NovelToon NovelToon
Jiwa Sang Pangeran Aerion

Jiwa Sang Pangeran Aerion

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Mengubah Takdir
Popularitas:714
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

Dikhianati. Dituduh berkhianat. Dibunuh oleh orang yang dicintainya sendiri.
Putri Arvenia Velmora seharusnya sudah mati malam itu.
Namun takdir memberinya satu kesempatan—hidup kembali sebagai Lyra, gadis biasa dari kalangan rakyat.
Dengan ingatan masa lalu yang perlahan kembali, Lyra bersumpah akan merebut kembali takhta yang dirampas darinya.
Tapi segalanya menjadi rumit ketika ia bertemu Pangeran Kael…
Sang pewaris baru kerajaan—dan reinkarnasi dari pria yang dulu menghabisi nyawanya.
Antara cinta dan dendam, takhta dan kehancuran…
Lyra harus memilih: menebus masa lalu, atau menghancurkan segalanya sekali lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11: Bayangan di Balik Pesona

Lyra meninggalkan Ruang Kerja Kael. Malam itu, ciuman itu membakar pikirannya lebih dari anggur Velmora. Itu bukan ciuman Valerius; ciuman itu memiliki kekuatan purba yang sama dengan klaim Kael sebagai Aerion.

​Aku tidak akan mengulang kesalahan itu. Aku di sini untuk takhta.

​Lyra mengulanginya seperti mantra, tetapi bibirnya masih merasakan sensasi dingin dan otoritatif dari bibir Kael. Hubungan mereka telah berubah. Mereka bukan lagi Pangeran dan pelayan, atau sekutu yang berjarak. Mereka adalah dua kekuatan yang saling mengakui dan saling menginginkan.

​Keesokan harinya, Lyra kembali ke rutinitasnya sebagai Lyra, tetapi dengan tugas yang jauh lebih berbahaya: merekrut sekutu.

​Ia membutuhkan seorang bangsawan yang terpandang, kaya, dan yang paling penting, takut pada kekuasaan Duke Renald yang baru saja dihancurkan. Targetnya adalah Lord Victor Kreshnik, seorang bangsawan tua yang terkenal netral namun sangat protektif terhadap putrinya.

​Lyra tahu kelemahan Victor. Putrinya, Lady Elara, memiliki penyakit langka yang hanya bisa disembuhkan oleh ramuan dari Biara di Pegunungan Utara—wilayah yang dikendalikan secara ketat oleh sekutu Renald.

​Menggunakan pengetahuan Istana yang ia miliki, Lyra menyelinap ke lingkungan Lady Elara, berpura-pura mengantarkan sulaman baru. Lyra mendekati Lady Elara saat dia sedang berjalan perlahan di taman Istana.

​"Maafkan hamba, Lady Elara," bisik Lyra, Lyra memaksakan kerendahan hati. "Hamba mendengar tentang penyakit Anda, dan hamba memiliki informasi yang mungkin menyelamatkan Anda."

​Elara, seorang wanita muda yang rapuh, menatap Lyra, terkejut. "Siapa kau? Dan informasi apa?"

​Lyra berbisik, Lyra menggunakan bahasa kode halus yang dulu hanya digunakan di antara bangsawan tertentu. "Hamba tahu tentang ramuan Biara Utara. Hamba tahu jalur yang digunakan oleh para biarawati untuk menghindari pajak Duke Renald. Ramuan itu dapat diselundupkan untuk Anda."

​Mata Elara melebar. "Ramuan itu tidak bisa didapatkan! Ayahku sudah mencoba segalanya!"

​"Hamba tahu jalannya. Tapi ini akan memerlukan akses dan kekuatan politik," Lyra menatap Elara dengan intensitas yang hanya dimiliki Arvenia. "Ayah Anda, Lord Victor, harus berpihak pada Pangeran Kael dalam Dewan minggu depan, ketika pemungutan suara tentang lahan Renald dilakukan."

​Elara mengerti. "Kau sedang memeras Ayahku. Atas perintah Pangeran Kael?"

​"Hamba adalah utusan dari kebenaran," Lyra membalas tegas. "Lord Victor dapat menyelamatkan putrinya dan membersihkan Eteria dari racun Renald. Pilihan ada di tangannya."

​Lyra menyerahkan catatan kecil berisi rute penyelundupan ramuan itu. "Beri catatan ini padanya. Jika Anda melihat kami sebagai ancaman, maka tolak kami, dan Anda harus menghadapi konsekuensi takdir."

​Lyra pergi, meninggalkan Elara yang bingung, tetapi mata Elara sudah dipenuhi harapan yang putus asa.

Malam itu, Istana mengadakan Pesta Malam kecil untuk merayakan "perbaikan etika" setelah penangkapan Duke Renald. Lyra ditugaskan membantu di dapur, tetapi ia tahu Kael ingin dia mengamati Victor Kreshnik.

