Seorang pria yang terdampar ditengah hutan dan mengalami luka parah akibat mobilnya masuk ke dalam jurang.
saat ia tersadar, ia sudah berada didapam sebuah bilik yang ditemani oleh wanita cantik.
Siapakah Wanita itu? dan apakah ia akan selamat, serta dapat kembali ke rumahnya dan mengungkap siapa yang telah membuatnya berada didalam jurang?
Ikuti kisah selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Delapan Belas
Jhonatan dan Endah Yulia meninggalkan kamar puteranya. Mereka berharap jika Kenzo terbangun sudah pulih kesadarannya dan tidak lagi mempertanyakan gadis misterius yang dimaksudnya.
Suasana kamar kembali sepi setelah kedua orangtua pemuda itu pergi. Kenzo masih terlelap setelah terkena suntikan obat tidur yang diberikan oleh sang dokter.
Suasana yang semula sepi, perlahan berubah menjadi sesuatu yang berbeda.
Sesosok gadis dengan wajah yang masih tertutup dengan sebuah kain berbahan ceruti berwarna hitam polos memperlihatkan dua bola mata yang menatapnya dengan sangat damai.
Perlahan gadis itu terdiam ditempatnya. Ia menggeliatkan tubuhnya yang mana dimulai dari kakinya berubah fisik menjadi tubuh setengah ular hingga bagian pinggang saja.
Tubuh itu penuh dengan sisik dan sangat berkilau.
Lalu tubuh ularnya merayap menaiki ranjang tidur sang pemuda dan kini berdiri tegak menatap pemuda yang sedang terlelap.
"Kau sangat tampan, Ku akui itu," ucap ular berkepala manusia itu.
"Namun sayangnya, sikapmu terlalu egois. Mengapa Sang Kuasa mengirimkan takdir pria menyebalkan sepertimu?" gumam sang Siluman Ular teesebut.
Adhisti merayap diatas tubuh sang pemuda. Ia menyingkap selimut yang dikenakan oleh Kenzo, lalu membuangnya begitu saja dilantai
Pria itu hanya menggunakan boxer yang longgar. Lalu Siluman Ular tersebut menatap tubuh sixpack yang tidak terbalut oleh sehelai benangpun.
Ia menggerakkan jemarinya diatas tubuh sang pemuda, menyusuri setiap lekuknya, lalu memberikan sentuhan lembut disana.
Kenzo yang tertidur merasakan sesuatu begitu hangat, tetapi sedikit membuat sesuatu dibawah sana bergerak naik turun akibat sentuhan yang terasa membakar hasratnya.
Ia mencoba memaksa membuka kedua matanya. Namun, usaha yang dilakukannya sia-sia. Ia hanya dapat merasakan betapa nikmatnya sensasi yang ia rasakan, tetapi tidak mampu melihat siapa pelaku dibaliknya.
"Heeii... siapa Kau? Apakah kau ingin memperkaosku?" ucap Kenzo lantang.
Namun perlahan ia merasakan kulitnya menyentuh sesuatu yang dingin, dan juga bersisik. Perlahan ia bergidik, ia takut jika itu adalah ular, dan jika saja ular tersebut mematuknya, maka ia akan segera pindah alam.
Ia berusaha untuk diam tak bergerak dan membuka matanya, tetapi entah apa yang membuat matanya tidak dapat di buka.
"Siaaaal. Sepertinya ular ini berukuran besar. Tetapi bagaimana ular dapat masuk ke dalam kamarku yang tidak ada celah sedikitpun untuk nyamuk masuk, apalagi seekor ular yang besar?" pemuda itu terus bergumam dalam hatinya, dan kulit ular itu masih tetap terasa menempel dikulitnya.
Perlahan, sentuhan tangan halus nan lembut merayap diatas dadanya, lalu ia merasa tersentak. "Tidak, ini tangan manusia, dan aku yakin itu," ucap Kenzo dengan debaran hati yang sangat kuat.
"Siapa, Kau!" ucap Kenzo dengan lantang.
Tetapi tidak ada sahutan, dan perlahan sesuatu terasa melesak masuk diantara liang selangka, itu miliknya.
Semakin lama ia merasakan sesuatu yang nikmat menjalar ditubuhnya melalui aliran darahnya. "Heei... hentikan!"
Kenzo terus meracau antara nikmat dan penasaran dengan siapa yang telah memperkaosnya, hingga akhirnya ia merasakan puncak surgawinya.
Nafas pemuda itu tersengal dan ia baru pertama kali merasakan nikmatnya bercinta diusianya yang ke 35 tahun karena kelamaan menjomblo.
Ia membuka matanya, dan melihat tidak ada siapapun diatas ranjangnya. Lalu ia bergegas untuk bangkit, dan mendapati celana boxernya sudah tercecer dilantai dan senjatanya masih tegak berdiri, lalu dengan cepat ia mengenakannya.
"Haaah! Siapa yang melakukan ini padaku? Jika aku bermimpi, tidak mungkin ini terasa begitu nyata," ucap Kenzo yang masih dilanda kebingungan.
Ia menatap kesekeliling ruang kamar miliknya untuk menemukan bukti yang memperlihatkan tentang apa yang baru saja terjadi.
Ia mencari ponsel cadangan miliknya. Lalu menarik laci nakas dengan kasar. Ia menghubungi bodyguardnya.
Sementara itu, seseorang yang kini sedang ditelfonnya tercengang. Ia tak menduga jika Kenzo masih hidup.
"H-Hallo, Bos. Apakah benar Bos masih hidup," ucapnya tergagap.
"Heei, dasar kurang ajar. Apakah Kau mendoakanku cepat mati, Ha?!" ucapnya dengan nada geram.
