Semuanya dimulai dari 2 makhluk pertama di ketiadaan yang tiba-tiba muncul, mereka tidak bisa berbicara langsung, merasakan, atau makan-minum seperti makhluk hidup pada umumnya. Namun seiring berjalannya waktu dan tahu apa yang harus dilakukan, keduanya mulai menciptakan sesuatu di diri mereka, tubuh fisik, organ dalam, makhluk-makhluk lain yang nantinya berada dibawah perintah mereka, hingga nama-namanya.
Kedua makhluk pertama bernama Klaus dan Marcus, tetapi di situ mulai ada pertanyaan muncul dibenak mereka 'Apa arti hidup? Kenapa aku bisa berada disini?' Kenapa hanya ada kami berdua pada awalnya?'. Mereka beserta seluruh makhluk lainnya pun mulai mencari apa itu arti hidup, hingga Marcus sudah memiliki jawabannya sendiri yang membuat kehidupan Klaus berubah drastis...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kuncoro agus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Disusul oleh Klaus dibelakangnya.
Kemudian sambil menghela napas lega, Marcus bicara dengan posisi tidur.
"Haaaaa, akhirnya selesai juga semua hal merepotkan ini, apakah ada yang kurang bro? Ga kan? Ya kan?"
Klaus menjawab dengan menggelengkan kepalanya perlahan. Tapi tiba-tiba dia terpikirkan sesuatu dan bergumam sendiri.
"Hmmm kalau misalkan semua makhluk di kedua Alam ini saja memiliki senjata kenapa kita semua sebagai dewa tidak punya ya? Ya walaupun terdengar konyol tapi akan kucoba buat dan berlatih dengan senjata ku sendiri."
Marcus yang mendengar itu langsung terbangun dari posisi tidurnya dan bertanya,
"Senjata? Maksudmu sebutan untuk benda-benda yang semua penjaga di kedua Alam itu pakai kah? Ya kalau kau mau cari senjata sendiri silahkan duluan saja, aku sedang ingin tidur dulu. Oiya jika Rina dan semua bawahanku ingin juga, bilang saja kepada mereka semua aku sudah mengijinkannya oke?"
Klaus menganggukkan kepalanya lalu membelakangi Marcus dan bilang.
"Baiklah kau tidur saja, tapi jangan harap aku akan membangunkan mu. Aku pergi duluan kalau begitu."
Marcus langsung mendecakkan lidahnya.
"Ck siapa juga yang ingin dibangunkan olehmu, yasudah kau pergi saja dan mungkin yang lain sudah menunggu."
Setelah itu Klaus yang tidak ingin berkata apa-apa lagi langsung pergi dengan berjalan santai, namun itu hanya terlihat dari luar saja karena didalamnya bahkan mencapai kecepatan kosmik atau bisa juga disebut juga kecepatan yang melebihi konsep kecepatan itu sendiri.
Karena tidak ada jeda waktu, bahkan sebelum berkedip saja tiba-tiba muncul Klaus di hadapan Jingwei, Rina dan Arta yang tentu saja membuat mereka bertiga terkejut. Lalu Klaus menyampaikan sesuatu dengan nada tenang.
"Kalian bertiga, kemarilah"
Klaus bicara sambil melambaikan salah satu tangannya.
Setelah mendengar itu mereka tidak pikir panjang dan langsung menghampiri Klaus, kemudian tiba-tiba muncul cahaya biru gelap di dahi mereka bertiga. Yang tentu membuat mereka terkejut, namun bukan cahayanya tapi isi informasi yang diberikan lewat cahaya biru gelap itu.
Informasi didalamnya adalah informasi mengenai cara menciptakan senjata, menggunakan teknik dasarnya bertarungnya, dan informasi lainnya. Jumlah senjatanya tentu saja bukan, 100 atau 1.000 namun jutaan hingga triliunan jenis senjata. Setelah melihat jumlah informasi yang sangat banyak itu mereka bertiga langsung menundukkan kepalanya dengan hormat.
"""T-terimakasih tuanku, atas semua informasi yang anda berikan ini!”""
Tetapi setelah itu Rina angkat bicara lagi.
“Tuan Klaus maaf jika tidak sopan namun, apa gunanya kita semua membuat senjata, bukankah tidak ada musuh disini?"
Setelah mendengar itu Jingwei dan Arta langsung menatap tajam Rina sambil mengeluarkan tatapan amarah, melihat hal itu Klaus langsung menyela.
