Zira Azizah tidak pernah mempunyai keinginan sedikit pun untuk menikah diusianya yang masih muda namun apa daya sang ayah tiba-tiba meminta nya untuk menikah padahal ijazah sekolah SMA pun belum ia terima .
Ikuti kelanjutan nya dan jangan lupa mohon dukungan nya 🙏🙏🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Hardianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 ~ Myhusband
Jam 3 dini pagi Zira harus membuka kedua matanya yang sangat berat karena Gaffi yang terus-menerus memanggil dirinya .
" Apa sih aku masih ngantuk ? " , tanya Zira kesal .
" Udah jam 3 , kita shalat dulu yu dek ? " , Ajak Gaffi seraya tersenyum .
" Aku ngantuk banget , shalat sendiri aja " , balas Zira seraya menarik selimut lalu menutupi seluruh tubuhnya.
" Dek lebih baik shalat dulu yu , udah itu baru dilanjut lagi tidur nya " , Ajak Gaffi sekali lagi .
" Dek ayo bangun ambil air wudhu " , ujar Gaffi seraya menarik selimut yang Zira kenakan .
" Aku masih ngantuk " , kesal Zira seraya memaksakan membuka kedua matanya .
" Udah , udah ayo ambil air wudhu ! , shalat dulu ! " , balas Gaffi sedikit tegas.
Zira langsung turun dari tempat tidur dengan memajukan bibirnya beberapa centi , ia masuk ke kamar mandi sementara Gaffi langsung menyiapkan alat shalat mereka .
Gaffi membaca ayat suci Al-Qur'an selagi menunggu Zira yang masih dikamar mandi .
Tak lama Zira sudah keluar dari kamar mandi , sejenak ia terdiam merasa kagum dengan suara emas Gaffi yang terdengar sangat merdu melafadzkan setiap ayat demi ayat Al-Qur'an .
" Udah dek , ayo kita shalat " , ajak Gaffi seraya melirik ke arah Zira .
" Eh " , Zira sedikit terkejut dan ia langsung mengambil posisi dibelakang Gaffi dan langsung memakai mukena .
" Allahu Akbar " , Pertanda Shalat sudah dimulai , Zira mengikuti dari belakang .
Gaffi hanya menunaikan shalat sebanyak 2 rakaat dan setelah itu ia melanjutkan dengan berdzikir dan berdoa .
" Kalau kamu mau tidur lagi silahkan dek " , ucap Gaffi seraya menunjuk ke arah tempat tidur .
Tanpa menjawab Zira langsung berdiri dan kembali ke tempat tidur tanpa membuka mukena nya .
Gaffi memang sering menunaikan shalat malam dan biasanya ia melakukan dikamar .
Gaffi tersenyum melihat tingkah Zira , dan ia kembali melanjutkan dengan membaca ayat suci Al-Qur'an seraya menunggu waktu subuh tiba .
#
" Dek kamu gapapa kan kalau Abang tinggal kerja lagi ? " , tanya Gaffi sebelum mereka menyantap sarapan .
Zira melirik sekilas ke arah Gaffi .
" Mmm boleh ga kalau Zira pergi ke sekolah ? " , tanya Zira dengan ragu-ragu .
Gaffi menyatukan kedua alisnya , ia merasa sedikit aneh , bukankah sekolah Zira udah selesai .
" Zira harus menandatangi ijazah " , ucap Zira lagi .
" Ya udah boleh , jam berapa kamu berangkat dek ? " , Timpal Gaffi sekaligus bertanya .
" Habis sarapan Zira langsung siap-siap " , jawab Zira dan didalam hatinya ia kegirangan karena akhirnya bisa kumpul-kumpul bareng temen-temen nya lagi .
" Ya udah kalau gitu berangkat bareng Abang aja " , balas Gaffi yang kebetulan hari ini ia tidak terlalu sibuk .
" Ga usah gapapa aku berangkat sendiri aja , tapi kasih tahu kata sandi pintu apartemen nya " , tolak Zira yang takut ketahuan temen-temen nya.
" Udah berangkat bareng aja ! " , timpal Gaffi yang tidak bisa dibantah .
" Ayo sarapan dulu " , ajak Gaffi .
Zira merasa kesal karena Gaffi berisih keras untuk berangkat bareng dan kenapa juga Gaffi sampai saat ini belum memberi tahu kata sandi pintu apartemen nya pada Zira .
Setelah sarapan Gaffi menyuruh Zira untuk segera bersiap-siap sementara dirinya yang membereskan meja makan sekaligus mencuci piring dan gelas bekas mereka pakai .
Gaffi tahu kalau perempuan akan menghabiskan waktu cukup lama jika mereka akan berpergian , maka dari itu Gaffi menyuruh Zira bersiap lebih dulu lagian ia nanti bisa menggunakan kamar mandi yang ada di dapur .
