Xi Bao seorang wanita muda dari anggota militer di abad 19, dia meninggal saat menjalankan tugas di medan perang, dan jiwanya melanglang buana sampai puluhan tahun, hingga bertemu dengan dewa keabadian.
Dan dewa keabadian memberi dua pilihan pada Xi Bao, untuk hidup kembali di raga orang lain atau jiwanya tetap melanglang buana tanpa arah.
Xi Bao yang sudah lelah akhirnya memilih untuk hidup kembali meskipun di raga orang lain.
Dan sebelum jiwanya masuk ke raga barunya, dewa keabadian memberikan gambaran seperti apa sosok raga baru yang akan ia tempatinya. Xi Bao sempat menyesal memelih hidup kembali, karna raga yang akan di tempatinya adalah milik seorang gadis muda yang sedang di butakan oleh cintanya pada lelaki yang jelas jelas tidak menyukainya, berbeda dengan dirinya yang tidak pernah perduli dengan yang namanya percintaan, karna sejak kecil Xi Bao sudah di didik untuk menjadi anggota militer, tidak ada kesempatan bagi dirinya untuk merasakan seperti apa rasanya jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Malam itu Wang Peng untuk pertama kalinya tidur di villa setelah pernikahannya dengan Gu An An, tapi sayangnya Wang Peng tidur di kamar yang berbeda dengan Gu An An, pria itu sama sekali tidak sudi untuk tidur di kamar yang sama dengan istrinya.
Di kamarnya Gu An An sudah mengganti baju tidurnya dengan piyama sexi, dia pikir Wang Peng akan tidur dengannya, jadi Gu An An menjadikan malam ini kesempatannya untuk merayu Wang Peng, tapi hingga malam semakin larut sama sekali tidak ada tanda tanda pria itu masuk ke kamarnya.
Gu An An yang sudah habis kesabarannya menunggu kedatangan Wang Peng, dia memilih keluar untuk mencarinya.
'' Dimana dia? ''
Gu An An menghentikan langkahnya dan bersembunyi di balik gucci besar, saat melihat asisten Zhang keluar dari salah satu ruangan yang berada di paling pojok.
'' Mungkinkah Kak Ah Peng ada di kamar itu? '' gumamnya.
Setelah memastikan asisten Zhang sudah benar benar pergi, perlahan Gu An An keluar dari persembunyiannya, lalu dia berjalan mengendap endap ke arah kamar dimana asisten Zhang keluar barusan.
Ceklek
Gu An An tersenyum mengetahui pintu kamar di depannya ternyata tidak di kunci, lalu dia membukannya dengan perlahan, dan segera menyelinap masuk lalu menutupnya kembali.
'' Gelap sekali '' gumamnya lirih, melihat ruangan yang sangat gelap, dan hanya ada cahaya bulan yang masuk melalui celah jendela.
'' Kak '' Gu An An mencoba mencari keberadaan Wang Peng, karna dia tidak bisa melihat apapun di dalam ruangan itu, dan saat dia melangkah ke depan kakinya tidak sengaja menabrak sesuatu dan membuatnya terjatuh.
Brukk
Aduh
'' Berani sekali kamu masuk ke kamar ini?! '' suara rendah yang muncul dari arah depan, membuat sekujur tubuh Gu An An gemetar.
Gu An An langsung mendongakkan kepalanya, dan tatapannya langsung bertemu dengan sorot mata tajam Wang Peng, yang terkena sorot cahaya bulan purnama yang msuk melalui celah jendela.
'' Kak, ma, maaf, a, aku tidak sengaja masuk ke kamar ini, aku hanya ingin mencarimu '' ucapnya gugup, apa lagi Wang Peng menatapnya dengan tajam.
'' Keluar! '' usir Wang Peng, suaranya yang menggema sampai membuat asisten Zhang yang sedang istirahat di kamar lantai bawah, langsung bangun dan berlari keluar menuju lantai dua.
Sedangkan Gu An An dia langsung beringsut ke depan, dan memeluk kaki Wang Peng yang berdiri tegak di depannya.
'' Pak, ada apa? '' Asisten Zhang bertanya dengan nafas naik turun, karna habis berlari dari lantai bawah.
'' Kurung wanita ini di paviliun belakang, dia sudah lancang masuk ke kamar ini '' perintah Wang Peng.
Asisten Zhang melihat Gu An An yang menggelengkan kepalanya ketakutan hanya menatapnya datar, lalu dia langsung menarik paksa Gu An An dan membawanya ke paviliun yang terletak di belakang villa.
Setelah kepergian asisten Zhang membawa Gu An An, Wang Peng menutup pintu kamar itu lalu menekan saklar lampu yang berada di dinding dekat pintu.
Klik
Seketika cahaya putih menerangi seluruh ruangan, dan memperlihatkan berbagai barang barang rahasia milik Wang Peng.
Dia lalu melangkahkan kakinya mendekat ke arah meja yang berada di dekat jendela, lalu membuka laptop yang berada di atas meja, dan saat menghidupkan kembali laptopnya terlihat ada pesan yang di kirim ke alamat emailnya.
