Puspa adalah seorang janda berusia 25 tahun yang secara tidak sengaja menemukan sebuah pusaka mistis.
pusaka itu memiliki ilmu pemikat yang sangat kuat, dengan bermodalkan pusaka itu Puspa membuat sumpah, "semua lelaki bajingan harus mati!"
Puspa membuat sumpah seperti itu karena dia dulu hanya di buat mainan oleh mantan suaminya Alexander seorang pengusaha dari jakarta, akankah Puspa berhasil balas dendam kepada Alexander bermodalkan sebuah Pusaka yang berbentuk Tusuk Konde itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
gagal
"Mari kita ikuti dia!" Mereka berdua adalah joko dan andi. dua orang preman yang di bayar oleh nyonya maria untuk membuat puspa sengsara.
Dengan cepat kedua orang yang beboncengan itu langsung mengikuti puspa dari belakang.
"Apakah sekarang?" Tanya joko yang berada di bangku belakang motor itu.
"Jangan, jangan sekarang jok! Masih ada beberapa kotor yang lewat." Ucap andi yang menyetir di depan.
Joko dan andi mengawasi jalanan itu, mereka menunggu keadaan sepi di mana motor dan mobil tidak ada yang melintas di jalanan ini.
"Sekarang ndi!" Teriak joko dengan lantang kepada andi ketika suasana sudah sangat sepi.
Di jalanan sepi itu andi langsung menarik gas motor absolute revonya dan langsung memepet motor puspa.
"Eh, ada apa ini?"
"Tolooonggg!!!"
Puspa langsung menjerit ketakutan.
Bang!
Joko yang berada di belakang jok motor langsung menendang motor puspa dengan sangat keras hingga membuat puspa terjatuh di pinggir jalan.
Dengan cepat andi langsung memarkirkan motornya, andi segera berlari ke arah puspa lengan kanan andi langsung menjepit leher puspa sementara tangan kirinya membekap mulut puspa.
"Jok, kamu yang ngurus motor dulu, aku yang akan membawa dia!" Ucap anda yang langsung menyeret puspa ke dalam perkebunan gelap yang hanya di tumbuhi dengan pohon singkong dan semak belukar.
Tentu saja puspa berusaha meronta ronta, namun tenaga anda jauh lebih kuat di bandingkan dengan puspa. Menyebabkan usaha puspa sia sia dia meronta ronta seperti ayam yang berada di cengkraman.
Ketika andi menyeret puspa ke tempat yang gela dan sepi, joko mulai menyeret motor puspa dan langsung melemparkannya ke semak belukar, begitu juga dengan absolute revo yang andi dan joko bawa, joko meletakan motor itu ke dalam semak belukar.
Itu semua agar tidak ada warga ada pelintas yang menumkan hal aneh du tempat ini.
Kerja sama andi dan joko begitu sempurna, menandakan mereka sudah terbiasa bekerja sama seperti ini.
"Fyuh! Selesai juga.." ucap joko sambil menyeka keringat yang ada di pelipisnya memindahkan dua motor ini ternyata tidak gampang.
Joko kemudian mengalihkan pandangannya ke semak belukar, di mana di situ arah andi menyeret puspa.
"Hei ndi! Jatahku! Jangan habiskan jatahku! Aku juga pengin wik-wik!" Wajah joko langsung berubah menjadi sangat mesuem, fikirannya sudah terngiang ngiang ingin segera menikmati tubuh wanita cantik itu.
Sembari melepaskan resleting celanya joko berjalan cepat menyusuri semak belukar itu, dia berusaha keras untuk mencari di manan andi berada.
"Loh, di mana, ya?" Joko sedikit bingung karena dia tidak kunjung menemukan keberadaan andi maupun puspa, "apa andi nyeret wanita itu lebih dalam? Biar lebih aman." Fikiran joko langsung mengarah ke arah perkebunan yang lebih dalam.
"Ndi di mana kamu? Jangan nikmati cewek itu sendirian! Aku juga mau wik-wik.."
hingga akhirnya joko tiba juga di tempat di mana andi berada. Joko langsung terdiam dan terpaku ketika melihat pemandangan tidak terduga di depannya.
