NovelToon NovelToon
Daddy, Mommy Milik Kami!

Daddy, Mommy Milik Kami!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Anak Genius / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga / Romansa
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mawar Jk

Cerita ini season dua dari Istri Kesayangan Bule Sultan. Bercerita tentang perseteruan antar ayah dan anak yang berlomba-lomba merebut perhatian Mommy nya.

"Hari ini Mommy akan tidak bersama ku."

"Tidak! Mommy milik adek!"

"Kalian berdua jangan bertengkar karena karena Mommy akan tidur dengan Daddy, bukan dengan kalian berdua."

"Daddy!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mawar Jk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 17

"Jadi, berapa harganya?" tanya Ainun lagi pada Maizah, dengan nada masih santai, seolah yakin bahwa apapun angkanya, ia tetap mampu membelinya.

Maizah menatapnya sejenak, kemudian dengan tenang menjawab, “Dua puluh satu juta.”

Deg.

Ruangan yang tadinya riuh dengan obrolan ringan dan suara anak-anak, mendadak senyap selama beberapa detik. Bahkan suara sendok yang menyentuh piring pun seolah berhenti. Mata semua orang menoleh ke arah Maizah, dan terutama, ke arah Ainun.

“Gila… mahal banget!” seru Jio yang duduk di sebelah Rika, matanya membelalak. “Itu sih… udah kayak harga motor!”

“Serius dua puluh satu juta?” bisik Lina, setengah tidak percaya.

“Bukan kayak harga motor lagi, itu beneran bisa beli motor!” sambung Jasmin sambil terkekeh kaku, masih tak bisa memproses fakta bahwa sebuah robot mainan kecil yang tampak lucu bisa semahal itu.

Ainun yang tadi duduk paling percaya diri—bahkan nyaris menjanjikan akan membelikan robot serupa untuk anak-anak temannya—mendadak terdiam. Senyumnya mengambang, tak tahu harus menyikapi seperti apa.

Ia memandangi Maizah, mencoba mencari celah untuk membalas secara halus, tapi tidak menemukan apa pun. Justru dirinya merasa kalah—dalam banyak aspek yang tak pernah ia sangka.

Padahal Ainun merasa dirinya selama ini sudah "di atas angin"—dengan pengikut ratusan ribu di media sosial, endorse-an yang tak berhenti, dan penampilan yang selalu glamor. Tapi nyatanya, sebuah robot kecil itu bisa menurunkan harga dirinya.

'Aku harus gimana? Sialan, gara-gara anak si Maizah aku jadi malu seperti ini. Mau ditaruh mana muka ku? batinnya mendidih. Gak mungkin aku terus duduk di sini. Gak mungkin!

Drrtt. Drrtt.

Getaran dari ponsel di tangannya membuyarkan lamunan kalut itu. Sebuah panggilan dari manager-nya muncul di layar. Nama “Kak Mia - Manager📞” tertera terang. Ainun belum mengangkat. Tapi panggilan itu seperti penyelamat baginya.

Wajahnya berubah cepat. Ia tersenyum tipis dan mendongak. “Guys, maaf banget... tapi kayaknya aku harus cabut duluan.”

Semua menoleh padanya. “Eh, kenapa, Nun?”

“Manager aku baru aja hubungi. Ada event dadakan di hotel sore ini, katanya urgent banget,” katanya sambil memasang ekspresi menyesal yang tidak terlalu meyakinkan. “Sumpah, padahal pengin banget ngobrol-ngobrol lagi. Tapi ya, kerjaan tetap kerjaan.”

Tanpa menunggu jawaban, ia sudah berjalan cepat menuju pintu keluar. Hak sepatu merahnya terdengar berdetak mantap di lantai kayu restoran. Tapi langkah itu bukan langkah percaya diri—melainkan langkah orang yang ingin pergi dari panggung sebelum tirai benar-benar jatuh.

Beberapa teman hanya saling pandang dan berbisik pelan.

“Kayaknya bukan karena event, deh…”

“Iya, iya... tadi dia kaget banget pas denger harga robot itu.”

“Hmm, mungkin dia malu juga ya… kan tadi sok mau beliin buat semua anak.”

Maizah, yang duduk di meja bersama Arvid dan anak-anaknya, hanya menatap sekilas ke arah pintu. Ia tidak menunjukkan ekspresi mengejek ataupun senang. Ia hanya… tenang.

"Udah ya gess, kita nikmati aja kebersamaan ini. Ayo lanjut aja." Untuk Rika mengembalikan suasana.

Beberapa teman lain mengangguk. Musik yang tadinya seolah redup, kembali mengalun lembut dari speaker. MC mulai membagikan kupon undian kecil yang akan digunakan untuk permainan dan hadiah di akhir acara. Anak-anak semakin bersemangat, terutama Aidan.

Jadi acaranya sengaja dibuat seperti itu karena tahu, kebanyakan dari mereka sudah berkeluarga dan memiliki anak. Agar anak-anak tidak merasa di pojokkan atau di abaikan mereka membuat acar seperti itu.

