Pesan terakhir dari sang kakak membuatnya terpaksa menikahi mantan kakak iparnya yang tak lain adalah istri dari Almarhum sang kakak.
Tidak mudah memang untuk mengikhlaskan seseorang yang sudah lama bertahta di hatinya begitu juga halnya dengan menerima sebuah kenyataan baru dalam hidupnya menjadi istri dari adik iparnya sendiri.
Bagaimana mereka mampu bertahan dengan pernikahan yang dipaksakan ataukah mereka akan mencari jalan masing-masing dan mengabaikan pesan terakhir orang yang mereka sayangi.
Baca yuk cerita mereka 😉🤍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herfika Safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawaran Nge-Race
Suara azan membangunkan dua insan yang tadinya tertidur lelap karena kelelahan dan kelaparan karena memang sedari tadi mereka belum sempat mengisi perut mereka.
"Euuungg..." Rania mengeliat melirik samping ranjangnya ada seseorang pria tampan yang masih terlelap.
"Yan... Bagun udah azan Ashar" Ujar Rania sembari mengoyangkan lengan kekar sang suami.
Ryan yang merasa ada yang mengguncang tubuhnya ia membuka matanya, pemandangan yang ia lihat adalah wajah cantik dan mempesona milik istrinya.
"Udah azan ya mbak" Ryan bangkit dari tidurnya ia duduk di headboard sambil menetralkan perasaan.
"Mbak ke kamar mandi dulu ya"
"Iya mbak, kita sholat ashar jamaah ya mbak"
Rania menganggukkan kepalanya tanda menyetujui permintaan suami brondongnya itu.
Tak membutuhkan waktu lama Rania dan Ryan sudah siap di atas sajadah mereka masing-masing dan memulai ibadah sholat untuk kali pertamanya sebagai pasangan suami istri.
Setelah memanjatkan doa kepada tuhan Ryan membalikkan badannya menghadap sang istri. Rania paham Ryan pasti ingin mengatakan sesuatu padanya sebelumnya ia menjulurkan tangan terlebih dahulu kepada aang suami.
Ryan juga paham maksud sang istri meminta salim padanya sebagai wujud bakti terhadap suami, dengan cepat ia mengulurkan tangan di hadapan sang istri lalu Rania menyalaminya dengan takzim.
Kalau di perhatikan sungguh manis bukan rumah tangga mereka tapi sayang ini baru permulaan dalam bahtera rumah tangga. Mereka belum memiliki rasa cinta dan mereka juga masih canggung dalam menghadapi situasi.
"Mbak aku mau bicara boleh"
"Ya yan mbak akan dengar"
"Sekarang aku sudah menjadi suaminya kamu aku mau tanya maksud kamu mengganti semua foto-foto itu, coba katakan"
"Jujur aku memang belum bisa sepenuhnya melupakan Mas Rehan, tapi aku sadar sekarang kamu suami ku yang harus ku hormati dan Bismillah aku ingin memulai lembaran baru bersamamu sebagai orang yang akan aku cintai menjadi imam untuk ku dan anak-anak kita nantinya" jawab Rania jujur dari hatinya yang terdalam.
"Masyaallah, aku tidak akan menjanjikan sesuatu yang belum pasti. Tapi semampu ku akan ku jaga dirimu memenuhi semua kebutuhan mu baik lahir dan batin mu karena setelah ijab kabul kamu adalah tanggung jawabku" Jawab Ryan sembari menatap wajah sang istri yang masih menunduk.
"Sekarang bagaimana kita mulai untuk saling menjaga, melengkapi dan mencintai selayaknya suami istri pada umumnya mbak"
"Iya aku setuju padamu"
"Bolehkah aku memanggilmu dengan panggilan lain,rasanya aneh memanggil istriku dengan sebutan 'Mbak' bagaimana dan aku harap kamu juga begitu tidak lagi memanggil namaku saja" Permintan Ryan pada Rania.
Rania tampak mengulum senyumnya, sejujurnya ini adalah hal yang tidak pernah ia pikirkan tapi benar kata Ryan akan aneh bila kita memulai lembaran baru sebagai pasangan suami istri tapi masih memanggil pasangan kita dengan sebutan yang sama dengan statusnya yang terdahulu.
"Aku akan pikirkan nanti, sekarang ayo kita isi perut dulu aku akan panaskan makanannya terlebih dahulu" Jawab Rania, mukanya sudah bersemu merah sebenarnya dia malu maka ia segera pergi dari hadapan Ryan.
Ryan sudah melihat rona merah di pipi sang istri karena sedari tadi ia memang memperhatikan sang istri. Ryan hanya bisa membiarkan saja tanpa mencegah sang istri. Ia akan menyusul kebawah setelah ini.
Saat mereka makan berdua dengan tenang tidak ada pembicaraan dari keduanya walaupun sebenarnya suasana sudah mencair tapi kecanggungan masih terasa.
