Gadis Hacker Milik Ceo

Kepala Sofia keluar dari kamar dengan badan masih didalam untuk mengecek apakah si pemilik Apartemen sudah berangkat kerja. Setelah dirasa tidak ada tanda kehidupan Sofia baru keluar dengan flashdisk ditangannya. Dia telah mengecek seluruh isi Apartemen ini dan ada dua speaker besar didekat tv, setidaknya itu sangat berguna untuk olahraga sekaligus menghilangkan penat. Dengan semangat Sofia menancapkan flashdisk kesayangannya pada speaker lalu menghidupkannya, alunan musik dangdut mulai mengalir begitu keras. Sengaja dibesarkan karena Apartemen ini tidak ada tetangga disebelahnya jadi dia bisa menikmati alunan musik sambil menggerakkan seluruh otot-ototnya.

Sofia jadi teringat dengan Bu Elma dan teman-teman senamnya, kira-kira bagaimana kabar mereka ya? Sofia menggelengkan kepala dengan cepat mengusir kenangan yang akan membuatnya sedih. Hari ini dia harus rileks dan bersenang-senang meski masih dalam kurungan laki-laki pemaksa yang tak lain adalah Enzo.

1,2,3,4....

Sofia mulai gerak sana gerak sini mengikuti alunan musik yang mengiringi senamnya, kadang-kadang dia juga bersorak untuk meluapkan segala emosi agar tidak stres. Tanpa gadis itu sadari Enzo yang masih tertidur pulas langsung terbangun, Enzo mengusap wajah kasar saat tidurnya yang nyaman harus terganggu dengan musik yang entah darimana. Enzo bangkit untuk melihat siapa yang sudah membuat keributan sepagi ini.

“ Dasar tidak ada akhlak “ gerutunya.

Saat Enzo membuka pintu betapa terkejutnya dia melihat gerakan senam Sofia yang begitu lincah tepat didepan mata, api yang tadinya mulai menyala mendadak padam begitu saja. Senyum mengembang dibibir Enzo melihat keceriaan Sofia pagi ini, sudah lama sejak dia mengurungnya Enzo tidak pernah melihat senyuman gadis itu. tapi pagi ini Sofia bagaikan lukisan yang sangat menarik dimata Enzo, tidak mau kehilangan momen ini Enzo segera merekam dengan ponselnya.

Waktu terus berlalu hingga senam pagi yang dilakukan Sofia telah selesai, saat itu juga Enzo menyimpan ponselnya kembali agar tidak ketahuan kalau dia tadi merekam. Senam pagi memang membuat mod Sofia bangkit lagi, ditambah tidak ada Enzo di rumah jadi dia bisa bebas mau berbuat sesuka hati begitu pikirnya. Sofia mematikan speaker dan mencabut flashdisk untuk istirahat sejenak sebelum melakukan ritual mandi, namun saat berbalik Sofia terkejut bagaikan melihat hantu. Yah hantu itu adalah Enzo yang tengah berdiri dengan santai sambil bersandar pada pintu kamar. Kedua tangannya bersedekap di dada dengan bibir tersenyum.

“ Bukankah ini terlalu naif? Saat di depanku kamu terlihat menyedihkan tapi di belakangku kamu bersenang-senang “

Enzo melangkah mendekati Sofia lalu duduk di sofa tepat didepan gadis itu, tatapannya begitu lekat seakan menunggu jawaban. Tapi Sofia masih bingung dengan situasi saat ini, apakah dia melihat semuanya? Terbesit pertanyaan muncul dibenak Sofia kala itu juga. Sungguh ceroboh dirinya sampai tidak tahu bahwa Enzo masih di Apartemen, wajah Sofia memerah menahan malu namun tubuhnya masih belum bisa diajak pergi dari hadapan Enzo.

“ Kenapa diam? Apa kamu terlalu malu untuk mengakui bahwa kamu senang tinggal bersamaku? “

Enzo terus tersenyum melihat wajah bingung Sofia, sepertinya dia sedang mencari-cari alasan.

“ Siapa juga yang senang? Aku hanya olahraga agar tidak penat “

“ Hanya olahraga ya “ Enzo tertawa renyah membuat Sofia jadi salah tingkah.

Ponsel Enzo berbunyi tanda bahwa ada yang menelponnya, baru kali ini Sofia melihat Enzo membawa ponsel. Atau memang selama ini Enzo membawa ponselnya pulang tapi Sofia tidak tahu dimana menyimpannya? Tapi sudah berulang kali Sofia mengendap-endap bagaikan pencuri dikamar Enzo saat dia sedang mandi. Tapi hasilnya selalu nihil mungkin Enzo sangat pintar dalam menyembunyikan benda kecil itu.