“Mommy! Aidan dapet nomor 9! Nomor keberuntungan nih!” serunya sambil mengangkat tangan kecilnya dengan bangga.

Matthew menunjukkan kuponnya ke Maizah tanpa banyak kata. “Tujuh, Mommy.”

“Wah, dua angka yang bagus. Semoga kalian dapat hadiah, ya,” kata Maizah sambil mencium pipi keduanya. Arvid hanya mengangguk pelan, menikmati teh hangatnya sambil sesekali menatap istrinya dengan lembut.

Winda, yang tadi duduk di meja sebelah, ikut menghampiri mereka.

“Zah, boleh duduk sebentar?”

“Tentu. Duduk aja, Win.”

Winda menarik kursi dan duduk dengan senyum canggung. Ia melirik ke arah Arvid, lalu kembali ke Maizah. “Tadi aku dengar pembicaraan kamu sama Rika… kamu keren banget, Zah. Aku sempat ngerasa, kita semua dulu tuh kayak egois ya. Sibuk menilai orang tanpa tahu latar belakangnya.”

Maizah hanya tersenyum. “Itu sudah lama berlalu, Win. Semua orang berubah. Kita semua tumbuh.”

Winda menunduk. “Tapi kamu berubah paling indah, Zah.”

Arvid hanya menoleh sekilas, lalu menatap Maizah dengan bangga. Ia tahu istrinya bukan hanya cantik di luar, tapi juga tangguh dan dewasa di dalam.

Di sisi lain taman, MC mulai memanggil nama anak-anak untuk mengikuti permainan lempar bola warna. Aidan langsung bangkit dari kursinya. “It’s my turn! Kakak Matthew, ayo cepet!” serunya sambil menarik tangan kakaknya.

“Jangan lari-lari, Aidan,” tegur Maizah lembut.

Matthew berdiri pelan, memasukkan kedua tangan ke dalam saku celananya, lalu berjalan ke depan dengan langkah tenang dan mantap.

Cara jalannya langsung menarik perhatian.

“Eh, liat anaknya Maizah. Cara jalannya aja udah berkelas banget,” bisik seorang wanita ke teman di sebelahnya.

“Auranya ituloh, kalem, tenang… kayak bapaknya.”

“Baru juga anak-anak loh. Tapi elegan banget.”

Komentar-komentar itu terdengar sayup di belakang, namun Maizah mendengarnya jelas. Ia menatap Matthew penuh kasih. Anak itu memang seperti salinan kecil Arvid—pendiam, tidak suka jadi pusat perhatian, tapi saat tampil, ia memikat.

Di arena permainan, Aidan sudah lebih dulu melesat ke tempat bola. Ia memegang satu bola warna merah dan langsung melempar ke keranjang dengan semangat.

“Yaaahh! Nggak masuk!”

Matthew hanya tersenyum, lalu mengambil bola biru dan melempar pelan. Masuk.

"Bagus! Ayo kak Matthew, kita harus menang! Seru Aidan bersemangat menyoraki Matthew.

Penonton tertawa melihat interaksi mereka. MC pun ikut menyemangati, “Ayo, kita lihat siapa yang bisa dapat poin terbanyak!”

Setelah tiga ronde, Matthew mendapatkan empat bola masuk. Dia juara satu dari anak-anak yang lain.

“Selamat kepada Matthew!” seru MC sambil mengangkat tangan bocah itu. “Matthew mendapatkan hadiah spesial karena berhasil mengumpulkan poin terbanyak! Tepuk tangan semua…”

Prok prok prok!

Semua orang bertepuk tangan. Aidan pun melonjak kegirangan sambil memeluk kakaknya. “Yeayyy! Kakak menang! Kak Matthew hebat!”

Matthew tersenyum kecil dan membalas pelukan adiknya dengan satu tangan. Ia tidak terlihat sombong atau berlebihan, justru cenderung malu-malu. Panitia memberikan hadiah berupa kotak besar yang dibungkus rapi dengan kertas biru bergambar bintang. Isinya belum dibuka, tapi tampaknya cukup berat.

Arvid yang melihat dari jauh hanya mengangguk puas. Ia bangga pada kedua anaknya. Maizah pun tersenyum lebar, memberikan acungan jempol saat anak-anak itu mendekat ke mejanya.

“Mau buka hadiahnya sekarang atau nanti di rumah?” tanya Maizah sambil mengelus kepala Matthew.

“Nanti aja, Mommy,” jawab Matthew tenang. “Biar Aidan juga bisa buka bareng.”

“Bener banget!” sahut Aidan. “Kita buka bareng, terus kita mainin bareng, oke?”

Matthew mengangguk.

MC kemudian melanjutkan acara. “Nah, untuk adik-adik lainnya, jangan sedih ya! Nanti semua nomor yang kalian pegang bisa ditukarkan dengan hadiah masing-masing. Jadi tenang saja, semuanya dapat, kok! Hanya bentuk dan isinya yang berbeda, tergantung keberuntungan kalian!”

