NovelToon NovelToon
Cinta Tanpa Batas (Gadis Nakal Kekasihku)

Cinta Tanpa Batas (Gadis Nakal Kekasihku)

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Tamat
Popularitas:4.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sabina nana

Tama, cowok baik-baik, kalem dan jago olahraga yang jatuh cinta dengan Raina si gadis yang terkenal dengan reputasi buruknya. Suka dugem, mabok, merokok, bahkan gosipnya dia pun jadi sugar baby simpanan om-om.

Tama menghadapi banyak tantangan agar bisa bersama Raina. Teman dan keluarganya yang tak menyukai Raina, rumitnya latar belakang keluarga Raina, juga cintanya yang penuh gairah yang amat sulit dikendalikan oleh cowok itu.

Kisah mereka terajut sejak masa di bangku kuliah. Saat mereka lulus, Tama berjanji akan menikahi Raina satu tahun kemudian. Tapi dengan banyaknya pihak yang menginginkan mereka untuk berpisah, bisakah mereka bertahan? Apalagi mereka terpaksa harus berpisah demi mempersiapkan masa depan untuk bersama?

Author masih belajar, tetapi selalu berusaha memperhatikan ejaan dan penggunaan huruf kapital yang benar sehingga nyaman di baca. Silahkan mampir😂

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabina nana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bunda Dayen

Tama tak henti-henti mengutuk kakaknya, Arka, yang tidak bisa menjaga rahasia sehingga Bunda mereka kini pagi-pagi sudah tiba di kosan mereka. Jarak kota tempat mereka kuliah dengan kota asal mereka sekitar 2 jam perjalanan darat. Sekarang baru pukul delapan pagi, itu artinya Bunda mereka berangkat pagi-pagi sekali.

Setelah lulus kuliah Arka diterima bekerja di kota yang sama tempat nya kuliah, sehingga ia tidak pulang kembali ke kota asal mereka. Dua tahun kemudian Tama menyusul Arka karena diterima kuliah di kota ini dan mereka pun tinggal di tempat kos yang sama.

Maka disinilah Tama. Duduk di hadapan ibunya yang menilai penampilannya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Menyiapkan telinganya untuk mendengar omelan panjang bundanya. Nasib jadi anak bungsu, selalu saja mendapat kekhawatiran berlebih dari keluarganya, terutama ibundanya. Seolah tak mau percaya kalau ia kini bukan bocah lagi, melainkan sudah jadi lelaki dewasa.

"Kamu Bunda ijinin tinggal disini bukan buat berantem kaya gini kan, Bang. Bunda pikir kamu sudah dewasa, ternyata sampai kamu kuliah pun masih aja bertingkah tidak bertanggung jawab" Bunda memulai ceramah panjangnya. Wanita berusia 50an tahun itu tampak berwibawa. Tak heran, karena beliau sudah 20 tahun menjabat sebagai kepala sekolah di yayasan keluarga.

Tama cuma menundukkan kepala dan bilang maaf. Ia sudah terbiasa untuk tidak melawan apapun nasihat bundanya. Inilah trik yang selalu dilakukan Tama agar rentetan nasihat Bundanya cepat selesai, dengan selalu mengiyakan saja apapun wejangan yang diberikan. Tidak usah menjawab selain bilang iya, dan jangan sekali-sekali melawan. Selain dosa melawan orangtua, berdebat dengan Bundanya merupakan hal yang sia-sia. Sudah pasti pihak orang tua selalu benar, masih tambah jadi emosi pula.

Bunda Dayen memandang putra bungsunya dengan raut tak terbaca. Tama jarang membuat masalah sejak dia kecil, anaknya yang satu ini cenderung kalem. Satu dua kenakalan saat remaja wajar saja, tapi Tama bukanlah anak yang suka memberontak. Meskipun begitu, dibanding Arka, Tama memang lebih sering dipanggil guru BK karena terlibat perkelahian. Ia seringkali menggunakan kemampuan beladirinya untuk membela teman-temannya yang tertindas.

Tapi alasan Tama berkelahi kali ini berbeda.

"Bunda denger gara-gara cewek, ya?" tanya Bunda Dayen pelan. Tama mengangkat mukanya mendengar pertanyaan bundanya. Dalam hati mengumpat mulut ember kakaknya. Nanti dia harus bikin perhitungan sama Arka.

