( 21+ ) Sebuah pernikahan yang terjadi karena harta warisan, menjadi sebuah jalan bagi Veronika, si pekerja malam untuk membalaskan dendam masa lalunya. Dijadikan sebagai istri kedua yang memiliki misi untuk memisahkan sepasang suami istri, tentulah membuatnya merasa sangat semangat. Dia juga harus menghadapi Ibu mertua dan istri pertama dari suaminya, bagaimana detail kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran Angel dan Alex
" Aku, " Alex mengepalkan tangannya erat. Membela? benarkah? kenapa? Alex kembali mengingat bagaimana mereka bertemu untuk pertama kali. Dalam balutan gaun pengantin berwarna putih, Veren memang terlihat cantik, anggun dan berkelas. Saat itu dia berpikir, Veren hanyalah wanita rendahan yang rela melakukan apa saja hanya demi uang. Tapi saat melihat wajah Veren tanpa sapuan make up, ditambah lagi cara dia berbicara, cara dia menatap nya, semua seolah tidak sesederhana hanya perihal uang.
" Ibu, aku tidak tahu kenapa aku membelanya, hanya saja Veren tidak seperti yang ada di pikiran Ibu. " Alex menatap manik mata Ibunya yamg menatapnya keheranan. Paham, sungguh dia amat paham apa makna dari tatapan semacam itu. Tapi dia juga tidak bisa membohongi apa yang dia rasakan tentang Veren. Sungguh, wanita itu nampak seperti seorang wanita yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
" Alex, Ibu sungguh tidak tahu harus berkata apa lagi. " Ibu Mila meninggalkan ruangan Alex untuk menuju ke kamarnya.
" Kenapa aku menjadi kacau seharian ini? " Alex berjalan meninggalkan ruangan kerjanya untuk menuju kamar. Setelah sampai di pintu kamarnya, Alex terhenti dan menatap pintu kamar sebelah yang berarti adalah kamar Veren. Tidak tahu dari mana asalnya, tapi tiba-tiba dia merasa ingin melihat sendiri apakah Veren sudah pulang atau belum. Awalnya agak ragu-ragu, tapi saat sudah dekat dengan pintu kamar Veren, dia langsung saja meraih handle pintu dan berniat membukanya.
" Suamiku, malam-malam begini membuka pintu kamar istri muda, apa ada tujuan tersembunyi? " Suara Veren dibalik punggungnya benar-benar membuat Alex membeku tanpa kata. Veren tersenyum lalu memajukan beberapa langkahnya agar sampai kehadapan Alex. Sadar jika sedari tadi dia hanya diam, kini Alex mencoba bertanya untuk berbosa-basi dan menghilangkan kecanggungan diantara mereka.
" Suami, apa membutuhkan sesuatu? " Tanya lagi Veren sebelum Alex sempat bertanya.
" Tidak ada. Aku hanya memastikan saja apa yang Ibu katakan barusan. " Ucap Alex yang mencoba mendatarkan saja tatapannya.
" Oya? memang apa yang Ibu mertua katakan? " Veren mulai mendekatkan tubuhnya hingga hampir menempel dengan tubuh Alex.
" Tidak ada. Kau dari mana? kau tahu ini sudah larut kan? " Veren kembali tersenyum mendengar pertanyaan Alex barusan.
" Suami, tadi aku sedang memuaskan diri. Kau tahu kan kalau kau sama sekali tidak menyentuh ku. Jadi ya terpaksa aku mencari pelampiasan di luar sana. " Veren kembali tersenyum seolah kata-kata itu tidak memiliki arti bagi pria yang kini menjadi suaminya itu.
" Entah apa yang kau lakukan, tapi aku minta, jagalah kehormatan mu sebagai Nyonya muda Dardan. " Sebenarnya Alex sangat kesal mendengar ucapan Veren barusan, tapi mau bagaiman lagi? apa yang dikatakan Veren memang benar, ditambah lagi Ibunya yang membuat istri barunya tak betah untuk tinggal dirumah.
" Suami? apa kau sedang cemburu? " Veren mengangkat kedua lengannya lalu memeluk tengkuk Alex dengan mesra. Sungguh Alex tidak mengerti harus bagaimana menanggapi Veren, jadilah dia hanya diam mematung saja hingga Veren sendiri yang menjauhkan tubuhnya.
" Suami, apakah aku boleh mencium mu? " Tanya Veren dengan nada yang pelan seolah takut kalau akan ada yang mendengar. Tatapan mata yang tidak bisa Alex tebak, tentulah Alex mencoba untuk sedikit menjauh agar tida kebablasan nantinya.
