Akibat hubungan toxic Ameera sering kali tidak fokus dalam berbagai hal, sang kekasih selalu membuntutinya bahkan menghubunginya setiap saat.
Hal itu berakibat fatal pada malam saat saudari kembarnya meminta Ameera untuk mengantarnya menemui sang suami, akibat mengangkat telepon dari kekasihnya Ameera lalai mengemudikan mobilnya hingga terjadilah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa saudari kembarnya.
Ambeera wafat saat usia kandungannya delapan Minggu, hal itu membuat Ameera dihantui rasa bersalah yang amat sangat besar! Terlebih lagi Liam yang merupakan suami dari Ambeera mengalami depresi parah akibat kematian istri dan calon anaknya.
Liam hanya bisa ditenangkan ketika melihat wajah Ameera, karena itu keluarga besar keduanya memutuskan untuk menjadikan Ameera istri pengganti untuk Liam, siapa sangka ketika depresinya sembuh Liam tidak bisa menerima bahwa Ameera lah yang kini menjadi istrinya.
Ameera harus sabar setiap kali Liam berlaku kasar padanya, baik secara verbal maupun
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Keduanya sudah sama-sama lelah dengan pertengkaran disiang hari ini, tujuan Liam sebenarnya apa datang buru-buru ketika Ameera sudah tiba di rumah? Kenapa malah kembali berbicara seenaknya dan memaki Ameera.
"Kau pergi dengan laki-laki bernama Xander itu?"
"Iya, aku pergi dengan Tuan Xander untuk urusan pekerjaan,"
"Omong kosong, 3 hari kau pergi dengan seorang laki-laki! Cih, berapa laki-laki itu bayar untuk mencicipi tubuhmu?"
"Cukup Liam!
Tapi bukannya berhenti sampai disitu Liam mengeluarkan dompet dari saku belakang celananya, dikeluarkannya semua uang cash yang ada di dompet itu.
Setelah dia memegang semua uang cash yang ada didalam dompet, Liam melemparkan uang-uang kertas itu ketubuh Ameera.
"Itu bukti kalau semua laki-laki bisa membayar tubuh mu!"
Uang-uang kertas itu berhamburan dilantai, dan Ameera yang memang bukan lagi orang yang kaya! Memilih memunguti uang-uang itu, baginya uang tidak boleh dibuang-buang seperti ini! Ameera tau betapa berharganya uang-uang ini untuk orangtuanya.
"Iya bagus begitu, punguti uang-uang itu dasar wanita murahan!" umpat Liam.
Tidak ada lagi air mata dipipi Ameera, rasanya sudah kering dan gersang air mata itu! Hingga tak bisa lagi Ameera menangis ketika diperlakukan sehina ini oleh suaminya sendiri.
Setelah memunguti seluruh uang yang dihamburkan oleh Liam, Ameera memasukkan uang-uang itu kedalam tasnya.
"Karena kau sudah membayar ku kini kau berhak menikmati tubuh ku," dengan suara bergetar menahan amarah.
Liam mendekat lalu mendorong tubuh Ameera hingga tubuh itu jatuh diatas ranjang.
"Cih, aku tidak akaj pernah Sudi menyentuh tubuh mu yang murahan itu!"
"Aku pergi ke Korea Selatan bersama Tuan Xander dan tim khusus dari perusahaan kamu untuk melakukan survei pakaian dan bahan untuk pakaian yang akan kami produksi! Kami pergi sekitar 10 orang, laki-laki 3 orang, dan wanita 7 orang," Ameera menjelaskan kesalahpahaman yang membuat Liam meradang sampai merendahkannya seperti ini.
Ameera memang tidak mungkin mau jika itu hanya pergi berduaan dengan Xander, tapi tim dari perusahaan Xander memang ikut serta ke sana, jadi mereka pergi beramai-ramai dan Xander bukan tipekal laki-laki yang berani menyentuh wanita sembarangan.
Setelah mendengar penjelasan Ameera tentang kepergiannya yang ternyata beramai-ramai, Liam segera pergi dari dalam kamar Ameera.
"Kenapa begini, kenapa Ameera masih saja bersikap baik padaku? Ya Tuhan!" Liam meremat kepalanya sendiri lalu pergi meninggalkan rumah.
Keadaan lelah karena baru tiba di rumah setelah melakukan perjalanan bisnis yang panjang, membuat tubuh Ameera melemah ditambah lagi Liam membanting tubuhnya ke kasur cukup keras, Ameera merasa kepalanya sangat pusing dan pandangan matanya mulai kabur.
"Ya Tuhan kepala ku pusing sekali," lirih Ameera.
Disaat yang sama Xander menelpon, Ameera pun berusaha meraih handphone miliknya yang tergeletak diatas meja kecil! Diangkatnya telepon itu dengan keadaan sakit kepala yang hebat dan tubuh yang lemas.