"Ehem! Sudahlah Jingwei, Arta tidak perlu marah seperti itu. Dia punya pertanyaan yang sangat bagus, untuk jawaban itu adalah…..aku seperti punya firasat kalau akan ada musuh seperti kita semua para dewa, mau itu sebanding dengan Jingwei atau pun bukan, juga aku dan Marcus berencana membuat sebuah Planet itu bukan tanpa alasan. Itu dikarenakan kami berdua ingin melihat potensi dari semua makhluk di seluruh Alam Semesta ini yang sekitar berjumlah….berapa ya? Oh iya 20 Pisiliun dan juga dari sekian jumlah yang lumayan banyak itu mungkin ada yang berpotensi naik ke ketinggian yang sama dengan kita semua para dewa. Dan satu hal terakhir yaitu…mmm...sudahlah lupakan saja."
Jingwei yang terkejut dengan jawaban tuannya itu hanya bisa membalas kembali dengan gugup,
"E-ee t-tuanku P-pisiliun itu bukan jumlah yang sedikit tuanku. Apalagi bahkan itu bisa sedikit menutupi sebuah Alam Semesta, dan jumlah umur anda dan tuan Marcus juga bahkan masih jauh dibawah itu kan tuan?"
Klaus membalas santai.
"Ya kau benar juga Jingwei, berapa umurku sekarang? Seingatku terakhir itu…..sekitar 2 sektiliun ya? Apa kuintiliun? Tidak tidak, apa mendekati septiliun? Entahlah aku sudah lupa. Hm?....Ooh itu layak dicoba."
Ada beberapa ide yang tiba-tiba muncul dalam kepala Klaus.
"Hei kalian, daripada diam disini lebih baik beri semua informasi tadi yang sudah kuberikan ke yang lainnya."
Setelah itu dijawab.
""Baik tuanku!""
"Baik tuan Klaus!"
Kemudian mereka pergi dengan cepat dengan Jingwei yang berada di posisi paling depan Arta dan Rina.
Setelah itu aku, Klaus mulai memikirkan konsep, struktur, urutan dan lain-lain yang berhubungan dengan informasi seseorang. Semuanya dihitung menggunakan angka dan tingkat untuk memudahkannya termasuk si pemilik itu sendiri, karena bukan hanya dia saja yang akan punya tapi seluruh makhluk yang akan lahir maupun yang sudah terlahir. Mulai dari jumlah stamina, jumlah kekuatan, jumlah kecepatan, jumlah ketahanan, jumlah energi, keahlian senjatanya, daftar kemampuannya(skillnya), dan lain-lain. Namun angka jumlah status informasi, hanya berlaku untuk para makhluk fana dan makhluk fana itu sendiri bisa dibilang makhluk yang nyata namun hidup di dimensi rendah, tingkat kekuatan rata-rata Individunya lemah, umur Galaksi maupun Alam Semesta nya yang masih muda, pengetahuannya tentang Planetnya sendiri masih sangat rendah dan lain-lain.
Ya, tentu itu masuk akal. Mengingat, waktu terciptanya tiap alam semesta berbeda-beda dan juga pengetahuan masih sangat minim saat ini...kurasa begitu.
Lalu, bagi Mereka yang memiliki semua kekurangan itu merupakan makhluk fana bagi kehidupan lainnya yang rata-rata lebih kuat, lalu kehidupan itu lebih lemah juga bagi kehidupan lain yang lebih kuat dan terus berlanjut sampai tiada akhir. Karena dimensi sangat berperan penting bagi sebuah Alam, itu mencakup semua informasi di dalam sebuah Planet, Bintang, Galaksi, maupun Alam Semesta itu sendiri.
Klaus yang sudah sangat berpengalaman itu mampu menyelesaikan status informasi itu dalam waktu 20 tahun, lalu setelah itu dia menghubungkan status informasi itu ke semua makhluk di seluruh Alam Semesta itu. Jadi status informasi itu akan otomatis dimiliki dan juga bisa dilihat oleh pemiliknya, dia juga memberi tahu samar-samar bagaimana memunculkan status informasi itu di dalam kepala si pemilik. Setelahnya dia berlanjut ke masalah persenjataan, walaupun dia tahu cara menciptakannya, menggunakannya tapi tidak dengan satu hal yaitu keahliannya dalam menggunakan senjata itu. Kemudian 300.000 tahun setelah memilih, memikirkan dengan baik-baik dan mencoba semua jenis senjata itu satu persatu dia pun memutuskan,
"Baiklah aku sudah putuskan, tongkat panjang yang ukuran, berat, bentuk, panjang yang bisa kuubah sesuka ku hingga ke tak terhingga...lalu pisau kecil ringan berbentuk taring ini, kemudian rantai yang bisa di ubah hingga sepanjang tak terhingga namun, ada bilah sabit di salah satu ujung rantainya lalu juga ada bilah pisau kecil di ujung lainnya, dan pedang panjang yang sedikit bengkok tapi jauh lebih panjang dari kebanyakan pedang namun memiliki lebar besi yang tipis dan berat yang lebih ringan, mmm….mungkin ini saja senjata utama ku, kalau yang lain...mungkin jadi sampingan saja."
