NovelToon NovelToon
Siapakah Engkau?

Siapakah Engkau?

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Pelakor jahat
Popularitas:470
Nilai: 5
Nama Author: Chiaro

Cassia adalah seorang gadis periang & cantik, ia disayang oleh semua orang sampai-sampai tak ada rasa sedih & sepi yang pernah hinggap dihatinya..

Sampai suatu ketika matanya tidak dapat melihat, dosa apa yang Ia lakukan sampai mendapatkan cobaan terberat dihidupnya..

Akankah Ia dapat melihat lagi & dapatkah Ia menerima cobaan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chiaro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Koq ga kedengeran notif apapun dari hpku yah? dan ternyata hp ku mati, oh iya aku lupa cas hpku semalam.

Tok tok tok...

"Selamat pagi Nona". Panggil Nora dari luar kamarku.

"Masuk Nora". Jawabku dan akupun melanjutkan aktivitasku.

"Nona ada pemuda menjemputmu". Ucap Nora sambil merapihkan barang-barang di mejaku.

"Siapa?". Tanyaku heran.

"Saya tidak tahu siapa Nona, yang pasti pemuda itu hanya menunggu diluar pagar rumah tidak masuk ke dalam, jadi saya tidak menegurnya. Jadi semalam anda pergi dengan siapa Nona? saya harus tahu karena keamanan anda yang utama". Ucap Nora ingin tahu karena semalam aku tidak memberitahunya aku pergi dengan siapa.

"Hanya seorang teman Nora, jadi kamu tidak perlu berfikir lebih banyak dan aku aman bersama dengan temanku, ok.. hehe.... " Jawabku sambil tertawa

"Baiklah aku pergi dulu, sampai nanti Nora". Ucapku pada Nora sambil aku berlari kecil kearah luar rumah karena aku penasaran siapa yang datang menemui ku.

"Hai Dion... Morning!". Sapaku setelah melihat Dion yang datang menjemput ku dan aku masuk ke mobilnya.

"Morning". Jawab Dion singkat lalu Dion menjalankan mobilnya.

"Kamu kenapa apakah kamu sakit?" Tanya aku heran dengan sikapnya yang tiba-tiba jadi pendiam.

"Yah gua sakit hati karena loe!" Jawab Dion ketus sambil tetap menatap lurus kedepan dan tetap menyetir mobilnya.

"Karena aku? Memangnya apa yang aku lakukan?" Tanyaku.

Padahal kamu yang begitu mesra dengan Claudia harusnya aku yang marah, kesal ku dalam hati

"loe gak balas pesan gua, loe kemana tadi malam?"

Deg.. koq Dion tahu aku pergi dan apa dia lihat aku pergi dengan Casen, tapi kan aku memang ga ada affair ama Casen jadi harusnya ga masalah, kan kami cuma temenan aja.

"Oh aku ga balas pesan kamu karena hp aku lowbat dan mati, aku lupa cas hpku, kamu lihat aja sekarang batrenya aja cuma 56%, kemaren malam aku pergi beli roti bakar, habis itu aku pulang kerumah, maaf kalau aku gak kabari kamu, kamu jangan marah lagi yah". Ucapku menerangkan apa yang terjadi.

"Loe kan bisa bilang sama gua kalau mau beli roti bakar, gua kan bisa anter loe, kalo loe memang nganggep gua pacar loe". Ucap Dion yang marah sambil pukul setirnya.

"Iya sorry Dion, aku ga akan lakuin lagi" Jawab ku kaget karena melihat sisi lain Dion.

Setelah itu Dion hanya diam sampai kami tiba di kampus.

"Cantik.. Maafkan gua". Ucap Dion tiba-tiba.

"Gak apa-apa Dion, aku juga salah harusnya aku ngomong sma kamu". Ucap aku sambil melihat ke arah Dion

"Ya gua cuma mau loe anggep gua itu pacar loe, jadi kalau loe butuh sesuatu loe bisa bilang ama gua". Ucap Dion sambil menggenggam tanganku dan menciumnya.

"Ya Dion setidaknya kita bisa saling mengenal sekarang, karena pertemuan kita yang singkat jadi aku belum benar-benar memahami kamu". Ucapku dengan menatap matanya

"Oke cantik, gua suka lihat mata loe, hari ini kita makan siang bareng yah" Ucap Dion sambil memakai tasnya dan bersiap untuk keluar dari mobil.

"Eitttss.. Sebelum keluar dari mobil ayo pakai tetes mata loe, gua gak mau mata loe iritasi" Ucap Dion penuh perhatian padaku.

