NovelToon NovelToon
SHE LOVE ME, I HUNT HER

SHE LOVE ME, I HUNT HER

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Dokter / Transmigrasi / Idola sekolah
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Agatha Aries Sandy dikejutkan oleh sebuah buku harian milik Larast, penggemar rahasianya yang tragis meninggal di depannya hingga membawanya kembali ke masa lalu sebagai Kapten Klub Judo di masa SMA.

Dengan kenangan yang kembali, Agatha harus menghadapi kembali kesalahan masa lalunya dan mencari kesempatan kedua untuk mengubah takdir yang telah ditentukan.

Akankah dia mampu mengubah jalan hidupnya dan orang-orang di sekitarnya?


cover by perinfoannn

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Destiny

Pukulan keras Agatha meninggalkan luka di hidung Reza hingga mengeluarkan darah seperti mimisan.

“Apa maksud loe?” Reza menarik kerah kaos Agatha dengan kuat, hampir memberikan balasan yang setimpal.

“Udah den, jangan bertengkar. Coba berpikir dingin, selesaikan baik-baik.” Pak Ujang berdiri di tengah antara Agatha dan Reza.

“Preman itu suruhanmu, kan!” Agatha mengangkat tangan kanannya, mengepal dengan kuat hendak memberikan pukulan lagi.

Dua mata yang sedang beradu tatapan tajam, menenggelamkan makna persahabatan. Seharusnya di waktu ini, keduanya masih saling akur. Bahkan jika mengingat masa lalu, Reza adalah satu-satunya teman yang membantu Agatha bangkit dari kesedihan saat kehilangan Ibunya. Namun, setelah Agatha merubah sedikit takdirnya. Permusuhan itu bangkit lebih awal.

Reza hanya diam, menyeka darah yang keluar dari hidungnya setelah mendapatkan pukulan keras dari Agatha.

Setelah itu, persaingan pun terlihat akan di mulai ….

Agatha meninggalkan rumah Reza dan kembali ke rumah. Pikirannya sedikit kusut, memikirkan jika dia merubah satu takdir lainnya di masa lalu, akankah ada konsekuensi yang lebih harus didapatkan.

Agatha menatap punggung Ibunya yang sedang berada di dapur. “Mungkinkah aku bisa merubah kematian Ibuku?” tanyanya dalam hati.

Dia melihat jadwal turnamen yang dikirimkan pelatihnya lewat ponsel.

Hari yang sama saat babak final berlangsung, “Jika aku menghindari turnamen, maka nama sekolah ku sebagai pemenang tidak akan pernah ada. Namun, jika aku mengikuti turnamen, akankah bisa mencegah terjadinya kebakaran itu secara bersamaan?”

Jam dinding di sudut ruangan terus berdetak, 'tick-tock', seolah menghitung mundur menuju sesuatu yang tidak terelakkan. Suaranya monoton, tapi bagi Agatha, setiap detik terasa semakin berharga, mengingatkannya bahwa waktu yang tersisa semakin sedikit.

Tiba-tiba, cahaya biru menyelimuti ruangan. Agatha merasakan tarikan kuat, seolah ada kekuatan tak kasat mata yang menariknya. Jam dinding berhenti berdetak, jarumnya membeku di angka yang sama.

Ketika matanya terpejam, Agatha merasa dirinya ditarik ke dalam lorong waktu yang berputar cepat. Dia melihat kilas balik momen-momen penting dalam hidupnya, dan ketika dia membuka matanya kembali, dia berada di masa depan.

Nafasnya tersengal-sengal ketika bangun,

“Hah … hah … hah …”

“Dokter, Anda sudah bangun?” Suara lembut seorang wanita membuatnya terperanjat.

Seorang perawat berdiri di sampingnya. Lalu, membuka tirai jendela. Sinar matahari membias memasuki ruangan.

Agatha menatap kedua telapak tangannya, kerutan dan urat nadi yang nampak terlihat.

“Dokter, Anda tertidur di ruangan? Saya kira Anda belum kembali dari seminar dan lagi pula tidak ada jadwal praktek untuk hari ini,” ucap perawat wanita tersebut.

