini sedang mengenyam pendidikan S1 nya di Singapore. Dia adalah anak piatu, ibunya bernama Rosalie telah meninggal saat melahirkan dirinya.

Rona terkenal karena kecantikan dan kepintarannya, namun ia juga gadis yang nakal. Karena kenakalan nya, sang ayah sering mendapatkan surat peringatan dari sekolah sang putri. Kenakalan Rona, dikarenakan ia sering merasa kesepian dan kurang figur seorang ibu, hanya ada neneknya yang selalu menemaninya.

Rona hanya memiliki tiga orang teman, dan satu sahabat lelaki somplak bernama Samudra, dan biasa di panggil Sam. Mereka berdua sering bertengkar, namun mudah untuk akur kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosseroo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penangkapan

"Gue bakal adili elo Steve, bagaimanapun caranya!"

"Jangan buru-buru cantik,"

"Ngaku loe, loe yang naroh itu kamera di boneka beruang yang elo kasih ke gue kan. Ngaku!"

"Aku itu ingin melihat kamu 24jam baby. Coba saja kamu tatap lebih dalam ke diriku Rona."

"Ogahhh nglirik aja gue mual!"

"Aku bisa berikan apapun yang kamu inginkan Rona."

"Gaya loe, hidup aja numpang bokap."

"Aku usaha Rona, sejak ucapan kakak kamu waktu itu, aku berusaha mendapatkan segalanya agar aku bisa memberikan apapun yang kamu mau. Aku sampai ikut terjun dalam proyek papi, dan aku bisa mendapatkan banyak uang."

"Mworago? (Apa yang kamu katakan dalam bahasa korea)"

"Bilang saja apa yang kamu inginkan, asal kamu menurut. Ku beri semua."

"Gila! Denger ya Steve, jangan berani lagi ganggu gue atau gue aduin sama pacar gue!"

"Emang siapa pacar kamu?"

"Jeon jungkook!"

Rona langsung menutup telefon itu, karena perbincangan Steve semakin aneh dan mengerikan.

Samudera mendengus kesal, Steve benar-benar berbahaya. Samudera membelai lembut kepala Rona "Kamu yang tenang yah, aku sama kak Raymond lagi cari cara buat adili Steve."

"Gimana caranya, selain rekaman itu?"

"Ada, kamu cukup diam. Aku pasti selesaikan masalah ini."

"Makasih banyak ya Sam." lirih Rona, lalu memeluk tubuh tegap Sam. Mendapatkan pelukan secara tiba-tiba membuat jantung Sam seperti ingin lepas dari tempatnya. 'oh jantung, kenapa malah minta salto sihhh' batin Sam.

***

Suasana sore terasa berat di dalam ruang kerja Raymond. Berkas-berkas tebal menumpuk di meja kayu, sebagian sudah diberi penanda merah. Lampu meja menyala redup, hanya menyorot pada dokumen penting yang sedang ia buka. Samudra duduk di hadapannya, wajahnya tampak serius.

“Sam,” Raymond membuka percakapan dengan nada berat, “semua bukti ini sudah cukup kuat. Pencucian uang, penggelapan dana proyek kota, dan keterlibatan Steve. Aku hanya tinggal melaporkan ke kejaksaan.”

Samudra mengangguk pelan, lalu menarik sesuatu dari tasnya. “Aku juga bawa ini, Kak.” Ia meletakkan sebuah flashdisk di meja. “Rekaman percakapan antara Rona dan Steve kemarin sore. Steve mengaku tahu soal kamera di dalam boneka beruang yang dia kasih ke Rona. Bahkan dia terang-terangan bilang, akan kasih apa pun yang Rona mau… asal Rona menerimanya.”

Raymond menatap flashdisk itu lama, kemudian menarik napas panjang. “Berarti memang benar dugaan kita. Semua sikap nekat Steve itu ada motif di baliknya.”

Samudra mengepalkan tangan. “Aku baru paham sekarang, kenapa dia bisa seenaknya pada Rona, bahkan dia berani menawarkan apapun pada Rona. Ternyata itu semua hasil dari uang haram yang dia dapat dari ayahnya. Pantas saja…” suaranya bergetar, menahan amarah.

Raymond menutup map, lalu menatap Samudra dengan sorot mata penuh keyakinan. “Sam, dengan rekaman ini, posisinya makin sulit untuk mengelak. Steve bukan cuma ikut-ikutan, tapi sadar betul dengan perbuatan ayahnya. Kau tahu artinya, kan?”

“Ya,” jawab Samudra tegas. “Mereka berdua harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Bukan cuma karena mereka menyakiti Rona, tapi karena mereka sudah merusak banyak orang dengan uang haram itu.”

Raymond tersenyum tipis, lalu berdiri sambil merapikan jasnya. “Baik. Malam ini juga aku akan siapkan laporan resmi untuk kejaksaan. Setelah itu… kita tinggal tunggu waktu sebelum semuanya terbongkar.”

Samudra mengangguk, matanya tajam menatap keluar jendela. Hujan rintik mulai turun, seolah ikut menegaskan—badai besar bagi keluarga Gilbert Immanuel sebentar lagi akan datang.

***

Beberapa hari setelah Raymond memasukkan laporan ke kejaksaan, kabar itu meledak seperti petir di siang bolong. Media lokal ramai memberitakan skandal besar yang menyeret nama Walikota Gilbert Immanuel dan putranya, Steve Immanuel. Foto wajah mereka terpampang di layar televisi, headline koran, hingga media sosial.

Di rumah dinas mewahnya, Gilbert membanting koran ke meja kaca. Wajahnya merah padam, urat leher menegang.