Lalu aku memakai tetes mata karena akupun sama gak mau mataku iritasi.

Setelah itu kami keluar dari mobil dan berpisah karena harus masuk ke dalam kelas.

"Cas.." Panggil Casen dari kejauhan.

Aku menoleh dan melambaikan tanganku padanya, aku melihat Casen berkeringat karena lari menghampiri diriku.

"Morning Casen, ada apa? Aku harus masuk kelas, oh ya kapan kamu mau beli gitar? Ini sudah sangat lama, aku ga jamin yah kalau aku benar-benar lupa untuk ganti gitarmu, atau kamu mau aku belikan saja, tapi aku gak tahu gitar yang kamu mau" Ucapku panjang lebar.

"Ya ampun Cas, pagi-pagi kamu uda bahas itu aja, aku lihat kamu tadi datang tidak diantar Pak Idin?" Ucap Casen kepadaku tiba-tiba.

"Oh iya aku gak bareng Pak Idin, memangnya kenapa kalau aku bahas gitar, lagipula agar hutangku lunas sama kamu". Ucapku sambil berjalan.

"Casen aku uda mau masuk kelas, kalau ga ada yang mau kamu bahas aku masuk kelas dulu yah, bye" Ucapku lagi sambil aku melambaikan tanganku.

"Makan siang bareng yuk, kamu keluar kelas jam berapa?". Tanya Casen sambil mensejajarkan langkahnya dengan langkahku

"Sorry Casen aku uda ada janji, lain kali aja yah.. Bye aku masuk kelas dulu yah". Ucapku meninggalkan Casen tanpa menunggu tanggapan Casen.

Kelasku dimulai dan aku harus konsentrasi mendengarkan penjelasan dari dosen.

Ting.. Satu pesan masuk dari Dion

"Kelas loe uda selesai?"

"Belum sebentar lagi, kamu mau tunggu dimana, nanti aku kesana!"

"Parkiran seperti biasa".

"Oke tunggu aku yah"

Setelah kelas selesai aku bergegas ke arah parkiran mobil, aku gak mau Dion nunggu kelamaan.

Sesampainya di parkiran aku melihat Dion sedang berbicara dengan Claudia.

"Hai!" Panggilku kepada Claudia dan Dion.

"Hi Cas, aku lihat Dion diparkiran, jadi kupikir kamu pasti ada juga, aku mau kasih kamu tetes mata baru, pasti yang kamu punya uda mau habis" Ucap Claudia sambil menyerahkan tetes mata kepadaku.

"Thanks Claudia". Ucapku sambil mengambil tetes mata dari tangan Claudia.

"Wah kalian mau kemana nih?" Tanya Claudia kemudian kepadaku dan Dion

"Kami mau makan siang, loe ikut aja yah Claudia!". Ucap Dion dan langsung mengajak Claudia.

"Boleh nih, kebetulan aku juga belum makan siang, okelah aku ikut kalian". Ucap Claudia lalu langsung masuk ke dalam mobil Dion.

hhh.... Kapan aku bisa berdua dengan Dion pikirku.

"Ayo cantik, ngapain loe ngelamun disitu" Ucap Dion kepadaku sambil masuk ke dalam mobil.

Akupun masuk ke mobil di samping pengemudi.

"Dion kita mau makan dimana?" Tanyaku pada Dion saat Dion mengendarai mobilnya.

"Ada satu restoran yang gua suka, kita kesana aja yah". Ucap Dion sambil tersenyum ke arahku.

Mobil kamipun melaju dengan kecepatan sedang dan tidak ada yang aku mau bahas dengan Dion karena Claudia ada disini, rasanya tidak ada privasi.

"Sebentar lagi kita lulus kuliah, kamu pasti meneruskan perusahaan orang tuamu yah Cas?". Tanya Claudia to the point padaku.

"Sepertinya begitu Claudia, apakah kamu mau bekerja di perusahaan papaku? Nanti aku akan rekomendasikan kamu ke papaku!". Tanyaku kepada Claudia karena aku pikir gak ada salahnya untuk bantu seorang teman.

"Yah akan kupertimbangkan tawaranmu Cas, thanks" Ucap Claudia kepadaku.

"Kalau kamu Dion?" Tanyaku kepada Dion yang sedang terlihat fokus menyetir.

"Gua nanti kerja diperusahaan orang tua gua juga". Ucap Dion kepadaku.

