NovelToon NovelToon
Something About You

Something About You

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:292
Nilai: 5
Nama Author: Wahyu Ela Safitri

Setelah kematian ayahnya, Renjana Seana terombang-ambing dalam kehidupan tak terarah, gadis yang baru menginjak umur 20 an tahun dihadapkan dengan kehidupan dunia yang sesungguhnya disaat ayahnya tidak meninggalkan pesan apapun. Dalam keputusasaan, Renjana memutuskan mengakhiri hidupnya dengan terjun ke derasnya air sungai. Namun takdir berkata lain saat Arjuna Mahatma menyelamatkannya dan berakhir di daratan tahun 1981. Petualangan panjang membawa Renjana dan Arjuna menemukan semua rahasia yang tersimpan di masa lalu, rahasia yang membuat mereka menyadari banyak hal mengenai kehidupan dan bagaimana menghargai setiap nyawa yang diijinkan menghirup udara.
by winter4ngel

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Ela Safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Waktu yang salah

Di daerah yang lebih tertinggal dengan daerah lain, taraf kehidupan rendah dan kemiskinan, sangat sulit mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan, berbeda dengan kota lain yang dekat dengan ibu kota, barang-barang akan mudah didapatkan. Hal ini dikarenakan bukan hanya tidak meratanya persebaran, melainkan juga karena transportasi yang tidak memadai. Walaupun sudah masuk tahun 1981, tahun dimulainya perkembangan di berbagai sektor, tapi di beberapa daerah masih sama tradisionalnya.

Renjana dan Arjuna baru saja kembali dari hutan setelah matahari berada di atas kepala. Arjuna menutup kembali gerbang terbuat dari bambu di halaman belakang dan menggemboknya kembali, padahal kemungkinan kalau ada maling masih bisa naik atau menerobos masuk, tapi untuk anjing liar tidak bisa karena lumayan tinggi gerbang belakang. Mungkin juga di buat gerbang kayu karena anjing liar masih banyak berkeliaran saat malam hari, suara lolongan anjing sesekali terdengar saat tengah malam.

“Aku mau membeli beberapa barang di warung sebelah, kamu mau titip sesuatu?.”

“Permen, aku pengen makan-makanan manis.”

“Ada lagi?.”

“Udah itu aja.”

“Aku pergi dulu, kalau ada apa-apa langsung ke rumah sebelah.” Arjuna berdiri dan mengacak-acak rambut panjang Renjana sebelum pergi.

Tubuh Arjuna mulai menghilang di balik pintu, Renjana meneguk ludahnya dengan kasar, jantungnya berdetak lebih cepat, pipinya memanas. Selama ini Renjana tidak pernah menyukai seseorang, dia hanya tau bertahan hidup dan terus berusaha mengejar karir, tidak sempat merasakan suka apalagi menyukai pria. Mungkin ada beberapa orang yang berusaha mendekatinya, tapi Renjana. Sedangkan Arjuna berbeda, karena mereka sering menghabiskan waktu bersama sejak berada di sini, kebiasaan itu perlahan menumbuhkan perasaan lain.

“Bukan waktunya suka dengan Juna.”  Renjana beranjak dari kursinya dan keluar rumah, melihat sekeliling rumahnya yang sepi.

Langit mendung padahal Renjana yakin belum sore, matahari yang semula dikira ada di atas kepala, sudah hilang entah kemana, mungkin akan segera turun hujan. Bersamaan dengan Renjana yang keluar untuk melihat bunga yang ada di pagar depan, terlihat Sendu yang berjalan dari timur rumahnya lewat jalan di depan.

“I-.” Hampir saja Renjana memanggilnya ibu, “Sendu!.” Panggil Renjana yang membuat Sendu menoleh ke arahnya.

Sambil tersenyum Renjana berjalan menghampiri Sendu yang kebetulan berhenti di depan rumahnya karena panggilan itu.

“Habis dari mana?.”

“Aku dari rumah mbak, kamu mau kemana?.”

“Nggak, mau lihat-lihat bunga aja. Mau mampir? Kebetulan Jun-.” Renjana menghentikan ucapannya, “Mas Juna lagi beli sesuatu di luar.”

“Tapi aku hanya bisa sebentar.”

“Nggak masalah, ayo.”

Renjana mengajak Sendu masuk kedalam rumahnya, bagi Sendu rumah milik mbah Jum adalah rumah yang paling bagus di area sini, ada beberapa rumah yang bagus tapi berada di dukuh lain, bukan dukuh yang sama dengan area ini.

“Duduk aja.” Renjana tersenyum dan masuk kedalam untuk mengambilkan air minum, Renjana hanya menyiapkan air putih saja karena jika harus merebus air untuk membuat teh hanya akan memakan waktu yang lama.

Renjana kembali dengan gelas dan cerek, lalu meletakkan di atas meja. Renjana juga membawa roti kering yang dibuat oleh Arjuna, walaupun rasanya tidak ada jika tidak di tabur gula, sehingga Renjana juga menyiapkan gula sebagai pemanisnya.

“Mas Juna yang buat, semoga sesuai sama lidahmu.” Renjana tersenyum dan duduk di depan Sendu, di masa depan ibunya akan sangat suka dengan makanan yang seperti ini.

“Laki-laki mau membuat makanan?.”

“Memangnya kenapa tidak mau?.” Renjana bingung dengan pertanyaan Sendu, bahkan ketimbang dirinya sendiri, Arjuna jauh lebih baik dalam menggunakan peralatan dapur.

“Biasanya perempuan yang ada di dapur, laki-laki akan mencari nafkah.”