40 menit kemudian Gaffi sudah siap dengan setelan baju jasnya , ia sudah siap untuk berangkat kerja namun Zira belum nampak batang hidungnya , Gaffi menunggu Zira disofa ruang tv seraya bermain ponsel mengecek email yang baru dikirm beberapa menit oleh asistennya .
Sudah hampir 30 menit Gaffi duduk disofa ruang tv namun Zira belum keluar juga dari kamar .
" Benarkan pasti akan lama ? " , gumam Gaffi seraya melihat ke pintu kamar .
" Tidur dulu bisa kali ya ? " , gumam Gaffi lagi seraya menyimpan ponselnya dimeja .
Gaffi akan mencoba sabar menunggu sampai Zira benar-benar selesai dan mungkin itu untuk membiaskan dirinya karena mulai hari ini dan seterusnya ia pasti harus menunggu Zira bersiap jika mereka akan berpergian.
Gaffi bersandar disofa , ia melipat kedua tangannya di dada dan ia mulai memejamkan kedua matanya .
" Abang kok malah tidur , ayo berangkat nanti terlambat lagi ? " , Zira dengan ragu-ragu mengguncangkan tangan Gaffi .
" Emmm kamu udah selesai dek ? " , tanya Gaffi seraya menggeliat .
Gaffi mengucek kedua matanya , ia menatap Zira dengan tatapan aneh.
" Kok ga pakai seragam ? , bukannya mau ke sekolah ? " , tanya Gaffi merasa aneh yang melihat Zira memakai celana panjang kain dan kemeja panjang bunga-bunga yang ia padukan dengan kerudung pasmina .
" Gapapa lagian sekolah udah bebas " , jawab Zira apa adanya .
" Ohh tapi cantik sih " , balas Gaffi seraya memuji kecantikan istri nya.
" Apaan sih ? " , tanya Zira seraya menyembunyikan rona malu diwajahnya .
Gaffi tersenyum , lalu mereka mulai meninggalkan apartemen namun sebelum itu Gaffi sudah mencuci mukanya terlebih dahulu biar tidak terlihat muka bantalnya .
Didalam mobil tiba-tiba Gaffi menyerahkan uang berwarna merah muda sebanyak 5 lembar kepada Zira .
" Buat aku ? " , tanya Zira sedikit kaget .
" Iya maaf Abang baru ngasih kamu uang hari ini , segitu cukup ga ? , apa kurang ? " , timpal Gaffi seraya fokus mengemudi .
" Cukup " , jawab Zira singkat dan langsung mengambil uang yang disodorkan Gaffi .
" Mana hp kamu ? " , tanya Gaffi lagi .
" Hah buat apa ? " , tanya Zira bingung .
" Udah mana sini , pinjam sebentar " , balas Gaffi sedikit memaksa .
Zira menyodorkan hpnya dengan muka sedikit kesal .
Seraya fokus mengemudi tangan satu Gaffi menuliskan nomor ponselnya dihp Zira , lalu ia menyerahkan kembali ponselnya pada Zira .
" Ngapain sih aneh ? " , kesal Zira yang langsung mengecek ponselnya .
" Itu nomor hp Abang , kalau ada apa-apa langsung hubungi Abang ! " , Ujar Gaffi seraya melirik Zira sekilas .
Zira yang baru membuka kontak ponselnya dibuat tercengang sekaligus kesal , bisa-bisanya Gaffi menyimpan nomor ponsel dirinya dengan nama myhusband belum lagi dengan emoji love merah ❤️ .
" Udah jangan dihapus atau diubah lagian memang benar Abang suami kamu dek " , Ujar Gaffi yang tahu niat Zira .
Zira melirik ke arah samping , merasa aneh dengan Gaffi yang selalu tahu apa yang mau Zira lakukan .
Mobil Gaffi berhenti tepat didepan pintu gerbang sekolah Zira , Zira melihat ke arah luar jendela dan memperhatikan keadaan diarea sekolah .
" Kenapa Abang tahu aku sekolah disini ? " , tanya Zira sedikit bingung seraya ia terus melihat ke arah luar jendela .
" Udah mau keluar apa ngga ? , apa mau ikut Abang kerja ? " , tanya Gaffi beruntun seraya menatap Zira .
" Ish " , Zira kesal dan ia langsung membuka selt belt nya bersiap mau turun .
" Eh tunggu dulu " , Gaffi menahan Zira dan ia langsung menyodorkan tangan kanannya .
Zira yang mengerti apa maksud dari suaminya , ia pun langsung mencium punggung tangan Gaffi yang dibalas oleh Gaffi mengelus lembut kepala Zira.
" Jangan nakal , kalau udah selesai cepet hubungi Abang ! " , Ujar Gaffi mengingatkan .
" Iya bawel " , balas Zira jutek dan ia langsung keluar dari mobil .
~