" Jangan, " Ucapan Alex terhenti saat bibir Veren sudah lebih duku membekapnya dengan bibir lembut. Tadinya Alex ingin mendorong tubuh Veren, tapi saat lidah Veren sudah lebih duku menari memenuhi rongga mulutnya, Alex benar-benar dilema hingga memutuskan untuk mengikuti saja apa yang tubuhnya inginkan. Cukup lama mereka berpangutan, saling menerkam, hingga tidak tahu kapan pindahnya tangan Alex yang kini sudah memeluk punggung Veren sembari membalas pangutan dari Veren.
" Apa kalian masih belum puas juga? "
Alex sontak menjauhkan tubuhnya dari Veren dan menatap pemilik suara yang ada dibalik punggungnya.
" Angel? " Alex sangat terkejut, tapi berbeda dengan Veren. Sebenarnya, saat Veren turun dari mobil Erick, dia sudah melihat Angel lebih dulu turun. Dari cara ia berjalan, sepertinya Angel benar-benar dalam keadaan mabuk, bahkan dia harus berhenti beberapa kali karena menahan pusing dan sakit di kepalanya. Veren yang masa bodoh dengan wanita itu berjalan saja terus sampai ke kamarnya. Tapi siapa sangka jika keberuntungan sedang memihak nya. Sembari menunggu Angel datang untuk melihatnya, Veren mencoba untuk terus menggoda Alex hingga mencium paksa pria itu. Dia bahkan dengan sengaja menatap Angel yang sedari tadi menjadi penonton saat Veren dan Alex berciuman. Sungguh puas! melihat bagaimana Angel bereaksi, sepertinya akan ada perang malam ini.
" Kau mabuk? " Tanya Alex dengan tatapan dingin. Sungguh! Veren jadi mengeryitkan dahi karena bingung dengan sikap pria yang katanya sangat mencintai istrinya itu.
" Iya! aku mabuk karena mu! aku tidak tahan dengan semua ini! dan kau, kau malah asik berciuman saat aku pulang. Kau ini benar-benar sangat jahat! " Ucap Angel dengan ciri khas orang mabuk.
" Ayo masuk ke kamar. " Ajak Alex seraya meraih pergelangan tangan Angel lalu membawanya masuk.
" Selamat malam, suamiku dan senior? " Veren tersenyum lalu melambaikan tangan seolah tak bersalah sedikitpun.
" Demi Tuhan, aku membencimu! " Pekik Angel yang ingin memukul Veren. Tapi tangan Alex sigap menahannya.
" Hentikan Angel! tidak ada hal lebih yang terjadi dari yang kau lihat tadi. Masuk lalu istirahatlah. " Alex membawa masuk Angel yang sepertinya masih saja ingin memberontak dan memukul Veren jika sampai ada kesempatan.
Sesampainya di dalam kamar, Veren mencuci wajahnya dan menggosok kuat bibirnya karena merasa jijik sudah berciuman dengan Alex. Jijik? tidak tahulah bagaimana yang sebenarnya. Karena saat dia berciuman tadi, dia sempat menikmati itu walau hanya sesaat. Setelah selesai, Veren menyambar handuk kecil yang berada tak jauh dari wastafel. Barulah ia kembali ke tempat tidur setelah mengganti pakaiannya dengan dress untuk tidur.
" Sialan! apa mereka tidak bertengkar? apa Angel senaif itu? ataukah, Alex sangat pandai membujuk? " Gumam Veren setelah merebahkan seluruh tubuhnya ke tempat tidur yang begitu nyaman itu.
Prang.....
Suara barang yang terdengar seperti dibanting. Baru saja Veren mendesah sebal, sekarang suara itu sudah mulai terdengar. Bukan hanya satu atau dua, tapi sepertinya banyak barang yang dibanting oleh salah satu dari mereka.
" Kau penghianat! " Ucap Angel dengan nada yang begitu lantang. Alex yang malas berdebat membiarkan saja apa yang dilakukan Angel. Bahkan, vas bunga yang baru saja mengenai kepalanya juga tak membuatnya ingin bereaksi. Saat sadar ada darah segar menetes, barulah Alex bangkit untuk mencari kotak P3K. Angel yang masih murka itu sama sekali tidak perduli dengan apa yang terjadi dengan suaminya.
" Suami? apa yang terjadi? " Veren kali ini benar-benar terkejut melihat darah yang menetes ke sisi wajahnya.
" Tidak ada apa-apa. Kalau kau tidak bisa tidur, pergi saja ke kamar tamu. "
Veren tersenyum tipis mengambil kesempatan ini tentu saja akan menguntungkan dirinya.
" Baiklah, aku akan tidur di kamar tamu. Tapi, izinkan aku membantu mengoleskan obat di luka mu ya? " Alex tak menjawab, tapi dia mengangguk setelah diam beberapa saat.
TBC
semangat berkarya terus y tor👍❤️
sekali" bikin beda napa thor🤭🤭
ahh othor mah gg konsisten🤣🤣