NovelToon NovelToon
Dijual Paman, Dibeli Mafia Arogan

Dijual Paman, Dibeli Mafia Arogan

Status: tamat
Genre:Pernikahan Kilat / Beda Usia / Roman-Angst Mafia / Dijodohkan Orang Tua / Tamat
Popularitas:75.2k
Nilai: 5
Nama Author: Senja

Hidup Arabella hancur ketika pamannya tega menjualnya pada Edward Frederick, seorang mafia berkedok Ceo yang terkenal kejam, dingin, dan arogan, hanya demi melunasi hutang akibat kebangkrutan perusahaan.

Dengan kaki kanan yang cacat karena kecelakaan di masa lalu, Arabella tak punya banyak pilihan selain pasrah menerima perlakuan sang suami yang lebih mirip penjara ketimbang pelindung.

Perlahan, keduanya terseret dalam permainan hati, di mana benci dan cinta tipis perbedaannya.

Mampukah Arabella bertahan dalam pernikahan tanpa cinta ini? Ataukah justru dia yang akan meluluhkan hati seorang Edward Frederick yang sekeras batu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11

Setelah seharian membersihkan mansion, Ara merasa tubuhnya remuk redam. Namun, ia tidak menyerah. Ia tahu, ini hanyalah awal dari penderitaannya. Ia harus tetap kuat dan tegar.

Kini, saatnya Ara menyiapkan makan malam untuk Edward. Ia bertanya pada Martha, makanan apa yang disukai oleh pria itu.

"Tuan Edward sangat menyukai masakan Italia," jawab Martha dengan nada hati-hati. "Biasanya, beliau memesan risotto, ossobuco, panettone, dan puding."

Ara terkejut mendengar jawaban Martha.

Makanan Italia mewah? Ia tidak yakin bisa membuatnya.

"Makanan itu sangat sulit dibuat," ucap Ara dengan nada khawatir. "Apakah aku bisa membuatnya?"

Martha tersenyum tipis. "Nona jangan khawatir," ucap Martha dengan nada menyemangati. "Saya akan membantu Nona. Saya akan menyiapkan semua bahan-bahannya."

Ara tersenyum lega. Ia merasa berterima kasih pada Martha atas kebaikannya.

"Dulu, saat ayah dan ibuku masih hidup, mereka pernah mengajariku membuat makanan itu," ucap Ara dengan nada nostalgia. "Apalagi aku juga sangat suka puding."

Mendengar itu, hati Martha menghangat. Jarang sekali ada wanita seperti Ara yang masih tetap tersenyum meskipun sudah diperlakukan dengan tidak baik.

"Apakah Nona akan membuatnya sendiri?" tanya Martha dengan nada kagum.

Ara mengangguk mantap. "Siapkan saja semua bahannya," jawab Ara dengan nada percaya diri. "Sebelum Edward pulang, aku akan menyelesaikannya."

Martha tersenyum lebar. Ia merasa senang melihat semangat Ara. Ia yakin, wanita ini akan bisa melewati semua cobaan yang menimpanya.

Dengan bantuan tongkatnya, Ara berjalan tertatih-tatih menuju kamarnya untuk mandi. Setelah itu, ia akan segera menuju dapur dan mulai memasak.

**

Sementara itu, di kantornya, Edward terlihat sangat penat dengan pekerjaannya. Sungguh, semua konsentrasinya buyar karena memikirkan masalahnya dengan Julia.

Julia benar-benar meninggalkannya. Sama sekali tidak memberikan kabar, bahkan ponselnya pun tidak aktif.

Edward merasa sangat marah dan frustrasi. Ia tidak mengerti, kenapa Julia tega meninggalkannya begitu saja. Apakah ia melakukan kesalahan? Apakah ia tidak cukup baik untuk Julia?

"Mungkin akan lebih baik jika aku pulang saja!" Edward memutuskan untuk pulang. Ia tidak bisa lagi berkonsentrasi pada pekerjaannya.