Sofia memandang Enzo yang masih fokus berbicara dengan orang dalam telefon, sebenarnya Sofia tahu siapa yang menelfon tapi entah kenapa dia sedikit tidak rela. Tapi bukankah seharusnya dia senang? Jika Enzo segera bersatu dengan Grace secepat mungkin dia akan bebas.

Sofia kamu bodoh juga ckckck.

“ Mau ketemu mbak Grace ya? “ tanya Sofia setelah sambungan telefon terputus, Enzo mengangkat sebelah alisnya mendengar pertanyaan dari Sofia.

Apakah dia cemburu?.

“ Kenapa? Kamu mau ikut? “ sedikit senang, berharap Sofia menerima tawarannya.

“ Tidak, hanya saja jangan lupa bawakan aku makanan “

Sofia berlari menuju ke kamar untuk menutupi wajahnya yang mulai merona karena malu, entah kenapa dia merasa sangat senang. Mungkinkah karena Enzo akan berkencan dengan Grace? Itulah yang ada dalam pikiran Sofia. Sedangkan Enzo tersenyum melihat tingkah Sofia barusan, sepertinya sudah ada kemajuan begitu pikirnya.

****

Enzo telah tiba di Restauran xxx tempat dimana dia bertemu dengan Grace, saat dia tiba di sana terlihat bahwa Grace telah menunggunya. Seperti biasa wajah Grace selalu ceria dan tersenyum kala melihatnya, Enzo duduk berhadapan dengan Grace agar lebih nyaman untuk berbicara. Biasanya mereka selalu duduk berdampingan karena Grace sangat suka sekali menggelayut di lengannya.

Mereka berdua memesan hidangan masing-masing tak lupa Enzo juga pesan makanan yang dibungkus

untuk Sofia. Grace mengernyit kala melihat sikap Enzo yang begitu perhatian dengan gadis yang baru dikenalnya itu. sebenarnya apa yang dilakukan gadis itu hingga membuat Enzo begitu sangat perhatian?. Banyak pertanyaan yang muncul di kepala Grace, tapi yang jelas dia tidak boleh kehilangan Enzo seorang yang

sangat dicintainya.

“ Apa yang ingin kamu bicarakan? “ Enzo memulai pembicaraan setelah pelayan pergi dari hadapan mereka.

“ Kak Enzo tolong pertimbangkan lagi perihal kakak akan menikahi Sofia “ wajah yang awalnya ceria berubah jadi muram, sangat terlihat bahwa Grace sedang bersedih.

“ Kenapa ? “ Enzo masih tidak mengerti kenapa Grace tidak suka dengan rencana pernikahannya.

“ I love you so much, aku tidak ingin hanya menjadi adikmu. Aku jatuh cinta sejak pertama kali kita bertemu dan aku ingin bersama denganmu seumur hidupku... “ kalimat Grace menggantung kala pelayan datang mengantarkan pesanan mereka.

“ I want to be your wife “ Grace melanjutkan ucapannya kala pelayan tersebut pergi dari hadapan mereka. Enzo terkejut mendengar pengakuan Grace barusan tapi wajahnya masih terlihat tenang seperti tidak terjadi apa-apa diantara mereka.

“ Apa kamu sadar dengan ucapanmu barusan? “ bersandar pada kursi dengan nyaman tanpa mengalihkan

pandangannya pada Grace.

Deg,,,, apakah aku salah dalam mengambil tindakan?. Entah kenapa Grace mulai gemetar sendiri kala melihat Enzo yang masih tenang, Grace menatap mata Enzo dengan lekat namun sorot matanya sangat sulit diartikan. Kenapa begini?

“ Berfikir dahulu sebelum bicara bukankah itu yang aku ajarkan padamu? “ sekali lagi ucapan Enzo membuat nyali Grace menciut kala itu juga, bukan jawaban dari pengakuannya tapi Enzo malah berbicara hal yang membuatnya bingung seperti terpojokkan.

“ Apa maksud kakak? “ Grace memberanikan diri untuk bertanya.

Enzo tertawa renyah membuat Grace semakin bingung saja, apakah pernyataan cintanya itu dianggap lelucon oleh Enzo? Kenapa dari tadi selalu membuatnya bingung? Sikapnya, raut wajahnya dan ucapan Enzo sungguh membuat Grace tidak mengerti.