Cinta Itu Budeg

Kejadian kemarin sebetulnya membuat Aluna kecewa, tapi dia tak mau terlarut dalam kekecewaannya. Buktinya hari ini, Aluna menyengajakan bangun lebih pagi tanpa harus dibangunkan Bundanya. Dia berniat untuk membuat bekal makan untuknya dan Galang. Sebelum berangkat, Aluna menyempatkan diri untuk mengirimkan pesan untuk Galang.

Assalamualaikum, pagi Galang. Berangkat sekolahnya yang semangat ya. Luna juga baru mau berangkat nih. Kita ketemu di sekolah ya, ada yang mau Luna kasih buat Galang.

" Ayo cepet, Teh. Ayah antarkan dulu ke sekolah." ucap Pak Diki sambil berjalan keluar rumah untuk memakai sepatunya.

Aluna yang masih sibuk melihat handphonenya takut ada balasan dari Galang langsung mengikuti Pak Diki keluar rumah juga dan mengenakan sepatu olah raganya. Kebetulan hari ini ada pelajaran olah raga di jam pelajaran pertama.

Iya.

Balasan pesan dari Galang selalu seperti biasa. Singkat dan tanpa basa-basi.

Setelah menerima balasan dari Galang, Aluna langsung memasukkan handphonenya kedalam tas dan segera naik motor ayahnya.

Sesampainya di sekolah, Aluna langsung mengirim pesan kepada Galang dan menanyakan keberadaannya. Maklum, kekasihnya ini memang punya hobby telat yang sangat mumpuni.

Sudah sampai?

Sudah, Na. Ini baru banget masuk kelas. Mau ngasih apa atuh?

Aku ke kelas kamu aja ya..

Gak apa-apa gitu kalau Luna kesini? Gak malu dilihat teman-teman Galang?

Gak apa-apa, gak akan lama kok

Aluna langsung menghambur pergi ke kelas Galang setelah selesai berkirim pesan dengan membawa paperbag ditangannya.

Sesampainya di kelas Galang.

" Galang nya ada?" tanya Aluna pada teman sekelas Galang yang sedang nongkrong-nongkrong di luar kelas. Aluna benar-benar menebalkan muka untuk bisa menemui Galang.

" Ada..bentar ya." teman sekelasnya langsung melongok kedalam kelas dan berteriak lantang.

" Lang, aya nu neangan..!!! Gaya euy si Galang." teriak temannya dan otomatis mengundang perhatian teman-temannya yang lain.

Galang segera menemui Aluna yang sedang menunggunya di depan kelas.

" Kenapa, Na. Mau kasih apa?" tanya Galang sambil tersenyum, membuat hati Aluna mencelos. Kalau dilihat dengan kebersihan hati yang tinggi, ternyata Galang itu lumayan ganteng juga. Hehe

" Ini..Luna sengaja buatin bekal buat Galang. Dimakan ya." ucap Luna sambil menyerahkan paperbag yang ditentengnya.

Galang menyambut dengan wajah sumringah. Kebetulan sekali tadi Ibu gak buatkan sarapan karena sibuk merawat Galuh, batinnya.

" Makasih ya..Oh iya, maaf buat kemarin, Galang kelupaan. Hari ini Luna pelajaran olah raga?" tanya Galang karena Luna sudah siap dengan seragam olah raganya.

" Iya gak apa-apa..Galang pelajaran pertamanya apa?"

" Olah raga juga.." jawab Galang.

" Waah..sama atuh. Tapi guru olah raganya beda ya? Jadi gak akan sama-sama dong."

" Katanya Pak Anton gak masuk hari ini, diganti Pak Rohman." jelas Galang. Mata Kalia langsung berbinar-binar. Itu artinya mereka akan belajar pelajaran olah raga dengan guru yang sama.

" Kenapa, Luna? kok senyum-senyum gitu?" Galang langsung merasa aneh ketika dilihatnya wajah Luna bersemu merah dan senyum-senyum sendiri.

" Kita olah raganya samaan dong hari ini? Luna jadi maluu.." ucap Luna masih senyam-senyum gak jelas dan membekap mulutnya yang tak bisa berhenti tersenyum. Galang menjengit aneh. Gadis manis, cantik, pintar ini ternyata lebaynya minta ampun.

" Ya udah atuh, Luna balik ke kelas dulu ya. Jangan lupa dimakan bekalnya." Aluna langsung menghambur pergi ke kelasnya untuk mengabarkan hal tersebut kepada Lala.

Setelah Aluna pergi, terdengar suara riuh di kelas Galang. Teman-teman sekelasnya terutama yang laki-laki menyoraki Galang dan bersuit ria karena Galang sudah kedatangan tamu cantik bintang sekolah.