Setelah berbagai pertimbangan panjang akhirnya Klaus mulai menciptakan keempat senjata itu, tongkat yang seberat Alam Semesta, pisau yang bisa membelah cahaya, tebasan pedang yang bisa menciptakan lubang hitam, dan rantai yang panjangnya bisa tak terhingga.
"Baiklah, ini sudah membuatku sangat puas. Mungkin senjata favoritku adalah…..ooohh pedang panjang ini boleh juga, mmmm akan aku namakan kau….Infinite Sword. Yaaah aku namakan seperti itu karena memang ukuran, berat, panjang, kekuatan, lebar dan lain-lainnya bisa ku ubah sampai tak terhingga. Kemudian untuk yang tongkat ini, mmmm…..Scepter of The Gods. Alasannya kurang lebih sama dengan pedang ini tapi keunggulannya mutlaknya terletak pada berat dan efisiensi nya dalam pertarungan, apalagi beratnya saja bisa mengacaukan gravitasi dan ruang dari sebuah alam semesta. Baiklah untuk pisau ini adalah….Fanged Blade of Darkness, yaahh ini memang sangat unggul dalam serangan diam-diam dan jarak dekatnya sih. Dan terakhir untuk rantai ini namanya itu…..Chain of Chaos, walaupun terdengar simpel namanya sih...tapi jika aku menjadi sebuah makhluk fana dan bertarung menggunakan rantai ini, musuh bahkan tidak akan bisa mendekatinya dan jangkauan kehancurannya saja bisa sampai beberapa ratus meter. Dan itu baru di tingkat makhluk biasa, bagaimana jika di tingkat yang sama denganku….uuhhh tidak bisa kubayangkan, baiklah sudah selesai."
Status Klaus yang sekarang kira-kira seperti ini.
Namun karena suatu alasan tampilan statusnya tidak lengkap saat dia melihat di dalam kepalanya.
"Wwooahh, ternyata sudah berhasil ya tapi…. apa-apaan ini? Kenapa skill nya tidak bisa ku lihat? Terus ada beberapa kesalahan kecil juga. Apakah karena terlalu banyak, jadi sistem yang baru kubuat ini langsung rusak? Apakah sistem status ini tidak bisa mengidentifikasinya? Hmm…..padahal aku yang membuat sistem status itu seperti hidup tapi bahkan sistem yang aku ciptakan dengan kekuatanku juga tidak bisa menampilkan nya ya, bahkan sampe berpengaruh ke stat juga kah……haaaa udah lah biarin aja."
Kemudian, Klaus pun langsung pergi ke arah dimana semua bawahannya berkumpul dan 0,4 detik kemudian Klaus sudah tiba di lokasinya.
"Hei kalian semua, apakah kalian sudah melihat apa yang ada dalam kepala kalian itu? Itu adalah penemuan baruku."
Mendengar hal itu, semua bawahannya, termasuk Marcus dan semua bawahannya mulai memandang Klaus dengan heran namun tanpa berkata apapun, mereka semua menutup matanya. Setelah beberapa saat hening, mulai dari Marcus, Jingwei, Arta dan yang lainnya terdiam memandangi Klaus sambil menganga. Marcus mulai angkat bicara.
"H-hei kawan, apakah kau tidak tahu kalau kepintaranmu itu keterlaluan. Dan juga apakah kau tidak kepikiran buat santai sejenak gitu?"
Klaus menjawab.
"Ya ini mau santai kok, sekarang aku mau mengajak semua bawahanku untuk ke Alam Pembalasan."
Dijawab Marcus.
"Hoo, gitu kah? Yaudah terserah kamu aja. Aku juga kayaknya mau kesana, hei kalian semua! Ayo ikuti aku!"
Perintah dari Marcus itu dijawab dengan jawaban semangat serempak.
"Siap tuanku!"
Klaus yang melihat itu, tidak memberi perintah ke bawahannya dengan teriakan. Tapi dia memberi isyarat dengan menggerakkan tangan kirinya ke depan dan setelahnya semua bawahannya pun mengerti dan mengikuti Klaus di belakangnya, begitu juga dengan bawahan Marcus dan Jingwei. 3 menit kemudian, mereka semua langsung masuk ke dalam portal Alam Pembalasan itu, tetapi sesuatu mulai terasa aneh...