​Lyra, dalam seragam pelayan, berdiri di balik pilar. Musik dansa memenuhi ruangan. Ia melihat Lord Victor, wajahnya tegang, berulang kali melirik putrinya, Elara. Elara kini tersenyum, senyum yang Lyra tahu adalah harapan dari ramuan Biara.

​Lyra telah berhasil. Victor Kreshnik akan memihak mereka.

​Kael masuk ke aula. Dia mengenakan jubah beludru yang memancarkan kekuasaan yang tenang. Saat Kael berjalan ke pusat ruangan, ia sengaja mengarahkan pandangannya ke arah pilar tempat Lyra bersembunyi.

​Kael tersenyum tipis—senyum rahasia mereka, senyum atas kemenangan kecil mereka.

​"Selamat malam, Tuan-tuan dan Nyonya," Kael berbicara, suaranya tenang. "Malam ini kita merayakan kejujuran dan kemakmuran Eteria."

​Saat Kael berbicara, pandangannya terus-menerus kembali ke Lyra, sebuah komunikasi tanpa kata yang terasa seperti tarian rahasia di tengah keramaian.

​Namun, Lyra menyadari ada masalah. Marquess Elina—bangsawan wanita yang tersisa yang memimpin faksi anti-Kael—berjalan mendekati Kael. Wajahnya dipenuhi senyum palsu.

​"Yang Mulia, sebuah perayaan yang indah," kata Elina, nadanya manis namun penuh racun. "Tetapi saya dengar Istana kekurangan pelayan berkualitas. Saya melihat pelayan yang berdiri di sana," Elina menunjuk langsung ke Lyra. "Dia terlihat lelah. Biarkan dia melayani kami. Beri kami anggur baru, Pelayan."

​Ini adalah ujian terbuka. Elina ingin Lyra tunduk, di depan semua orang, untuk menegaskan kembali hierarki dan untuk melihat reaksi Kael.

​Lyra merasakan amarah Arvenia mendidih, amarah karena diperlakukan seperti debu. Namun, Lyra menenangkan diri. Ia adalah Lyra, pelayan yang patuh. Ia mengambil nampan, berjalan ke arah meja, dan menuangkan anggur.

​Saat Lyra melewati Kael, ia membungkuk sedikit, dan Kael melihat ketegasan di mata Lyra.

​"Marquess," Kael menyela, sebelum Lyra mencapai meja Elina. "Pelayan itu sedang bertugas mengurus tamu kehormatan. Biarkan dia. Dia adalah pelayanku yang paling berharga."

​Kael mengambil gelas anggur dari nampan Lyra. Jari-jari Kael menyentuh tangan Lyra. Sentuhan itu bukan lagi godaan, melainkan perlindungan dan klaim di depan umum.

​Kael melanjutkan pidatonya, tetapi ia menggunakan bahasa kode halus: "Saya berharap semua bangsawan di sini dapat memahami bahwa masa depan Eteria tidak terletak pada perdagangan sutra yang rapuh atau monopoli gandum yang busuk, tetapi pada kesetiaan yang tak tergoyahkan."

​Lyra mengerti. Kael sedang memberi peringatan kepada Elina secara terbuka tentang sumber kekayaannya.

​Lyra, yang telah mendapatkan angguk persetujuan Kael, berjalan ke meja bangsawan dengan percaya diri yang baru. Ia menuangkan anggur untuk Marquess Elina. Saat Lyra membungkuk, ia berbisik dalam nada yang hanya bisa didengar Elina:

​"Perdagangan sutra Anda di Perbatasan Timur akan mengalami 'gangguan' minggu depan, Marquess. Pangeran Kael tidak suka sutra basah."

​Lyra menegakkan badannya dan pergi, meninggalkan Elina yang wajahnya memucat karena terkejut. Lyra telah berubah dari sekadar mata-mata menjadi agen rahasia yang mengancam.

Setelah pesta bubar, Kael memanggil Lyra kembali ke Ruang Kerja. Lyra masuk, tidak lagi merasa gentar. Ia berjalan ke tengah ruangan, menegaskan posisinya.

​Kael tersenyum, sangat puas. "Kau melakukan tugasmu dengan sempurna. Kau berhasil mengancam Elina secara terbuka, dan kau berhasil mendapatkan Victor Kreshnik. Kita akan memenangkan pemungutan suara besok."

​"Saya tahu cara bermain di antara mereka, Yang Mulia," kata Lyra. "Saya dibesarkan di sini. Tapi Anda tidak seharusnya menyelamatkan saya dari Elina. Itu melanggar aturan."

​Kael bangkit dari kursinya, berjalan mendekati Lyra. "Aku tidak menyelamatkanmu, Arvenia. Aku mengakuimu. Aku tidak bisa membiarkan penguasa masa depan Eteria diperlakukan seperti kotoran oleh Marquess yang korup."

