Terpaksa Menikahi Wanita Malam

Setelah memeriksa CCTV beberapa ruangan untuk mencari keberadaan Alex, akhirnya kini Angel tahu dimana dia, oh! mereka, karena jelas sekali kalau Veren dan Alex masuk kedalam kamar tahu. Tidak tahu apa yang mereka lakukan, yang jelas apapun itu, Angel benar-benar akan membuat perhitungan dengan Veren.

Klek....

Perlahan-lahan Angel membuka pintu, jangan tanya kenapa dia melakukan itu, karena dia sendiri juga bingung, padahal ia datang kan ingin memberi perhitungan dan memergoki keduanya yang bersama semalaman, sungguh aneh? Angel malah seperti takut akan mengganggu dan tanpa sadar dia membuka pintu perlahan. Jalannya juga sedikit mengendap karena tidak ingin menimbulkan suara.

Deg.....

Debaran jantung Angel benar-benar begitu kuat hingga telinganya mampu mendengar detak demi detak suara jantungnya yang berirama di dalam dadanya. Melihat apa yang terjadi sungguh dia benar-benar sangat marah. Alex, laki-laki yang selama ini setia kepadaya, laki-laki yang tidak pernah menoleh ke arah wanita lain, laki-laki yang selama ini ia perjuangkan hingga harus mengkhianati keluarganya sendiri. Bagaimana bisa? bagaimana bisa dia memeluk wanita dengan begitu nyaman? bahkan saat tidur bersamanya saja, Alex malah tidak bisa kalau bersentuhan kulit terlalu lama. Marah? iya, kesal juga iya, kecewa, dan juga terluka hatinya.

" Alex? " Panggil Angel lirih, mungkin hanya dia yang bisa mendengar nya. Tangan Angel mengepal, tatapan matanya juga mulai redup dan sudah mulai menangis tanpa suara. Ibu Mila yang baru saja sampai terkejut melihat Angel menangis, tapi lebih terkejut lagi saat matanya geser dan melihat Alex juga Veren tidur dengan nyenyak, malah begitu mesra karena mereka saling memeluk erat.

" Alex! " Panggil Ibu Mila dengan nada tinggi agar Alex maupun Veren segera terbangun. Iya tentu saja mereka akan bangun, memang siapa yang tidak akan bangun kalau mendengar suara menggelegar seperti geluduk di tengah hujan badai.

Alex dan Veren yang mulai tersadar dari tidurnya sontak saling melepaskan dekapan mereka. Alex yang baru menyadari jika istrinya menangis, barulah dia mendesah sebal. Iya, semua ini juga bukan keinginannya, dia juga tidak ingin memperkeruh suasana dengan tidur bersama Veren. Tapi, ini semua sungguh tidak sengaja, bahkan Alex juga terheran-heran sendiri. Kalau dilihat dari posisi saat mereka mulai bangun tadi, jelas kalau mereka tidak banyak mengubah posisi saat tidur. Ditambah saat melihat mata Veren yang merah, tentu dia juga baru bangun tidur dan itu pasti bukan ulahnya untuk membuat Angel cemburu.

" Alex, kenapa kau melakukan ini? " Dengan bibir yang gemetar menahan tangis, Angel menatap Alex sembari meminta sebuah penjelasan.

Alex mulai bangkit dari posisinya, lalu berdiri meski dia masih pusing karena belum benar-benar hilang dari pengaruh tidur lelapnya.

" Aku tidak sengaja, Veren, "

Plak.....

Angel menampar keras pipi Alex hingga pipi si pria tampan itu memerah. Alex menghela nafas, tapi tak berniat marah atau apapun. Dia malah terlihat jelas menahan diri agar tidak terpancing emosi dari caranya mengeraskan rahangnya.

" Angel! " Ibu Mila melotot tajam ke arah menantu kesayangannya itu. Tentulah sebagai seorang Ibu, dia merasa tidak rela melihat putranya ditampar oleh orang lain meski itu adalah menantunya sendiri.

" Ckckck..... " Veren yang sedari tadi hanya menjadi penonton sungguh merasa termanjakan matanya pagi ini. Perkelahian tiga ekor manusia yang menyenangkan. Hanya saja, baru menampar sekali sudah dibentak oleh si Ibu mertua yang katanya lemah lembut itu.

