NovelToon NovelToon
Istri Cantik Tawanan Panglima Kematian

Istri Cantik Tawanan Panglima Kematian

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang / Fantasi Wanita
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Wan Yurui terbangun kembali saat usianya masih belia. Ingatan di dua kehidupan itu melekat kuat tidak bisa di hilangkan. Satu kehidupan telah mengajarinya banyak hal. Cinta, benci, kehancuran, kehilangan, penghianatan dan luka.

Di kehidupan sebelumnya dia selalu diam di saat takdir menyeretnya dalam kehampaan. Dan sekarang akankah semua berbeda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak ada harapan lagi

"Nona Wan," ujar Pengawal Hui An memberikan hormat kepada Wan Yurui tepat di pintu masuk paviliun.

Wan Yurui yang masih terlihat binggung hanya mengangguk dengan senyuman kaku. Dia melangkah cepat keluar dari tempat yang telah meruntuhkan cintanya.

"Panglima." Pengawal Hui An memberikan hormat saat Panglimanya keluar dari paviliun yang penuh keramaian.

Yu Xiao menghentikan langkahnya menatap dari kejauhan wanita yang telah pergi menjauh menghilang di antara kerumunan. "Kamu sudah menemukan jejaknya?"

"Iya. Saya telah menemukan jejak orang yang anda cari." Pengawal Hui An berusaha menahan kata-katanya tapi dia tetap tidak bisa. "Saya lihat raut wajah Nona Wan terlihat berbeda. Apa anda bertengkar dengannya?"

Hela nafas di tekan. "Menjelaskan hal yang tidak perlu hanya membuang waktu." Yu Xiao melangkah pergi menuju kearah berlawanan dengan Wan Yurui.

Pengawal Hui An yang tidak menemukan jawaban tetap setia mengikuti Panglimanya.

Sedangkan Wan Yurui terus berlari menuju penginapan. Saat dia masuk kedalam ruangan kamarnya air matanya tidak mampu di bendung lagi. Dia berdiri menyandarkan tubuhnya di pintu kamar yang ia tutup dari dalam. Rasa sakit itu terlalu kuat menekan hatinya.

Tokkk...

"Nona muda." Pelayan Ayun mengetuk pintu berulang kali. "Nona muda."

Wan Yurui membuka pintu kamar. Dia menatap dengan linangan air mata membasahi pipinya. Pelayan Ayun tanpa bertanya banyak hal langsung memeluk Nona mudanya. Di dalam pelukannya tangis pecah kembali. "Tidak masalah. Semua akan baik-baik saja." Menepuk lembut punggung Wan Yurui. Setelah Nona mudanya mulai tenang dia melepaskan pelukannya. Air mata yang tersisa ia hapus.

"Ayun." Kedua mata penuh rasa kecewa seperti kaca pecah tanpa makna.

Pelayan Ayun mendengarkan.

"Dia menyukai laki-laki." Air mata Wan Yurui deras kembali.

Mendengar itu Pelayan Ayun terkejut namun dia juga bingung harus menjawab apa. "Nona muda harus tenang. Agar Ayun bisa memahami situasi yang sedang anda alami." Menarik Wan Yurui menuju kursi dan membiarkannya duduk. Pintu kamar kembali di tutup baru setelahnya dia duduk di hadapan Nona mudanya. "Sekarang Nona muda bisa menjelaskan semuanya dengan perlahan."

"Dia tidak menyukaiku bukan karena belum terbiasa. Atau mungkin hatinya telah di tempati wanita lain. Tapi karena aku seorang wanita." Mengelap air matanya. "Dia menyukai wanita lain aku masih terima. Tapi kenapa harus dengan pria lain. Ini seperti bulan yang berharap bisa sejajar dengan matahari. Tidak akan ada kemungkinan di antara kita lagi." Menarik ingus yang hampir jatuh dari lubang hidungnya. "Pantas saja di masa lalu meskipun hidup bersama selama dua tahun. Tetap tidak bisa menggerakkan hati dinginnya."

Bruukkk...

Wan Yurui menjatuhkan wajahnya pada kedua tangan yang ada di meja. Dia membiarkannya tenggelam dalam dekapan ketidakberdayaan.

Pelayan Ayun mengelus lembut kepala Nona mudanya. "Mungkin saja Nona muda salah mendapatkan informasi." Dia berusaha berpikir positif.

