NovelToon NovelToon
Air Mata Istri Yang Diabaikan

Air Mata Istri Yang Diabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Penyesalan Suami / Tukar Pasangan
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: fadelisa dedeh setyowati

Ratna yang tidak bisa hamil menjebak suaminya sendiri untuk tidur dengan seorang wanita yang tak lain adalah adik tirinya.

ia ingin balas dendam dengan adik tirinya yang telah merenggut kebahagiaannya.

akankah Ratna berhasil? atau malah dia yang semakin terpuruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fadelisa dedeh setyowati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Air Mata Istri Yang Diabaikan 15

“Apa nduk? Hamil??” seru Ibu Andini, “Ya Allah Andini, bagaimana bisa kamu melakukan ini sama Ayah dan Ibu?” tangis ibunya pecah

Ayah Andini tiba-tiba berdiri, hampir ingin menampar anaknya sebelum Bagas bertindak sebagai tameng bagi Andini. “Tolong jangan pukul Dini pak, pukul saja saya,” ucap Bagas

“Bagaimana bisa kamu melakukan ini Dini? Ayah dan Ibu sudah berjuang keras mendidik kamu. Kamu anak Perempuan kesayangan dan kebanggaan Ayah sama Ibu, tega-teganya kamu mencoreng nama baik keluarga kita Din,” ucap si Ayah dengan suara bergetar menahan amarah.

Andini dengan berurai airmata jatuh bersimpuh di bawah kaki ayahnya, sambil meraih ujung baju ayahnya, “Maafkan Dini Yah, Dini tahu Dini salah. Tapi tolong jangan biarkan Dini sendirian menghadapi ini Yah. Ada Bagas yang siap bertanggu jawab, jadi tolong beri kami restu untuk menikah. Demi anak ini,” ujar Andini

Bagas yang sedari tadi diam akhirnya angkat suara, “Bapak Ibu, saya dan Andini telah melakukan kesalahan dan izikan kami untuk mempertanggung jawabkan kesalahan kami. Bayi ini tidak salah – kami yang salah, maka dari itu saya meminta izin pada Bapak dan Ibu untuk menjadikan Andini sebagai istri saya.” Ucap Bagas dengan hati yang bergetar, “Biarkan kami memperbaiki ini semua.” Imbuhnya

Ayah Andini menghela nafas berat, Nampak sekali gurat kecewa sedih dan amarah menjadi satu, “Kalian benar-benar telah membuat aib bagi keluarga kami. Hancur harapan kami Din, hancur sudah.”

“Pak sudah … sudah, mereka sudah mengakui mereka salah. Mari kita dukung mereka dan bantu jalan keluar. Walau bagaimanapun yang dikandung Andini Adalah cucu kita juga Pak,” ibu Andini akhirnya buka mulut dan menengahi, “Berikan restu pada anak kita Pak, mereka butuh dukungan kita sebagai orangtua,” tambah Ibu Andini mencoba melunakkan hati suaminya.

Ibu Andini memeluk putrinya sambil menangis tersedu. “Din… Ibu sakit hati, Ibu kecewa… tapi kamu tetap anak Ibu. Kalau ini jalan yang harus ditempuh, biarlah terjadi. Semoga Allah memberi jalan yang terbaik.” Ibu Andini berpaling ke putri semata wayangnya itu.

Ibu Andini masih mencoba membujuk suaminya. “Ayo pak, kita beri restu anak kita. Supaya mereka bisa segera menyiapkan pernikahan mereka. Walau bagaimanapun Andini anak kita pak yang sudah kita rawat. Putri kesayangan kita. Mari kita bantu keduanya Pak,”

Akhirnya, dengan suara tegas penuh luka, Ayah Andini berkata, “Baik. Kami terpaksa memberi restu. Bukan karena kami rela, tapi karena keadaan sudah memaksa. Ingat, Bagas, mulai hari ini, tanggung jawabmu besar kamu harus menjaga dan menyayangi Andini. Kalau suatu saat kau menyakiti anak kami, kamu berhadapan dengan kami.

