NovelToon NovelToon
Jantung Hati Sang Pemimpin

Jantung Hati Sang Pemimpin

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik / Pernikahan Kilat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Dua orang sahabat dekat. Letnan satu Raden Erlangga Sabda Langit terpaksa harus menjadi presiden dalam usia muda karena sang ayah yang merupakan presiden sebelumnya, tutup usia. Rakyat mulai resah sebab presiden belum memiliki pasangan hidup.


Disisi lain presiden muda tetap ingin mengabdi pada bangsa dan negara. Sebab desakan para pejabat negara, ia harus mencari pendamping. Sahabat dekatnya pun sampai harus terkena imbas permasalahan hingga menjadi ajudan resmi utama kepresidenan.


Nasib seorang ajudan pun tak kalah miris. Letnan dua Ningrat Lugas Musadiq pun di tuntut memiliki pendamping disaat dirinya dan sang presiden masih ingin menikmati masa muda, apalagi kedua perwira muda memang begitu terkenal akan banyak hitam dan putih nya.


Harap perhatian, sebagian besar cerita keluar dari kenyataan. Harap bijaksana dalam membaca. SKIP bagi yang tidak tahan konflik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Patah.

"Jadi, selama ini kamu menyembunyikan identitasmu dari Abang?" tanya Bang Erlang dengan nada sedikit kecewa.

Nindy menunduk. "Maafkan Nindy, Bang. Nindy tidak bermaksud menyembunyikan apa pun. Tapi, ada alasan mengapa Nindy tidak bisa memberitahu Abang dari awal."

"Alasan apa?"

Nindy menarik napas dalam-dalam. "Ini terkait dengan tugas Nindy sebagai intel. Nindy ditugaskan untuk mengawasi Abang dan memastikan keamanan negara."

Bang Erlang terkejut. "Mengawasi Abang? Sejauh mana kamu memata-matai Abang?"

"Bukan begitu, Bang. Nindy hanya menjalankan tugas. Nindy harus memastikan bahwa Abang tidak melakukan tindakan yang membahayakan negara."

"Tapi, kenapa harus dengan cara seperti ini? Kenapa kamu tidak jujur saja dari awal? Sekarang Abang semakin yakin kalau Nadine tersangkut masalah di luar sana. Bisa-bisa gayanya yang ngawur di luar sana membuatnya celaka. Kalau saja Nadine sempat meremehkan Lugas, berarti jelas.. Nadine habis di tangan Lugas." Ucap Bang Erlang geregetan.

Nindy meneguk salivanya dengan kasar, ia sekilas menatap wajah Bang Erlang tapi kemudian mengalihkan pandangan.

"Ada apa?? Kata-kata Abang benar atau tidak??"

Nindy terdiam, sikapnya mendadak menjadi gelisah.

"Kamu mau jujur atau tidak????" Suara Bang Erlang terpaksa meninggi sebab ia pun ingin permasalahan segera usai.

"Bang Lugas memang melakukannya malam itu, tapi Nindy nggak sempat melihat semuanya. Nindy takut." Jawab Nindy.

"Kenapa tidak kamu cegah???????? Aduuh Tuhan, kamu ini benar-benar ya, dek..!!" Bang Erlang menepuk keningnya. "

"Masa Nindy gangguin???............."

"Astaghfirullah.. Mereka belum menikah. Bagaimana sih kamu, dek?????" Bang Erlang terus mengomel tak habis pikir dengan kelakuan Nindy. "Sebenarnya Lugas orangnya lurus aja. Cuma ya begitu, pikirannya agak ca*ul."

"Gimana donk, Bang???" Nindy mulai cemas akan hal yang sempat di lihatnya kemarin. "Tapi Nindy sudah lapor sama salah seorang Intel yang menyusup di salah satu tekan media. Sudah bisa di redam sebagain kan, Bang."

"Siapa nama intelnya??" Tanya Bang Erlang penuh selidik.

"Letnan Jani Oka."

"Si Jaka????????" Bang Erlang sampai melotot mendengarnya.

"Iya."

...

Siang itu Bang Erlang sudah duduk berhadapan dengan Bang Lugas. Wajah sang ajudan sudah nampak lesu, terlihat sekali wajah lelah yang tersirat.

