Night Destiny

"K-kamu siapa?," tanya Salsa pada pemuda didepannya. Tatapannya begitu tajam dan kalau dilihat-lihat, dia sedikit mirip Azka.

"Aku Saga. Calon adik iparmu!."

Benar dugaanku, dia adiknya Azka. Ucap Salsa dalam hati

"Kenapa kamu menahanku keluar. Akulah yang menjadi masalah untuk mereka. Aku harus menyelesaikan semuanya. Lagipula, aku tidak mau menikah dengan kakakmu!."

Saga tersenyum tipis, "Kalau kau keluar sekarang, kau akan membuat suasana semakin panas. Salwa dan kedua orang tuanya sedang emosi. Dan orang yang emosi, bisa saja melakukan hal-hal nekat. Jadi, demi keselamatanmu sendiri, sebaiknya kamu tetap berada disini!."

Salsa terdiam sejenak, "Tapi setidaknya, aku harus meluruskan masalah ini," ucap Salsa kekeh.

"Meluruskan seperti apa? Mengatakan pada mereka kalau kau mengandung anak bang Azka? Yang ada mereka akan semakin murka. Sudahlah, biarkan masalah ini menjadi urusan abang dan kedua orang tuaku. Om Danar hanya terkejut, aku yakin lama-kelamaan kemarahannya akan reda sendiri!."

"Benarkah begitu?."

"Hanya dugaanku saja!."

Salsa berdecak dalam hati, aku kira dia sangat mengenal calon mertua kakaknya. Rupanya hanya menduga.

"Jangan mengumpatiku dalam hati!."

Salsa terperanjat, wajah keterkejutannya tidak bisa dielakkan, "A-aku tidak mengumpatimu!."

"Terserahlah. Yang jelas, kamu harus tetap berada dikamar ini. Pikirkan keselamatanmu juga!."

Saga meninggalkan Salsa seorang diri, dengan santai pria itu keluar dari kamar tamu. Suasana di ruang tengah masih memanas, Danar dan Dirga masih bersitegang karena membela anak mereka masing-masing.

"Aku tidak akan pernah melupakan penghinaan ini. Kau akan menyesal karena telah menyakiti putriku, Azka Ibrahim!!," Danar membawa anak dan istrinya pulang. Salwa memberontak, ia masih ingin berada disana, namun Danar tetap memaksanya pulang.

"Maaf!," Gita, Dirga dan Azka menatap Salsa yang baru keluar dari kamar tamu.

"Bukan salahmu. Lagipula, mau tidak mau pernikahan Azka dengan Salwa memang harus dibatalkan. Dan dia harus menikahimu segera!," kata Dirga dengan tegas.

Salsa menatap Azka yang juga menatapnya, "Kami tidak harus menikah, Tuan. Sejak tahu saya hamil, saya memutuskan untuk merawat bayi saya sendirian. Lagipula, saya sudah menerima uang pemberian Azka sebagai ganti rugi atas kejadian malam itu!."

Dirga menatap calon menantunya tajam, "Aku tahu semua tentangmu, Salsabila. Jadi berhentilah bersikap seolah-olah kau mampu merawat anakmu seorang diri. Kau pikir mudah hidup sendirian dengan mengurus anak? Belum lagi hinaan dan cemoohan orang tentang anakmu yang tidak memiliki ayah. Juga kehidupannya jika sudah besar. Hinaan dari teman-temannya atau rasa irinya karena tidak punya ayah seperti teman-temannya. Kau bisa mengatasi semuanya?."

Salsa terdiam, dia memang yakin untuk merawat anaknya seorang diri. Tapi dia juga belum memikirkan bagaimana rintangan ke depannya.

"Aku akan menikahimu apapun yang terjadi. Kita akan merawat anak kita bersama-sama!," ucap Azka tegas.

Salsa hanya mampu menghela nafas, melihat gadis itu dalam kebimbangan, Gita mendekati calon menantunya, "Saya tahu kamu ragu. Tapi saya harap, kamu mau membuang ego demi anak dalam kandunganmu. Yang terpenting saat ini adalah bayimu. Dia berhak memiliki orang tua yang lengkap, status yang jelas juga kasih sayang kedua orang tuanya. Saya yakin, Azka bisa membahagiakan kamu. Dia adalah pria yang bertanggung jawab dan saya juga yakin, dia akan menjadi suami dan ayah yang baik untuk kamu dan anakmu!."

"T-tapi saya hanyalah wanita yang tidak jelas siapa orang tuanya. Saya berasal dari panti asuhan. Keluarga kalian--."

"Kami tidak pernah memandang seseorang dari status dan darimana dia berasal. Tidak peduli kamu siapa dan darimana, kami tetap akan menerimamu dengan tangan terbuka!," ucap Dirga dengan tegas.