Ooh ternyata orang tua Dion pengusaha juga, ucapku dalam hati.

Akhirnya kami sampai di restoran yang Dion katakan.

"Selamat siang, buat berapa orang?" Tanya pelayan restoran kepada kami.

"Tiga orang dan saya mau private room yah". Ucap Dion kepada pelayan restoran.

"Dion kenapa harus private room, kan kita cuma mau makan siang aja". Ucapku pada Dion.

"Cantik kalau ada private room kenapa harus makan bareng orang-orang, kan kita jadi gak keganggu juga". Ucap Dion kepadaku sambil Ia mengikuti pelayan restoran ketempat yang disediakan.

"Silahkan tuan dan nona, ini buku menu kami, jika sudah selesai memilih tekan tombol di meja, maka kami akan segera datang, terima kasih". Ucap pelayan restoran itu sambil ijin keluar dari private room.

"Cantik loe mau makan apa?" Tanya Dion kepadaku sambil melihat menu makanan.

"Kamu aja yang milih Dion, nanti aku makan bareng aja, Claudia kamu mau makan apa?" Tanyaku pada Claudia.

"Aku juga makan bareng aja". Ucap Claudia sambil melihat sekeliling ruangan.

Ruangan private room ini didominasi dengan warna gold, dengan tanaman di setiap sudutnya yang terkesan asri, ada tv ditengah-tengah ruangan dan ada mesin karaoke.

Setelah selesai melihat menu, Dion segera memencet Tombol untuk memanggil pelayan, segera pelayan datang dan Dionpun memesan makanan.

"Saya pesan lobster panggang keju, bebek panggang, sapo tahu dan sup sarang burung walet, nasi putih tiga, satu juice strawberry, satu juice jeruk dan satu es shanghai" Ucap Dion kepada pelayan restoran.

"Kamu ga salah Dion makan sebanyak itu?" Tanyaku kepada Dion sebelum pelayan restoran itu pergi.

"Gak salah, kenapa memangnya?" Tanya Dion kepadaku.

"Ya uda terserah". Jawabku bingung

Siapa yang mau menghabiskan makanan itu pikirku, itu seperti makanan untuk jamuan. Kulihat Claudia hanya diam memperhatikan aku dan Dion.

Tidak lama makanan datang dan kamipun mulai makan.

"Loe gak makan lagi cantik?" Tanya Dion kepadaku sambil meneruskan makannya.

"Aku uda kenyang Dion, maaf aku gak bisa habisin makanannya!" Jawabku, karena perutku benar-benar sudah full, sampai juice strawberrypun gak sanggup aku habiskan lagi.

Kulihat Claudia dan Dion masih meneruskan makannya.

Tiba-tiba Dion memencet tombol untuk memanggil pelayan restoran, datanglah pelayan restoran itu, kupikir Dion mau membayar makanannya, ternyata makanan sisanya mau dibungkus saja.

"Cantik kenapa kamu lihat gua kaya gitu? sayang kan makanannya kalau dibuang, masih banyak sisanya, mau gua bawa kerumah aja buat pelayan dirumah gua". Ucap Dion kepadaku karena Dion melihat raut wajah heran di wajahku.

"Oh.. " Hanya itu jawabanku.

Lalu tiba-tiba hp Dion berbunyi.

"Halo, apa? Bentar-bentar gua kesana!" Ucap Dion pada seseorang di telepon.

"Cantik, Claudia, gua duluan yah, ada yang urgent nih.. loe pada bisa kan balik sendiri ke kampus?" Tanya Dion kepadaku dan Claudia

"Tenang aja ga usah khawatirin kami, ya uda pergi sanalah kalau urgent!" jawab Claudia langsung kepada Dion.

"Bye nanti gua hubungin loe yah cantik". Ucap Dion sambil berlalu keluar dari ruangan private room.

Setelah tak ada Dion, Claudia mengajakku kembali ke kampus.

"Sebentar Claudia, aku pakai tetes mataku dulu!" Ucapku..

"Oke" jawab Claudia.

Setelah selesai memakai tetes mata, aku dan Claudia berjalan keluar dari private room restoran dan saat kami hendak keluar restoran, seorang pelayan restoran memanggil kami.

"Maaf Nona, tagihannya belum dibayar!" Ucap pelayan restoran itu.

1
lin
seru nih...semangat thorr lanjutkan..jangan lupa mampir
Meliora
Puas hati!
aratanihanan
Camilan plus cerita ini, combo pas banget.
Khansa_nana_jennie22
Menginspirasi banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!