Ayunda Nafsha Azia, seorang siswi badung dan merupakan ketua Geng Srikandi.
Ia harus rela melepas status lajang di usia 18 tahun dan terpaksa menikah dengan pria yang paling menyebalkan sedunia baginya, Arjuna Tsaqif. Guru fisika sekaligus wali kelasnya sendiri.
Benci dan cinta melebur jadi satu. Mencipta kisah cinta yang penuh warna.
Kehadiran Ayu di hidup Arjuna mampu membalut luka karena jalinan cinta yang telah lalu dan menyentuhkan bahagia.
Namun rumah tangga mereka tak lepas dari badai ujian. Hingga membuat Ayu dilema.
Tetap mempertahankan hubungan, atau merelakan Arjuna kembali pada mantan kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 17 Dua Remaja
Happy reading
Nofiya melambatkan ayunan kaki untuk mensejajarkan langkahnya dengan Ayu dan Arjuna. Ia ingin menunjukkan sosok yang dilihatnya pada Ayu. Sosok yang sukses mengalihkan atensi.
"Nyet, liat ke sonoh!" Nofiya sedikit berbisik sambil menunjuk ke arah objek yang dimaksud dengan gerakan dagu. Seketika Ayu pun mengalihkan perhatiannya pada objek itu.
"Ryuga?" Ayu mengerutkan dahi dan menghentikan ayunan kaki. Disusul oleh ketiga sahabatnya dan Arjuna.
Pandangan mata mereka mengarah pada satu objek yang sama 'Ryuga'.
"Ngapain dia?"
"Mana aku tau, Nyet."
"Coba gih, kamu samperin!"
"Ck, pinginnya sih gitu. Diliat-liat, kasihan juga Si Ryuga. Pasti dia lagi ancur banget. Udah nggak dapetin kamu, tim basket-nya juga kalah sama tim basket Pak Juna."
"Kalau kamu emang kasihan sama dia, buruan disamperin! Ajak dia ngobrol. Sapa tau dia bakal kehibur sama banyolan-mu."
"Masa aku sendiri yang mesti nyamperin?"
"Ya kali sama aku, Nyit? Nanti kalau Pak Juna cemburu gimana?" Ayu melirihkan suara, agar tak terdengar oleh Machan dan Ririn.
"Ya gimana baek nya? Kalau aku sendiri yang nyamperin, takutnya nanti malah kesasar." Nofiya ikut melirihkan suara.
"Kesasar gimana maksud kamu?"
"Ya 'kan aku nggak tau kalian mau duduk di sebelah mana?"
"Gampang. Kamu chat aja aku, kalau udah puas ngobrol sama Ryu. Nanti aku jemput. Kita ketemu di sini."
"Ogeh. Kalau gitu aku samperin dia?"
"Iya sonoh! Sapa tau kalian jodoh. Dari pada kamu sama Conal yang kata-mu suka bawa sial."
"Ck, Ryuga kecakepan buat aku, Nyet."
"Ya nggak masalah. Perbaikan keturunan, Nyit."
"Pffttt. Bisa aja kamu, Nyet. Gini-gini aku juga cantik manis lho."
"Iya percaya. Makanya buruan gih, kamu samperin Ryuga! Hibur dia. Kalau perlu, ajak dia buat gabung sama kita-kita."
"Ogeh. Tapi kalau beneran dia mau gabung, yang bayarin jatah makannya sapa?"
"Tenang, ada Pak Juna."
"Sip dah kalau gitu. Aku samperin dia ya. Kalian duluan aja."
"Yups. Semoga kamu berhasil ngehibur Ryu."
"Yo'i."
Nofiya lantas melangkah pergi dan berjalan mendekat ke arah Ryuga. Sementara Ayu dan yang lainnya kembali mengayun langkah, menuju dining area.
"Mau ngapain tadi Si Nofi?"
"Mau nyamperin Ryuga. Kasihan katanya." Ayu menanggapi pertanyaan Machan sambil terus mengayun kaki.
"Napa cuma dia sendiri dan nggak ngajak kita?" Machan kembali bertanya.
"Pak Winata sama yang lain mungkin udah nunggu kita di dalem. Jadi, biarin aja Si Nyit-Nyit yang nyamperin Ryuga sendiri."
"Kalau Nofi malah disembur sama Ryuga gimana?"
"Ya biarin aja. Toh, Nyit-Nyit juga bisa bales nyembur. Dia nggak kalah galak sama Ryuga."
"Apa aku temenin aja dia?"
"Dah, nggak usah. Biarin Nyit-Nyit sama Ryuga ngobrol berdua."
Machan mengangguk pelan, lalu mensejajarkan langkahnya dengan Ririn, mendahului Arjuna dan Ayu yang berjalan beriringan.
"Kamu nggak berkeinginan untuk menemani Nofi?" Arjuna turut bertanya.
"Nggak. Kalau aku nemenin dia, takutnya ada cabe meledak."
"Hobi banget membahas cabe." Arjuna tertawa kecil dan menoleh sekilas ke arah wanita yang berjalan tepat di sampingnya.
"Masa' aku mau bahas coklat."
"Membahas coklat juga perlu. Aku yakin, pasti ada kesalah pahaman yang berhubungan dengan coklat."
Belum sempat Ayu membalas perkataan Arjuna, seseorang berjalan mendekat ke arah mereka dan menyambut dengan memperlihatkan sebaris senyum khas.
Dia ... Winata.
Winata memberi pelukan singkat pada Arjuna dan melirik sekilas ke arah Ayu.
