Ziora Tasya Olyne adalah anak yatim piatu, dan sekarang dia tinggal bersama neneknya di kontrakan...
"Nenek, Ziora sudah siap untuk men.... " ucapan Ziora terhenti saat melihat tangannya neneknya yang penuh dengan darah.
Ziora pun berlari mendekati neneknya dan dia sangat khawatir, Ziora juga menyayangi neneknya seperti orang tuanya yang sudah tiada.
"Nek, kenapa tangan nenek banyak darah?" tanya Ziora.
"Ini hanya pewarna makanan, Ziora." jawab nenek Maya.
Uhuk!
Tiba-tiba saja nenek Maya berbatuk, dan setetes darah segar menodai bibirnya yang keriput.
"Nek, kita pergi ke rumah sakit sekarang." ucap Ziora berkaca-kaca.
"Ziora, nenek tidak apa apa." jawab nenek Maya berusaha tidak membuat Ziora khawatir.
"Aku mohon nek, Ziora tidak mau kehilangan nenek... hiks." ucap Ziora di selak tangisnya.
Tok! Tok! Tok!
-------------------------------
SETIAP AUTHOR YANG MENULIS NOVEL PENYEMANGAT MEREKA HANYA DUKUNGAN KALIAN... JADI SEMOGA KALIAN MENYUKAI JUGA NOVEL INI...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Tiba tiba saja seseorang mengirim pesan dan membuat Friska terkejut.
"Jika kau berani muncul di hadapan saya, saya pastikan foto foto ini aku sebar di sosial media." isi pesan tersebut.
"Da-dari mana Revan mendapatkan foto ini?" batin Friska bertanya tanya.
"Jika aku tidak mengejar Revan, terus siapa yang akan menikah bersama saya? Sekarang aku sedang mengandung anak dari Arlox, tapi dia tidak mau bertanggung jawab atas apa yang di lakukan." batin Friska kesal.
"Aku harus menelpon Layna." batin Friska.
Friska pun menelpon sahabatnya yaitu Layna, tak butuh berapa lama lagi. sambungan telpon pun terhubung.
"Layna, apa kamu bisa menjemputku di bandara?" tanya Friska.
"What! kamu ada di bandara?" tanya layna terkejut di seberang telpon.
"Hem, aku ada di bandara. tolong jemput aku secepatnya." ucap Friska.
"Baiklah, aku akan ke bandara menjemputmu." jawab Layna di seberang telpon.
"Ok, aku akan menunggumu." ucap Friska.
Tak!
"Revan, aku tidak akan mudah melepaskanmu begitu saja. Aku akan memikirkan rencana untuk mendapatkanmu lagi." batin Friska.
...----------------...
Setelah Layna sampai di bandara, dia melihat Friska yang sedang berdiri dengan wajah yang sangat marah.
"Friska!" panggil Layna.
Friska yang mendengar suara Layna, dia pun menoleh dan dia melihat Layna. Friska pun menarik kopernya mendekati mobil Layna.
"Ayo buruan masukkan koper kamu di garasi, keburu mau hujan deres." ucap Layna.
"Hem." dehem Friska.
Setelah Friska sudah memasuki kopernya di garasi, dia pun masuk ke mobil Layna. Sedangkan Layna pun yang melajukan mobilnya menuju ke mansionnya.
"Kenapa tuh wajah, pengen aku setrika wajah kamu Friska." ucap Layna yang sedang fokus menyetir mobil.
"Aku bingung, dari mana Revan mendapatkan foto ini." jawab Friska memperlihatkan ponselnya.
Layna yang melihat ponsel Friska, dia pun tiba tiba menginjak rem.
CRITT!
"Layna, jika kamu mau menginjak rem. kamu harus bilang." ucap Friska.
"Hehehe maaf, mungkin di saat kamu keluar negeri, dia diam diam menyelidikimu. Kamu tau-kan, Revan anak seorang CEO." ucap Layna.
"Hem, kamu benar. Revan adalah anak seorang CEO dan pastinya dia akan jadi penerus, Oh iya Layna. Apa kamu bisa membantuku?" tanya Friska.
"Tentu, apa kau berniat untuk mendapatkan Revan lagi." ucap Layna.
"Iya, tapi aku harus memikirkan rencana terlebih dulu." ucap Friska.
"Aku tau apa yang harus kamu lakukan." ucap Layna.
Layna pun membisikan sesuatu kepada Friska, membuat Friska tersenyum smirk.
"Besok malam acara ulang tahun Kevin, pasti Revan akan datang. Karna Kevin adalah salah satu sahabatnya, besok malam kamu harus bersiap siap." ucap Layna.
"Hem." dehem Friska.
Layna pun kembali melajukan mobilnya menuju ke mansionnya, sedangkan disisi lain di mansion yang sangat mewah. Terlihat Raden berdiri di depan jendela dan melihat ke arah bulan.
"Apakah aku benaran mandul? Tapi saat aku pergi periksa ke dokter, tapi dokter berkata aku mandul dan tidak akan mempunyai anak." batin Raden.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk" ucap Raden.
Raden pun berjalan menuju ke kursi putarnya, pintu ruang kerja pun terbuka dan terlihat Leon masuk ke ruang kerja.
"Apa kau sudah mendapatkan tentangnya?" tanya Raden.
"Iya pak, ini dokumen tentang Ziora Tasya Olyne." jawab Leon dan memberikan dokumen yang berisi tentang Ziora.
Bersambung....
...----------------...
Dukungan kalian adalah penyemangat untuk setiap author yang menulis novel....
Tinggalkan jejak kalian, 🙏
➩ LIKE
➩ KOMENTAR
➩ VOTE
➩ SUBSCRIBE
➩BANTU FOLLOW JUGA YAA
kalau di anime 😭🤣