kisah seorang remaja bernama fadli. 16 tahun diri nya baru masuk sma,namun dia tak memiliki orang tua. bukan tak memiliki tetapi kedua orang tua nya tak peduli dengan dia. kedua orang tua nya hanya mengirim dia uang setiap bulan. di saat itulah fadli bertemu dengan seorang wannita berumur 30 tahun bernama fitri. fitri yang tak memiliki pekerjaan memutuskan untuk menjadi pembantu dia mengetuk pintu setiap rumah di pinggiran kota dan menawarkan diri nya sampai dia bertemu dengan fadli, fadli lah yang menerima dia untuk bekerja namun dengan syarat dan kontrak, apa saja syarat dan kontrak nya?.. apa kalian penasaran baca saja dulu bab 1 jika suka bisa di lanjut jika tidak di stop saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hilman padli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter #35
Esok hari nya tiba.
Di pagi hari fadli yang sudah menggunakan seragam kini sedang memengang bubur di tangan nya.
"sekarang kamu makan dulu setelah makan kamu makan obat dan kembali tidur saja" jelas fadli pada perempuan yang ada di rumah nya itu.
perempuan itu duduk di bantu fadli. Fadli dengan lembut menyuapi perempuan itu dengan bubur yang telah di buatkan oleh fitri. Setelah menyuapi perempuan itu makan fadli segera memakai sepatu nya sambil berkata.
"bubur nya masih ada di sebelah kamu air minum juga ada jika kamu lapar makan saja aku harus sekolah dulu oh iya fitri juga ngak akan kemana- mana mungkin dia hanya akan yoga dan menonton filem saja kamu masih ada teman kalo perlu sesuatu minta saja bantuan kepada fitri dia orang baik kok" jelas fadli.
Setelah memakai sepatu fadli segera mengambil kotak nasi dan langsung pergi dari rumah menuju ke sekolah.
Di rumah fitri yang sudah selesai membersihkan rumah segera menggelar alas untuk yoga di ruang tamu.
"kamu mau tidur atau berjemur?" tanya fitri sambil menggelar tikar.
"anu... Makasih bubur nya" jawab wanita itu.
"ya bukan masalah tapi nama kamu siapa kamu harus mengenalkan diri pada aku dan fadli loh sekarang kan kita satu rumah" jelas fitri terseyum.
"aku nama aku kaila" jawab kaila dengan wajah ragu- ragu dan masih ketakutan.
" kaila ya nama yang sangat bagus. Sekarang aku mau yoga dulu kamu jangan menganggu aku ya tapi kalo mau ke toilet bilang saja aku akan membantu" jelas fitri.
Fitri segera menyalakan televisi dan mulai yoga mengikuti panduan yang di berikan oleh pemandu televisi yang ada di depan fitri.
Sementara itu fadli yang baru sampai di gerbang sekolah melihat citra teman nya sedang berdiri. Citra terseyum dia mendekat dan langsung menyapa "selamat pagi fadli"
"ya pagi" jawab fadli pada citra.
"hihihi sudah lama ngak ketemu ya kamu sibuk ya?" tanya citra terseyum manis.
"ya sudah lama ngak bertemu. tapi sekarang aku harus masuk ke sekolah jam pelajaran mau di mulai maap ya citra kita ngobrol lain kali saja" jelas fadli.
"ya bukan masalah aku hanya ingin menyapa kamu saja. Sekarang aku juga mau ke sekolah aku sampai jumpa lagi nanti fadli" kata citra melambaikan tangan sambil berjalan menuju ke sekolah nya.
Fadli segera masuk ke sekolah dan langsung menuju ke kelas. Saat dia masuk kelas dia melihat zahra,dila,ghea dan salsa. Fadli tampak bingung karena teman nya yang lain belum ada yang datang.
Dia duduk di kursi "kemana yang lain zahra?" tanya nya penasaran.
"ya mereka sakit hari ini hanya ada kita ber 5 saja" jawab zahra.
"eh..."
Fadli segera membuka buku dan mulai membaca nya sambil menunggu guru masuk.
fadli dan teman- teman nya pun belajar saat guru datang. Setelah beberapa jam di jam istirahat fadli yang sedang makan bekal dari ibu nya fitri di dekati oleh semua teman nya termasuk zahra.
zahra:" kamu selalu membawa bekal ke sekolah ya apa ngak bosan?"
Fadli:" tidak aku suka masakan ibu aku"
Ghea:" hahaha fadli memang lucu sudah sma masih bawa bekal dari rumah tapi punya ibu yang perhatian seperti itu pasti membuat kamu senang kan?"
Fadli:" tentu saja ibu aku baik" (menatap tajam).
dila:" fadli berikan hp kamu kita harus tukaran kontak untuk pesan dan membuat group hanya kamu saja yang belum masuk ke group kelas"
Fadli segera mengambil hp nya di tas dan memberikan hp itu pada dila.
Salsa:" hei.. Kalian bagaimana kalo nanti pulang sekolah kita belajar besama untuk besok?"
Zahra;" maap aku harus kerja tambahan"
Dila:" maap salsa aku juga ngak bisa pergi soal nya aku harus membantu orang tua aku"
Ghea:" iya sih belajar itu harus tapi hari ini aku mau pulang dan main game saja"
Salsa:" eh... Kalian ya padahal aku inisiatip ngajak kerja kelompok dasar. Kalo begitu hanya tinggal aku dan fadli saja"
Fadli:" aku juga ngak bisa juga sih soal nya ada urusan maap"
salsa tampak kesal karena diri nya di tolak oleh semua orang wajah nya sedikit memerah dan hampir menangis.