Bagas mengangguk mantap. Ia siap bertanggung jawab.

Setelahnya Bagas pamit pulang, Andini mengantarnya sampai ke halaman tempat mobil Bagas diparkir.

“Makasi Gas, kamu uda mau ketemu orangtuaku,”

Bagas hanya mengangguk kemudian masuk mobil, “Salam buat mba Ratna,” kata Andini sebelum Bagas menyalakan mesin.

Sayangnya pria itu tidak bersuara. Sangat jauh berbeda ketimbang tadi ia berhadapan dengan orangtua Andini.

Tapi Andini tak mau ambil pusing, ia yakin lambat laun Bagas akan terbuka padanya. Bagas akan menerimanya, menyayanginya menjaganya seperti Bagas ke Ratna dan sebagai bukti janji ucapan Bagas kepada orangtua Andini.

Sepeninggal Bagas, Andini masuk ke rumah dan menuju kamarnya. Ia akan mendesain gaun pernikahannya dengan sebaik-baiknya. Ia akan membuat gaun terindah yang pernah ia buat

Dalam perjalanannya Bagas tak mengerti mengapa ia berani meminta restu pada orangtua Andini. Padahal ia tak setuju dengan pernikahan ini. Tapi mellihat Andini ia jadi tak tega. Bagaimanapun juga yang dikandung Andini Adalah anaknya. Dan ia akan bertanggung jawab demi anaknya.

Sesampainya di rumah Bagas disambut dengan senyuman hangat istrinya – Ratna – hati Bagas sangat lega karena pada akhirnya Ratna mau pulang ke rumah mereka.

“Kamu uda pulang dek?” ucap Bagas dengan riang.

“Mas ga suka adek pulang?”

“Bukan gitu dek, kemarin kamu pergi entah kemana. Mas kangen sama kamu, tolong jangan pergi lagi ya,” ungkap Bagas pada istrinya. Ia benra-benar memohon pada Ratna agar tak meninggalkannya. Hidupnya berantakan tanpa Ratna.

“Iya mas. Maafin adek ya mas,” ucap Ratna sambil mengamit dan mengelus lengan Bagas.

“Mas akan selalu maafin kamu sayang,” timpal Bagas sambil memeluk istrinya. Ia rindu aroma Ratna yang menenangkan jiwanya.

“Oh ya Mas darimana kok baru pulang?” waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam tak biasanya Bagas pulang sampai jam 8. Paling malam Bagas pulang biasanya pukul 7 itupun sangat jarang

Bagas terdiam, ia agak tak yakin mengatakan pada Ratna bahwa ia dari rumah Andini. Bagas takut Ratna akan marah.

“Mas?” tengok Ratna pada suaminya. “Kok diem?”

“Eeh, mas tadi dari … dari rumah Andini, dek. Kami menemui Ayah dan ibu Andini dan meminta restu,” ujar Bagas pelan. ia sangat takut Ratna akan marah. Di luar dugaan justru Ratna memeluk suaminya lebih erat lagi.

“Adek ga marah?” tanya Bagas pada Ratna.

“Kenapa adek harus marah?” sahut Ratna.

“Karena mas pergi ke rumah Andini.” Jawab Bagas pendek dan tetap pelan.

“Mas melakukan hal yang benar, kenapa adek mesti marah?” ujar Ratna sambil mendongak dan menatap suaminya.

Bagas sangat suka di tatap istrinya seperti itu. ia menggesekkan hidungnya yang mancung ke hidung Ratna yang mungil.

“Jadi adek ga marah ya?” tanya Bagas memastikan.

“Iya mas adek ga marah kok,” sambung Ratna.

“Kalau begitu apa yang akan kita makan untuk makan malam?”

“Mmhh apa yaa … bagaimana kalau pasta?” usul Ratna dengan sedikit manja.

“Adek mau pasta? Kalau gitu ayo kita buat,” ajak Bagas sambil mencium pipi istrinya.

Keduanya berjalan beriringan ke dapur saat sebuah pesan masuk ke ponsel Ratna yang ada di atas meja.

...Semua sudah sesuai rencana...

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!