Ada rasa haru sekaligus ragu menyelimuti hati Salsa, apakah menerima pernikahan ini adalah keputusan yang tepat? Dia pernah punya angan, jika kelak akan menikah, Salsa ingin menikah dengan pria yang tulus mencintainya. Tapi semua sirna karena nyatanya, dia harus menikah dengan pria asing yang membeli kehormatannya.

Atas permintaan Gita, Salsa menginap dirumah mereka. Pernikahan Salsa dengan Azka akan digelar esok. Dan tentunya Dirga telah mengurus semuanya.

Salsa juga mengabari Maria tentang dirinya yang akan menikah dengan Azka. Wanita yang merawatnya sejak kecil itu sempat terkejut karena ayah dari bayi yang Salsa kandung adalah Azka Ibrahim. Seorang pengusaha muda yang sukses juga pria yang dikabarkan akan menggelar pernikahan dengan kekasihnya dalam waktu dekat.

Maria dan Ari langsung dijemput hari itu juga oleh sopir keluarga Dirga. Maria tentu akan menemani Salsa selaku ibu yang merawatnya, sedangkan Ari, dia akan menjadi wali nikah untuk Salsa karena pria itu sudah mengakui Salsa sebagai anaknya sejak dia ditemukan.

"Kamu sudah siap?," tanya Maria

"Apa keputusan ini yang terbaik, Bunda?."

Maria tersenyum, "Yakinlah bahwa Allah sudah menyiapkan rencana yang indah untukmu!."

Salsa memaksakan senyumannya. Dia hanya bisa berpasrah diri kepada Sang Pencipta. Berharap kedepan, kehidupan rumah tangganya akan sakinah, mawaddah dan warohmah.

"Sudah waktunya, ayo kita keluar!."

Gita mengapit lengan sebelah kanan calon menantunya, dan Maria disebelah kiri. Mereka berjalan menuju ruang tamu dimana sudah ada Azka, Dirga, Saga penghulu juga dua orang saksi.

Salsa terlihat begitu cantik dengan balutan kebaya warna putih, bahkan Azka-pun tak berkedip melihat calon istrinya.

"Bisa kita mulai sekarang?," tanya penghulu

"Bisa pak!," sahut Dirga, dia menyenggol lengan putranya yang tampak terkesima menatap Salsa. Azka tersenyum canggung seraya mengangguk kepada penghulu.

Pembacaan akad berjalan dengan lancar, bahkan Azka membacanya dengan satu tarikan nafas. Dengan mas kawin perhiasan seberat 25 gram, kini Salsa dan Azka sudah resmi menjadi suami istri.

Setelah penandatanganan buku nikah, Azka menyematkan cincin kawin dijari manis Salsa, begitupun sebaliknya. Azka mencium kening Salsa dengan lembut. Dan Salsa mencium tangan suaminya dengan hikmat.

"Jaga Salsa, sejak kecil, hidupnya kurang beruntung. Walau dia terlihat tegar, namun ada sisi rapuh dalam hidupnya. Sekarang kamu suaminya, semua tanggung jawabku aku serahkan padamu!," tutur Maria.

"Tentu Bun. Jangan khawatir. Aku akan menjaga Salsa dengan baik!."

Maria tersenyum, "Aku titip putriku, bahagiakan dia. Kalau kamu sudah tidak bisa bersamanya lagi. Kembalikan dia pada kami dengan baik-baik."

"Aku akan mengingat semua pesan Bunda. Dan untuk mengembalikan Salsa pada kalian. Saya rasa itu tidak akan pernah terjadi!."

Gita tersenyum melihat apa yang Azka ucapkan. Dan ia yakin, putranya akan menjadi suami yang baik seperti Dirga.

Salsa tersenyum melihat kebahagiaan Bunda dan juga orang tua Azka. Dia hanya berharap, semua akan baik-baik saja. Walau masih ada rasa ragu untuk pria yang sudah resmi menjadi suaminya, namun Salsa berjanji akan menjadi istri yang baik untuk Azka.

"Lepaskan!."

Teriakan seorang gadis membuat suasana menjadi sepi seketika, semua mata kini tertuju padanya. Wajahnya terlihat begitu sembab dan jelas ada kemarahan diwajah cantiknya.

"Jadi kamu wanita ja*lang yang sudah merebut calon suamiku!."

*

*

Mohon maaf kalau ada informasi yang salah ya. Untuk nasab Salsa kenapa dia bernasib pada Pak Ari, karena beliau sudah mengakui Salsa sebagai anaknya. Dan beliau adalah orang yang pertama kali menemukan Salsa ketika kecelakaan terjadi pada bayi Salsa dulu.

Bayi temuan yang tidak tahu siapa orang tuanya, apalagi seorang perempuan. Maka nasabnya adalah orang yang menemukannya dan dia mau mengakui anak tersebut sebagai anaknya.

Informasi ini saya peroleh dari jurnal penelitian ya. Kalau memang yang saya tulis ini salah. Mohon informasi yang benar seperti apa.

Saya juga berterima kasih pada kalian yang setia mendukung karya ini. Tanpa kalian, saya bukanlah siapa-siapa.