Adhitama Daniyal Dharmawangsa terpaksa harus menikah dengan Auristela Clara salah satu ART di kediamannya karena sebuah salah paham, bagaimanakah kehidupan pernikahan mereka kedepannya, apakah berjalan dengan lancar atau berakhir ditengah jalan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagal
"Bagus, kalau begitu sekarang saya mau kita tukar pakaian.Saya pakai pakaian kamu itu, dan kamu pakai baju tidur saya ini."
"Untuk apa Tuan?"Tanya Bagas bingung dan menatap Tama.
"Kamu tanya untuk apa, ya terserah saya dong untuk apa.Kamu mau melakukan apa yang saya minta atau tidak."Ucap Marvel pelan penuh penekanan dan menatap tajam kearah Bagas.
"I-iya Tuan iya, saya akan melakukan apa yang Anda minta."Ucap Bagas.
"Bagus, gitu dong."
Mereka berdua pun segera bertukar pakaian.
Di lantai 1
Marvel sedang mengawasi dan memberi instruksi kepada para pekerja yang sedang mendekorasi untuk akad nikah nanti siang.
"Marvel."Panggil Ny.Ratna yang sudah berdiri di belakang Marvel, Marvel membalikan badannya dan menatap Ny.Ratna.
"Iya Tan ada apa?"
"Tama mana, kenapa kamu meninggalkan dia sendirian?"Tanya Ny.Ratna yang takut Tama akan kabur saat ditinggal sendiri.
"Tenang saja Tan, tadi Tama masih tidur makanya aku tinggal.Pintu balkon juga sudah aku kunci, dan kuncinya aku bawa."Jawab Marvel.
"Sebaiknya kamu pergi lihat Tama, memastikan saja kalau dia masih di kamar dan enggak kabur."
"Iya Tan, sebentar lagi aku akan pergi ke kamarnya."
Ny.Ratna mengangguk lalu melangkah pergi.
Di dalam kamar
Tama dan Bagas sudah selesai bertukar pakaian bahkan Tama juga mengenakan topi dan sepatu milik Bagas.
"Apa kamu masih punya masker, tidak mungkin kan saya keluar begini dengan menunjukkan wajah saya?"Tanya Tama, karena Bagas juga mengenakan masker.
"Ada Tuan, disaku baju saya itu sepertinya masih ada 1."Jawab Bagas.
Tama merogoh saku baju Bagas dan ternyata maskernya masih ada 1, Tama segera mengenakannya.
"Saya pergi dulu, kamu tetap diam di sini.Kalau ada yang tanya saya kemana bilang saja tidak tahu."Ucap Tama merampas bunga dari tangan Bagas lalu pergi keluar kamar.
Sementara Bagas hanya diam dan bingung harus berbuat apa.
Akhirnya aku bakalan keluar dari rumah dan tidak jadi menikah dengan ART itu'Batin Tama senang'
Saat Tama menuruni anak tangga dia berpapasan dengan Marvel, mereka berhenti dan saling tatap sejenak.
Tama menekan topi yang dia kenakan sampai alisnya, berharap Marvel tidak curiga padanya karena tadi mereka sempat bertatapan.
Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun Marvel melangkah pergi menuju kamar Tama.
Selamat, aku harus segera pergi sebelum Marvel menyadari kalau aku tidak ada di dalam kamar'Batin Tama'
Sementara itu
Marvel membuka pintu kamar Tama, melangkah masuk ke dalam dan menutup pintunya.
"Bagas, apa yang kamu lakukan di sini.Di mana Tama, kenapa kamu memakai baju tidurnya.?"Tanya Marvel terkejut saat melihat Bagas yang duduk di sofa.
Bagas berdiri dari duduknya, dia menghampiri Marvel dengan menundukkan kepalanya.
"Tuan Tama pergi."Ucap Bagas pelan.
"Pergi, maksudnya?"
Bagas pun menceritakan semuanya, Tama yang minta tukar pakaian dan langsung pergi meninggalkan dia sendirian di sini.Setelah Bagas selesai bercerita Marvel ingat dengan seorang pekerja yang berpapasan dengannya di anak tangga tadi.
Apa mungkin pekerja itu adalah Tama'Batin Marvel'
"Bodoh, kamu ini kenapa mau-maunya sih nurutin apa kata Tama!"Ucap Marvel kesal.