​Kael berdiri sangat dekat, mencondongkan tubuh sedikit. "Setiap kali aku melihatmu diperlakukan sebagai Lyra, aku melihat Valerius yang mencabik-cabik harga diriku."

​Lyra menatap mata Kael. "Valerius juga menodai harga diri saya. Anda adalah orang yang seharusnya membantu saya memulihkannya. Jangan merusaknya lagi dengan perlindungan berlebihan."

​"Baik," Kael setuju. "Mulai sekarang, aku tidak akan melindungimu. Aku hanya akan mengujimu."

​Kael mengambil kedua tangan Lyra. Lyra membiarkannya.

​"Aku akan memberimu tugas baru," Kael berbisik, kembali ke dialek kuno mereka. “Tugas yang akan membuktikan apakah kau benar-benar telah memisahkan dirimu dari Valerius.”

​Lyra menahan napas. "Apa tugas itu, Aerion?"

​"Aku sudah memberimu arsip tentang Valerius. Kau tahu dia mati sebagai martir yang terlambat," Kael menjelaskan. "Tetapi ada satu hal yang tidak aku katakan. Valerius memiliki sebuah Liontin Segel rahasia. Itu bukan segel kerajaan Eteria, melainkan segel organisasi rahasia yang ia ikuti sebelum pengkhianatanmu."

​"Organisasi rahasia?"

​"Organisasi yang mencoba menggulingkan kerajaan ini, yang dulunya dipimpin oleh musuh Ayahmu. Organisasi itu percaya bahwa Aerion adalah ancaman," Kael menjelaskan. "Liontin Segel itu adalah kunci. Kunci untuk memahami mengapa Valerius berkhianat, dan mengapa dia kemudian mati sebagai martir. Kunci itu akan mengungkap kebenaran di balik pengkhianatan yang sebenarnya."

​Lyra merasakan kengerian. Valerius lebih rumit daripada yang ia bayangkan.

​"Di mana liontin itu?" Lyra bertanya.

​Kael menyentuh pipi Lyra, sebuah sentuhan yang lebih dalam dari sebelumnya. "Di tempat yang paling kau kenal. Di kamar tidur lamamu di Istana. Valerius menyembunyikannya di bawah lantai marmer tempat ia membunuhmu."

​Lyra terkejut. Tempat pembunuhannya!

​"Kau harus kembali ke kamar itu, seorang diri. Ambil liontin itu," perintah Kael, matanya membakar. "Ini adalah ujianmu. Kembali ke tempat trauma terbesarmu, tempat di mana kau mati, dan ambil bukti yang akan menyelesaikan dendammu. Jika kau bisa melakukannya tanpa hancur oleh kenangan Valerius, kau layak menjadi Ratu."

​Kael merendahkan suaranya, membiarkan chemistry itu menguasai Lyra. "Ini adalah pertarungan terakhirmu melawan masa lalumu. Dan aku akan menunggumu kembali di sini, Ratu-ku."

​Lyra menatap Kael. Ini bukan hanya tugas politik; ini adalah tugas emosional yang kejam. Jika ia kembali ke kamar itu, ia berisiko hancur oleh kenangan Valerius. Tetapi jika ia berhasil, ia akan bebas.

​"Saya akan melakukannya," janji Lyra.

1
Andira Rahmawati
aku kok aga bingung ya sama jln ceritanya...masih blm nyimak..
putri lindung bulan: iya maaf akan aku revisi lagi,karena masih pemula
total 1 replies
putri lindung bulan
Ketika hati hancur, dunia terasa runtuh. Namun, dari luka yang paling dalam, justru lahir kekuatan yang tak pernah kita sadari.
“Bangkit Setelah Terluka” bukan sekadar kisah tentang kehilangan, tapi tentang keberanian untuk memaafkan, bertahan, dan mencintai diri sendiri kembali.

Luka memang meninggalkan jejak, tapi bukan untuk selamanya membuat kita lemah.
Dalam setiap air mata, tersimpan doa yang tak terucap.


Cinta, pengorbanan, dan air mata menjadi saksi perjalanan hidup seorang wanita yang hampir kehilangan segalanya—kecuali harapan.

“Bangkit Setelah Terluka” menuturkan kisah yang dekat dengan hati kita: tentang keluarga, kesetiaan, dan keajaiban ketika seseorang memilih untuk tetap bertahan meski dunia meninggalkannya.

Bacalah… dan temukan dirimu di antara setiap helai kisahnya.
SHAIDDY STHEFANÍA AGUIRRE
Terima kasih untuk cerita yang luar biasa, tolong jangan berhenti!
putri lindung bulan: salam kenal
total 2 replies
putri lindung bulan
yang sudah baca,terimakasih ya.yuk berteman dengan ku💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!