"Aku melihatnya sendiri. Dia sedang bermesraan dengan seorang pria di dalam ruangan itu," ujar Wan Yurui yang masih menyembunyikan wajahnya. "Ayun, aku bahkan kalah sebelum melakukan serangan pertama. Sekarang aku harus bagaimana?" Menengadahkan wajahnya menatap kearah pelayannya dengan tatapan penuh luka.

Pelayan Ayun menarik nafas dalam lalu berkata, "Jika begitu lupakan dia. Kita kembali ketempat Nona muda bisa mendapatkan kebahagiaan."

Wanita itu menundukkan kepalanya seakan semua semangat di dalam dirinya telah runtuh tanpa sisa. "Masih ada banyak hal yang harus aku selesaikan di sini. Tidak bisa pergi begitu saja." Wan Yurui mulai mengatur nafasnya. "Sebelum surat dari timur datang. Aku tidak akan kembali pulang."

Malam itu Wan Yurui tidak bisa tidur dengan ketenangan lagi. Di saat matahari sudah bersinar cukup tinggi ia membuka kedua matanya.

Dengan malas wanita di atas tempat tidur hanya bisa menggulung tubuhnya di dalam selimut tebal.

"Nona muda, saya sudah menyiapkan sarapan. Air hangat juga telah tersedia."

"Em. Sebentar lagi aku akan bangun." Suara Wan Yurui tertahan oleh bantal yang telah menyembunyikan wajahnya.

Dengan kelembutan Pelayan Ayun membantu Nona mudanya membuka selimut yang telah menggulung di tubuh itu. "Hari ini di barak militer akan ada pertandingan bela diri. Apa Nona muda tetap tidak ingin pergi?"

Wan Yurui bangkit dengan wajah sembab. "Aku akan pergi. Setidaknya aku bisa bersumpah menjadi saudarinya." Dengan tenaga yang tersisa wanita itu pada akhirnya memutuskan untuk pergi menemui pria yang telah mematahkan hatinya.

Membutuhkan waktu enam jam hanya untuk bisa sampai di barak militer pasukan Liangyu.

Kereta berhenti setelah memasuki barak militer pasukan. Wan Yurui juga turun dari kereta di ikuti pelayannya. Di tangannya terdapat kotak makanan yang telah terisi kue kering. Sebagai saudari yang baik dan perhatian dia tentu harus datang dengan membawa beberapa camilan. Sebelum melangkah dia terus menarik nafas berulang kali. Berusaha untuk menenangkan hati juga pikirannya. "Wan Yurui tidak masalah. Selama dia baik-baik saja. Semua masih dapat di kendalikan." Melangkah kembali.

"Panglima." Wan Yurui membuka pintu kamar pribadi Yu Xiao tanpa mengetuknya terlebih dulu. Dan mendapati pemandangan yang ingin dia hindari. Nafasnya kembali tertahan. Wanita itu hampir pingsan.

"Nona muda." Pelayan Ayun menopang tubuh Nona mudanya. Dia juga melihatnya. Pengawal Hui An tengah memegang pinggang Panglima Yu Xiao dengan sangat intim. Seketika dia memalingkan pandangannya kearah lain.

Pengawal Hui An berbisik kearah panglimanya. "Panglima dari ekspresi mereka berdua. Sepertinya ada kesalahpahaman di sana."

Yu Xiao menatap tajam kearah tangan yang masih ada di pinggangnya. "Apa kamu ingin mati saat ini juga."

Pengawal Hui An langsung tersadar. Dengan cepat dia mengangkat tangannya. "Panglima, anda tahu saya hanya berusaha membantu. Tidak seharusnya kematian sampai memanggilku?" Mundur tiga langkah menjauh dari Panglimanya. Dia melihat kearah Wan Yurui. "Nona Wan ini tidak seperti yang anda pikirkan."

Wan Yurui berusaha untuk tersenyum. "Emmm..." Menggelangkan kepalanya. "Pengawal Hui, saya mengerti." Menggerakkan tangan kanannya seperti mengunci mulut. "Semua rahasia akan aman bersamaku dan..." Melirik kearah pelayannya. "Pelayanku." Melangkah masuk kedalam ruangan.

"Nona Wan, anda benar-benar sudah salah paham."

"Diam. Pergi." Belum sempat Pengawal Hui An menjelaskan. Yu Xiao sudah terlebih dulu mengusirnya.

