Mendapati kenyataan jika tunangannya bermain gila dibelakangnya membuat Fernando Nicholas Sanjaya sangat terpukul, sehingga membuatnya menyeret satu wanita dalam kehidupannya. Wanita yang menjadi budak nafsunya karna salah mengetuk pintu kamar hotelnya.
Bagaimana kisah Nicho dan Ganesa selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sokhibah El-Jannata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMYS. Siapa lelaki itu?
Nyonya Rani membuka pintu, bersamaan dengan seorang lelaki tampan membuka pintu ruang rawat Ganesa.
Keduanya saling menatap, dan Nyonya Rani tersenyum sinis melihat kemunculan dari Big Bos ARW grup yang tak lain adalah Ardani Rahardian Wijaya.
"Selamat pagi Tuan, apa karyawan anda sangat sepesial sehingga anda menyempatkan waktu anda yang begitu penting untuk datang kesini?" tanya Nyonya Rani.
Dani yang sedari tadi mendengar perkataan wanita di depannya sangat kesal. Tangannya terkepal kuat, tapi dia mencoba untuk tetap tenang dan biasa. Dia dan Ganesa sudah biasa digosibkan mempunyai hubungan lain, bahkan Emely pun dulunya juga menduga seperti itu. Tak tau saja jika Ganesa Nova Wijaya adalah adik kandungnya.
Dani tersenyum dan menatap ke arah wanita paruh baya itu dengan senyuman sinisnya.
"Kau benar, dia sangat sepesial. Aku tidak akan pernah membiarkan dia tersakiti, apalagi oleh perkataan mulut tak berpendidikan," ucap Dani kemudian masuk ke dalam ruang rawat Ganesa.
Nyonya Rani tampak membelalakan matanya, dia mengepalkan tangan. Sepenting apa sekertaris pribadi bagi Ardani yang telah menikah itu? Nyonya Rani menggeleng pelan, semakin yakin jika Ganesa bukan wanita baik baik. Nyonya Rani melangkah, dia berjalan sambil menahan amarah yang membuncah dalam dada.
Sedangkan Ganesa menghembuskan napas berat, merenungi nasibnya di dalam kamar rawat. Apa yang akan dia lakukan? Dia belum menyadari keberadaan kakaknya. Netranya menatap pergelangan tangannya yang tengah terluka itu.
Kenapa Tuhan tidak membiarkan aku mati saja? Apa yang Tuhan rencanakan? lirihnya dalam keputus asaan.
Ganesa memejamkan matanya. Mencoba untuk menerima keadaannya. Mungkin Tuhan masih mengampuni dosanya dan memintanya untuk memperbaiki diri dengan menyelamatkan nyawnya.
"Nes," sapa Dani saat berada di depan Ganesa.
Ganesa menoleh dan terkejut. Hatinya yang semula gundah tampak bahagia, Ganesa menghapus air mata dan menatap kakaknya dengan penuh kesedihann.
Dani meraih Ganesa dalam dekapannya saat melihat Ganesa begitu rapuh. Tak biasanya dia melihat adik cantiknya itu seperti ini.
Ganes merasa nyaman dalam dekapan kakak tercinta. Air matanya mengalir deras kembali. Ganesa menumpahkan segala kesedihan di sana meski dia tak mengatakan sepatah katapun tentang kesedihan yang dia alami.
"Kak, maafkan aku yang tidak bisa menjaga diri," ucap Ganesa di tengah isak tangisnya.
Dani memejamkan matanya, dulu dia melakukan pemaksaan pada Emely di desa terpencil. Lalu apa begini nasip yang harus diterima adiknya atas kesalahan yang dilakukan? Tapi bukankah saat itu dia telah menikah?
Lalu, bagaimana bisa saat ini adiknya menerima kenyataan yang sangat menyakitkan? Kehilangan hal yang sangat berharga diluar pernikahan, rencana pernikahan hancur dengan sang kekasih, bahkan mencoba mengakhiri hidupnya? Siapa lelaki yang melakukan semuanya pada adiknya?
"Siapa lelaki itu? Dia harus bertanggung jawab, kau harus menikah dengannya," ucap Dani.
Deg
Jantung Ganesa berdetak tak karuan. Rasa sesak menyeruak dalam benaknya. Siapa lelaki itu? Bahkan dia tak mengenalnya. Dia tak tau, dan dia tak berencana untuk mengetahui. Lalu, kakaknya memintanya untuk menikah? Kekonyolan macam apa yang dipikirkan kakaknya?
Ganesa melepas pelukan kakaknya, menatap kakaknya dengan tidak percaya.
"Kak, apa maksud kakak?" sentaknya.
"Kakak meminta ku untuk menikah dengannya?" sentak Ganesa lagi.
"Ya, sebelum benih yang tertanam dalam rahimmu benar benar tumbuh menjadi segumpal daging, kau harus menikah. Kasihan anakmu jika itu sampai terjadi," ucap Dani.
Deg
Ganesa tersentak kaget. Apa ini? Bahkan dirinya tak pernah memikirkan itu sebelumnya.
"Tidak," lirih Ganesa.
Tidak akan pernah terjadi, pikir Ganesa. Tapi semuanya bisa menjadi kemungkinan. Lalu, apa yang harus dilakukan jika nantinya dia mengandung? Ganesa memejamkan matanya, bersamaan dengan lelehan tangis yang membasahi pipinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...