" Semalam sudah melempar barang ke kepala suami sampai berdarah, sekarang menamparnya, hah! dasar istri lemah lembut! suami, jaga baik-baik burung mu ya? aku takut senior akan membahasnya saat dia kesal lagi nanti. "

" Jadi, kau melukai anak ku sampai berdarah?! " Tanya Ibu Mila dengan tatapan marahannya.

" A, Aku, " Angel mengepalkan tangannya yang gemetar. Iya, dia baru mengingat kembali semua dengan jelas.

" Maaf, Alex, Ibu, maafkan aku. Aku mabuk, aku sungguh tidak sengaja. " Angel mengatupkan kedua telapak tangannya untuk memohon pengampunan dari suami dan Ibu mertuanya. Tatapannya juga sudah berubah menjadi terlihat bersalah dan sama sekali tidak ada kemarahan lagi dari matanya.

" Angel, kenapa kau suka sekali meminum alkohol? apa kau tidak malu? Alex bahkan jarang sekali mabuk sepertimu, yang ada dipikiran Alex hanyalah kerja dan kerja agar bisa memenuhi kebutuhan mu. " Kesal Ibu Mila sembari memicingkan matanya ke arah Angel.

" Aku, aku "

" Sudahlah, sebenarnya apa yang diributkan sekarang ini benar-benar tidak penting. " Alex berjalan keluar dan disusul oleh Angel dengan segera. Ibu Mila juga bergegas ikut keluar, tapi sebelum itu dia sempat menatap sinis Veren lalu menghilang dari pintu kamar.

" Baru dua hari aku disini, suasana rumah sudah memanas. Aku benar-benar penasaran, bagaimana kalau sampai bertindak dengan sungguh-sungguh? " Veren menjatuhkan tubuhnya, menatap langit-langit dengan pandangan yang terlihat bahagia diiringi senyum di bibirnya.

" Semua ini hanya pemanasan saja. Karena sebelum kalian hancur, aku tidak akan berhenti begitu saja. "

***

Alex yang sudah lebih dulu masuk kedalam kamarnya hanya bisa menatap heran setelah menghela nafas kesalnya. Iya, kesal karena kamarnya masih tetap berantakan. Padahal dia harus segera membersihkan dori dan berangkat ke kantor. Sebenarnya sih tidak ada yang mendesak, tapi dari pada terus berada di dalam rumah dan bertengkar dengan Angel, maka lebih baik kalau dia bergegas ke kantor saja.

" Kau mau kemana? " Tanya Angel karena suaminya tidak jadi masuk dan memilih untuk menutup kembali pintu kamarnya.

" Mau ke ruang kerja. Di sana ada setelah kantor, aku akan kekantor setelah rapih nanti. " Alex berniat meninggalkan Angel di pintu kamarnya, tapi dengan cepat Angel menahan lengan Alex.

" Sayang, maaf. Aku sungguh minta maaf untuk apa yang aku lakukan semalam, dan juga barusan. Aku sungguh tidak bisa mengendalikan diri saat sedang cemburu. " Angel memeluk tubuh Alex dengan erat. Tidak bisa dibohongi, Alex memang selalu saja tidak tega dengan Angel. Dia juga memeluk tubuh Angel lalu mengusap kepalanya lembut.

" Angel, kau tahu rasanya cemburu kan? seperti itulah yang aku rasakan saat kau terlalu dekat dengan manager, dan juga teman seprofesi mu. Jadi tolong berhentilah dari pekerjaan mu, fokuslah dengan rumah tangga kita, ini sudah tiga tahun, bukankah kau bilang akan memikirkan tentang anak setelah pernikahan kita tiga tahun? "

Angel sontak mengurai pelukannya. Wajahnya kini terlihat khawatir dan serba salah seperti sebelumnya saat sedang membicarakan masalah ini.

" Sayang, bukanya aku tida mau untuk memiliki anak, hanya saja sekarang bukanlah waktu yamg tepat. Keluargaku dan juga Ayahmu masih juga belum akur. Ditambah lagi, permasalahan kita kini semakin banyak. "

Alex mendesah sebal.

" Baiklah, jika tidak ingin memiliki anak atau belum ingin juga bukan masalah lagi sekarang. Tapi, masalah diantara kita memang sudah terlalu banyak, tapi aku akan coba untuk memahami mu. " Alex melangkahkan kaki meninggalkan Angel yang tengah menatap punggungnya dengan perasaan campur aduk yang tidak bisa ia jelaskan.

TBC