"Baik." Pengawal Hui An langsung pergi dari ruangan.

Hanya Wan Yurui yang masuk kedalam sedangkan Pelayan Ayun diam di luar.

Kotak makanan di letakkan di meja. "Saat di perjalanan tadi. Saya memikirkan anda jadi memilih beberapa kue untuk anda cicipi." Membuka penutupnya. Bau wangi dari olahan kue menyebar memenuhi ruangan. "Kue ini terbuat dari bunga mawar dan bunga persik. Saya harap anda akan menyukainya." Wan Yurui tidak bisa lagi menatap kedua mata dingin di depannya.

Yu Xiao duduk di kursi kerjanya mengambil salah satu dokumen yang ada di atas meja. Dia tidak memperdulikan kehadiran Wan Yurui.

"Semoga Panglima menyukainya." Wan Yurui pergi keluar dari ruangan itu.

Kedua mata tajam itu melirik kearah kotak yang ada di atas meja. Dia menarik perlahan kota itu mendekat kearahnya. Terdapat sepuluh kue dengan bentuk berbeda ada di dalamnya. Bau wangi tidak lagi mampu di tahan. Yu Xiao mengambil satu potong kue lalu memakannya. Rasa manis menyebar cepat keseluruh bagian mulut. "Aku tidak pernah tahu ada kue seenak ini di sini." Senyuman samar melintas tanpa permisi di antara bibirnya.

1
Kusii Yaati
Jendra yu bisa cemburu juga ternyata ku kira lempeng lempeng aja😂
Kusii Yaati
ya ampun A Rui apa yang ada di otak mu, kenapa kamu nyosor duluan 🙈... yang perempuan agresif sedang yang laki laki kaku dan polos /Facepalm/
sahabat pena
ayuk kak up lagi yg byk💪💪💪
sahabat pena
yu xiao minum cuka🤣🤣🤣kmrn aja cuek skrg mulai bucin nih🤣🤣
Imas Fatimah
dengan bersandiwara akan ketahuan perasaan masing masing...😀
Imas Fatimah
aku suka aku suka
sahabat pena
bibir yu xiao udah ga perjaka lagi wkwkwk 🤣🤣🤣
Mineaa
Yu Xiao tidak suci lagi......😂
Mineaa
Ayooo Ego......
pergi jauh jauh.....
jangan menempel sama mereka berdua.....
Imas Fatimah
tahan aja Yjn Xiao biar lebih lama dekatnya😀
Kusii Yaati
mungkin posisi mu dengan pria penghibur itu terlalu intim yu Xiao,jadi salah paham deh wan yurui sama kamu 😂
sahabat pena
tarik ulur.. 🤣🤣🤣nanti giliran wan rui di nikahin laki-laki lain nangis bombay.. 🤣🤣🤣begitu lah si kutub
sahabat pena
ayo kak up lg💪💪
Kusii Yaati
yang sabar ARui cinta butuh pengorbanan, apapun hasilnya nanti setidaknya berada di dekat orang yang kita cintai sudah lebih dari cukup walau hanya sebentar 🥺🤧
sahabat pena
skrg ini cinta bertepuk sebelah tangan.. atau ibarat bagaikan punduk merindukan bulan.. awas panglima klo nona muda sdh pergi jgn nyesel yeah.. biar seimbang kasih ingetan panglima itu tentang kehidupan sblmnya thor.. kasian sama MC nya berjuang sendiri 😭😭😭😭
Intan Aprilia Rahmawati
next dong kk jangan berhenti
Sri wulandari: Benter kk, Di kotaku pati sedang ada demo besar. Fokus jadi terbelah. Udah ada bab yang tersedia lupa saya up😁🙏
total 1 replies
Kusii Yaati
heh ilalang nggak semua wanita mudah di bodohi ya😡...enak aja buktinya suami ku yang ngejar ngejar aq duluan, emang nyonya Zhi aja yg bodoh mau di peralat sama lelaki model kamu😤... dasar buaya burik 😒
Kusii Yaati
lanjut Thor 😁
Kusii Yaati
tak bisa ku bayangkan gimana perasaan wan yurui bisa melihatnya tapi tak bisa memeluknya 😭
Kusii Yaati
yang sabar A Rui badai pasti berlalu 🥺 pengorbanan mu untuk keluarga mu akan berbuah manis 🤧
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!