Awalnya joko mengira akan melihat andi yang sedang wik-wik menikmati tubuh puspa yang merupakan target mereka, namun apa yang di lihat joko sangat mengerikan dia melihat andi terkapar di tanah dengan leher yang berlubang.
Sementara itu joko juga melihat wanita yang menjadi targetnya berdiri dengan tangan bersimbah darah sambil memegang sebuah Tusuk Konde.
Mata puspa langsung mengarah kepada joko yang baru saja datang.
"Si.. si.. siapa kamu?!" Joko langsung tergagap ketika melihat pemandangan mengerikan ini.
Joko berusaha mengucek matanya barangkali pemandangan di depannya ini adalah sebuah ilusi. Namun sayang sekali seberapa besar usaha joko mengucek matanya pemandangan ini sama sekali tidak berubah.
Bau amis segera tercium di hidung joko, sekaligus menyadarkan joko bahwa ini bukanlah khayalan semata.
Joko bergetar ketakutan dengan segera dia berbalik arah untuk bisa pergi dari tempat ini, namun sayang sekali puspa melesat mengajarnya puspa melompat ke arah joko sambil menghujamkan tusuk konde itu, puspa menusukannya di betis joko.
Aaarrrghhhh!!!
Joko terjatuh kemudian menjerit dengan keras, namun sayang sekali tidak ada yang mendengar jeritannya selain puspa dan serangga malam.
Puspa menarik kembali tusuk kondenya itu.
Dengkul puspa menindihi dada joko, tangan kirinya membungkam mulut joko sementara tangan kanannya menempelkan ujung tusuk kondenya ke leher joko.
Dengan nada dingin puspa berucap, "sekali lagi berteriak kamu akan mati! Tidak menjawab pertanyaanku kamu akan mati! Berani berbohong kamu akan mati, apakah kamu mengerti lelaki brengsek?!"
Merasakan ujung tusuk konde itu yang menempel di lehernya sangat tajam bagaimana mungkin joko berani berucap tidak? Dia langsung menganggukan kepalanya.
Joko benar benar berkeringat dingin pada saat ini, awalnya dia ingin menikmati tubuh puspa malah sekarang dia harus mempertaruhkan nyawanya.
"Dasar lelaki bajingan! Kalian berdua ingin memperkosaku? Betapa busuknya otak kalian!" Ucap puspa dengan dingin.
Puspa kembali menarik tusuk kondenya dan langsung menancapkannya di bahu joko, menyebabkan rasa sakit yang teramat sangat bagi joko, namun sayang sekali dia tidak bisa berteriak karena di bungkam puspa.
Puspa kembali mencabut tusuk konde itu dan menempelkan ujungnya di kulit leher joko. Joko hanya bisa meringis merasakan rasa yang teramat sakit di bahu dan betisnya.
"Dasar lelaki bajingan! Kalau kalian berdua mati di sini aku yakin sekali tidak akan ada yang mencari kalian! Bahkan kalau masyarakat tahu kalian mati, mungkin mereka akan mengadanan syukuran atas kematian sampah masyarakat seperti kalian!" Ucap Puspa dengan dingin.
"Sekarang jawab pertanyaanku, siapa yang menyuruh kalian?" Tanya puspa dengan dingin, dia ingin memastikan apakah ada dalang di balik dua preman ini yang ingin memperkosanya.
Joko tidak langsung menjawab, tiba-tiba puspa mengangkat tusuk kondenya dan siap di hujankan di leher joko, joko secara terburu-buru berucap, "nyonya maria! Dia yang telah menyuruh kami!"
Puspa kembali bertanya, "kalian di suruh melakukan apa?"
"Ka... kami di suruh memperkosamu dan membuatmu cacat..." jawab joko dengan ketakutan..
Mendengar hal ini emosi puspa langsung memuncak, dia sama sekali tidak menyangka mantan mertuanya ini akan sangat gigih membuat kehidupan puspa hancur.