Tidak ada yang tahu pasti bagaimana takdir telah di gariskan. Almira Kanaya tidak sengaja menumpahkan jus milik salah seorang pria yang bernama Hafiz Muhammad Adnan.
kejadian tak terduga tersebut ternyata menarik keduanya dalam hubungan abstrak yang cukup membuat hati mereka porak-poranda bak rollercoaster. penasaran? mari simak kisahnya.
note : cerita ini murni dari tulisan author dilarang untuk di coppy paste, jika terdapat maka akan berusan dengan undang-undag hak cipta. ☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Hikma Arzam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15.Penghiburan Haya
Mobil Haya tiba di pelataran parkir kantor Hanan, dengan segera ia membuka pintu mobil lalu berjalan ke dalam kantor. semua karyawan Hanzans Corporation sudah tau Haya karena intensitas kemunculan nya yang sering.
"Almira here Sinta?" tanya Haya saat melihat Sinta yang sedang sibuk bikin kopi di pantri.
"yo what's up, yes Almira ada di atas." jawab Sinta setelah selesai mengaduk kopinya.
"ruangan tiga tujuh seperti biasa?" tanya Haya lagi memastikan.
Sinta mengangguk, Haya merespon dengan senyum kuda lalu berjalan tergesa ke lift direktur. semoga kali ini ia lebih bisa menghibur adiknya yang patah sebelum mekar.
"bang Hanan lama banget sih bell, aku udah nggak sabar mau memastikan sesuatu." ujar Almira.
"ya sabar paling mungkin lima belas menit lagi." Bella menjawab dengan santai.
pipi Almira menggembung lalu mengempes. sejak lima menit setelah tangisnya reda Almira sibuk memainkan udara dalam pipinya.
"Gilaa tak masuk logika, tersakit hatiku melihat si dia~." Nyanyian Haya memplesetkan lagu mangu itu mendadak membuat dua gadis yang sedang gabut berbalik.
Bella tertawa, sindiran Haya selalu tepat sasaran. sementara Almira manyun menatap kesal abangnya.
"hallo gadis manis, lagi sakit hati ya? hmm pasti sih." ucap Haya yang meledek.
Almira melirik sinis Haya. "nggak usah nongol kalau cuma mau ngeledek." balas Almira jutek.
Haya batu. ia malah melanjutkan lagi ledekannya "Bell, gimana? lagu mangu saya tadi cocok buat ke adaan hati Almira kan?" tanya nya masih dengan gaya tengil duduk di samping Almira.
"cocok banget kak." seru Bella seraya mengangkat ke dua jempolnya.
"bell, kamu kenapa malah jadi sekutu sama bang Haya sih." timpal Almira.
"ya karena bella sama seperti abang kan Al, tahu segala macam sakit dan happy kamu, ibarat kata payung teduh banyak tahuuunya.. u wuu uuu"
"nggak lucu ya bang."
Bella terbahak. melihat interaksi absurd dua kakak adik ini emang hiburan hidup banget.
"kalau nggak lucu, kenapa dong sahabat kamu ngakak? hayoo" Haya mode tengil adalah salah satu karakter yang ingin Almira tenggelam kan.
Almira menepuk jidatnya pusing, ia pikir abangnya ini datang untuk menghiburnya, tapi justru cowok yang di kata paling ganteng seangkatan 2018 itu hanya meledeknya dengan senang hati.
"jangan nangis ya manis" ucap Haya akhirnya mulai menghibur.
"telat" Almira menjawab dengan judes.
"hahahaha, dia udah ileran tadi kak di pundak aku." timpal Bella.
Haya menatap jijik Almira, mengedikkan bahu dan membuat ekspresi iuh. "cuman gitu doang nangis dih lemah."
"bang stop ya, atau abang mau aku sebarin foto-foto aib abang ke grub angkatan abang hum?" ujar Almira mengancam.
Haya langsung berjingkat mendekat ke arah Almira seraya merangkul adik semata wayangnya itu. "ow,ow,ow jangan gitu dong cantik, kamu mau citra abang kamu yang adem se antero ubin masjid ini ternodai juga?" ucapnya pelan.
"Biarin, habis abang ngeselin. orang lagi galau juga."
"galau, tuh semacam apa sih? oh galau itu gulma ya? yang sengaja ditelan meskipun tahu gulma itu pahit?" lagi, Haya ternyata masih tidak bisa untuk membuat Almira dongkol.
"Bang Hayaaa." rajuk Almira. ah abangnya ini jahil tingkat dewanya muncul lagi.
"iyaaaa adik aku yang sweet, kamu butuh dokter cinta ya?"
"stop."
"waw galak amat neng."
Bella sudah amat ngakak parah. ia tahu Haya pasti kesini untuk menghibur Almira biar tidak berlarut dalam sakit hati yang tidak sengaja gadis itu buat. karena tiba-tiba jatuh cinta. tapi bisa dibilang cara Haya unik. kakak Almira ini menghibur adiknya dengan cara meledek bukan cara manis seperti pada umumnya.