"B-bukan itu maksud saya,Bos. Saya tidak tahu jika Bos sudah kembali," jawabnya beralibi.
"Dasar tidak berguna. Bodyguard macam apa, Kamu? Bos--Kamu sendiri sudah pulang tetapi kamu tidak tahu," ucap Kenzo dengan kesal.
"Sudah! Jangan banyak omong kamu, coba cari tahu siapa perempuan yang telah memasuki kamarku malam ini, dan segera kirimkan hasilnya, secepatnya!!" titah Kenzo dengan nada penekanan.
"Oke, oke, Bos," ucapnya cepat dengan rasa takut.
Kenzo memutuskan panggilannya dengan kasar. Ia beranjak bangkit dan berjalan mengitari lantai ruangan.
Ia seolah merasakan sesuatu yang ganjil saat ini.
Ssssttsss....
Suara sesuatu merayap keluar dari balik jendela.
Seketika Kenzo menoleh cepat ke arah jendela kamar disisi kirinya. Ia melihat ujung ekor hewan melata berwarna kuning tampak merayap keluar dari dalam kamarnya.
Ia bergegas menuju jendela dan melongok keluar lalu melihat ke bawah, tetapi ia tidak menemukan apapun disana.
Pemuda itu mengerutkan keningnya. Masih dengan jelas ia melihat ujung ekor binatang melata tersebut.
"Apakah itu ular yang tadi aku sentuh saat tidur tadi? Tetapi ini perkotaan, darimana ia dapat memasukinya? Apakah melalui saluran air?" berbagai pertanyaan terlontar dibenak Kenzo. Ia terus mengamati kemana arah matanya memandang. Hingga akhirnya ia melihat ujung ekor hewan tersebut merayap direrumputan dan memasuki taman disisi kamarnya.
Dengan gerakan cepat, pemuda itu melompat dari jendela dan menuju taman mini yang berada dilantai dua dan menyatu dengan kamarnya.
Ia celingukan mencari hewan reptil tersebut. Tak lupa ia meraih tongkat besi yang tergeletak dilantai taman yang terbuat dari bahan plastik.
Pemuda itu terus menyusuri beberapa tanaman bonsai dan aneka bunga yang ditutupi dengan rumput sintetis.
Buuuukkk....
Kreeeeeek...
Sebuah sergapan menarik leher Kenzo dan mengunci kedua tangan pemuda tersebut, seketika tongkat besi yang dipegangnya terlepas dari genggamannya.
Praaaaanng...
Tongkat besi terlempar membuat Kenzo bergerak ingin melepaskan dirinya dari cengkraman seseorang yang entah datang dari mana.
Akan tetapi, ia merasakan dua benda kenyal mengganjal punggungnya, dan ia tahu jika itu adalah buah melon milik makhluk berjenis perempuan.
Ia melirik ke arah pakaian si penyergap. "Adhisti, lepaskan! Apakah kau ingin membu-nuhku?" ucapnya dengan nafas yang terasa sesak.
Si penyergap melepaskan tangannya, lalu membiarkan pemuda itu mengambil oksigen untuk memperlancar pernafasannya.
"Apa yang Kau lakukan disini? Mengapa kau tidak masuk?" tanya Kenzo dengan nafas yang masih tersengal. "Aku mencarimu, hingga mereka menganggapku berhalusinasi." pemuda itu mendekap sang gadis dan seolah tak ingin lepas lagi.
Adhistii terdiam. "Kau tau dari mana namaku?" tanya wanita itu dengan tatapan datar..
"Ular siluman jelek itu yang memberitahuku, saat masih digubuk," jawab Kenzo dengan jujur.
Adhisti melepaskan dekapan sang pemuda, lalu menatap pemuda tersebut. Ia masih menggunakan penutup wajahnya.
"Itu bukan namaku, mungkin kau hanya bermimpi, tidak ada ular seperti yang kau sebutkan," Tukas sang gadis.
"Tapi itu seperti nyata, tidak mungkin aku bermimpi. Bahkan ia yang melemparkanku ke luar jendela,"
"Jangan berdebat, jika tak ingin keluargamu menganggap kau sedang berhalusinasi," Adhisti mengingatkan.
Kenzo mengerutkan keningnya. Sesaat ia mengingat tujuannya ke balkon balkon belakang kamar. "Heei, apakah kau melihat ada ular lewat sini? Tadi aku melihatnya menuju ke arah tumbuhan bonsai ini," ucap Kenzo dengan tatapan yang celingukan kesana kemari.
"Tidak ada ular disini, sebaiknya kau masuk saja ke kamarmu," titah Adhistii dingin.
"Mengapa kau mengusirku? Ini rumahku. Sebaiknya kau ikut masuk juga, mengapa kau bersembunyi dibalkon," ujarnya, sembari menarik pergelangan tangan sang gadis untuk masuk ke dalam kamar.
itu Usman di bacain Yasin aja pak yai.... dan liat reaksinya kayak gimana.. itu Usman jadi-jadian deh....
jangan-jangan tubuh nya si Kusman yg sdh di telan itu di lepeh lg tuh trs di sambungin dg kepalanya dn di hidup kan kembali ,,, dh kaya zombie donk yaa 😱😱🤣
di saat menunjukan siapa senernya lgsg ngacir dan itu membuat sang wanita jd memilih yg lain krn saat melihat penampakan wanita setwngah buaya dia g takut
nahhh tau kan kisah asih buhul gaib
masak Kusman dikeluarin lagi dari perut Sobo...?? biasanya juga kalau ada yang tertelan ular, perut ularnya yang di bedah.