Tiba- tiba saja saat mereka asik mengobrol bel berbunyi guru langsung masuk ke kelas fadli semua kembali duduk di kursi masing- masing fadli tampak kesal karena bekal makan nya tak tersentuh sedikit pun.
beberapa jam berlalu jam pulang pun tiba fadli segera pulang ke rumah nya. Namun di perjalanan dia di cegat oleh teman nya citra.
"fadli tunggu aku mau bicara sama kamu" kata nya memengang tangan fadli.
"tapi aku harus pulang citra" jawab fadli.
Citra terdiam dia menatap fadli dengan malu- malu dia bertanya "apa aku bisa ikut pulang ke rumah kamu kita ngobrol di rumah kamu saja"
Fadli terseyum "ya aku ngak keberatan ayo kita pergi ke rumah aku"ajak nya.
Citra dan fadli pun pulang bersama menuju ke rumah fadli. Di perjalanan menunu rumah fadli citra menatap fadli sesekali dia tampak heran dengan fadli yang sekarang.
"kenapa ya fadli dia seperti nya sangat sibuk?" tanya citra di dalam diri nya. "apa aku menganggu dia?" bisik nya lagi di dalam hati.
Citra menggelengkan kepala nya fadli melihat hal itu dan bertanya " ada apa citra?"
Citra terkejut dia segera menjawab "tidak ada apa -apa kok"
"oh...."
Mereka pun melanjutkan perjalanan hingga sampai di rumah fadli. Citra dan fadli masuk ke dalam.
"duduk lah di sopa citra aku akan ganti baju dulu dan menyiapkan air" jelas fadli menunjuk sopa.
Citra segera duduk di sopa sementara fadli masuk ke kamar untuk mengganti baju nya.
"siapa wanita yang sakit ini?" tanya citra di dalam hati nya menatap wanita yang sedang berbaring sakit dengan wajah yang pucat.
Tak lama berlalu fadli keluar dari kamar nya dan langsung ke dapur dia segera menyiapkan air teh. Setelah selesai fadli segera ke ruang tamu dan langsung duduk sambil memberikan teh itu pada citra.
"silakan citra" kata fadli terseyum.
"makasih" jawab citra.
"kamu mau juga teh?" tanya fadli pada kaila.
"tidak aku ngak mau. Anu... Makasih fadli atas semua nya" jelas kaila.
"mana coba" kata fadli segera mendekat dan memengang kepala kaila.
Wajah kaila langsung memerah malu sementara fadli biasa saja dia hanya terseyum dan berkata "ya deman kamu sudah membaik"
"astaga fadli dia terlalu dekat dengan perempuan itu" kata citra di dalam hati nya.
"maapkan aku fadli aku merepotkan kamu, meski demam aku hilang tubuh aku akan tetap seperti ini lemas dan selalu batuk- batuk" jelas kaila tiba- tiba.
"bukan masalah sih nama nya juga sakit jadi nama kamu siapa?" tanya fadli yang belum tau nama perempuan itu.
Kaila menjawab dengan wajah yang memerah "anu. Nama aku kaila aku seumuran dengan kamu aku 16 tahun"
"begitu ya kaila ya nama yang bagus. Kaila ibu kemana?" tanya fadli.
"maksud kamu fitri?. Dia bilang mau pergi ke pasar untuk membeli bahan masakan" jawab kaila santai.
Tiba- tiba kaila batuk- batuk parah sampai muntah darah fadli dengan sigap segera membantu kaila dan menenangkan kaila.
"maapkan aku baju nya jadi kotor" kata kaila.
"sudah lah ini bukan masalah" jawab fadli.
Fadli segera membersihkan baju kaila dia duduk di kasur kaila dan tanpa ragu sedikit pun dia membiarkan kaila tiduran di paha nya.
Kaila tertidur pulas karena diri nya yang lemah sementara citra yang hanya diam saja dari tadi akhir nya bertanya " siapa dia fadli?"
"entahlah mungkin dia akan menjadi adik aku karena mulai sekarang dan seterus nya dia akan tinggak di sini" jelas fadli ragu- ragu.
"begitu ya. Jadi sekarang aku mau ngomongin soal hasil ujian gabungan kenapa kami bisa menjadi peringkat satu padahal ujian nya sangat sulit" tanya citra mendekat dan duduk di sebelah fadli. Citra menatap fadli dengan tetapan penasaran.
"eh.. Bukan nya kamu peringkat dua kan?, kamu saja bisa jadi peringkat dua kenapa aku ngak bisa. Itu mudah aku hanya mengerjakan yang aku bisa saja. Ternyata nilai nya cukup memuaskan" jelas fadli.
Mendengar itu citra tampak kesal dia menatap fadli. Fadli yang menyadari hal itu tampak mulai canggung.
"maap aku malah bicara seperti itu tapi memang itu yang terjadi" jelas fadli dengan tegas.
"begitu ya. Berati kamu belajar lebih keras dari aku. Sekarang aku ingin bertanya beberapa soal ajarkan aku cara menyelesaikan nya. Kamu ngak keberatan kan?".
Fadli terseyum dan menjawab "baiklah aku akan membantu kamu belajar tapi hanya yang aku bisa saja"
Citra terseyum dia segera mengeluarkan buku dan mulai belajar bersama fadli.