Sesayang dan sehormat apapun Tama terhadap bundanya, tetap ada hal yang tidak ingin dibagi seorang anak lelaki pada ibunya. Bukan, bukan berarti dia tidak mau bercerita tentang Raina pada Bundanya. Hanya saja saat ini belum tepat. Hubungannya dengan Raina saja belum ada kepastian, jadi ia lebih baik menyimpan dulu cerita tentang Raina.

"Bukan masalah yang serius kok, Bun" jawab Tama akhirnya.

Tama tidak menyangkal, Dayen mencatat dalam hati. Tama sudah cukup dewasa rupanya. Tama yang dulu begitu manja padanya, kini sudah tumbuh tinggi tegap, Arka saja kalah tinggi. Bocah kesayangannya itu sudah malu menggelendot padanya. Sudah segan pula bermanja-manja padanya.

Ada sedikit rasa kehilangan menyusup dalam hatinya.

"Bunda nggak masalah kalau kamu punya pacar. Tapi inget, harus ngerti batas. Kuliah harus tetep diutamakan. Dan sebisa mungkin cari perempuan baik dengan pergaulan yang baik pula. Paham, kan?"

Tama menanggapi ucapan ibunya dengan anggukan kepala. Ia tahu definisi perempuan baik-baik untuknya berbeda dengan pendapatnya ibunya.

Berikutnya Dayen masih mendominasi pembicaraan, kali ini perempuan paruh baya itu mengomel tentang luka di tubuh Tama.

"Nggak apa-apa, Bun. Ini cuma tinggal bekas lukanya doang. Udah nggak sakit lagi" pungkas Tama.

Arka, yang bersiap hendak berangkat kerja, masuk ke kamar adiknya dengan cengiran lebar. Puas dia melihat adiknya habis diomeli ibunya. Melihat kakaknya masuk, Tama memelototinya dengan tatapan membunuh.

"Bunda udah bawain banyak makanan, nanti bagiin ke temen yang lain ya. Kalau masih ada sisa masukin kulkas. Kalian jangan telat makan, jangan keseringan keluyuran malam. Terutama kamu, Tama. " kata ibunya seraya meraih tas tangannya.Tama mengangguk pasrah. Saat bundanya sedang melihat ke arah lain, cowok itu menjitak kepala kakaknya. Arka yang kaget tidak sempat membalas karena Bundanya keburu berpaling ke arahnya.

"Kerjaan di kantor lancar semua, kan, Bang?" tanya Bunda Dayen.

"Lancar jaya, Bun" jawab Arka sambil mengusap kepalanya. Kurang ajar nih si Tama. Awas aja. Giliran Tama nyengir puas.

"Bunda udah mau pulang nih?" tanya Tama saat melihat Bundanya meraih tas tangannya.

"Iya. Bunda ada rapat siang ini. Bunda udah tenang lihat Tama baik-baik saja. Jangan bikin ulah lagi ya." ucapan terakhir itu jelas ditujukan pada Tama.

"Iya, Bun" jawab Tama.

"Dengerin, tuh. Masa berantem gara-gara cewek. Malu-maluin" timpal Arka puas.

"Dasar tukang ngadu" balas Tama. Bunda Dayen memandang kedua anak lelakinya dengan malas. Sudah sama-sama dewasa, masih juga berantem seperti anak kecil.

"Aku anter ke depan, ya Bun. Sekalian aku mau berangkat juga". Arka menggandeng bundanya dengan mesra. Melihat adiknya beranjak bangun langsung di cegah oleh bundanya.

"Kamu nggak usah ikutan keluar. Nanti orang pada takut liat muka bonyok kamu itu" tukas Bunda Dayen.

Tama menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Arka dan Bunda Dayen bersiap masuk ke mobil masing-masing. Keduanya masih berbincang di depan rumah kos.

Pada saat itulah sebuah mobil Brio merah berhenti di depan kos mereka. Seorang gadis cantik memakai celana super pendek dan kaus ketat turun dari kursi pengemudi. Rambut cokelat gadis itu dikuncir asal-asalan.

Dengan santainya si gadis cantik itu melenggang masuk ke rumah kos khusus pria itu, hanya mengangguk singkat saat melewati Arka dan Bunda Dayen.

Bunda Dayen menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Gadis jaman sekarang pada nggak punya malu, ya. Pakai baju kurang bahan begitu, masuk kos pria, pula. Awas kamu kalau punya istri macam gadis tadi." gerutu ibunya. Jaman sekarang bukan hanya anak perempuan saja yang harus dijaga ekstra. Anak laki-laki justru godaannya lebih besar, gadis tadi contohnya.

