Tidak pernah terbayang jika malam yang dia habiskan bersama pria asing yang memberinya uang 1M akan menumbuhkan janin didalam rahimnya.
Salsabila, gadis cantik berusia 26 tahun itu memutuskan merawat calon anaknya seorang diri. Selain tidak mengenal ayah dari calon anaknya. Rupanya pria itu sudah memiliki tunangan dan akan segera menikah.
Mampukah Salsabila menghadapi kerasnya hidup saat dia hamil tanpa suami?. Apalagi dia hamil diluar nikah!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia Istriku
"Jadi kamu wanita ja*lang yang sudah merebut calon suamiku!."
Ucapan Salwa tak hanya membuat semua orang terkejut. Bahkan Salsa seketika membeku melihat kedatangan mantan tunangan suaminya.
Salwa menatap Salsa sengit. Terlihat jelas kebencian dimata gadis itu walau tertutup dengan mata sembabnya,
"Salwa, jaga bicaramu," tegur Dirga.
"Kenapa Om? Benar bukan? Dia sudah merebut Azka dariku. Bahkan kami seharusnya menikah dua minggu lagi. Tapi apa? Dengan tidak tahu dirinya, dia datang dan merusak semua mimpi indah kami!."
Salsa tertunduk, dalam hati tentu dia merasa bersalah. Seharusnya bukan dia yang menikah dengan Azka, tapi perempuan dihadapannya. Azka masih diam, dia ingin melihat sampai mana Salwa akan bertingkah.
"Salwa, terimalah keputusan ini dengan hati yang ikhlas. Kamu dan Azka tidak berjodoh!," tutur Gita dengan lembut.
"Itu karena perempuan ini!," tunjuk Salwa pada Salsa. "Dia merusak semua rencana indah dan impian kami. Seharusnya sebagai sesama perempuan, dia masih punya hati untuk tidak berlaku jahat pada perempuan lain. Tapi lihatlah, dia begitu bahagia karena sudah menjadi istri dari Azka Ibrahim. Posisi yang seharusnya menjadi milikku!."
"Salsa tidak seperti itu. Dia juga terpaksa menerima semua ini karena keadaan!," sahut Maria tidak terima karena wanita didepan mereka terus saja menyudutkan putrinya.
"Keadaan?." Salwa tersenyum remeh, "Keadaan yang seperti apa? Masuk dan menghancurkan hubunganku dengan Azka? Itukah yang disebut terpaksa?."
"Sebaiknya kamu menerima kenyataan, Kak. Kamu dan bang Azka tidak bisa bersama!", timpal Saga. Dia sudah jengah mendengar rengekan Salwa sejak tadi.
"Sejak awal kamu memang tidak suka dengan hubunganku dan Azka. Tentu saja kamu akan mendukung wanita ini. Tidakkah kau berfikir, dia itu hanya mengincar harta Azka. Perempuan dari kelas rendah, apa lagi tujuannya kalau bukan harta."
"Cukup!! Kamu sudah keterlaluan, Salwa. Bagiamanapun Salsa adalah istriku sekarang. Dan kamu tidak punya hak menghina dia seperti itu!," ucap Azka dengan tegas.
Salwa menatap Azka dengan sendu, "Kamu berubah, Mas. Hanya karena dia kamu berani membentakku. Apa lebihnya dia dibanding aku? Apa?!!."
"Aku tidak harus menjelaskan apa kelebihan Salsa padamu. Tapi yang jelas, dia istriku sekarang. Dan aku mohon padamu, lupakan aku. Aku yakin, banyak pria diluar sana yang jauh lebih baik dariku!."
Salwa menggeleng, dia menatap Azka dan Salsa bergantian. "Inikah yang aku dapat setelah semua cinta yang aku berikan?. Kamu tega, Mas. Aku kurang apa? Aku salah apa? Aku setia, aku mencintai kamu dengan tulus. Tapi apa balasan yang kamu berikan. Dua minggu lagi harusnya menjadi hari bahagia kita. Tapi kamu malah menikahi wanita lain!."
Gita ikut meneteskan air mata melihat Salwa meluapkan perasaannya. Bagaimanapun, akan sulit melupakan kenangan yang mereka lalui bertahun-tahun begitu saja. Namun apa mau dikata, takdir tidak menyatukan mereka. Dan inilah yang terbaik untuk keduanya.
"Salsa!," Gita menahan tangan sang menantu saat perempuan itu hendak terhuyung. Azka yang melihat itu langsung menghampiri sang istri.
"Kamu tidak apa-apa?," tanya Azka khawatir. Salsa menggeleng lemah, wajahnya sedikit pucat.
"Sebaiknya bawa Salsa ke kamar, Bang. Dia terlihat kelelahan!," ucap Dirga
Azka mengangguk lalu menggendong Salsa menuju kamar. Hal itu tak luput dari pandangan Salwa. Hatinya semakin perih melihat Azka yang begitu perhatian pada istrinya.
"Aku izin menemani Salsa!," ucapan Maria yang diangguki oleh Gita. Saat ini, menantunya pasti butuh dukungan seorang ibu.
"Kamu mau kemana?," tanya Dirga saat melihat Salwa hendak menyusul Azka.
"Aku belum menyerah, dan tidak akan pernah menyerah. Aku akan mengambil Azka-ku lagi!," Salwa berjalan menuju tangga.
"Kamu tidak bisa kembali pada Azka. Dia sudah menjadi suami Salsa!," tegur Dirga lagi
"Suami Istri pun bisa berpisah. Lagipula, aku yakin Mas Azka masih mencintaiku!."
"Berhentilah, Salwa. Jangan sakiti dirimu sendiri. Azka sudah menikah. Dan dia akan segera menjadi seorang ayah!."
Deg
Salwa membeku, langkah kakinya berhenti tiba-tiba. Perkataan Dirga seolah meruntuhkan semua harapannya.
"Ku*rang ajar. Jadi putramu menikahi wanita itu karena dia menghamilinya?."
Danar terlihat begitu marah, belum reda kecewa juga amarahnya pada Azka. Kini dia harus mendengar fakta yang lebih menyakitkan.
"Semua terjadi karena ketidaksengajaan!."
Danar tertawa lantang, "Ketidaksengajaan kamu bilang? Bagaimana bisa sampai hamil kalau semua hanya ketidaksengajaan!!." Pria paruh baya itu menatap putrinya yang semakin menangis. "Kamu lihat kan, Sal? Tidak ada lagi yang bisa kamu harapkan dari pria ba*jingan itu. Jadi berhenti menyakiti diri sendiri. Kamu terlalu berharga untuk pria seperti Azka!!."
Salwa membisu, hanya isakan kecil yang terdengar dari bibirnya.
"Papamu benar, Sal. Aku memang ba*jingan. Jadi berhentilah mengharapkan pria sepertiku. Kamu pasti bahagia dengan orang lain!."
"Kamu benar. Aku akan memastikan kebahagian putriku setelah ini. Dan aku juga akan memastikan bahwa kamu tidak akan pernah bahagia!."
semangat thor