Pesta pernikahan telah usai, disebuah kamar hotel Presidential suite room yang telah disulap menjadi kamar pengantin yang indah dan megah ternyata tak membuat kedua pengantin baru itu bahagia.
" Ku harap kau tak pernah menampakkan wajah buruk rupamu itu dihadapan ku" ucap laki laki yang telah berstatus menjadi suaminya.
" Pernikahan ini hanya paksaan dari ibuku saja. Karena aku telah memiliki kekasih yang sangat aku cintai, dan aku akan menikahinya. Ku harap kau paham akan posisimu.
Mari kita jalani kehidupan kita seperti orang asing tanpa ikut campur urusan pribadi masing-masing" ucapnya lagi sambil memunggungi istrinya.
Danira meremas gaun pengantinnya sambil menangis dalam diam mendengar setiap kata yang dilontarkan dari mulut suaminya.
" Baik lah, jika itu keinginan anda. Semoga Allah mengampuni setiap ucapan yang anda berikan kepada saya" jawab Danira dengan lantang kepada suaminya.
Bagaimana akhir dari perjalanan rumah tangga mereka?
Akankah berakhir bahagia atau sebaliknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Kane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Gavino Garayudha Pradiksa
Hiruk piruk kebisingan kota besar selalu menjadi daya tarik tersendiri. Kemacetan kendaraan sudah menjadi makanan sehari-hari para pengguna jalan. Sebuah gedung pencakar langit yang menjulang tinggi berdiri dengan kokoh selalu mencuri perhatian setiap orang yang melihatnya.
GARAYUDHA COMPANY
Huruf-huruf kapital yang terukir ditembok gedung perusahaan itu.
Sebuah mobil mewah berwarna hitam dengan merk Rolls-Royce Ghost berhenti tempat didepan pintu lobby, perlahan pintu mobil dibuka oleh Scurity dan menampakkan sosok yang ditunggu-tunggu. Semua orang yang ada disana telah berbaris berjejer menyambut sang CEO Muda dengan menundukkan kepala.
" Selamat Pagi Tuan ". Sapa para Karyawan serentak sambil membungkukkan setengah badan mereka.
Laki-laki itu melangkah dengan angkuhnya, tak menghiraukan sapaan yang dia terima. Dia terus berjalan dengan didampingi sang Asisten pribadi dibelakang. Tak ada Senyum, apa lagi ke ramah tama han. Yang ada hanya wajah datar, sorot mata tajam dan Aura kekejaman yang membuat siapapun melihatnya bergidik ngeri.
Mereka berhenti didepan Lift khusus petinggi yang tak tercampur dengan karyawan lain. Sang Asisten dengan sigap menekan tombol nomor lantai 82 yaitu ruangan khusus Presdir, tak lama pintu lift terbuka mereka masuk dan menghilang ditelan pintu baja itu.
Semua karyawan yang berbaris telah membubarkan diri saat sang Presdir sudah tak tampak lagi.
"Apa kau melihatnya tadi ?". bisik seorang karyawan wanita dengan rekan yang ada samping kanan.
" Tidak. " wanita itu menggelengkan kepala cuek.
" Kenapa..? bukannya dia sangat tampan, aahh ralat sangat sangat sangat tampan sekaligus menawan. " ujarnya lagi dengan senyum genit dan mata berbinar-binar.
"Hhaahh..kau ini, bukankah kau sudah tau peraturannya, apabila Presdir datang kita tidak boleh melihat apalagi melirik ke wajahnya". jelas Siska jengah dengan sikap genit Lala.
"Lagi pula aku masih butuh uang, masih mau bekerja disini dan tentunya masih ingin hidup". ujarnya lagi sambil berjalan menuju ruangan.
Lala yang mendengar itu mencebikkan bibirnya. " Kau terlalu mendramai, padahal kan aku cuma melirik sedikit saja, yang penting tidak ketahuan." masih kekeh tak mau kalah.
" Ah kau ini,... apa kau benar-benar lupa atau bodoh sih!! apa kau juga mau seperti Tari ? kalau aku sih ogah berurusan dengan beruang kutub Utara itu". ujar siska sambil bergidik.
" Itu Tarinya saja yang terlalu genit, berani-beraninya dia menjebak Bos besar. Akhirnya kan...kekkkk!! ujarnya sambil memperagakan ibu jari ke leher.
Ppllaakkk ~
"Aaww ... sakit tau"..pekik Lala dan Siska memegang bahu mereka.