Agatha masih tercekat, dia kemudian menarik laci dan mengambil cermin kecil.

“Apa? Aku kembali tua?” ucapnya. Melihat kantong mata hitamnya yang nampak, serta sedikit kerutan di dahi dan lehernya.

Perawat itu menoleh, “Astaga, Dok. Apakah anda bermimpi kembali ke masa muda.” perawat itu terkekeh dan menggelengkan kepalanya.

Agatha hanya diam, lalu bangun dari kursinya.

Duk!

Sebuah buku kecil jatuh dari pangkuannya. Perawat itu berjongkok dan mengambilnya.

“Seperti …” kalimat itu menggantung di udara, sebelum menyelesaikan ucapannya, Agatha segera mengambil buku harian Larast dari tangan perawat.

“Aku akan pulang,” ucap Agatha. Lalu, membawa buku harian Larast keluar bersamanya.

Agatha menuju basement, dia merogoh celananya. Menemukan kunci mobil, menekan tombol dan suara sensor aktif mobilnya terdengar.

Ia segera masuk kedalam mobil, menaruh buku harian Larast di kursi sampingnya.

“Astaga, apa yang aku lakukan tiga hari ini hanyalah mimpi?” batinnya.

Agatha mengeluarkan ponselnya di dalam dasbor. Ia memperhatikan tanggal yang tertera. “Tujuh Agustus dua ribu dua puluh lima,” ucapnya.

Dengan tergesa-gesa, Agatha menyalakan mesin mobilnya. Tujuannya saat ini ke rumahnya. Dia ingin tahu, apakah ini hanyalah mimpi atau memang dia kembali ke masa lalu saat itu.

Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, lalu berhenti di sebuah rumah lama yang hanya ada tanah lapang kosong.

“Berarti kebakaran itu benar terjadi,”

Agatha membanting setir, saat ini menuju ke apartemen ayahnya.

Tiba di Apartemen, Agatha berlari menuju tempat tinggal Ayahnya. Dia mengetuk pintu apartemen berulang kali. Namun, tidak ada jawaban. Lalu mencoba menghubungi ayahnya.

“Iya, ada apa?” sahut Ayahnya dari balik telepon.

“Ibu dimana?” tanya Agatha.

Seketika hening tanpa jawaban.

“Kau mulai bermimpi buruk lagi? Apa banyak pekerjaan di rumah sakit?” tanya Ayahnya.

“Katakan!” teriak Agatha.

“Bukankah seminggu yang lalu, kita baru saja ke tempat pemakaman Ibumu,” jawab Ayahnya.

Tubuhnya seketika lemas, ternyata masih sama. Kematian Ibunya belum berubah, karena waktunya belum terjadi.

Agatha lalu menghubungi temannya Leo, dia adalah pelatih Judo di sebuah sekolahan.

Namun, dua kali panggilan itu tidak terjawab. Agatha akhirnya kembali ke mobil, melajukan kembali mobilnya menuju ke sekolah tempat Leo menjadi pelatih Judo.

Tiba di sana, Agatha segera pergi ke ruang kepala sekolah.

“Leo Kurniawan, sepertinya tidak pernah ada nama pelatih Judo di sekolah ini dengan nama itu.”

Seketika Agatha tercekat, seingatnya saat bertemu dengan Leo, sahabatnya mengatakan menjadi pelatih di sekolah ini.

Agatha berpikir kembali, dia mencoba pergi ke rumah Leo.

“Apa dia masih menempati rumah orang tuanya?” Mobil nya kini melaju ke alamat rumah lama Leo.

Agatha berdiri di depan pagar rumah Leo. Matanya mengamati sekeliling, tampak halaman yang berantakan namun terlihat lampu teras menyala di siang hari.

Pagar tidak terkunci, Agatha masuk dan berjalan menuju pintu depan.

Tok, tok, tok.

Ia mengetuk pintu sedikit keras.

“Iya.” Seseorang menyahut dari dalam.

Ceklek … pintu terbuka.

“Aries,”

Agatha tercekat dengan apa yang dia lihat, Leo bukan seorang pelatih Judo, dia melihat temannya duduk di kursi roda dengan satu kaki yang tersisa menapak di lantai.