"Maafkan saya."Ucap Bagas pelan, menundukkan kepalanya.
"Baiklah, ayo kita cari Tama sekarang."Ajak Marvel, Bagas mengangguk.
Seharusnya belum terlalu jauh Tama pergi'Batin Marvel'
Tama berjalan mengendap-endap setibanya di lantai 1, saat Tama akan lewat pintu depan dia melihat ada Ny.Ratna di sana yang sedang mengawasi para pekerja.
Akhirnya Tama pun lewat pintu samping, sesampainya di dekat kolam renang dia menoleh ke kanan dan ke kiri, sepi dan tidak ada orang.Tama melepas maskernya karena dia merasa sangat pengap.
Berpapasan dengan Marvel tadi saja sudah membuatnya deg-degan dan panas dingin apalagi ini tadi malah melihat Ny.Ratna.
"Baiklah tidak masalah, sedikit lagi aku bisa pergi dari sini.Melewati taman itu, berjalan ke halaman depan lalu masuk ke dalam mobil."Gumam Tama dan mengenakan maskernya lagi.
Saat Tama akan melangkah pergi tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya, Tama hanya bisa diam mematung.
"Mau pergi kemana kamu, pekerjaan kita masih banyak dan belum selesai."Ucap sebuah suara yang menepuk pundak Tama.
Syukurlah, ternyata bukan Marvel'Batin Tama'
Tama membalikkan badannya, ternyata yang menepuk pundaknya itu adalah pekerja yang lain.
"Mau kemana?"Tanya kemudian itu sekali lagi.
"Emmm enggak, aku hanya ingin di sini sebentar.Di dalam sangat ramai, aku ingin istirahat sebentar."Jawab Tama.
"Baiklah jangan lama-lama, sini bunganya.Mau dibuat hiasan untuk tangga."
Tama menyerahkan bunga yang dia pegang kepada pemuda itu, pemuda itu pun segera pergi dari sana.
Saat itu juga Tama melihat Marvel dan Bagas yang baru menuruni anak tangga, dan sialnya Marvel melihat ke arah Tama.Tama pun langsung lari menuju halaman depan dengan melewati taman.
"Bodoh, Bagas kamu cepat lari hadang Tama di halaman depan!"Ucap Marvel langsung lari mengejar Tama lewat pintu samping, sementara Bagas lewat pintu depan.
Sialan, kenapa malah jadi begini sih'Batin Tama'
Tama terus berlari sekuat tenaga menuju mobilnya yang terparkir di halaman depan, tapi tiba-tiba Bagas menghalanginya.
"Minggir kamu!!!"Bentak Tama.
"Maafkan saya Tuan, saya tidak mau."Ucap Bagas.
Tama berusaha menerobos, Bagas dengan terpaksa menghalangi Tama terus sampai akhirnya Marvel datang.
"Sudahlah Tama, kamu tidak bisa kemana-mana lagi."Ucap Marvel santai.
"Ngeselin banget sih kamu itu!!"Ucap Tama kesal dan membuka maskernya.Marvel hanya mengangkat kedua bahunya tidak peduli.
Marvel memberi kode kepada Bagas untuk pergi, Bagas pun segera pergi dari sana.
"Segini tidak maunya kamu menikah dengan Clara?"Ucap Marvel.
"Dengar ya Marvel, kalau kamu ada di posisiku saat ini kamu pasti akan melakukan hal yang sama."
"Tentu saja tidak Tama, kalau aku ada di posisi kamu pasti aku akan merasa sangat senang.Karena apa, karena aku akan memiliki istri yang sangat cantik dan baik seperti Clara."
Tama tersenyum mengejek.
"Memiliki istri yang seorang ART kamu bilang senang, sangat rendahan."Ucap Tama.
"Daripada Vera, perempuan murahan."Balas Marvel puas.
"Kamu jangan bawa-bawa Vera ya Marvel,dibandingkan dengan ART itu Vera lebih segala-galanya dari dia!"Ucap Tama.
"Terserah, aku tidak peduli.Lebih baik sekarang kamu kembali ke kamar dan bersiap-siap."
Tama hanya diam dan menatap Marvel sejenak, lalu berbalik badan hendak pergi.
"Mami, sejak kapan Mami ada di sini?!"Ucap Tama terkejut saat melihat Ny.Ratna sudah berdiri tepat di belakangnya.