Pria itu ingin segera beristirahat dan melupakan semua masalahnya.

Bobby membereskan semua pekerjaan Edward dan menyusulnya ke mobil. Ia melihat wajah Edward yang tampak kusut dan lelah.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Bobby dengan nada khawatir.

Edward menggelengkan kepalanya. "Tidak ada," jawab Edward dengan nada dingin. "Aku hanya ingin cepat sampai rumah."

Bobby terdiam. Ia tidak berani bertanya lebih lanjut. Ia tahu, tuannya sedang tidak ingin diganggu.

"Menyusahkan!" gumam Edward dengan nada kesal saat memasuki mobil.

**

Di dapur, Ara sedang sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk membuat risotto. Martha membantunya dengan menyiapkan sayuran dan bumbu-bumbu.

"Apakah Nona yakin bisa membuat semua makanan ini? Makanan ini sangat rumit dan membutuhkan waktu yang lama." tanya Martha dengan nada khawatir.

Ara tersenyum tipis. "Aku akan berusaha, Aku ingin menunjukkan pada Edward, aku bisa melakukan apa saja." jawab Ara dengan nada optimis.

Martha mengangguk kagum. Ia merasa terinspirasi oleh semangat Ara. Ia yakin, wanita ini akan bisa memenangkan hati Edward.

Ara mulai memasak dengan tekun. Ia mengikuti resep yang ia ingat dari ibunya. Ia menambahkan sedikit sentuhan pribadi pada masakannya. Ia ingin membuat makanan yang lezat dan istimewa untuk Edward.

Setelah beberapa jam, Ara berhasil menyelesaikan semua masakannya. Risotto, ossobuco, panettone, dan puding tertata rapi di atas meja makan. Aroma masakan itu sangat menggugah selera.

Ara merasa bangga dengan hasil karyanya. Ia berharap, Edward akan menyukai masakannya.

"Huft, semoga saja Edward mau mencicipinya," ucap Ara sambil berdoa dalam hati.

Edward memasuki rumah dengan wajah lelah. Ia merasa sangat penat dan kesal. Namun, saat ia baru saja melangkah masuk, aroma masakan yang begitu enak langsung menyambutnya.

Aroma yang sangat familiar, aroma masakan ibunya yang begitu ia rindukan. Perutnya langsung keroncongan.

Edward melangkah menuju ruang makan dan melihat Ara berdiri di depannya, tersenyum manis.

"Selamat datang," sapa Ara dengan sopan. "Silakan nikmati makan malam. Mungkin tak seenak di restoran tapi ini buatan ku sendiri."

Edward terkejut melihat Ara. Ia tidak menyangka, wanita itu yang memasak semua makanan ini. Ia menatap meja makan yang penuh dengan hidangan mewah itu dengan tatapan curiga.

"Kau yakin memasak semua ini sendiri?" tanya Edward dengan nada sinis.

Ara mengangguk. "Aku harap kau menyukainya," jawab Ara dengan nada gugup.

Edward duduk di kursi dan mulai mencicipi makanan itu. Ia mencoba menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Rasanya sangat enak. Persis seperti masakan ibunya.

Hanya saja, Edward tidak ingin memperlihatkan kekagumannya di depan wanita itu. Ia ingin tetap bersikap dingin dan acuh tak acuh.

"Lumayan. Tapi akan lebih baik lagi jika kau tidak memasak. Aku tidak suka makanan yang dibuat oleh orang cacat," ucap Edward dengan nada datar.

Ara menundukkan kepalanya, menahan air mata yang ingin keluar. Ia merasa sangat sakit hati mendengar perkataan Edward.

Apalagi kata-kata cacat itu. Ara tahu, ia cacat. Tapi kenapa Edward harus terus memperjelasnya setiap hari.