" Kalian ini, berani-beraninya bergosip dikantor, apalagi yang kalian bicarakan Tuan Gavino, sudah tidak mau kerja disini lagi ya." omel Reza sambil masuk ke barisan tengah para gadis setengah berbisik.
" Iisss...Kamu ini, mengagetkan saja tahu, mana sakit lagi. Kita bukan bergosip tapi membicarakan fakta". jawab Lala memajukan bibirnya dan masih menggosok-gosokkan bahu terasa perih.
" Tapi tetap saja ". Reza memutar bola matanya malas.
Tiga karyawan itu sudah sampai depan ruangan kerja mereka.
~Staff Keuangan ~.Tulisan yang tertera didepan pintu.
" Sudah ... sudah, waktunya kerja bukan bergosip, kalau sampai ada yang mendengarkan ucapan kalian, kalian berdua bisa Wasallam..." Kata Reza sambil berjalan menuju meja kerjanya, meninggalkan dua gadis yang masih terus membicarakan bos mereka.
...****************...
" Silahkan Tuan " Sean membukakan pintu ruangan Bos-nya lalu sedikit menunduk.
"Eemmm".
Gavino berjalan masuk, Tapi langkahnya berhenti saat manik mata hitam tajam itu menangkap sosok wanita yang sedang duduk dengan santainya di kursi kebesarannya. Wanita cantik dengan potongan rambut Bob hitam, tubuh yang berisi dibaluti dengan dress batik selutut berwarna merah bercorak hitam, dan cincin berlian berkilau dijari manisnya.
"Mami disini ". Suara bariton menggema di ruangan, dan sukses menarik pandangan wanita itu dari layar ponsel dalam genggamannya.
" Ngak, mami sedang di paris, lihatlah mami sedang memanjat menara Eiffel". jawab wanita itu asal.
Gavino memutar bola matanya malas, jemarinya membuka kancing jas dan berjalan menuju sofa disisi kiri ruangan.
" Mami kenapa kesini ?"
Pertanyaan macam apa itu, pikir wanita yang tak lain adalah ibu Gavino.
" Apakah mami tidak boleh bertemu dengan putra mami yang tampan ini..eemm?".
" Mami kesini ingin melihatmu, mami kira kau lupa jalan pulang atau salah naik pesawat hingga terdampar di Afrika." jelas ibunya nada kesal.
" Mami aku serius,!! aku sedang tidak mood bercanda. Jika tidak ada yang hal penting, lebih baik mami pulang saja dulu. lihatlah tumpukan kertas yang sudah menggunung di atas mejaku, aku sangat sibuk mi ". Gavino emang tegah sibuk, dia harus memeriksa semua laporan yang dia tinggalkan untuk pergi ke Amerika selama 1 Minggu.
" Mami tidak perduli, itu urusanmu."
" Siapa suruh kamu pergi liburan ke Amerika dengan wanita jadi-jadian itu." ucap Nyonya Calina cuek tak suka.
" Mam, aku tidak liburan aku memang ada kunjungan bisnis kesana lalu tak sengaja bertemu dengan Stevani karena dia juga ada pekerjaan disana. Dia bukan wanita seperti yang mami sebutkan tadi, dia punya nama . " Gavino menjelaskan dengan nada yang sedikit ditahan, emosinya mulai terpancing. Jika ini bukan ibunya Mungkin Gavino sudah menghajar orang yang berani menghina kekasihnya.
" Cihh...kamu pikir mami percaya, siapapun namanya mami tidak perduli. "
"Sebelum kamu memutuskan hubunganmu dengan wanita jadi-jadian itu, jangan harap mami akan percaya kepadamu. " ujarnya lagi sambil menyilang-kan tangannya didepan dada.
Mata Gavino telah merah, dia mengepalkan tangannya menahan amarah.
" Apa..?.kenapa kamu melihat mami seperti itu ? marah ? berani kamu, mau pukul mami..hah ?." tantang Nyonya Calina melihat Gavino.
" Pyuhhh..." hembusan nafas kasar terdengar jelas dari mulut Gavino.
" Aku tidak akan pernah meninggalkan Stevani mi, jadi tolong mami restui saja hubungan kami. lagi pula aku sudah berencana ingin menikahinya". tekan Gavino geram.
" Ciihhh....menikah ?? kamu pikir mami Sudi memiliki menantu seperti dia. Sampai mami mati jadi hantu Wewe Gobel dan kuntilanak bahenol pun mami tidak akan pernah merestui, titik tidak ada koma apa lagi tanda seru." Gavin melongo tak percaya mendengar jawaban ibunya.
