Guru Privat Gilak!

Saat sudah sampai di gerbang rumah Fika, Fika turun dari motor Aland. Namun mobil dari arah belakang mengklakson kedua nya.

Tiinnn!

Suara klakson mobil Arkan. Padahal Aland memakirkan motornya sudah dipinggir jalan, masa iya masi kena?

Fika menatap tajam ke arah Arkan, namun Arkan melesat tanpa melihat tatapan maut dari Fika.

“Yah motor lo jadi rusak” norak Fika.

“Mana ada rusak Fika, itu cuma kegaret doang gak papa kok, lagian kalo lo yang gue anter, motor gue sampe ancur parah juga gak papa” goda Aland sambil menggaruk leher belakangnya. Anjirr…

“Oh begitu..~ yaudah Fika masuk nih ya, babay” ucap Fika, tapi saat Fika ingin membuka gerbangnya tiba-tiba.

“Fika” panggil Aland.

“Kenapa?” jawab Fika.

“Helm nya gak mau dibalikin nih?” ehh? Fika melirik ke atas kepalanya dan meraba kepalanya yang terdapat helm Aland.

Astaghfirullah Fika! Helm orang pen lu colong!

“Ehh ya Allah ma’af.. ma’af gue gak sadar tadi” balas Fika lalu meraba kunci helm tersebut. Namun sangking susahnya ia tidak bisa membukanya

“Butuh bantuan?” tawar Aland.

“Enggak usah ini bisa kok” usahanya lagi.

“Udahlah sini” Aland mengambil alih kuncinya dan... mereka dekat. Sampai nafas mereka berbenturan.

Toong!! suara peletukan somay.

Ternyata Arkan sedang membeli somay, namun seperti bocah. Ia memainkan peletukan kang somay tersebut.

Fika dan Aland melihatnya. Kira-kira apa Arkan cemburu? Aland focus pada kunci helm nya. Agak susah. Dann..

Toong!! Suara peletukan itu nambah keras.

Si Arkan napa si?

Ptekk..! kuncinya akhirnya lepas juga.

"Sorry banget Aland Fika gak tau” ma’af Fika lagi tersenyum canggung dan malu.

“Sans aja kali Fik” jawabnya.

“Ohya Fik, lo malem ini ada acara gak?” tanya Aland yang sedang menaruh helmnya.

“Enggak ada sih, kenapa emangnya?”

“Dinner sama gua mau gak?” ajak Aland.

Terima ga? Haha terima aja Fik lumayannn..

“IYA GUE MAU AL NTAR MALEM KITA KENCAN OKE!” teriak Fika, sengaja ingin pamer kepada Arkan.

Fika meliriknya, namun Upil batu tidak menaggapinya.

Sedih sekali.. yang penting gue dah pamer.

Aland yang bingung mengapa Fika berteriak hanya mengacuhkan bahunya tidak tahu.

”Sipp asikk kalo gini mah, yodah ntar malem gua tunggu depan gerbang okeyy?”

“Okeyy!” ucap Fika, lalu menunggu Aland pergi.

Breeemm!

Motornya sudah pergi… saat ingin membuka gerbang rumahnya. Vina memanggil namanya.

“FIKA!”

“CIEE YANG DIANTERIN PACARNYA CIIEEE” ucap Vina dari balkon kamarnya.

“Iiiii apa sih kak, orang temen doang kok” elak Fika.

“Temen apa temen?”

“Temen kak”

“Bodo ahh yang penting gue anggep tuh pacar lo” anjir kak Vina.

“Yodah serah-serah” ucap Fika kesal mengiyakan Vina.

Saat ingin membuka gerbang rumahnya lagi.

Seseorang memanggilnya.

SETAN! Dari tadi gue pen masuk gak jadi-jadi! Perut gue lapeerrrr..!

“Neng Fika gak beli somay?” tanya mang Dadang penjual somay.

“Wihh mau dong, tapi gratis Mangg, sama aja kan beli?” recok Fika.

“Ya gak bisa atuh neng, pas kemaren geh utangnya eneng belum bayar, masa iya mau gratis? Rugi Mamang teh neng” ucap mang Dadang.

“Ish emang jahat banget! Gara-gara Mamang Fika gak jadi masuk-masuk, dah ahh” ucap Fika lalu masuk ke dalam rumahnya.

“Eettdah si eneng, cantik-cantik bokek” geming mang Dadang lalu mengambil ponselnya, mengetikkan sesuatu.

“Hari ini teh ketemu cewe cantik tapi bokek” ketiknya diponsel.

“Nahh tinggal posting!”

"Mang" Mang Dadang menoleh.

"Buat bayar somay yg belum dibayar Fika" Arkan memberikan uang kepada Mang Dadang dan langsung pergi masuk kedalam rumah nya.

***

“Tinn!” suara klakson dari motor Aland.

“Maah! Fika berangkat!” sampai Fika di depan tubuh Aland. Aland melihatnya dari atas sampai bawah.

Cantik gumannya.

“Kenapa? Jelek ya? Fika ganti deh” ucapnya ingin memutar balik tubuhnya.

“Eeh jangan.. lo cantik Fik” ucap Aland pelan namun kedengaran oleh Fika.

“Yodah ayok” ajak Aland yang sudah menaiki motornya deluan. Fika naik.

“Ciee yang bakal kencan” Vina tiba-tiba lewat.

“Iiii apa si kak, udah lah Land, ayo jalan” ucap Vina kesal, Vina tertawa.

Saat Fika dan Aland pergi, Vina masuk dan mencari keberadaan Arkan.

“Lo mau kemana?” tanya Vina yang melihat Arkan sudah rapih ingin pergi.

“Rian” ucap Arkan.

“Ohya tadi gue liat si Fika pergi sama pacarnya” Vina sengaja mengatakan hal tersebut, supaya Arkan cemburu.

“Urusannya sama gue apa?” tanya Arkan lalu melonggos pergi.

Sok banget ya ngomong gitu, masi mending gue kasi

tau lu. Guman Vina mendumel.

***

“Woahh!” terkejut Fika saat ia tahu Aland membawanya kemana.

“Suka?”

“Banget”

“Tapi itu siapa? Kok Pake masker sama topi? Corona?” Fika melihat seseorang misterius.

Seperti ia kenal, tapi siapa?