"Sial, kenapa aku tak bisa berhenti makan." gumamnya dalam hati. Edward malah menghabiskan semua makanan itu tanpa sisa. Ia makan dengan lahap, seolah tidak ada hari esok.

"Jangan besar kepala! Aku terpaksa menghabiskannya. Aku tidak ingin membuang makanan. Cari uang tidak gampang," ucap Edward.

Setelah selesai makan, Edward bangkit dari kursi dan meninggalkan Ara sendirian di ruang makan. Ia berjalan menuju kamarnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Ara menatap punggung Edward dengan tatapan sedih. Ia merasa sangat kecewa dan terluka.

Tetapi, Ara tidak akan menyerah. Ia harus tetap berusaha untuk memenangkan hati pria itu.

"Aku akan bertahan dan berusaha menjadi istri yang baik. Sampai kau bosan dan mengusirku dari mansion ini," bisik Ara dengan penuh tekad.

 

1
(╭☞•́⍛•̀)╭☞
ehem..
hm
hmm
hmmm
liat bintang dan baca sendiri
Opi Sofiyanti
kok "paman"????hrsnya kaka BKN sih?Edward sepupu bpa nya Alex kan???
Leny Wijaya
akhirnya tamat nih cerita ara dan edward🤣💪💪💪semngt thor cerita lain
Senjakala: Heheh siapp kakak🙏
total 1 replies
partini
ini gadis kecil smart Banggt yah
Arfano Mauza
semangaat Ara.. ntar si ed ed itu tau lho yg ditabrak bakal nangis dia💪
partini
i stil don't like theme Thor 🤣🤣🤣
Senjakala: Wkwk pie mak? mentok ideku🤣
total 1 replies
partini
i don't like theme
Kinara Widya
aku suka ceritanya
partini
hemmmm main" ni orang yah ,belum tau dia kalau ada bocil kematian yg tidak suka keluarga Frederik di sentuh
Ariany Sudjana
ada lagi pelakor ga tahu diri
Ariany Sudjana
Alex masih kecil, tapi lebih wise. Edward mafia tapi bodoh, Ara juga sama bodohnya, dia perempuan yang egois. semoga alana bisa sembuh setelah ketemu Daniel
Agunk Setyawan
Edward egois ya
Ariany Sudjana
Edward ini keputusan paling bodoh, Ara juga bodoh, meskipun Edward suami kamu, tapi kamu harusnya jangan setuju begitu saja, cobalah ber empati sama Alana. yang dibutuhkan Alana itu Daniel, papa kandung Ivy, untuk melewati masa sulit, bukannya masuk ke rehabilitasi
(╭☞•́⍛•̀)╭☞
sumpah al deg2an.. 😭
Ariany Sudjana
Edward sebaiknya tidak egois, meskipun Daniel bersalah, tapi dengan membuang Daniel ke Colombia, itu adalah kesalahan terbesar. Alana tidak butuh masuk rehabilitasi, Alana hanya butuh Daniel sebagai papa kandung Ivy, dan sebaiknya kamu turunkan egois kamu, sebelum semua terlambat dan kamu akan menyesal
(╭☞•́⍛•̀)╭☞
al lagi salapan.. seketika berhenti ngunyah 😶
Ariany Sudjana
sebaiknya Edward segera mengampuni Daniel, kasihan Alana harus berjuang sendiri pasca melahirkan, bagaimanapun kehadiran seorang suami bagi ibu pasca melahirkan itu sangat dibutuhkan
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
pdhl si alana ini cinta sendirian kan y, tapi msh bisa y dia seeffoet itu pengen ketemu ama si Daniel
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
audrey atau ivy?
Senjakala: Ivy kak ada typo nnti aku benerin🙏😊
total 1 replies
partini
kumu patut di kasih Shok terapi biar waras,, dulu aja ga mua bertanggungjawab dasar kamfreeetooo ihhhh gumuss akuhh
si babang Edward do something buat mereka berdua biar happy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!