Gavino memijat-pijat keningnya, kepalanya terasa berdenyut. lelah akibat perjalanan jauh belum hilang, sudah ditambah dengan ocehan sang mami yang makin menambah stress.
" Apa yang membuat mami sangat membenci Stevani, padahal Stevani sangat baik dan sayang sama mami". Gavino mulai menurunkan nada suaranya agar jauh lebih lembut lagi.
Sampai sekarangpun Gavino bingung, apa yang membuat ibunya sangat membenci kekasihnya.
" Filing seorang ibu itu kuat Gavin, mami tak perlu menjelaskan apapun." Jawabnya sambil melihat arah jendela kaca.
" Mi, aku tahu salah satu yang membuat mami tidak merestui kami karena keyakinan kami berbeda, kami juga sedang mencari solusi yang terbaik. Tapi tolong jangan paksa aku untuk meninggalkan Stevani, aku sangat mencintainya begitupun sebaliknya. Bila perlu kami akan menikah diluar Negri agar cinta kami bisa bersatu". terang Gavino panjang lebar sambil menatap Nyonya Calina.
" Astaga...Astaga..Astaga....Bocah edan."
" Istighfar,...Kemana otakmu itu Gavino Garayudha Pradiksa, hanya karna cinta kamu rela menggadaikan Tuhanmu?".
"Ya ampun, sepertinya asam uratku kambuh ." omel nyonya Calina sambil memegang leher belakangnya.
" Kamu ingat Gavin, simpan di kepala udang mu itu. Sampai Sungai Amazon menjadi kali jodoh pun mami tidak akan pernah merestui kalian." ucap Nyonya Calina beranjak dari kursi sambil mengambil tas branded nya berlalu keluar ruangan tanpa melihat sang anak.
" Aarrggghhhh sial ". geram Gavino memukul udara. Gavino benar-benar frustasi menghadapi maminya yang menurutnya sangat egois.
Diluar ruangan, Nyonya Calina keluar dengan wajah kesalnya, masih merancau tidak jelas tanpa melihat ke depan.
" Astaga...." pekik Nyonya Calina terkejut melihat Sean yang sudah berdiri didepannya. Hampir saja dia menabrak tubuh Asisten pribadi putranya itu.
"Heeii... Sean Sandyra, bisakah kau bersuara atau bernyanyi hingga aku tau kalau kau disini". ketusnya melampiaskan kekesalannya juga pada Sean.
Sean hanya diam ditempat, melihat Nyonya Calina tanpa reaksi, hanya wajah datar yang terlihat.
" Aahh aku lupa, kalau kau juga 1 spesies dengan Bocah tengik yang ada didalam sama-sama irit bicara dan beku." ujarnya mengejek.
Cek..
cek..
cek..
" Aku ingin memberikan saran padamu,!! kau harus sering-sering membuat api unggun supaya wajah es balok abang-abang becak ini segera mencair". ujar Nyonya Calina sambil berlalu pergi.
Sean yang mendengarkan saran dari Nyonya besarnya itu menautkan alisnya bingung.
'Api Unggun dan Es Balok'
Sonya sekertaris Gavino yang berdiri dibelakang meja, tertawa cekikikan menyaksikan 2 orang aneh dihadapannya.
"Hhhmmmm, Apa yang kau tertawakan ?.." Suara berat itu menghentikan tawa Sonya.
" Eh..maaf pak". Sonya menundukkan kepalanya.
Sean langsung berjalan masuk keruangan Gavino, meninggalkan Sonya yang menahan tawa.
......................
...Bersambung......
Ayo donk up date thor sayaanggg,
ditunggu...
Hehehe,, peace thor /Pray/
Abisnya karya orhor actionnya seru plus kocaknya banget..
Pokoknya lap yu thor, sehat selalu & semangat terus berkarya ya..
Mami & anak kembarnya sama2 random....
Lanjuuttt thor...
Se waktu2 ada yg mencurigakan bs langsung di ambil tindakan preventif..
tapi aku sukaaaa...
Kau akan tau siapa & belangnya stevani sebenar2nys..
Selama kita (sbagai istri) tdk melakukan hal2 diluar batas kewajiban sbgai istri.
Good job othor, aku setuju banget tuk karakter danira..
Mulai tersambung benang merah pemeran2nya..