Tadi Wang Peng dan Asisten Zhang sedang melakukan pekerjaan rahasianya di ruangan itu, karna hari sudah larut jadi Wang Peng menyuruh asisten Zhang untuk istirahat di kamar yang berada di lantai bawah, dan setelah kepergian Asistennya Wang Peng yang juga merasa lelah dia merebahkan tubuhnya di atas sofa lalu mematikan lampunya, dan saat baru masuk ke alam mimpinya dia di kejutkan dengan suara benda jatuh yang tak jauh darinya.
Di paviliun belakang villa Gu An An berusaha berontak, ketika kedua tangannya di ikat menggunakan rantai besar oleh asisten Zhang.
'' Lepas!, aku tidak mau di sini '' teriak Gu An An yang berusaha melepaskan rantai yang mengikat kedua tangannya, tapi percuma saja bukannya lepas, rantai itu malah membuat kulit mulusnya lecet.
'' Nona, silahkan anda nikmati malam anda di ruangan ini '' ucap asisten Zhang dengan senyum yang menakutkan, lalu asisten Zhang melangkah keluar, tapi sebelum menutup pintu paviliun Asisten Zhang lebih dulu menyalakan lampu di ruangan itu.
Klik
Akhhhhhh
Gu An An berteriak histeris saat melihat beberapa mayat di depannya yang sudah membusuk, membuatnya sampai muntah muntah karna tidak tahan dengan bau busuk yang menusuk hidungnya.
Saat pagi tiba Wang Peng sarapan pagi bersama asisten Zhang, setelah menghabiskan sarapannya mereka langsung pergi ke perusahaan.
'' Tuan Muda, bagaimana dengan Nona Gu? '' tanya pelayan wanita paruh baya, yang di kenal sebagai kepala pelayan villa.
'' Birakan saja dia di sana, selama beberapa hari kedepan '' sahut Wang Peng yang sudah duduk di kursi mobil jok belakang.
Pelayan wanita itu menganggukkan kepalanya mengerti dan tidak bertanya lagi.
'' Jalankan mobilnya ''
Asisten Zhang langsung menjalankan mobilnya meninggalkan area villa.
Di dalam paviliun Gu An An sudah kehabisan tenaga setelah berteriak semalaman.
'' Kak Ah Peng, lepaskan aku, aku janji tidak akan lancang lagi '' gumam Gu An An lirih.
Ceklek
'' Kak Ah Peng '' Gu An An mengangkat kepalanya dengan semangat, tapi dia langsung berubah masam karna yang datang bukan Wang Peng tapi pelayan wanita paruh baya.
'' Kenapa kamu yang datang?, dimana, suamiku? '' tanya Gu An An dengan wajah masam.
'' Tuan Muda sudah berangkat ke perusahaan '' jawab pelayan wanita itu sembari meletakkan nampan berisi sarapan pagi.
'' Nona, ini sarapan pagi ucap anda '' ucap pelayan wanita itu.
'' Bawa pergi sana!, kamu pikir aku bisa makan di tempat kotor dan bau busuk seperti ini, ha! '' sentak Gu An An marah.
'' Kalau anda tidak makan, saya takut anda akan mati kelaparan '' tukas pelayan wanita itu.
'' Aku tidak perduli '' ketusnya.
Pelayan wanita itu menghela nafasnya kesal, lalu dia beranjak keluar dari paviliun, dan tak berselang lama pelayan wanita itu datang kembali dan di susul dengan seorang pria berbadan besar di belakangnya.
'' Kamu pastikan, Nona Gu menghabiskan sarapannya '' perintah pelayan wanita itu dengan tegas.
'' Baik ''
Gu An An langsung beringsut saat melihat dua pria berbadan besar berjalan ke arahnya. '' Kamu mau apa? '' tanyanya panik.
Pria itu tidak menyahut, tapi Gu An An di buat terkejut saat pria itu membuka mulutnya dengan paksa, lalu memasukkan bubur ke dalam mulutnya dengan kasar.
Uhukk
Uhukk
'' Makanan apa yang kalian berikan padaku, ha?! ''
Gu An An berusaha memuntahkan makanan yang sudah basi dari dalam mulutnya, tapi pria berbadan besar itu malah menutup mulut Gu An An menggunakan telapak tangannya yang besar.
Emhhhh
Emhhhh
'' Telan! '' sentak pria itu menarik rambut Gu An An dengan kasar.
Gu An An akhirnya dengan terpaksa menelan bubur basi itu ke dalam perutnya.
'' Bagus '' ucap pria itu tertawa puas.
Gu An An hanya bisa menangis, saat pria itu melakukan kembali hal yang sama, menyuapkan bubur basi itu ke dalam mulut Gu An An lalu menutup mulutnya agak tidak di muntahkan, sampai bubur basi itu habis tak tersisa.
'' Nona, lain kali anda jangan berani membohongi Tuan Muda lagi, jika anda tidak mau hal seperti yang di alami ketiga mayat itu juga terjadi pada anda '' jelas pria itu sembari menunjuk ketiga mayat yang sudah busuk dengan dagunya.
Gu An An semakin bertambah ketakutan, dia tidak pernah berfikir kalau Wang Peng ternyata sangat kejam.
Dari tempat yang jauh, seseorang melihat apa yang di alami oleh Gu An An dengan tatapan yang sulit di artikan.
semangat/Determined//Determined//Determined/
tidak nikmat 😂ceritamu bagus thorrr lov u lanjut😘
up
up
LAGI kk