"Tadi aku ke musholla pas zuhur aku sempat berbicara sama mang kardi, katanya kamu bayarin utang bapak apakah benar" Tanya Ryan serius sekaligus malu sebenarnya.
Rania mengangguk sebagai jawaban lalu menatap wajah tampan sang suami yang terlihat jelas memancarkan raut sedih dan kesal.
"Kenapa memangnya Abang, aku kasihan dengan bapak bang kalau tidak dibayar pasti makin berbunga"
Ryan mendengarkan panggilan baru saja yang terlontar dari mulut sang istri membuatnya bahagia.
"Coba ulangi sekali lagi kamu memanggilku apa tadi" tanya Ryan lembut sambil tersenyum tipis.
"Abang" jawab Rania terdengar lirih ada getaran di sana.
"Kenapa memanggilku begitu, bisa di jelaskan"
"Aku nggak mau memanggil mu mas karena itu akan mengingatkanku pada mas Rehan kamu dan dia memang dari rahim yang sama tapi kalian orang yang berbeda, aku tidak mau hidup dalam bayangan masa lalu. Apakah abang keberatan aku memanggil abang"
"Tentu saja tidak sayang aku malah semakin senang" Ucap Ryan dengan senyum pepsodentnya
Rania tidak fokus dengan kalimat panjang yang Ryan ucapkan dia hanya fokus dengak kata 'Sayang' yang terlontar dari mulut sang suami hatinya berbunga-bunga.
Ryan menggengam tangan Rania lalu ia tatap mata indah sang istri, mata mereka bertemu dan ada getaran diantara mereka berdua.
"Bolehkah aku memanggilmu 'Bee' sebagai ungkapan sayang ku padamu Rania Az-Zahra"
Berasa kupu-kupu berterbangan dari dalam perutnya gelora mudanya muncul kembali. Rania hanya tersenyum dan mengizinkan Ryan memangilnya Bee.
CUP
Ryan mengecup puncak kepala sang istri dengan sayang. Ia sudah di buat jatuh cinta oleh mantan kakak iparnya itu bukan karena fisiknya saja yang cantik tapi hatinya pun luar biasa baiknya.
Ryan terkadang kesal dengan keluarganya sendiri yang hanya memanfaatkan kebaikan istrinya untuk kepentingan pribadi mereka.
Ting....
Notif pesan masuk di ponsel Ryan ternyata itu pesan dari Grup 'The Bandits' yang di ketua oleh Ryan sendiri. Dengan anggota inti Kevin,Adit, dan Andre.
[ Ada tawaran nge-race malam ini taruhannya 10juta ketemu di sirkut biasa bro lawan lo Edgar dari Warrior] pesan dari Kevin.
Setelah membaca pesan singkat yang di kirim oleh Kevin sahabatnya itu ia lalu menatap sang istri rasanya tidak tenang meninggalkan sang istri malam ini di rumah sendirian tapi kalau di bawa apakah mau. Begitulah isi kepala Ryan saat ini.
"Abang kenapa liatin aku kayak gitu"
"Bee mau ikut abang nggak nanti malam keluar"
"Mau bang udah lama aku nggak lihat suasana malam ibu kota"
"Alhamdulillah, sekalian temanin abang cari uang ya bee"
"Cari uang maksudnya bang"
"Nanti kamu akan tahu bee ya udah habis magrib kita siap-siap ya"
Magrib sudah berlalu baik Rania dan Ryan sudah siap dengan style masing-masing Rania menyamakan saja dengan style Ryan karena hari sudah malam dan mau motoran maka Rania mengunakan Celan jeans warna hitam di padukan dengan inner kaos berwarna putih di lengkapi dengan jaket kulit yang senada dengan sepatu sneakers warna hitam.
Ryan saja sampai tertegun melihat penampilan sang istri jika tidak ada tawaran nge-race dia tidak akan mungkin mau mengajak istrinya yang cantik ini.
"Abang kita mau kemana"
"Kita keliling jalan ibu kota dulu, habis itu baru kita ngumpul bareng sama teman Abang bee. Apa kamu keberatan"
"Tidak bang justru aku senang abang mau mengenalkan ku pada teman-teman abang" Jawab Rania membuat Ryan senang.
"Sudah siap bee sini abang pakaikan helm abang biar abang pakai helm punya bang Bara" Ucap Ryan lembut.
Diperlakukan seperti itu wanita mana yang tidak akan jatuh cinta, apalagi yang melakukannya adalah brondong tampan yang sudah seperti idol korea Jeon Jungkook.
"Sudah siap Bee"
"Siap Abang"
Sungguh malam ini akan jadi malam memulai hubungan yang di mulai dari hati, membibit kasih sayang dan menanamkan rasa cinta di hati kedua insan tersebut.