***

Ketika pelajaran olah raga dimulai, Aluna jadi kurang konsentrasi. Setiap saat selalu saja mengecek penampilannya agar terlihat perfect ketika Galang memandangnya. Tapi namanya juga Galang, dia malah sibuk saja bercanda dengan teman-temannya. Kadang saling jitak, kadang juga mengulaskan keringat pada hidung temannya hingga membuat teman-temannya kebauan.

Kedua kelas ini benar-benar berbeda strata. Ketika kelas Galang begitu riuh dengan tawa karena hampir sepertiga dari siswa di kelas tersebut otaknya pada bergeser semua.

Kelas Aluna malah sepi. Mereka terlihat kalem dan fokus belajar tentang materi bola voly pada pertemuan kali ini. Terkadang malah terlihat sensi karena kelas Galang sangat mendominasi dan membuat ribut. Pak Rohman saja sampai kewalahan. Aktif sekali memang anak-anaknya ini ya, Bunda?? wkwkwk.

" Karena sudah tau tentang teknik bermain voli, sok sekarang kita tanding yaa..siswa dari kelas IPS sama siswa dari kelas IPA. Silahkan pilih perwakilannya.." teriak pak Rohman agar terdengar oleh semua siswa.

Kelas IPA langsung mengatur strategi dan memilih anak-anak unggulan berbadan tinggi. Sedangkan anak IPS hanya saling dorong saja mengorbankan temannya, termasuk Galang salah satunya.

" Tah..si Galang sina maen. Galang, maneh maen siah. Mun henteu ku urang diporosotkeun tah calana." ucap Joko teman sekelasnya yang terkenal paling preman. Seluruh teman-temanya langsung tertawa terbahak-bahak. Pak Rohman hanya bisa geleng-geleng kepala. Sudah pasrah sama kelas ini.

( Tuh..si Galang suruh main. Galang, main loe sana. Kalau nggak, entar gue pelorotin tuh celana).

" Anying.." ucap Galang tapi tak ayal maju juga sambil cengengesan.

Aluna yang mendengar nama Galang disebut langsung berdiri dan memberikan semangat 45 nya untuk Galang, sontak saja teman sekelasnya merasa aneh. Yang seharusnya Luna dukung adalah teman sekelasnya, ini kok malah dukung si lumut ijo.

Pertandingan di mulai, semua bersiap di tempatnya. Aluna langsung maju paling depan dan menyoraki Galang agar bersemangat. Lala sampai menarik seragam olah raga Aluna agar temannya ini bisa mengendalikan diri.

Di luar dugaan, ternyata Galang dan kelas IPS memang jago di bidang olah raga. Kelas IPA benar-benar dipecundangi. Karena merasa terhina sudah kalah skor lumayan jauh dari kelas Galang, salah seorang pemain dari kelas IPA memberikan smashing yang cukup keras. Bola menukik tajam, tapi salah arah. Bola malah mengarah pada penonton yang antusias di pinggir lapangan. Bola itu menukik tajam ke arah Aluna yang memang ada di bagian pendukung kelas IPS. Benar-benar membelot Aluna ini.

Galang yang melihat itu, dengan spontan menuju Aluna dan memeluknya. Smashing keras mengenai punggung Galang yang melindungi Aluna hingga membuat Galang meringis kesakitan.

Aluna mematung di tempat, masih syok dengan kejadian yang dialaminya baru saja. Masih syok juga karena Galang tiba-tiba saja memeluknya di hadapan semua orang. Penonton dari kelas IPA dan IPS tak kalah syoknya menyaksikan adegan uwu di depan mereka. Semua orang langsung riuh dengan teriakan dan suitan.

" Suiiit suwiiiiw...si Galang wanian (berani) euy. Menang banyaaak. Hahahha..." teriak Danu teman sebangku Galang. Yang lain langsung tertawa terbahak-bahak.

Dan susul menyusul dengan teriakan lainnya dari orang yang berbeda. Wajah Galang dan Aluna langsung merah padam. Mereka berdua benar-benar merasa malu.

Lala berinisiatif untuk menarik lengan Aluna agar menjauh dari Galang. Pak Rohman langsung mengendalikan situasi agar murid-muridnya tidak semakin barbar meledek mereka.

" Sudah...sudah..tong diheureuyan wae. Karunya eraeun, dak.." (sudah..sudah, jangan diledekin terus. Kasihan udah malu tuh orangnya). Teriak Pak Rohman, sama saja usilnya.

" Ayo lanjutkan pertandingannya...masih ada waktu sebelum istirahat.." teriak Pak Rohman lagi. Semuanya kembali ke tempat semula, termasuk Galang. Kecuali Aluna dan Lala. Badan Aluna seperti menciut malu, dia hanya terduduk di pinggir lapangan dengan lutut yang lemas.

Pertandingan voli pada akhirnya dimenangkan oleh kelas 11 IPS 7, karena skornya memang terpaut cukup jauh. Hingga mereka tak bisa mengejar meski diakhir pertandingan masih bisa mengumpulkan poin.