Kisah seorang menantu yang pernikahannya hancur karena ibu mertuanya yang memaksa putranya untuk menikah lagi dengan alasan sang menantu mandul. Vanniya harus merasakan sakit hati melihat kemesraan sang suami bersama madunya hingga ia membalas rasa sakit ini kepada ibu mertuanya.
Suatu hari ibu mertua Vanni mendapati sang suami membawa wanita lain ke rumahnya dengan status sebagai istri kedua. Wanita itu terduduk lesu, Vanni yang melihatnya segera mendekatinya.
" Bagaimana ma? Manis bukan madu yang aku kirimkan untuk mama?"
Bagaimana usaha Vanni balas dendam kepada ibu mertuanya? Apakah setelah ini Vanniya akan kembali kepada sang suami atau ia memilih meninggalkan suaminya dan menjalani kehidupan barunya?
Ikuti dan dukung kisah mereka berdua.
Baca pelan" dan tidak perlu boomlike karena akan mengurangi performa karya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CERAIKAN HANA!
Sampai di rumah sakit, Andreas segera mendapat perawatan medis dari dokter ternama di rumah sakit xx. Nyonya Ratna dan Vanni menunggu di luar ruang unit gawat darurat. Nyonya Ratna nampak cemas dan begitu khawatir terhadap keadaan Andreas saat ini, ia juga sudah menghubungi tuan Ardi namun tidak juga di angkat. Ia merasa benar benar hidup sendiri saat ini.
" Bagaimana nyonya? Apa anda sudah menyadari semua kesalahan anda beserta akibatnya?" Ucap Vanni menatap nyonya Ratna sambil tersenyum sinis.
" Mama tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya Vanni. Mama minta maaf padamu nak, apa yang harus mama lakukan supaya kamu mau memaafkan kami?" Tanya nyonya Ratna menatap Vanni.
" Tidak perlu melakukan apapun nyonya, saya tidak tertarik untuk kembali ke keluarga anda. Saya hanya bisa mendoakan semoga mas Andreas baik baik saja. Saya pulang."
Setelah mengatakan itu Vanni meninggalkan nyonya Ratna sendiri. Nyonya Ratna hanya bisa menatap kepergian Vanni dengan penuh rasa kecewa. Sebelum Vanni benar benar menghilang, nyonya Ratna dapat melihat Vanni bertemu dengan seseorang yang familiar baginya. Ia pun segera menghampiri mereka.
Semakin dekat semakin nampak siapa orang yang saat ini berbincang dengan Vanni.
" Hana." Gumam nyonya Ratna saat melihat Hana berdiri di depan Vanni. Nyonya Ratna segera melebarkan langkahnya.
" Hana, kau dan Vanni terlihat begitu dekat. Apa kalian ada hubungan kekerabatan?" Tanya nyonya Ratna membuat mereka terkejut.
" Tentu saja aku mengenalnya nyonya. Aku yang mengirimnya untuk masuk ke keluarga anda." Sahut Vanni tanpa rasa takut. Bukan kah nyonya Ratna sudah tahu kalau Vanni yang sengaja membawa Hana ke dalam rumah tangganya? Pikir Vanni.
Tap tap tap..
Suara sepatu tuan Ardi terdengar mendekati mereka. Nyonya Ratna menatap sang mantan suami dan Hana secara bergantian.
" Pa, kemarin aku belum sempat bertanya asal usul Hana dari keluarga mana." Ujar nyonya Ratna.
" Memangnya kau mau apa Ratna? Kita sudah tidak punya hubungan lagi jadi stop kepoin rumah tanggaku." Sahut tuan Ardi.
" Sepertinya Hana tidak setulus perkiraan papa. Dia menikah denganmu karena dia di bayar oleh Vanni untuk menghancurkan pernikahan kita. Vanni ingin balas dendam kepada mama pa." Ujar nyonya Ratna.