Bang Erlang menarik nafas panjang namun Bang Lugas seakan sudah bisa menebak hal yang akan terjadi setelahnya.

"Silakan jatuhkan hukuman apapun, pecat pun akan saya terima." Ucap Bang Lugas pasrah.

Nindy dan Bang Erlang saling lirik.

"Sebenarnya................" Nindy sudah hampir bicara tapi Bang Erlang menyambarnya.

Bang Erlang yang tau betul watak sahabatnya sungguh tidak ingin Nindy celaka. Rahasia Nindy sudah membuat kekacauan sebesar ini.

"Saya akan melepas piagam kesetiaan mu pada pimpinan negara." Kata Bang Erlang.

"Lepas saja." Jawab Bang Lugas datar.

"Kamu akan saya beri skep ke Batalyon. Ambil jabatan Intel mu disana. Laksanakan sesuai tanggung jawabmu..!!" Pesan Bang Erlang yang sebenarnya begitu tidak tega.

"Siap, menyesuaikan arahan. Terima kasih..!!" Bang Lugas menjawab dengan formal.

Agaknya Bang Erlang merasakan kesedihan mendalam. Tapi sedekat apapun kita dengan para sahabat, akhirnya pun nanti kita akan berpisah. Hanya istri saja yang akan menemani di masa tua.

Bang Erlang menjabat tangan Bang Lugas sebagai seorang sahabat kemudian mereka berpelukan.

"Terima kasih, Lang. Secara tidak langsung kamu memberiku keleluasaan. Aku berharap bisa mencari dan bertemu Nadine secepatnya." Kata Bang Lugas.

"Alhamdulillah kamu mau mengerti segala keterbatasanku. Semoga harapmu segera terwujud."

\=\=\=

Dua bulan kemudian.

Bang Erlang dan Nindy sedang menikmati sarapan bersama. Suasana sering kali masih tampak canggung dan tegang. Sejak pengakuan Nindy tentang identitasnya sebagai intel, hubungan mereka menjadi sedikit renggang.

"Makan malamnya sesuai seleramu?" tanya Bang Erlang memecah kesunyian.

"Iya, Bang. Ini enak." jawab Nindy singkat.

"Apakah kamu masih menjalankan tugasmu sebagai intel?"

"Tidak lagi. Sejak menikah dengan Abang, Nindy sudah mengundurkan diri dari tugas tersebut."

"Apakah Abang bisa mempercayaimu?"

Nindy menatap Bang Erlang dengan tatapan sedih. "Tentu saja, Bang. Nindy adalah istrimu. Nindy akan selalu setia dan jujur kepada Abang."

Mereka melanjutkan makan malam dalam diam. Bang Erlang masih merasa ragu dan curiga terhadap Nindy. Namun, ia juga ingin memberikan kesempatan kepada istrinya untuk membuktikan kesetiaannya.

Di tengah keraguannya, Bang Erlang teringat akan kata-kata Nindy. "Apa gunanya kita menjadi suami istri kalau tidak ada kejujuran di antara kita. Abang ingin selama kita menjadi suami istri, ada keterbukaan lebih di antara kita."

Bang Erlang tersadar. Ia harus memberikan kepercayaan kepada Nindy dan membuka hatinya untuknya. Ia harus melupakan masa lalu dan fokus pada masa depan mereka.

"Terima kasih, dek."

"Untuk apa, Bang?" Tanya Nindy.

"Karena kamu sudah bersedia mengalah dan mengesampingkan tugasmu demi menjadi istri Abang." Jawab Bang Erlang.

//

Bang Lugas berdiri di tengah hutan belantara, seragam militernya tampak lusuh dan wajahnya dipenuhi oleh guratan lelah. Sejak dipindahkan ke Batalyon, ia tak pernah berhenti melaksanakan tugasnya sebagai seorang prajurit namun juga tidak pernah berhenti mencari Nadine.

Ia pernah menyusuri setiap sudut kota, bertanya kepada orang yang ia temui, namun hasilnya nihil.

"Di mana kamu, Nadine?" gumamnya lirih.