“Mungkin bisa begitu, tapi kami tidak begitu. Aku dan Mas Juna mengerjakan semuanya bersama, lagipula Mas Juna tidak bekerja. Kami tidak lama disini, hanya sementara.”

“Kenapa? Kamu bisa tinggal lebih lama.”

“Aku harus pulang suatu hari nanti, ada yang ingin aku temui, ada yang menunggu dirumah.”

“Rumah?.”

“Bukan apa-apa, coba makanannya.”

Sendu mengambil satu dan memakannya, “Enak.”

“Baguslah.”

Selama mereka berbincang-bincang yang tidak menghabiskan waktu lebih dari lima belas menit, kedatangan Arjuna dan seorang pria lain membuat keduanya menghentikan pembicaraan dan mengalihkan pandangan ke arah luar.

Terutama Renjana, tatapan yang sangat dalam dan sebuah kerinduan membuat gadis itu hampir tidak bisa menahan diri.

“Ternyata ada tamu juga dirumah.” Suara akrab Arjuna mengalihkan suasana hening, posisi yang sangat kurang nyaman. Bisa dibilang satu keluarga yang saling bertemu di waktu yang tidak seharusnya, dalam artian waktu yang tidak bisa disebut sebagai keluarga lagi.

“Mas Dewa.” Sebut Sendu, mereka seakan baru bertemu setelah sekian lama.

“Sendu, apa yang kamu lakukan disini?.”

“Mas Dewa juga kenal-.”

“Iya kami semua saling mengenal.” Renjana menjawab pertanyaan Sendu, gadis itu menghampiri Arjuna dan memeluk lengan Arjuna erat sambil tersenyum pada Sendu dan Sadewa, “Silahkan duduk, aku akan bicara sebentar dengan Mas Juna, ayo mas.” Renjana mengajak Arjuna keluar rumah.

Mereka berdua saling berhadapan di samping rumah, agak jauh dari rumah.

“Aku bertemu dengan ayahmu di warung, jadi-.”

“Terimakasih.” Renjana memeluk Arjuna erat, “Terimakasih sudah membawanya kemari.”

Pelukan Renjana membuat Arjuna terdiam, Arjuna tidak mengerti, dia hanya mencoba untuk tidak mengganggu keadaan, lagipula Arjuna sangat suka dengan pelukan Renjana. Pelukan tulus yang tidak akan pernah tergantikan dengan wanita manapun. Arjuna mengusap punggung Renjana pelan, hingga pelukan mereka terlepas.

Arjuna memperhatikan wajah Renjana yang sembab, sekarang Arjuna tahu bahwa Renjana akan sangat tersentuh saat dia bertemu dengan Sadewa, ayahnya. Renjana akan menangis tanpa sebab, setidaknya gadis itu akan meneteskan air mata walaupun tersenyum. Arjuna mengulurkan tangannya ke arah wajah Renjana, menyentuh lembut pipi Renjana menggunakan ibu jarinya untuk mengusap air mata. Tatapan mereka bertemu, Renjana langsung mengalihkan pandangannya hingga tangan Arjuna terlepas.

“Maaf, aku hanya merasa senang.”

“Tidak apa-apa, kamu boleh menangis asal dengan alasan bahagia.”

Renjana menoleh ke arah Arjuna, “Kenapa? Kenapa kamu banyak membantuku?.”

“Itu-.” Arjuna meneguk ludahnya, mencari alasan yang tepat dari sikapnya yang mungkin terlihat aneh untuk Renjana.

“Ren!.” Suara Sendu terdengar memanggilnya, mengalihkan perbincangan Arjuna dan Renjana di samping rumah.

Arjuna menghembuskan nafasnya lega setelah Renjana kembali masuk kedalam rumah. Pria itu mengikuti langkah Renjana yang juga menuju ke rumah, disana ada Sendu dan Sadewa yang sudah berdiri dari duduknya.

“Aku harus pulang sekarang, Ibu pasti mencariku kalau aku tidak pulang.” Ucap Sendu pada Renjana, namun yang diajak bicara hanya diam, pikirannya kemana-mana, Renjana tahu yang di depannya adalah ibunya tapi yang di masa depan dia juga masih punya ibu. “Ren.” Panggil Sendu kembali.

“Iya?.”

“Aku harus pulang.”

“Sebentar.” Renjana masuk kedalam rumah, dan memasukkan kue kering ke dalam besek kecil, tak lupa dengan gulanya sekaligus. Renjana kembali keluar dengan besek di tangannya dan memberikan pada Sendu.

“Ini apa?.”

“Kue, berikan kepada adik-adikmu juga.”

“Tidak perlu seperti ini.”

“Aku memberikan kepada saudara-saudaramu, jadi terima saja, pasti mereka senang.”

“Terimakasih Ren.” Sendu memeluk Renjana sejenak kemudian melepaskannya.

“Sama-sama, biarkan Dewa mengantarmu pulang.” Ucap Renjana sambil melirik Sadewa, namun orang yang sedang dibicarakan malah terus memperhatikan Sendu.

Hingga Arjuna menepuk pundak Sadewa dan membuatnya tersadar, “Antarkan Sendu pulang.”

“Ha? Iya.”

Mereka berdua meninggalkan rumah Renjana dan Arjuna, tidak lama tapi cukup mengobati rasa kerinduan Renjana pada kedua orang tuanya, jika mereka berdua tahu bahwa Renjana adalah anak bungsunya di masa depan, apa yang akan mereka katakan dan apa reaksi yang mereka berikan, Renjana penasaran tapi dia tidak ingin mengubah apapun mengenai dirinya di masa depan dengan mengambil keputusan yang salah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!