Kedua sudut bibirnya melengkung kala mendapati wajah Ayu yang terlihat datar. Bahkan sikap yang ditunjukkan terkesan acuh tak acuh terhadap Arjuna.
"Ayo silahkan duduk!" Winata memandu Arjuna, Ayu, Machan, dan Ririn untuk duduk lesehan beralaskan tikar pandan. Berbaur dengan Dimas, Conal, Dirgantara, dan kedua istri Winata--Atika dan Aini.
Conal mengedar pandangan, mencari sosok yang ditunggunya sedari tadi. Namun tidak juga ditemukan. Ia pun terdorong untuk bertanya pada Ayu.
"Nofiya mana? Kok nggak keliatan? Apa dia nggak ikut?" cecarnya.
"Dia ikut, cuman lagi ngobrol sama temennya. Kebetulan tadi ketemu di depan."
Jawaban yang diberikan oleh Ayu tak lantas membuat Conal merasa puas.
"Cowo apa cewe?" ia kembali bertanya. Namun Ayu enggan menjawab dan pura-pura tidak mendengar.
Espresso, Americano, Latte, dan Cappuccino kini tersaji di atas meja. Ditemani Croffle, Waffle, Avocado Toast, dan French fries sebagai menu camilan.
Winata sengaja memesan berbagai macam minuman dan camilan khusus untuk menjamu semua orang yang ditraktir-nya malam ini.
Lantas untuk menu makanan berat, Winata memesan pasta, nasi goreng, dan steak.
Disaat Winata dan semua orang yang berada di dining area tengah menikmati sajian, gawai yang tersimpan di dalam saku kemeja Conal terus berdering, hingga mengalihkan atensi.
Conal segera beranjak dari posisi duduk, kemudian pamit untuk pergi ke kamar mandi.
Ayu merasa curiga dengan gerak gerik yang ditunjukkan oleh Conal. Ia pun berniat untuk membuntuti.
"Aku ke kamar mandi dulu," pamitnya.
"Aku antar." Arjuna setengah berbisik seraya membalas ucapan Ayu.
Ayu menanggapi dengan mengangguk samar, lantas membawa tubuhnya bangkit dari posisi duduk dan segera menyusul Conal.
Selang satu menit, Arjuna turut membawa tubuhnya bangkit dan bergegas menyusul Ayu yang terlebih dahulu berlalu pergi dari dining area.
Arjuna sengaja memberi jarak waktu, agar teman-teman Ayu tidak menaruh curiga pada mereka. Meski sebenarnya, Machan dan Ririn sudah bisa mengendus kedekatan mereka berdua.
Ayu dan Arjuna bersembunyi di balik dinding, supaya keberadaan mereka tidak diketahui oleh Conal yang tengah berbincang dengan seseorang melalui sambungan telepon.
"Tante, aku lagi kumpul sama temen-temen. Nanti aku kabari kalau udah pulang."
" .... "
"Ya ampun. Tante nggak percayaan amat."
" .... "
"Nanti, aku langsung ke apartemen. Aku bakal manjain Tante sampai puas."
" .... "
"Oke, aku mampir ke Ck buat beli tisu."
" .... "
"Sip. Tapi Tante mesti inget, TF aku. Aku lagi butuh dana buat beli tisu sama obat. Biar nanti mainku lama."
" .... "
"Love you more ...."
Ayu serasa ingin muntah mendengar rangkaian kata yang terucap dari bibir Conal. Ia dan Arjuna bisa menebak siapa lawan bicaranya.
"Ck, Nyit-Nyit mesti tau kelakuan Si Conal kaya' apa." Ayu melirihkan suara, agar tak terdengar oleh Conal yang masih asik berbincang melalui sambungan telepon.
"Keliatannya aja kalem, nggak tau nya --"
"Sudah nguping nya?" Arjuna menginterupsi. Sama seperti Ayu, ia pun melirihkan suara.
"Udah."
"Lebih baik kita segera pergi."
Ayu mengangguk samar, lantas mengayun langkah bersama Arjuna, meninggalkan tempat persembunyian mereka.
"Ay, kita temui Nofi dan Ryuga --"
"Nggak usah. Biar mereka puas-puasin ngobrolnya. Nti kalau udah puas, Nyit-Nyit bakal hubungi aku." Ayu memangkas ucapan Arjuna.
"Berarti, kita langsung kembali ke dining area?"
Ayu menanggapi pertanyaan Arjuna dengan anggukan.
Di tempat lain, dua remaja tengah asik berbincang. Sesekali salah satu dari mereka melontarkan candaan, sehingga mencipta tawa yang mewarnai suasana.
Mereka Nofiya dan Ryuga.
Seperti yang diyakini oleh Ayu, Nofiya berhasil menghibur Ryuga dengan banyolannya.
Wajah yang semula muram, kini terhias senyum dan tawa. Kesepian tak lagi memeluk erat. Berganti canda dan obrolan ringan, yang sejenak menghempas kepenatan hidup.
🍁🍁🍁
Bersambung
Apa dia masih sempat bobok siang dgn tugas sebanyak itu.
Mas Win juga CEO..ya kali cuma suamimu aja
Dia tetap Deng Weiku.
Di tik tok aku udah banyak saingan. masa di sini juga
Ayu udah gak perawan.
Dan dia perawani oleh gurunya sendiri...😁😁
mandi berdua juga harusnya.
khilaf lagi ntar. Fix gak ke sekolah mereka hari ini
surga dunia..
aseeekk