Love You Kak Kenan

HAPPY READING

pukul 01:00 malam, Kenan sampai di rumahnya membuka pintu dengan kasar dan melihat ada beberapa orang disana sedang mengelilingi jasad ayahnya, ia membuang asal tas miliknya dan segera memeluk jasad sang ayah.

"Ayah bangun... Hiks kenapa ayah tega ninggalin Ken? Mana janji ayah?" tanya Kenan dengan tangis yang memilukan.

Selly menenangkan Kenan "Tan, ayah gak mungkin pergi ninggalin kita kan? Hiks ayah gak Setega itu."

Selly kembali menangis, tak mampu berkata apa apa, rasa hancur dan sedih yang dirasakan oleh beliau.

"Ini semua hiks gara gara Lo bajingan, ayah sakit gara gara mikirin perilaku Lo. Dan gue kehilangan ayah hiks cuman karena lo." Marah Kenzo sembari menunjuk Kenan.

Ken mengangguk "Ken minta maaf Yah, Ken salah tapi Kenan gak suka hal seperti ini." ucap Kenan lagi dan lagi.

"Sabar ya nak, ikhlaskan ayah kalian." Ucap Selly mengelus kedua punggung kedua anaknya.

"Bahkan Kenan belum bisa banggain Ayah hiks ayah udah pergi nyusul ibu hiks. Aku harus ngadu ke siapa lagi yah? Ibu sama Kenzo sangat benci sama Ken." batin Kenan.

❄️❄️❄️

Paginya semua siswa dan juga guru pulang dari tempat camping.

Beberapa jam mereka di perjalanan tibalah di sekolah, mereka pulang ke rumah masing masing.

Beda halnya dengan Caca, Aksel, Rendi dan juga anggota organisasi beserta guru. Mereka segera pergi kerumah Kenan, ketiganya menggunakan mobil milik Aksel yang sepat ia kabari tandinya dan yang lainnya menggunakan bus.

Sesampainya dirumah Ken, bisa mereka lihat rumah itu sudah banyak orang mereka semua segera menghampiri Kenan yang masih saja menangis hingga membuat matanya bengkak.

Mereka duduk di belakangnya Kenan, ingin sekali Caca memeluk Ken dan membiarkan dia menangis di dalam pelukannya.

Semua mereka yang datang kesana merasa sedih dan ada yang menangis saat ayah Kenan ingin di masukkan kedalam peti, Kenan tidak sanggup untuk berdiri.

Sat set sat sat (gitu aja aku gak tau mau buat acaranya kayak mana hehehehe maap yahahhghh)

Tibalah di mereka di pemakaman, ayah Kenan dikubur. Setelah itu semua orang orang meninggalkan Kenan yang teman temannya Kenan berjongkok lemas, ia mengelus batu nisan ayahnya dengan penuh sayang.

Caca maju dan ikut berjongkok disebelah Kenan "Kakak jangan sedih lagi, kasihan ayah kakak, nanti gak bisa tidur nyenyak diatas sana ngeliat kak Ken yang sedih kayak gini." ucap Caca mengelus punggung Kenan.

Kenan mengangguk singkat "Makasih." ucapnya berdiri dan segera pergi meninggalkan mereka semua.

"Kita ikut Ken juga?" tanya Dika.

"Iya, Caca mau nenangin kak Ken, kasihan"

"jangan! Biarkan Kenan sendiri dulu dia pasti gak ingin di ganggu sama siapa siapa untuk saat ini." Bijak Andrew.

"jadi kita pulang?" tanya Dika

"Itu lebih baik." Ucap Andrew dianggukki oleh mereka semua.

Sedangkan Kenan, dia berjalan menuju rumahnya dengan seorang diri.

Sesampainya dia di rumahnya, sang ibu memanggilnya untuk berbicara sebentar.

Dimeja tempat mereka duduk sudah ada berkas dan sebuah kotak kayu yang tampak unik.

"Saya ingin kamu pergi dari rumah ini" ucap Selly to the poin.

"Baik." ucap Kenan pasrah dia sangat malas untuk bertanya banyak hal.

"Ini semua surat wasiat yang di berikan oleh ayahmu kepadamu, dan juga saya sudah menyiapkan satu apartemen untuk kamu tinggal."

Ken menatap semua kertas yang ada dimeja itu "Sudah? Saya akan pergi sekarang." Ujar Kenan dengan begitu datar dan cuek.

"Silahkan ambil itu semua."

Kenan mengambil kertas dan kotak itu, setelah itu ia berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan semua barang barang yang perlu ia pakai.

Selly melihatnya ada rasa kasihan, tetapi dia tidak ingin orang lain masuk dalam keluarga yang bukan keluarga kandungnya.

Kenan membersihkan barang yang mungkin ia perlukan, setelah selesai ia keluar dari dalam kamarnya dengan perasaan yang berat.

Dilihatnya pada Selly yang duduk bersama dengan Kenzo.

"Lo mau kemana?" Tanya Kenzo binggung melihat koper Kenan.

"Ibu yang menyuruhnya, biarkan dia pergi dan hidup mandiri." Ucap Selly menjawab pertanyaan Kenzo.

"Kenapa ibu husir dia? Apa salahnya dia tinggal bersama dengan kita, dia kan tetap keluarga kita." Ujar Kenzo enggan menyebutkan nama Kenan.

"Dia orang lain Kenzo, dia bukan keluarga kita."

"Jadi ayah bukan keluarga kita juga? Kasihan dia Bu." Bentak Kenzo mulai kesal.

"Tidak ada yang harus di libatkan atas ini! permisi." Ucap Kenan melangkah pergi meninggalkan keduanya.

Kenzo menatap sekilas pada ibunya dan berlari mengejar Kenan.

"Woii." Panggilnya membuat Ken berhenti dan berbalik.

"Lo jangan pergi yah." Pinta Kenzo gak tega.

Kenan mengangkat sebelah alisnya keheranan. "Bukannya ini yang Lo mau?" Tanyanya cuek.

"Gue gak pernah bilang gitu, gue..."

"Gue harus pergi, jagain Tante jangan buat dia sakit gara gara Lo."

"Gue gak mau! kalau Lo pergi, gue bakal ikut pergi." Bantah Kenzo

"Jangan jadi bodoh Kenzo!" Ucap Kenan penuh tekanan.

"Tapi kalau Lo pergi yang belain gue kalau ada masalah siapa?"

"Gue akan selalu ada kalau Lo butuh, kita cuman beda rumah, bukan beda dunia."

"Tapi.."

"Gue harus pergi jaga diri dan juga Tante." Ucap Kenan melangkah pergi.

"Bang, gue sayang sama Lo, plis maafin gue yang selama ini jahat sama Lo."

Kenzo tiba tiba memeluk Kenan dari belakang.

Kenan mengangguk singkat. "Gue maafin Lo."

"Abang hati hati dan jaga diri." Ucap Kenzo menatap kepergian Kenan dengan sedih. Kenan kembali mengangguk tanpa berbalik.