NovelToon NovelToon
Cinderella N Four Knight

Cinderella N Four Knight

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Naruto / Nikahmuda / Romansa
Popularitas:252
Nilai: 5
Nama Author: Vita Anne

Hinata di titipkan pada keluarga Hashirama oleh ayahnya yang menghilang secara tiba-tiba.

Di sana, di rumah besar keluarga itu yang layaknya istana. Hadir empat orang pangeran pewaris tahta.

Uchiha Sasuke
Namikaze Naruto
Ootsutsuki Toneri
Kazekage Gaara

Akankan Hinata bisa bertahan hidup di sana?

Disclaimer : All Character belongs to Masashi Kishimoto. Namun kisah ini adalah original karya Author. Dilarang meniru, memplagiat atau mencomot sebagian atau keseluruhan isi dalam kisah ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vita Anne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. I Can't Consern!

Naruto sedang duduk di kantor dengan pemandangan menakjubkan di belakangnya. Dia sedang mambaca beberapa berkas siang ini.

Pekerjaan yang menumpuk tidak pernah menjadi masalah untuk pria itu. Dia biasa mengerjakan segalanya secara bersamaan hingga semua berakhir sesuai deadline yang telah di tentukan.

Pria itu menutup Map tebal berwarna merah dalam genggamannya dengan kasar. Dia memejamkan mata dan menghembus nafas dalam.

Kali ini, Dia tidak bisa melakukannya. Apa yang telah terjadi semalam terus menganggu pikirannya. Pria itu mengusap pelipisnya dengan sebelah tangannya yang bebas selagi satu tangannya memegang Map.

Flashback

Naruto tergelak dari tidurnya saat dia menggerakan tangannya. Mencari sosok yang semalaman terus dia peluk. Jemarinya yang besar tidak bisa menggapai apapun di sana, di sebelahnya.

Pria itu membuka matanya perlahan. Mencoba mencapai kesadarannya, Setelah dia menyadari sosok yang dia cari tidak ada di sana. Tidurnya terlalu lelap semalam hingga dia tidak menyadari apapun.

Dia bangkit perlahan. Tubuh atasnya yang polos terlihat sempurna bahkan ketika pria itu baru membuka matanya. Ada tanda keunguan di bahu sebelah kanan pria itu karena ulah Hinata. Naruto mengusuk rambut tebalnya yang berantakan.

Dia mencoba mengembalikan ingatannya atas apa yang terjadi semalam.

Benar, dia telah melakukannya semalam. Bersama Hinata yang datang tiba-tiba tanpa dia sangka.

Naruto menyandarkan tubuhnya pada punggung ranjang di belakangnya. Kembali mengusuk rambutnya dengan kasar.

Seharusnya dirinya bisa lebih bersabar!

Flashback off

...°°°...

Naruto mendesah lelah di ruang kerjanya hari ini.

Dia tahu, salahnya telah melewati batas.

Tapi, apa gadis itu tidak bisa menunggu untuk pergi hingga dia membuka matanya?

Banyak hal yang harus mereka bicarakan setelah semua yang terjadi. Dia bukan pria brengsek yang akan dengan senang hati pergi begitu saja setelah dia menghabiskan satu malam yang panjang dengan seorang gadis.

Naruto menekan salah satu tombol pada pesawat telepon yang ada di mejanya.

"Ya Tuan! Anda butuh sesuatu?"

Sahut suara dari seberang sana.

"Undur pertemuan dengan Mr. Mark siang ini! Aku harus pulang sekarang!" Ucap pria itu tegas.

"Tuan Mark sudah tiba di Jepang sejak dua hari lalu Tuan! Apa tidak keterlaluan kembali mengundur jadwal pertemuan dengannya siang ini?" Sanggah sang sekretaris.

Naruto berpikir sesaat.

"Bagaimana dengan jadwal ku pukul tiga sore ini?"

"Pertemuan mendesak dengan Tuan Choi mengenai perubahan nilai kontrak!"

"Katakan aku akan tiba di tempatnya pukul tiga lewat tigapuluh menit sore ini! Kita akan bertemu dengan Mr. Mark satu jam sebelum nya."

Mengundur tiga puluh menit pertemuan dengan salah satu klien bisnisnya tidak masalah kan?

"Baiklah Tuan!" suara sang sekretaris yang mengakhiri panggilannya.

