Sentuh Aku, Mafia Bastard

"Hmph!.. Nick."

Perasaan Helena bercampur aduk saat benda kenyal dan hangat itu melahap liar bibirnya. Tak mampu ia tepis.. tak mau ia elakan.. Helena seperti makanan bagi singa yang kelaparan.

Mata tajam itu menatap berat ke arahnya, sayu sekaligus menuntut. Helena yang berada dalam kungkungan nya tetap berontak walaupun kalah tenaga, ia benar-benar tak paham dengan tindakan Nick.. Harusnya pria itu memberi ancaman pada orang yang berniat membunuhnya, bukan malah bertindak cabul seperti ini layaknya pelecehan.

Bibir yang bertemu.. lidah yang beradu.. Nick melumat setiap inci manis bibir itu dengan rakus, dorongan emosi yang tak ia ketahui namanya itu benar-benar membuatnya tak terkendali. Pemberontakan Helena seperti magnet yang menariknya untuk lebih bertindak dari batasan yang telah ia gariskan.

Dahi Helena mengernyit saat lidahnya digigit dalam sesapan.. Jemari lentik itu meraih wajah Nick untuk mendorongnya tanpa ampun, terlebih Helena dapat merasakan sensasi aneh yang membuat tubuhnya semakin panas. Sentuhan itu sepertinya membahayakan hingga nyaris membuat pikiran Helena kosong.

"Nick.. Kau!.."

"L-lepaskan aku.. mmph!.. Kau gila?"

Bukannya dilepaskan, Nick semakin menjambak rambut indah itu hingga reflek Helena menengadah dengan bibir terbuka, tentu karenanya ia semakin mendapat celah untuk mencumbu lebih dalam.

"Tidak.. walaupun waktu itu aku memintanya untuk menyentuh, tetapi bukan seperti ini.. Aku sekarang Helena bukan Anna Georgia.."

Setelah puas mencium dan melahap rakus bibir ranum itu, Nick beralih menggigit telinga Helena semakin turun ke bawah menenggelamkan diri pada leher jenjangnya. Hidung mancungnya yang bergesekan ditambah ulah liar lidahnya, Helena meremas kuat rambut Nick.

Nafas wanita cantik itu terengah-engah, sepertinya berontak pun tak ada artinya untuk Nick. Ia benar-benar menjelma menjadi sosok tak berperasaan.

Melihat manik indah Helena yang berkaca-kaca menatap penuh kebencian, Nick menyunggingkan senyum tipis. Ia kecup kelopak mata itu membiarkan hidung mancung keduanya bergesekan.

"Cantik sekali.. Aku suka melihat mata ini berkaca-kaca karena ku. Tangisan ini untukku." Lirihnya dengan suara berat.

"Kau puas??.." Sindir Helena tajam.

"Belum, ini bukan apa-apa.." Bisik Nick yang mengelus area perut rata Helena hingga semakin turun ke paha menuju area lain..

"Nick, stop! Aku memang datang untuk menjadi asisten pribadi mu, tetapi tidak untuk menjadi pemuas mu!." Sergah Helena menahan tangan kekar itu.

"Apa kau kesulitan menghadapi ku sehingga terus mengubah rencana? Bukankah kau sendiri yang datang dan meminta ku untuk menyentuh mu?."

Helena tersenyum tipis mendapati jawaban itu, ternyata benar sosok pria di atasnya ini sangat licik dan sudah mengetahui semuanya. "Kau benar, tapi akhirnya aku merasa ragu hingga berubah pikiran. Aku merasa jijik dan tak rela jika tubuhku disentuh oleh sosokmu yang sudah berpuluh-puluh hingga beratus kali memasukkan miliknya pada tubuh wanita lain.."

Nick yang mendengar itu tak bereaksi apapun, hanya saja sorot matanya begitu menusuk seolah yang diucapkan Helena barusan mengusiknya. "Dari siapa kau tahu itu?.."

"Sepertinya semua orang juga tahu, bahwa kau tumbuh menjadi pecandu bajingan!.." Timpal Helena, ia mendengar sendiri rumor itu dari beberapa rekan calon asisten pribadi Nick kemarin.. dan Helena membenarkan itu dengan kejadian sekarang. Nick menyentuhnya tanpa alasan yang jelas dan itu sudah menjawab semua, bahwa ia akan menyentuh siapapun saat sedang ingin bercinta.

"Hahaha.."

"Hahaha!.." Nick tertawa menimpali perkataan Helena, rasanya menggelikan sekaligus memuakkan. Bagaimana bisa rumor itu menyebar tanpa seizinnya?.

Helena mengerutkan kening, ia benar-benar tak paham jalan pikiran Nick. Namun saat ini ia tak akan ikut campur, yang jelas Helena harus segera keluar dari kungkungan nya. "Lepas! Kurasa kau tahu apa alasanku kini menolak. Aku tak mau terkena penyakit kelamin, sudah cukup kau menghancurkan hidupku. Nick.."

Saat Helena hendak bangun, wanita cantik itu dibuat terlonjak ketika Nick kembali menahan tubuhnya dengan menahan leher jenjang Helena. Memang tak mencekik tapi itu mampu membuat ketakutan Helena semakin bertambah..

Mata keduanya bertemu saling menilik satu sama lain, Helena memang cukup tegang akan rasa takut tetapi ia tak menunjukkan itu. "Apalagi? Kau kini akan membunuhku?.."

Pria itu tak langsung menjawab, ia menatap seksama sosok Helena. "Aku memang bajingan, tapi tak ada sejarahnya aku menghabisi nyawa perempuan.."

Helena yang mendengar itu terdiam, entah apa yang ada dalam pikirannya.

"Dengar putri Scott.. Saat ini kau mungkin bisa pergi dari posisi mu sebagai asisten pribadiku, tetapi di kehidupan lain.. kau tak akan mampu menghalangi ku lagi!." Dingin Nick penuh penekanan. Tangan kekar itu mengelus bibir Helena yang basah akan ulahnya, satu jemarinya masuk ke dalam bibir itu menyentuh kehangatan yang begitu dinantikan. "Dan satu hal yang harus kau ingat, bajingan yang kau cap casanova ini.. melakukan ciuman pertamanya pada sosok wanita yang di kemudian hari akan membunuhnya..."