Tuan Ardi menatap Vanni, " Apa kalian saling kenal?"
Vanni terkejut dengan pertanyaan mantan ayah mertuanya pasalnya Vanni kira Hana sudah memberitahu semuanya kepada tuan Ardi.
" Perlu kamu ketahui pa, menantumu ini ternyata dari keluarga Azkara. Dia bukan yatim piatu seperti yang dia bilang kepada kita selama ini."
" A.. Apa? Keluarga Azkara?" Tanya tuan Ardi memastikan.
" Iya pa, dia putra satu satunya dari tuan Azka Azkara pa."
Tuan Ardi langsung menatap Hana, " Jadi Vanni keponakanmu?" Selidik tuan Ardi.
" Apa? Jadi Hana juga dari keluarga Azkara?" Tanya nyonya Ratna tak percaya. " Pa jika mereka satu keluarga, sudah dapat di pastikan kalau mereka sekongkol untuk memecah belah keluarga kita pa. Dia menikahimu bukan karena dia mencintaimu, semua dia lakukan karena membantu Vanni untuk balas dendam pada mama." Imbuh nyonya Ratna.
Tuan Ardi kembali menatap Hana, kali ini tatapannya terlihat menuntut.
" Benar begitu Hana?" Selidik tuan Ardi.
" Bu.. Bukan begitu mas. A.. Aku.. Aku.. " Mendadak Hana menjadi gagap. Ia tidak tahu apa yang harus ia jelaskan kepada suaminya.
" Apa itu artinya kau sendiri yang mencampurkan obat ke minuman kita dulu?" Selidik tuan Ardi. Jujur, jika sampai Hana mengatakan iya, maka kekecewaan tuan Ardi menggunung sudah.
" Jadi kamu menikahi dia karena kamu sudah menyentuhnya lebih dulu pa." Ucap nyinya Ratna, tuan Ardi tidak meresponnya ia masih memandang Hana yang menundukkan kepala seperti orang ketakutan.
" Itu artinya kalian menikah bukan karena cinta. Kalau begitu ceraikan saja dia pa, dan kembali pada mama. Mama akan memaafkan kesalahan papa yang satu ini." Imbuh nyonya Ratna.
" Kalau begitu ceraikan saja." Sahut Vanni membuat tuan Ardi dan Hana terkejut. " Masih banyak pria di luaran sana yang menanti tante Hana menjadi janda. Bahkan pria pria itu jauh lebih muda dan lebih tampan di tambah lebih mapan darimu ayah mertua. Dengan begitu ayah mertua telah memberikan kesempatan kepada tante Hana untuk memilih." Sambung Vanni.
Hana menggelengkan kepala menatap sang suami.
" Mas kecewa padamu Hana, mas tidak menyangka kau pandai memainkan sandiwara ini. Mas jadi berpikir, mungkin kamu tidak mencintai mas. Kamu mengatakan itu demi suksesnya sandiwaramu ini bersama dengan keponakanmu. Tapi meskipun mas kecewa padamu, mas tidak akan pernah melepaskanmu. Mas tidak akan pernah menceraikanmu. Sekali kau menjadi milik mas, maka selamanya kau akan tetap menjadi milik mas karena mas benar benar mencintaimu. Cinta mas tulus dari dalam hati tidak peduli apa yang kau rasakan saat ini." Ucap tuan Ardi.
" Buka mata kamu pa! Dia bukan wanita baik baik." Ujar nyonya Ratna mencoba menghasut mantan suaminya.
" Diam kau Ratna! Kau tidak boleh menghina istriku seperti itu. Ini masalah rumah tanggaku, jadi kau tidak perlu ikut campur. Ingat! Kita sudah bukan siapa siapa lagi. Aku ke sini karena tadi Hana bilang kalau Andreas sakit. Jadi aku ke sini hanya untuk Andreas karena bagaimana pun dia putraku satu satunya."
