NovelToon NovelToon
One Night Recipe

One Night Recipe

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta pada Pandangan Pertama / Chicklit
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Giant Rosemary

Kehidupan Amori tidak akan pernah sama lagi setelah bertemu dengan Lucas, si pemain basket yang datang ke Indonesia hanya untuk memulihkan namanya. Kejadian satu malam membuat keduanya terikat, dan salah satunya enggan melepas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Giant Rosemary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alasan Basi

“Biar saya antar.” Amori buru-buru menahan Lucas yang akan berlalu ke kamarnya, entah untuk bersiap atau hanya untuk mengambil kunci mobil. Yang pasti dari gelagatnya, pria itu tidak terlihat bercanda.

Amori agak kesulitan meminta izin pada Lucas agar bisa keluar bersama Nora. Karena alasan yang ia buat berbeda dengan yang Nora sarankan, ia jadi mendapat banyak sekali sanggahan dari Lucas. Mulanya pria itu bilang kalau dirinya yang akan menemani Amori jalan-jalan. Lalu ketika Amori bilang kalau ia butuh teman untuk bercerita, Lucas juga menawarkan diri.

“Tapi, ini masalah perempuan. Saya cuma percaya Nora, teman dekat saya, untuk masalah ini.” jawaban Amori masih tidak cukup membuat Lucas kehabisan akal. Pria itu kembali menawarkan ide lain, mengatakan akan mengantarnya ke tempat tujuan.

“Nora udah di jalan untuk jemput saya. Lagipula—” Amori melihat ke arah meja makan. Disana terlihat Dani yang terlihat jelas sedang menguping, sambil makan makanan yang Amori buat buat. “---kamu belum makan malam. Belum minum obat juga.”

“Saya bisa makan malam setelah antar kamu. Atau, kamu bisa undang teman kamu kesini, saya nggak masalah. Kita punya makanan yang cukup untuk menjamu tamu. Kamu masih terlalu pucat untuk keluar malam.”

Amori merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Baginya, sangat salah rasanya ketika seseorang yang menggajinya harus sampai memohon begitu. Namun anehnya, ia sulit untuk mengabaikan perhatian Lucas yang terasa sangat tulus walau sedikit berlebihan untuk hubungan kerja mereka.

Ia lalu tersenyum tipis, untuk menenangkan Lucas yang terlihat belum mau menyerah untuk menahannya agar tetap tinggal. “Saya udah baikan, Lucas. Saya cuma pergi sebentar, dan janji akan langsung pulang setelah selesai.” Amori tidak tahu mengapa ia harus sampai memohon begini. Badannya sudah tidak demam dan dia juga sudah kuat untuk memasak untuk makan malam. Tapi entah mengapa pembawaan Lucas yang seharian ini sangat perhatian padanya membuat Amori sungkan untuk menolak perhatian baik itu.

Lucas terdiam sebentar, terlihat berat sekali mengatakan iya. Namun melihat senyum Amori, ia menghela. Jika ia menahan Amori lebih jauh lagi, ia hanya akan terlihat seperti pria keras kepala yang mengekang. Dan mungkin Amori tidak akan menyukainya jika begitu.

“Oke. Tapi kalau kamu ngerasa sedikit aja nggak enak badan, kamu harus langsung kabarin saya, ya?” Amori mengangguk cepat. Lucas sampai gemas dibuatnya. Setelah berterima kasih, gadis itu dengan cepat pergi dari sana, terlihat takut Lucas menarik lagi ucapannya.

“Kok, dibolehin?” tanya Dani yang tak mendapat jawaban. Setelah memastikan Amori menghilang di dalam lift, Lucas berbalik dan menadah tangan pada Dani. “Apa?”

“Kunci mobil.”

“Hah, lo mau ngikutin Amori?!” melihat Lucas tak bergeming dan terus menadah tangan, Dani memberikannya dan melepas Lucas pergi mengikuti Amori.

***

“Jadi, bos lo ini siapa? Lo nggak cerita kalau lo udah nggak kerja buat si Tyler Walsh itu.” Amori menyuap potongan terakhir steaknya. Entah karena seharian ia tidak nafsu makan atau karena makanan yang ia makan saat ini sangat enak, Amori makan bak orang kesetanan.

“Aduh, kenyang.” keluhnya sambil bersandar di punggung kursi.

“Dasar, bumil.” Nora terkekeh karena Amori meliriknya tajam. “Makanya cerita dulu soal bos lo ini. Gue penasaran banget, sama orang yang sampe nyuruh asistennya buat introgasi gue.” Amori berdecak. Ia menyeruput minumnya hingga tandas dan bergerak lebih dekat pada meja.