Tiba-tiba, ponselnya berdering. Sebuah nomor tak dikenal tertera di layar. Dengan ragu, Bang Lugas mengangkat panggilan tersebut.

"Selamat pagi..!!"

"Bang Lugas?" Suara seorang wanita terdengar dari seberang sana.

"Siapa ini?"

"Ini Nadine." Jawab suara di seberang sana.

Jantung Bang Lugas berdegup kencang. "Nadine? Kamu di mana? Saya mencarimu ke mana-mana..!!!!"

"Nadine tidak bisa memberitahu Abang di mana Nadine berada. Nadine hanya ingin mengatakan bahwa Nadine baik-baik saja."

"Tapi kenapa kamu menghilang? Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Nadine tidak bisa menjelaskannya sekarang. Yang penting, Abang sudah tau bahwa Nadine baik-baik saja. Jangan mencari Nadine lagi. Lupakan Nadine..!!!!"

"Tidak..!!!! Saya tidak bisa melupakanmu begitu saja..!! Saya harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi..!!"

"Tidak ada yang perlu Abang tanggung jawabkan. Ini semua salah Nadine. Nadine yang menggoda Abang malam itu."

"Itu tidak benar..!! Saya juga salah. Saya tidak seharusnya membiarkan hal itu terjadi."

"Sudahlah, Bang Lugas. Semuanya sudah terjadi. Nadine mohon, jangan mencari Nadine lagi. Nadine ingin memulai hidup baru." Ujar Nadine.

Sambungan telepon terputus. Bang Lugas terpaku, air mata mulai membasahi pipinya. Ia merasa kehilangan dan putus asa.

"Kenapa harus seperti ini, Nadine????" teriaknya histeris.

Bang Lugas terduduk lemas di tanah. Ia tidak tau apa yang harus ia lakukan. Ia merasa bersalah, menyesal, sekaligus kehilangan.

"B*****t..!!!!!!!!!!!!!!" Bang Lugas berteriak kesal, emosinya merangkak naik, panas hingga ubun-ubun kepala.

.

.

.

.

1
dyah EkaPratiwi
Nadine bener2 ya minta di buang ke laut
Maysuri
nah gitu dong bang tegas am nadin,walau bagai mn pun yg halal itu lebih berhak atas dr mu....semangat mbak nara.,....💪💪💪
Maysuri
sebenarnya km itu seorang prajurit loh bang d mn ketegasanmu,
Jero Rina
muak kali lihat Nadine yg tak tahu diri
Nabil abshor
mana ada kata serakah untuk ikatan suami istri. semua yg ada didiri kamu dan suamimu adalah hak milik mutlak kalian berdua. jika ad yg mengganggu hantam saja,g usah sungkan².
Nabil abshor
wkwkskwkk,,,,, aku baru mau komen gt,eeeh udh keduluan si anne,,,,
dyah EkaPratiwi
kurang tegas ini bang lugas kasian dena
dyah EkaPratiwi
ang minta di sleding si nadine
Maysuri
itu engk serakah nadhin,tp itu hak km kpk karna km adalah istrinya bang lugas yg sah....semangat mbak nara...💪💪
dyah EkaPratiwi
Nadine bener2 ya g bisa jaga perasaan, padahal kesalahan sendiri
Maysuri
nadin kamu calon" pelakor....🤭🤭🤭semangat mbak nara....
Maysuri
loh" .....jangan egois km nadin.mending d akui loh sempat engk malu km🤔🤔
Jero Rina
Nadine kampret.. di kasih hati minta jantung
Nabil abshor
😌😌😌 entahlah aku hrus jengkel atau kasian sm km nadine,,,,
Lendra malayu
aduhhh,,, kok ada Nadine nongol,, bakal runyam nihh,, gas thoorrr 💪😍
dyah EkaPratiwi
kemaren kemana aja Nadine sekarang kondisinya sudah berbeda
Maysuri
loh".... nadin kmn aj km....dah kayak jelangkung aj,dateng engk d undang pergi engk d anter 😊😊
dyah EkaPratiwi
Nadine knp menghindar dr bang lugas
Maysuri
polosnya lah cah ayu dena....
Nabil abshor
weeeesssss weeeeesssss,,,, pepet trusss weesssss bang,,,, 😌😌😌👊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!