"Tama tuh yang harusnya Bunda kasih tahu. Arka mah udah taken, aman lah" kata Arka sambil menunjukkan cincin pertunangannya.

Bunda Dayen mengelus bahu putra nya dengan sayang. Setelah saling bertukar kata perpisahan, keduanya pun melaju menuju ke tujuan masing-masing.

Sementara itu Tama yang sedang mengoleskan salep ke luka memarnya, terkejut melihat kedatangan Raina. Melihat pakaian yang dikenakan gadis itu membuat Tama murka. Memangnya gadis itu tidak menyadari sekarang dia ada dimana? Sudah tahu ini kos cowok malah pakai baju provokatif begitu. Siapa saja yang berpapasan dengan gadis itu diluar? Sialan.

"Ngapain kamu kesini?" Suara Tama begitu dingin. Raina terkesiap. Tama kelihatan marah melihat kedatangannya.

"Aku mau jengukin kamu. Tiga hari kamu nggak ke kampus. Aku khawatir" jawab Raina.

Melihat mata Tama yang memandangnya tak ramah membuat Raina mendadak menyesali keputusannya datang kesini.

"Nggak ada yang perlu dikuatirkan."

Tama tak mempersilakan ia masuk, bahkan kini cowok itu memalingkan mukanya. Tidak mau memandang Raina.

Untuk kesekian kalinya, rasa sakit menusuk dadanya saat menyadari kalau ia ditolak. Lagi. Raina segera membalikkan badan, agar Tama tak melihat air matanya tumpah. Raina mengutuk sifat cengengnya yang tiba-tiba muncul.

"Kalau gitu aku pulang. Maaf, sudah menganggu" Raina setengah berlari menuju mobilnya. Menelungkup di balik kemudi, membiarkan dirinya menangis sepuasnya untuk sesaat.

Tama kenapa sih? Kemarin dia begitu hangat dan perhatian padanya, sedangkan kini sikap lelaki itu berubah drastis.

Tama, yang baru saja menyadari betapa kasar sikapnya tadi, terlambat menyadari. Ia tak mampu mengendalikan rasa posesifnya terhadap Raina sehingga tanpa sadar mengasari gadis itu. Tama meremas rambutnya frustasi. Ia sudah mengacaukan segalanya.

1
Tuti Kadengkang
Ayo dong Thor...lanjutin cerita Tama dan Raina...masa cerita sebagus dan sekeren ini gak ada endingnya...
Tuti Kadengkang
Sukaa dengan karyamu Thor....kerennn...
Delta Aroyani
2025 adakah yg masih baca ini sudah hampir 10 kali tak baca
Sri Nurjannah: aku masih ka🤭
di baca berulang-ulang
suka bngt sama ceritanya🥰🥰
total 1 replies
LEANA
kamii masih setia menunggu kelanjutan cerita ini
Ama Lorina Raju
bagus bgtt ceritanya di bahasakan dgn bagus tertata rapi pokok luar biasa deh karya ini,gak bisa move on lop sekebon buat ototnya❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Tia Muzdalifah
Luar biasa
unachan
Aku baru download novetoon terus direkomdasiin ini,ternyata ceritanya bener2 bagus,mudah dimengerti alur ceritanya. luar biasa keren👍👍
A Arese
ka ko udah ga pernah apdet lagi sih...kenapa?padahal udah lama banget nih nungguin kelanjutan ceritanya
Adamhawa
lanjutkan Thor aku selalu menunggu lanjutannya /Pray//Pray/
Noer Diana
thor yaampun udh lumutan sama jamuran ini nungguin😭
Sekar Melati
aku menunggumu kak Sabina Nana😭
Bebyziel
Sudah hampir 3 tahun aqu menunggu kelanjutan cerita ini 😩
✨dekha✨: sama, aku juga
total 1 replies
Arti Yanti
Luar biasa
Arti Yanti
Kecewa
Irizka RA Yusuf
Perempuan maah banyak yg rasa rasain yaaa
Irizka RA Yusuf
Part ini yg selalu menjadi favorit aku, kata" yg begitu dalam tentang bagaimana mencintai seseorang
Irizka RA Yusuf
selalu kereeeen
Irizka RA Yusuf
Cemburu yg membabibutakan hatimu
Irizka RA Yusuf
hadeeeh...suami mana suamii
Irizka RA Yusuf
Bucin tingkat Dewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!