"bell kamu diam nggak usah ketawa!" tegur Almira yang sudah merah padam karena dijahili abangnya terus dan Bella serasa bahagia.
"waduh, jangan galak-galak atuh Almira Kanaya Al-Haq gadis manisnya ayah, mama dan abang." timpal Haya yang masih setia merangkul Almira sambil mengusap-usap kepala adiknya ini.
Almira meraih tangan Haya, lalu bergerak cepat keluar dari rangkulan abangnya. "stop ya bang, atau nggak dalam hitungan tiga detik aku akan buat postingan aib-aib abang dengan caption seorang Haya Kenevan Al-Haq ternyata bobrok." ancam Almira.
Haya kicep, ia langsung sujud seraya menyatukan kedua telapan tangannya memohon ampun. Bella bengek, ini yang terhibur bukan Almira sih tapi dia.
"ampuun ndoro ratu. baiklah abang mode serius nih." ucapnya sungguh-sungguh. kemudian duduk lagi.
"nah gitu." puji Almira tapi masih memasang wajah tidak santai.
Mereka bertiga duduk dengan situasi yang telah berubah menjadi serius. Haya menatap jauh ke arah jalanan melalui diding kaca ruangan khusus itu.
"Al, jangan galau untuk hal yang belum jelas ya." pinta Haya kemudian ia sedikit menjeda pembicaraan nya lalu balik menatap Almira serius.
"ada banyak hal yang harus kamu pikirkan, pertama keluarga, ke dua kuliah kamu dan yang paling penting adalah cita-cita mulia kamu, kamu ingatkan?"
Almira mengangguk, ya sebelum memutuskan masuk jurusan pendidikan Almira punya mimpi untuk bisa membangun sekolah bagi orang-orang yang kurang mampu, anak yatim dan semua orang yang ingin merasakan sekolah. ia tahu orang tuanya mampu, penerus mereka adalah abangnya Haya. meskipun tidak menutup kemungkinan ia juga akan bekerja di perusahaan ayahnya. setidaknya cita-cita nya yang dirancang bersama Bella bisa terwujud.
"abang nggak ngelarang kamu jatuh cinta, enggak, tapi jika bisa kesampingkan itu, walaupun mungkin di waktu-waktu yang Allah gariskan kamu akan bertemu dengan cintamu dan semoga dia bisa sejalan dengan visi misimu. ini berlaku juga buat kamu bell" tambah Haya lagi.
Dua gadis itu setuju. seharusnya urusan hati mereka kesampingkan meskipun kata Haya di garis waktu yang Allah tetapkan mereka akan bertemu juga dengan cinta mereka.
"lalu bagaimana pendapat abang soal kak Hafiz? Almira mulai bertanya. ia ingin tahu penilain Haya terhadap pria idolanya yang beberapa jam lalu resmi membuat hatinya sakit.
"Hafiz baik, dia punya rasa iba yang amat besar. tapi rasa itu juga bisa jadi jebakan nantinya. aku tau kamu suka dia, tapi kali ini tolong jangan terlalu terlihat atau kalau bisa lupakanlah biar garis takdir yang mempertemukan." jawab Haya.
Almira tampak menimang nasihat abangnya. apa yang Haya sampaikan semua benar tapi ada satu hal yang tidak ia mengerti, rasa iba yang menjebak.
"apa benar yang di berita kan media ya bang, bahwa kak Hafiz sudah punya pasangan?"
Haya kembali menatap dinding kaca transparan di depannya. "berita itu bisa saja benar dan tidak, ada baiknya kamu konfirmasi langsung ke orang nya, dengan resiko dia tahu perasaan kamu yang sesungguhnya" ungkap nya.
"pengen sih bang, tapi tadi kak Hafiz sempat meminta ijin untuk melamar ku, itu juga karena abang kan yang minta dia buat jemput aku, kurasa dia juga menyukai ku tapi ternyata itu hanya asumsiku saja." ujar Almira skeptis.
"kalau benar-benar dia mau melamar mu mungkin ada baiknya dia menjaga diri dengan perempuan lain, ya itu abang yang minta tapi abang nggak berfikir dia akan sampai sejauh itu. dari penjabaran ini seharusnya kamu bisa tahu dia suka kamu atau tidak." jelas Haya lalu balik menatap Almira. bukan Haya tidak setuju jika Hafiz menyukai adiknya tapi membuat adiknya untuk lebih menjaga perasaan adalah keharusan yang wajib ia tekankan.
Almira balas menatap Haya penuh pertimbangan. ia mulai paham sekarang apa maksud penjelasan itu. dan memang seharusnya cinta tidak membuat kita harus sakit hati kan meskipun itu sulit. terkadang manusia butuh ruang ikhlas sedikit untuk disimpan dalam hati mereka agar nanti ketika kecewa mereka bisa mengikhlas kan dengan cepat. bukan tanpa tapi namun harus.
"Bella jangan gitu lah."
ceritanya keren banget seriuss😁✨✨
jangan lupa mampir di karya aku ya thor. terimakasih