Di sana, di luar ruang kerja~nya sang sekretaris hanya tertegun. Tidak biasanya sang CEO merubah jadwal secara mendadak. terlebih karena alasannya untuk pulang ke rumah. Bukankah itu satu hal yang patut di apresiasi? Bos yang gila kerja itu sudah mulai menunjukkan sisi normalnya sebagai manusia!

...°°°...

"Apa kau sangat kurang kerjaan hingga menyempatkan diri mu ke sini? Ke kamar ku? Saudara mu yang lain pasti sedang sibuk sekarang." Tanya Hinata pada Pria itu, si artis terkenal Otsutsuki Toneri.

Pria itu sibuk memainkan piano dengan melodi lagu~nya sendiri. Dia mengabaikan Hinata yang masih duduk di sofa seraya berselanjar kaki.

Sejujurnya Hinata hanya ingin terus di kamar sepanjang hari. Seorang diri, namun pria ini tiba-tiba datang dan mengganggunya yang masih sibuk dengan pikirannya tentang dia dan Naruto.

Pria itu menghentikan kegiatannya di sana. Menatap Hinata sejenak.

"Wajah mu pucat! Apa kau sakit?" Tanya Toneri dengan rasa khawatir di wajahnya.

Hinata menggeleng dengan cepat.

"Tidak! Aku baik-baik saja. Haha.." sahut gadis itu kembali tertawa sumbang.

Setelah pagi ini dia di buat tercekat dengan ucapan Nyonya Mizuke. Ini sudah kesekian kalinya Hinata bersikap gugup. Terlihat jelas dia tengah menutupi sesuatu dari orang-orang di sekitarnya.

"Jika kau sakit aku bisa menelepon Sasuke untuk membawa mu ke rumah sakit!"

Hinata mengangkat wajahnya, dia menatap pria itu seraya mendecih.

"Jangan berlebihan! Aku baik-baik saja Tuan."

"Apa kau terlalu banyak berpikir belakangan ini?" Tanya Toneri lagi.

Entah sejak kapan dia mulai bisa bicara santai dengan Hinata. Sikapnya yang terlalu polos dan perilakunya yang tak terduga membuat dia merasa nyaman meski hanya untuk mengobrol beberapa hal yang tidak penting.

Gadis itu mengangkat bahunya acuh. Dia berusaha menyembunyikan apa yang sedang dia rasakan sekarang. Secepat itu dia merubah raut wajahnya. Jika pembahasan mereka mulai jauh dari kata 'semalam' dia akan mulai bersikap biasa seolah tidak terjadi apa-apa.

Meski jelas, bayang-bayang kelakuannya dan Naruto semalam tidak bisa dia buang begitu saja dari pikirannya.

"Siapapun tahu aku sedang depresi memikirkan pernikahan." sahut gadis itu datar.

Toneri tercekat untuk sesaat. Sebelum akhirnya pria itu kembali bersuara seraya menekan tuts piano secara random. Sehingga mengeluarkan nada yang tidak stabil yang bahkan tidak enak untuk di dengar.

"Kau tahu, untuk bisa hidup di rumah ini kau tidak perlu berpikir! Jika kau banyak berpikir kau akan kalah dengan siapapun yang menekan mu!" Jelas pria itu.

Setelah pembicaraan mereka terakhir kali. Ini kali pertama lagi Hinata merasakan aura dingin dari kata-kata pria itu. Seperti saat pertama kali mereka bertemu.

"Yaak!" sangkal Hinata."Mana mungkin aku tidak berpikir! Aku masih punya otak, meski Tuan Gaara bilang otak ku kecil. Apa manusia yang masih hidup bisa, untuk tidak berpikir? Mereka masih punya otak kan? Jika memang bisa, Aku penasaran bagaimana caranya? Bisa beritahu apa yang harus aku lakukan agar bisa seperti itu?" Tanya gadis itu polos.

Toneri kembali terkekeh. Pria itu mula tertawa lebar memperlihatkan barisan giginya yang rapih. Meski dia berusaha untuk menunduk dan menutupi tawa nya yang lebar. Dapat Hinata lihat wajah pria itu yang tengah tersenyum dengan lebar dari tempatnya.

"Bagaimana jika Sasuke benar-benar menyukai mu? Apa kau masih akan menolaknya?"

Sebuah pertanyaan yang jelas tidak bisa Hinata jawab saat ini. Dia hanya bisa diam seraya berpikir keras dengan sikap pria itu sekarang.

