Gairah Terlarang Lolly

"Lolly, sini nak."

Panggil Oma, meminta Lolly duduk disebelahnya.

"Ya ada apa Oma?"

"Sudah waktunya Oma kembali pulang ke rumah Oma sendiri, selama beberapa hari tinggal dan menginap disini. Oma senang sekali dengan perhatian dan masakanmu yang enak." puji Oma mengelus sayang rambut Lolly.

"Syukurlah, kalau Oma senang dan menyukai masakan Lolly."

Oma meminta asistennya membawakan sebuah kotak berwarna merah hati, lalu Oma memberikannya ketangan Lolly.

"Lolly, ini untuk kamu nak. Terimalah."

"A_apa ini Oma?" tanya Lolly dengan tatapan bingung.

"Bukanlah nak?"

Dengan tangan gemetar dan sedikit ragu, Lolly membuka kotak berbentuk hati tersebut. yang berisikan sebuah kalung berlian yang berkilau begitu indah.

"Kalung ini sangat indah dan mewah."

"Ini untukmu nak, apa kamu menyukainya?"

"Su...sukaa..., tapi kenapa Oma memberikannya pada Lolly."

"Karena Oma menganggap mu bukan orang lain lagi Lolly, Oma sangat menyayangimu sama seperti Vadel." ucap Oma tulus.

"Maaf Oma, tapi Lolly merasa tidak pantas menerimanya."

"Please jangan tolak pemberian Oma, anggap saja sebagai hadiah dan kenang-kenang dari Oma."

Oma dengan lembut menarik tangan Lolly agar duduknya lebih dekat, lalu Oma membantu memasangkan kalung tersebut dileher Lolly, sehingga terlihat begitu indah dan sangat mewah. Lolly menatap pantulan wajahnya dikaca seakan tidak percaya jika tengah mengenakan perhiasan mahal dengan harga fantastis.

"Jangan pikirin kakakmu Bella, kalaupun dia disini. Tentunya Bella akan ikut senang melihatnya."

"Terimakasih Oma."

"Kalau begitu, Oma pulang dulu. Jaga dirimu baik-baik ya nak."

"Iya, Oma juga jaga kesehatan ya. Obat-obatan Oma juga diminum secara teratur."

"Tentu sayang."

Mereka berpelukan hangat layaknya hubungan nenek dan cucu yang sesungguhnya.

Lolly mengantarkan Oma sampai teras utama, sedangkan Vadel tidak bisa melepas kepulangan Oma. Mengingat dia harus memimpin rapat tahunan yang tidak bisa dia wakilkan, sehingga Oma berpamitan melalui sambungan Vidio call saja, namun sudah cukup membuatnya bahagia.

Setelah kepergian Oma, Lolly kembali merasa sangat kesepian dirumah sebesar ini. Sebuah notifikasi pesan masuk membuyarkan lamunannya.

"Pesan dari Mas Vadel?"Lolly segera membuka pesan WA yang masuk ke ponselnya.

"Lolly, apa kamu sedang sibuk?"

"Tidak mas, Lolly lagi dirumah sendirian."

"Bisa siapin mas makan siang, Bosan makanan disini tidak enak."

"Bisa mas, tunggu sebentar Lolly siapin dulu ya." balas Lolly, bagaimanpun Lolly masih berusaha menghormati Vadel sebagai kakak iparnya.

"Oke, dalam waktu dua puluh menit mas akan segera sampai di rumah." balas Vadel.

"Tumben, katanya ada rapat besar. Tapi kenapa mas Vadel menyempatkan waktu untuk pulang kerumah hanya sekedar ingin makan." gumam Lolly mulai menyiapkan bahan-bahan masakan kesukaan Vadel, yang sudah diberitahu oleh Oma sebelumnya.

Tengah asyik dengan masakannya, tiba-tiba sepasang tangan kekar memeluk Lolly dari belakang. Refleks gadis itu terlonjak kaget.

"Mas Vadel?"

"Ya sayang."

Lolly segera membalikkan badannya, melepaskan pelukan Vadel.

"Mas, jaga sikapmu."

Lolly mundur beberapa langkah kebelakang begitu Vadel berjalan semakin mendekatinya. dia sudah melihat gelagat Vadel yang mencurigakan. tubuh Lolly mentok didinding tidak ada celah untuknya kabur karena Vadel sudah mengunci pergerakannya.

"Lolly, aku kembali menginginkanmu." bisik Vadel membuat Lolly semakin gugup, karena tubuhnya sudah berada dalam dekapan dada bidang Vadel. Sekarang jarak mereka tidak ada jeda, bibir Vadel hanya beberapa inci lagi akan menyentuh bibir Lolly.

Wajah Vadel mendekatkan dan semakin mendekat, perlahan Lolly memejamkan matanya. meskipun hati dan pikirannya ingin menolak namun tidak dengan bahasa tubuhnya yang begitu menikmati setiap sentuhan Vadel yang begitu memabukkan.