"Ha-halo Tuan,"
"Ameera kau akan kembali ke kantor kan siang ini?"
"Maaf Tuan apa boleh aku izin tidak kembali ke kantor?"
Terdengar suara Ameera seperti menahan sakit.
"Ra, kau kenapa?" mulai panik.
"A-aku tidak apa-apa Tuan, hanya kepalaku pusing dan tubuhku lemas,"
"Aku akan segera ke rumah mu, kita ke rumah sakit ya,"
"Tapi Tuan, ini merepotkan mu,"
Namun Xander sudah menutup teleponnya dan berlari dari ruangannya untuk segera menuju parkiran! Xander mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi karena Ameera terdengar benar-benar sedang lemas.
Tau Xander akan datang membawanya ke rumah sakit, Ameera memilih berjalan merangkak dari kamar untuk keluar rumah! Pandangan kedua matanya semakin menghitam.
Ameera membuka pintu utama dan tubuh Ameera yang sempoyongan membuat kedua security segera datang menopang tubuh majikannya itu.
"Nona, anda tidak apa-apa? Nona sadarlah!"
"Aku tidak apa-apa, tolong buka gerbangnya sebentar lagi atasan ku akan datang!" pinta Ameera.
Satu security menurut sementara satu security lagi membantu Ameera untuk duduk dikursi yang terdapat di teras rumah. Rupanya Charles masih diam-diam memantau kondisi Ameera.
Dari dekat gerbang, Charles melihat Ameera yang duduk dengan wajah pucat. Charles pun sangat khawatir lalu keluar mobil untuk menghampiri Ameera.
"Aku teman Ameera," Charles memperkenalkan diri pada security.
"Kebetulan Tuan, bisa antarkan nona ke rumah sakit? Nomor handphone Tuan Liam tidak bisa dihubungi soalnya! Dan kalau menunggu atasan nona datang terlalu lama kami takut nona kenapa-kenapa!"
"Tentu! Bantu aku membawa Ameera kedalam mobil!"
"Baik Tuan!"
Charles dan dua security menghampiri Ameera yang sudah lemas tak berdaya.
"Charles,"
"Hei Ra kita ke rumah sakit ya,"
"Tapi Tuan Xander sedang menuju kesini Char," dengan nada bicara lemah.
"Iya aku tau, nanti aku akan memberikan kabar padanya! Kau harus segera dibawa ke rumah sakit sekarang,"
Akhirnya Ameera menurut karena keadaannya semakin terasa lemas dan pusing. Kedua security pun membantu Charles memapah Ameera kedalam mobil.
Mobil Charles melaju untuk mencari rumah sakit terdekat! Melihat kondisi Ameera seperti ini Charles benar-benar menyesal dulu bersikap sangat toxic hingga membuat Ameera mengakhiri hubungan keduanya.
Terlihat sekali Ameera tidak bahagia menjadi istri pengganti untuk Liam. Mobil Charles tiba di rumah sakit dan Ameera segera dibawa masuk kedalam rumah sakit.
Disaat sudah mendapatkan penanganan dari Dokter, handphone Ameera dipegang oleh Charles dan ada panggilan masuk dari Xander.
"Apa ini saingan ku? Lebih baik aku riject saja." Gumam Charles lalu mematikan panggilan masuk dari Xander.
Rupanya Xander sudah tiba di kediaman Ameera dan bertemu kedua security, mengetahui Ameera sudah dilarikan ke rumah sakit oleh teman pria Xander berinisiatif menelpon untuk mengetahui di rumah sakit mana Ameera berada.
"Apa tidak diangkat Tuan?"
"Iya dimatikan!"
"Lebih baik anda pergi ke rumah sakit terdekat, karena nona Ameera pasti dibawa ke sana!"
"Benar juga, ya sudah aku akan mencari Ameera di rumah sakit terdekat!"
Xander kembali masuk kedalam mobilnya untuk menyusul Ameera. Keuda security yang melihat wajah Xander yang khawatir seperti itu merasa aneh m! Atasan dan teman Ameera saja khawatir tapi Liam yang merupakan suaminya tidak pernah sekalipun khawatir dengan keadaan Ameera.
Bahkan disaat keadaan Ameera sakit begini, Liam tidak bisa dihubungi.
Charles sudah diperbolehkan masuk kedalam ruang perawatan Ameera, di sana Ameera sudah dipasang selang infus karena menderita tipes itu yang menyebabkan tubuhnya lemas dan kepalanya pusing.
"Ra, kau sudah lebih baik?" Charles duduk disamping ranjang perawatan.
"Iya sudah lebih sehat berkat kau, terimakasih Charles kau datang disaat yang tepat!"
"Aku sudah bilang kan kita berteman kalau kau butuh bantuan, tolong telpon aku Ra aku tidak mau kau mengalami hal seperti ini lagi,"