Melihat Hinata yang hanya diam, Toneri menghampiri~nya. Dia duduk di ujung sofa, di depan kaki Hinata yang berselanjar dengan nyaman.

"Aku harap kali ini dia tidak akan menyakiti siapapun!" ucap pria itu dengan suara pelan.

"Maksud mu?" Tanya Hinata seraya mengerutkan Kening~nya. Dia tidak mengerti maksud Toneri.

"Kau terlalu menggemaskan untuk di sia-sia kan!" ucap pria itu lagi seraya tersenyum lebar. Dia memicingkan hidungnya menatap Hinata di sana yang hanya terdiam dengan banyak tanda tanya di kepala~nya.

"Bukan kah seharusnya kau pergi dari sini sekarang?"

Sebuah suara berat membuat keduanya menoleh bersamaan ke sana, dimana sang sumber suara berasal.

Pria itu di sana, Namikaze Naruto. Dia berdiri di ambang pintu kamar Hinata yang sejak tadi dia biarkan terbuka. Sejak Toneri memasuki kamarnya.

'Deg!'

Gadis itu memalingkan wajahnya gugup. Dia tidak ingin bertemu Naruto. Setidaknya untuk saat ini.

Toneri tercekat dengan kehadiran pria itu.

"Kau?" panggilnya heran."Bukankah seharusnya kau berada di kantor sekarang?"

"Aku memutuskan untuk kembali lebih cepat!" sahut pria itu dingin. Wajah datar nya jelas terlihat bahwa pria itu sedang tidak senang sekarang.

"Wow!! Kau bahkan punya waktu luang sekarang?! Haha..." sahut Toneri tertawa sarkas."... Aku, Memang akan pergi. Pekerjaan ku bukan seperti pekerjaan cucu kakek yang lain. Jadi aku bebas mengatur jadwal ku sesuka hati. Menyenangkan bukan?" ucap pria itu menyombongkan diri.

"Jika kau telah selesai dengan urusan mu, kau boleh pergi sekarang!" sahut Naruto tegas.

Toneri menepuk kedua pahanya sebelum akhirnya pria itu bangkit seraya mendesah kesal. Namun dia tetap menuruti perintah kakak sepupu kedua~nya itu, Naruto.

"Aku pergi!" ucap Toneri berbalik menatap Hinata seraya melambaikan tangan~nya dan tersenyum kecil. Dan gadis itu hanya membalas dengan mengangkat sebelah tangannya dengan sebaris senyum gugup tercipta di sana. Dia terlalu bingung harus bagaimana sekarang. Kehadiran Naruto di sana membuat perasaannya berantakan lagi.

Toneri beranjak menghampiri Naruto di ambang pintu. Pria itu merangkul bahu sang kakak yang tinggi itu dengan tangan kanannya.

Toneri menarik Naruto agar Meraka sama-sama pergi dari sana.

"Ishh! Kau mempermalukan ku di depan seorang gadis Naruto! Keterlaluan!" bisiknya kesal di telinga Naruto yang kini menunduk karena pria itu menarik bahunya.

"Jangan menarik ku! Kau membuat ku merinding!" Sahut Naruto seraya mengusap telinganya setelah Toneri berbisik tadi.

Pria tinggi itu hanya bisa mengikuti langkah Toneri yang menariknya untuk menjauh dari sana.

"Benarkah? Bukankah kau menyukainya? Aku berbisik dengan suara emasku." Goda Toneri lagi dengan suara bisikan yang lebih menggoda sekarang. Pria itu tersenyum gemas di telinga Naruto.

"Aku akan membunuh mu jika kau melakukan nya lagi!" Ancam Naruto.

"Ayooo, bunuh aku!" goda pria itu lagi dengan semakin seduktif di telinga Naruto, seolah dia seorang gadis penggoda. Toneri masih mengalungkan sebelah lengan~nya di bahu pria itu.

"Yaak!! Menjijikan!" Pekik Naruto kesal.

To be continued

1
Aisyah Suyuti
menarik
Aisyah Suyuti
menarik
Novita ariani: terima kasih sudah mampir. semoga bersedia mengikuti kisah ini sampai akhir💙
total 1 replies
Kamiblooper
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Novita ariani: makasih banget udah suka😍😍😍
di tunggu chapter selanjutnya ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!