Anak-anak lain yang sempat kecewa langsung bersorak senang. Suasana kembali semarak. Wali dari masing-masing anak mulai membantu mengingatkan nomor mereka untuk disimpan baik-baik sampai akhir acara.

Tbc.

1
Anita Rahayu
buat aja thor romlah dan mia di jauhin tetangga karna jadi biang rusuh biar insaf thor
Santi
kalau sudah hati dipenuhi iri dan dengki ya bgtu jdinya,,bukanny dikasi tahu baik baik malah dibela,sudah jelas2 salah,
Anita Rahayu
Buat mia dan neneknya ganti rugi kalau tidak ancam bawa ke polisi biar kapok gk bikin ulah lagi
Mak Rik: 100% AKU SETUJU.......!!!!!!! KHUSUSNYA. SEKALI SAMA TUH NENEK LAMPIR. BINTI. NENEK SIHIR...... BIAR. KAPOK DN. TOBAT ( SUPAYA NGGAK BIKIN ULAH YG MENGESALKAN DN. MENJENGKELKAN ORG LAIN. / SIAPA2 AJA ATS TINGKAHNYA YG DILUAR NALAR DN PREDIKSI ITU....!!!!! 🤔🤔🤔😱😱☝️☝️☝️☝️😡😡😡😠💖💖💖☹️☹️☹️👌👌👌👌👍👍👍👍👍
total 1 replies
Mak Rik
ADUHHHH ..... GASWAD.....GASWAD.... INI BUDAK PEREMPUAN KICIK( ANAK PEREMPUAN. KECIL ). KELAKUANNYA 11: 12 = DGN NENEK MOYANG LAMPIRNYA ( BU ROMLAH ) SAMA 2 EGOIS , SERAKAH , DN SOMBONG ,. DN. JUGA MUNAFIK...???? UDAH DIKASI PINJAM MAINAN MAHAL ( ROBOT MAX ) NYA AIDAN , BUKANNYA NGEJAGAIN... EH. MALAH NGERUSAK IYA.....????? 🤔🤔😱😱😡😡😡😠😠😠🤭🤭🤭☹️☹️☹️👌👌👌👎👎👎👎👎👎👎👎
Mak Rik
SUKURIN !!!!! RASAIN LO AINUN . .. !!! AKHIRNYA JADI KENA MENTALKAN LO.....!!!!!!!! 🤔🤔😱😱👌👌👌👌👍👍👍😡😡😡😠😠😠🤣🤣🤣😃😃😃😁😁😁
Mak Rik
JADI ORG JANGAN SUKA SOMBONG DN JUGA SUKA PAMER LU NUN.....!!!!! ENTAR LU NYAHOK DN MELONGOK GOBLOK KLO TAU HARGA BONEKA ROBOT YG. DIMAINKAN AIDAN( ANAK MAIZA) INI......????? KEJANG 2 DEH LO....!!!!!! 🤔🤔😱😱☹️☹️☹️😡😡😡😠😠👌👌👌👎👎👎👎👎👎🤣🤣🤣🤣😅😅😅😂😂
Mawar Jk: iy nih hahaha
total 1 replies
eema rahma
selalu menunggu update kelanjutannya
Mawar Jk: terima kasih 🫶🫶
total 1 replies
Heraa Sri
ayo semangat
Asiih Imuet
ayo up lg dong
Asiih Imuet
ayo dong up lg yg banyak
Asiih Imuet
jangan lama" up nya ya
semangatttt
eema rahma
gk sabar nunggu up
Indri Hotmauli
up thorr
Herlina Rahman
up othor
Mak Rik
MANCHAP......!!!!!!! CERITAMU ( S2) INI SERU DN MEMBAGONGKAN......AKU SUKA........AKU SUKA.......SEKALI. LAGI. MANCHAP........!!!!!; 🤔🤔🤔😱😱😱🤭🤭🤭💕💕💕💞💞💞💖💖💖💪💪💪💪✊✊✊✊👌👌👌👍👍👍👍👍🤭🤭
Mak Rik
HIP.....HIP.....HORRE...... !!!!! ALHAMDULILLAH ...... AKHIRNYA AKU KEMBALI BISA MEMBACA CERITAMU INI LAGI KAK OTHOR...... SENENNNGGGG YA LITLE GAYS. RASANYA KLO KALIAN BISA PULKAM YA.....???? APALAGI KLO PULKAMNYA KE TANAH AIR( INDONESIA ) TERCINTA SAAT MUSIM LIBURAN TIBA......,. PASTI SERUH DN RAMAI......!!!!! 🤔🤔🤔😱😱🤭🤭🤭😋😋😋😃😃😃😃😂😂😂😅😅😅🤣🤣😄😄😄😀😀👌👌👌👌👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Serenarara: Ubur-ubur makan sayur lodeh
Minum sirup campur selasih
Coba baca novel berjudul Poppen deh
Dah gitu aja, terimakasih /Joyful/
total 1 replies
ros
ceritanya menarik 👍
my heart
lanjut Thor
Asiih Imuet
lama up nya knp
RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑
akhirnya ad s2 nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!