“Namanya Lucas. Dia tamunya Tyler Walsh yang baru datang dari Amsterdam. Atlet, lagi perawatan pasca cidera sekaligus persiapan turnamen.”

“Terus?”

“Ya udah. Katanya dia lebih butuh jasa gue karena masa pemulihan cederanya ini.”

“Kenapa harus elo? Kan, Maison Privee punya banyak karyawan.” Amori mengedikkan bahunya tidak yakin.

“Katanya sih dia udah terlanjut cocok sama makanan yang gue masak.” Nora mengerutkan keningnya bingung. Alasan itu masuk akal dan tidak masuk akal di saat yang sama.

“Terus, Lucas Lucas ini suka sama lo?” Amori mengangguk, lalu menggeleng kemudian.

“Nggak tau. Dia perhatian, sikapnya juga manis. Tapi bisa jadi, orang-orang Amsterdam emang begitu.”

“Nggak gitu dong Mor. Sikap bos lo tuh jauh banget dari kaya perhatian dan manis. Mana ada, bos yang mau repot-repot nyari alasan kenapa pegawainya sampe bisa sakit.”

“Ya, wajar dong Nor. Kalau gue sakit, ya dia bakal repot juga. Ngga ada yang masak, atau bantu dia nyiapin obat. Lagian, Lucas itu orangnya detail. Dia kan atlet, biasa ngurus hal kecil biar nggak ganggu performanya.” Nora terlihat semakin tidak setuju dengan pendapat Amori.

“Lo, kelihatan banget denial.” katanya beranalisa. Dari raut wajah Amori yang berubah gugup, Nora tahu kalau sahabatnya itu hanya sedang menyangkal bukti-bukti yang sudah begitu terangnya. “Pasti ada hal yang nggak lo ceritain ke gue.”

“Nggak.” sanggah Amori kelewat cepat. Membuat Nora menyilangkan tangan di depan dada sambil menarik satu sudut bibirnya naik.

“Mor, lo sadar nggak sih kalau lo tuh punya satu penyakit akut yang nggak bisa sembuh? Lo itu, terlalu takut salah sangka. Waktu kejadian mantan monyet lo itu selingkuh, lo juga nggak berani negur karena takut lo cuma salah sangka.” Amori mengatupkan bibirnya erat. Matanya menatap turun, tidak berani menghadapi kebenaran di wajah Nora.

“Di kasus yang sekarang pun, udah jelas banget kalau bos lo ini seharusnya nggak punya alasan untuk repot-repor ngurusin karyawannya kalau bukan karena alasan suka. Dia, suka sama lo Mor!”

“Terus kalau dia suka sama gue kenapa Ra? Gue lagi hamil, anak siapa juga nggak tau.” Kini Nora yang mengatupkan mulut. Walaupun tajam, Amori sudah tidak terlihat terlalu terpuruk saat membicarakan kehamilannya.

“Lo, udah nerima anak itu, Mor?” Amori menghela, terlihat lelah dan semua itu terlihat jelas oleh Lucas yang duduk cukup jauh dari mereka. Sejak tadi, pria itu terus mengamati Amori. Ia sempat senang ketika melihat Amori makan dengan lahap. Tapi ketika sesi pembicaraan antara Amori dan Nora semakin serius, raut wajahnya yang berubah semakin murung membuat Lucas terganggu.

“Nggak tau. Tapi yang pasti, gue nggak ada hati buat buang dia.” Nora mengulurkan tangannya, lalu meremat tangan Amori penuh hangat.

“Menurut gue, lo udah buat keputusa yang tepat Mor. Tenang. Lo sama anak itu, punya gue. Gue bakal jadi sodara, dan tante yang paling keren yang bisa kalian andalin.” Senyum Amori perlahan kembali. Ia terharu, tapi air matanya sudah habis karena menangis seharian tadi.

Pembicaraan mereka kembali hangat dan menyenangkan. Wajah Amori kembali berwarna dan senyum manisnya terbentang lebar. Tapi hal itu tak bertahan lama karena kedatangan seseorang yang sangat tidak Amori harapkan.

“Hai Amori, aku nyari-nyari kamu seminggu ini. Kamu kemana aja sayang?” wajah Amori berubah pucat. Warna yang sudah sempat muncul hilang lagi. Suara makian Nora juga terdengar pekat di telinganya. Suasana mendadak terasa berat untuknya.

“Kita bisa ngobrol kan, sayang?”

***

Bersambung....

1
Lory_kk
Semangat thor, jangan males update ya.
Hazel Nolasco
Ngangenin deh ceritanya.
Luna_UwU
Saya butuh lanjutannya, cepat donk 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!