Setelah mengatakan itu tuan Ardi melenggang pergi meninggalkan mereka menuju ruang unit gawat darurat. Nyonya Ratna segera menyusulnya.
Hana menghela nafasnya dengan mata berkaca kaca menatap kepergian suaminya.
" Maafkan aku tante! Karena aku tante harus menghadapi masalah seperti ini. Jika tante ingin mengakhiri hubungan ini, aku bisa bantu tante. Aku akan membuat pihak pengadilan agama mengabulkan gugatan tante." Ujar Vanni menyentuh bahu Hana.
" Tidak sayang, ini masalah tante. Tante bisa menyelesaikannya sendiri tanpa harus ada perpisahan. Bukan kah tadi ayah mertuamu bilang kalau dia tidak akan pernah menceraikan tante? Maka tante akan mewujudkannya." Ucap Hana sambil tersenyum.
" Cie cie yang udah jatuh cinta." Goda Vanni.
" Ini anugerah Vanni, anugerah bagi orang orang yang bersyukur adalah kebahagiaan. Meskipun awalnya cara tante salah mendapatkannya namun rupanya Tuhan telah memudahkan jalannya. Tante ke sana dulu." Ujar Hana menyusul suaminya.
Vanni menggelengkan kepala melihat tingkah tantenya. Ia pun melanjutkan langkahnya keluar dari rumah sakit.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di dalam kamar Vanni, Tama nampak mondar mandir di depan pintu dengan perasaan gelisah. Ia menunggu kepulangan Vanni atau pun telepon dari Vanni untuk menjemputnya di rumah sakit. Namun sampai saat ini ponselnya pun masih senyap. Tidak ada tanda tanda Vanni akan meneleponnya atau pun pulang dengan sendirinya. Hal ini membuat pikiran Tama tidak tenang.
" Ya Tuhan, jangan sampai Vanni luluh dan mau kembali kepada Andreas. Saya tidak rela ya Tuhan, apalagi Vanni telah mengandung anakku. Aku tidak mau di pisahkan dari ibu dan juga anakku." Monolog Tama.
Tama pun duduk di tepi ranjangnya, sesekali ia melihat ponsel yang berada di atas nakas. Tiba tiba...
Drt... Drt...
Tama langsung menyambar ponselnya begitu melihat siapa yang meneleponnya. Tama hendak mengangkat panggilannya namun ia khawatir jika Vanni menelepon untuk membatalkan pernikahannya. Lalu ia mengembalikan ponsel ke tempat semula.
Drt... Drt.. Drt...
Ponsel Tama kembali berdering, ia hanya menatap layarnya yang nampak menyala.
Ting..
Rupanya Vanni mengirimkan pesan setelah teleponnya tidak di angkat.
Kalau tidak di angkat pernikahan ini bakal aku batalkan
Setelah membaca pesan dari Vanni, Tama langsung menelepon balik Vanni.
Tut... Tut...
Klik..
" Halo sayang, maaf aku tadi tidak dengar kalau kamu telepon." Dusta Tama setelah Vanni mengangkat teleponnya.
" Jemput aku mas sekarang."
Betapa girangnya Tama saat mendengar perintah Vanni.
" Baik sayang, tunggu sebentar ya aku langsung meluncur ke sana." Tama langsung berlari keluar setelah mematikan sambungan teleponnya tanpa menunggu jawaban dari Vanni.
Vanni menghela nafas di sebrang sana. Setelah lima belas menit ia menunggu, akhirnya mobil Tama terlihat memasuki halaman rumah sakit.
Saat mobil Tama berhenti, Vanni langsung masuk ke dalam. Namun sebelum Vanni memasang sabuk pengamannya tiba tiba Hana memanggilnya.
" Vanni, Andreas.. " Ucap Hana dengan nafas terengah engah.
Vanni pun membuka pintunya, " Ada apa dengan mas Andreas tante?" Tanya Vanni.
" Andreas.... "
TBC....