“Apa-apaan ini?! Siapa yang berani menyeret-nyeret namaku ke kejaksaan?!” suaranya menggelegar.

Steve, yang duduk dengan gelisah di sofa, ikut panik. “Papi, ini pasti ulah Raymond! Dia selalu mengincar kita. Dan… mungkin Samudra juga ikut campur. Aku yakin!”

Gilbert menatap putranya tajam. “Kau bilang padaku semua sudah aman! Bukankah kau pastikan tidak ada bukti yang bisa menjerat kita?!”

Steve menunduk, wajahnya pucat. “Aku… aku sudah berusaha menutupinya. Tapi… Rona—”

“Rona lagi?! Dasar bodoh!” bentak Gilbert, tangannya menghantam meja. “Gara-gara gadis itu dan kelemahanmu, semua bisa hancur!”

Steve menggertakkan gigi. “Aku cuma ingin dia menjadi milikku, Papi! Aku pikir dengan uang kita, dengan kekuasaanmu, aku bisa dapatkan segalanya. Tapi ternyata… mereka lebih pintar dari yang kita kira.”

Gilbert terdiam sejenak, lalu menyalakan rokok dengan tangan gemetar. “Kejaksaan akan memanggil kita. Media sudah memojokkan namaku. Jika benar semua bukti itu kuat…” Ia menarik napas dalam, wajahnya makin muram. “Kita bisa kehilangan segalanya, Steve. Jabatan, uang, nama baik.”

Steve mengepalkan tangan, matanya penuh dendam. “Kalau begitu, kita tidak boleh diam saja, Papi. Kalau mereka mau menjatuhkan kita, kita harus menyerang balik.”

Gilbert menatap anaknya, sejenak ada kilatan sinis di matanya. “Kau tidak tahu apa yang kau bicarakan. Pertarungan ini bukan lagi soal kita melawan mereka… tapi soal hukum dan rakyat yang sudah muak dengan kita.”

Di luar, suara sirene polisi terdengar mendekat. Beberapa mobil hitam berhenti di depan rumah dinas. Ketukan keras di pintu menggema, diikuti suara tegas aparat:

“Pak Gilbert Immanuel, kami dari kejaksaan negeri. Anda dan putra anda diminta ikut bersama kami untuk penyelidikan lebih lanjut!”

Gilbert dan Steve saling berpandangan. Wajah mereka sama-sama pucat pasi. Untuk pertama kalinya, sang walikota yang dulu begitu berkuasa merasakan dinginnya jeratan hukum yang tak bisa lagi ia elakkan. Sang istri, Monica histeris saat suami dan putranya tertangkap dan di bawa pergi oleh polisi.

Pak walikota alias Gilbert mencoba mencari koneksi untuk membantunya dalam persidangan, demi menyerang balik. Namun nama baik putranya pun sudah tercoreng. Bukti CCTV saat Steve mencoba melakukan tindakan pelecehan pada Rona, dan menaruh kamera pada boneka yang ia berikan pada Rona juga sudah termasuk ke dalam tindak kriminal yang mengganggu privasi, itu sudah sangat memberatkan dirinya.

Akhirnya pak Gilbert dan Steve mendekam di jeruji besi. Mereka sulit mencari pembelaan, saat pak Aris orang yang juga memiliki kuasa penuh di kota itu terjun demi melindungi putri bungsunya.

Gilbert di copot secara tidak hormat dari jabatannya sebagai wali kota, sedang Steve harus di DO dari sekolah tempat ia menuntut ilmu.

Kini Rona sudah bisa bernafas lega, Mely juga merasa tenang melihat Steve yang kini sudah mendapatkan balasan atas perbuatannya.

1
Drezzlle
ogeb Rona, Dia itu sayang Ama lu
Peka dikit
Drezzlle
Nah bagus Rona hajar aja
Drezzlle
ih mulutnya, dengki banget sih
Dewi Ink
wah parah, dipasang kamera , gila tu bocah steve/Curse/
Dewi Ink
betuul, kan Meraka udah mulai dewasa biar nanti pas waktunya gak kaget 🤣🤣
Dewi Ink
rona anaknya sanguin ya, ga malu ngaku sama neneknya.. yawis atuh sama2 sukaa si😍
mama Al
wah ada Risma

terimakasih sudah di promosikan
mama Al
suiiit suuiit ada yang jadian
mama Al
samudra; aku tulus rona
mama Al
jangan gitu Erina, kamu layak dapat yang lebih dari dua pria itu.
Mutia Kim🍑
Wah bahaya si Steve malah naruh CCTV di boneka itu
Rosse Roo: emang, rada2 si diaaa🤧
total 1 replies
Mutia Kim🍑
Omoo omooo ternyata sudah lama dijodohkan🤭
Mutia Kim🍑
Cie yg mengakui juga perasaannya, langgeng terus ya kalian/Kiss/
🌹Widianingsih,💐♥️
Sabar Sam, kamu harus berjuang menundukkan hati dan egonya yang keras kepala....nanti lama-lama juga Rona akan luluh dan menerima mu.
🌹Widianingsih,💐♥️
Perjodohan diantara keluarga kaya.... kalo cocok dan semua oke, why not ??
Dah terima saja Rona
🍀🍀Author Sylvia🍀🍀
malah justru bagus kalau sahabat jadi kekasih lho rona, karena kalian udah memahami sifat kalian satu sama lain.
🍀🍀Author Sylvia🍀🍀
akhirnya kamu mengakui perasaanmu juga rona, yakinlah samudra itu cowok yang baik untuk kamu🤭
Wang Lee
Iklan untukmu thor
Rosse Roo: makasih🥰
total 1 replies
Wang Lee
Suara apa itu?????
Wang Lee
Semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!