Air mata pecah seketika, Agatha berjongkok.

“Maafkan, aku …” ucapnya.

Di masa lalu, sebelum Agatha merubah takdirnya. Leo memang tidak terpilih dalam seleksi atlet judo turnamen.

Karena itu, Leo mulai bersungguh-sungguh berlatih Judo lebih keras. Bahkan saat Agatha menyerah dengan impiannya, Leo salah satu sahabat yang ada di sisinya, hingga Agatha mengajarkan semua teknik yang dikuasai kepada Leo, sebelum benar-benar meninggalkan Judo.

Namun, karena rasa dendam Agatha pada Reza, setelah mengetahui perbuatan Reza di masa depan.

Dia mengubah takdir di masa lalu, membuat Leo menggantikan posisi Reza hingga ikut terjebak dalam konsekuensi. Membuat Reza dendam kepadanya, menyewa preman dan terjadi peristiwa penusukan, yang seharusnya tidak pernah terjadi jika saja Agatha tidak menuruti egonya.

“Apa kakimu terluka saat tertusuk kala itu?” tanya Agatha.

Leo tersenyum, “Bukankah aku sudah bilang jangan membahasnya lagi. Aku sudah menerima semuanya.”

Agatha menyesali perbuatannya, dia ingin kembali ke masa lalu dan merubah lagi takdir temannya.

Dia berlari kembali ke dalam mobil, melihat buku harian Larast.

Halaman pertama “untuk cinta pertamaku, jika aku bisa kembali ke masa lalu, aku ingin mengungkapkan perasaanku. Aku merindukan setiap kayuhan sepeda di tanjakan dan turunan yang kita lewati bersama.”

Kalimat itu berubah …

Tiba-tiba, buku itu bersinar terang. Agatha merasakan kekuatan yang sama seperti sebelumnya, menariknya kembali ke masa lalu. Dia memejamkan mata, siap untuk perjalanan waktu yang baru, berharap kali ini dia bisa memperbaiki semuanya lagi.

Bersambung.

1
Bulanbintang
Sat set banget, Ris.
Bulanbintang
Makanya, baik-baik sama donatur.😌
Shin Himawari
Yang suka genre time travel merapat sini! Penulisannya rapih dan alur ceritanya seru. Bagus juga yang suka judo karena ada istilah istilah judonya buat belajar. Ganbatte terus berkarya kak Dre 💪💪🤍
Drezzlle: terimakasih
total 1 replies
TokoFebri
jangan memasukkan nama gadis itu lagi riess.. nanti gak ada gunanya dong kamu transmigrasi?
Shin Himawari
Sabar ya Aga-kun, biasanya cewe cuek diawal nanti juga luluh kalo terus diperhatiin🫣
Shin Himawari
cuma diajak ngobrol aja kook santai dooong larast🤣
mama Al
apa ini kerjaan kakaknya Laras
mama Al
bener Bu omelin tuh di kasih tahu ngeyel
kim elly
jemput ries
kim elly
😭😭😭ya ampun nangis baca nya
kim elly
larast sumpah kamu tuh kayak aku jaman dulu 😩😩
Drezzlle: Berasa lagi baca buku harian kamu sendiri 😄😄
total 1 replies
Mutia Kim🍑
Agatha begitu karna kmu duluan yg berkhianat Rena!
Drezzlle: belum tentu
total 1 replies
Mutia Kim🍑
Dorong aja rena dari atas kasur🤭
Mutia Kim🍑
Berdoa aja ries, semoga larast baik-baik aja. Dan ayahmu segera menemukan larast
sunflow
ya allah.. kasihan.. sini aku peluk..
sunflow
disaat moment kemenangannya ia malah kehilangan ibunya
Goresan_Pena421
🙂 tahu kan kalau nyawa itu titipan. percaya jika ini terjadi artinya yang menitipkan nyawa memang sudah ingin mengambil apa yang Ia titipkan.
Goresan_Pena421
betull. gas ke masa depan.
Goresan_Pena421
ayah Agatha 😭 ko sosweet
Rahma Rain
nah.. bagus tuh.. tinggal kan hubungan toxic kamu di masa depan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!