NovelToon NovelToon
Ikhlasku Mencintaimu

Ikhlasku Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:31.8k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Ketika di bangku SMA, Gaffi Anggasta Wiguna dan Bulan Noora selalu berjalan berdampingan layaknya sepasang kekasih yang penuh dengan keserasian. Di balik kedekatan yang mengatasnamakan pertemanan, tersembunyi rasa yang tak pernah terungkapkan. Bukan tak memiliki keberanian, melainkan Bulan Tengah mengejar seseorang. Anggasta memilih jalan sunyi, memendam dan mencoba tetap setia mendampingi sampai kebahagiaan itu benar-benar datang menghampiri perempuan yang sudah membuatnya jatuh hati. Barulah dirinya mundur pelan-pelan sambil mencoba untuk mengikhlaskan seseorang yang tak bisa dia genggam.

Lima tahun berlalu, takdir seakan sengaja mempertemukan mereka kembali. Masihkah cinta itu di hati Anggasta? Atau hanya bayang-bayang yang pernah tinggal dalam diam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Ketidaksengajaan yang Keseringan

Tawa ketiga lelaki yang masih betah melajang di umur yang sudah ideal untuk ke jenjang pernikahan begitu kencang. Jeno, Anggasta dan Sekai. Lelaki yang awalnya hanya rekan bermain game online dan malah menjadi teman baik di dunia nyata.

"Makin ganteng aja lu, Gas." Lelaki yang memiliki senyum manis itupun berdecak mendengar pujian dari Sekai. Jeno tertawa karena dia sangat tahu jika Anggasta sangat tak suka dipuji.

Sekai mampu melihat raut yang berbeda dari sang sahabat yang sudah cukup lama tak berjumpa.

"Are you okay?"

Anggasta hanya mengangguk. Sedangkan Jeno sudah menyambar. Dia mengatakan jika Anggasta lelaki bodoh. Memiliki kesempatan di depan mata, tapi tak digunakan. Masih asyik menyimpannya sendirian. Sontak bantal yang ada di sofa pun Anggasta lempar dengan makian yang luar biasa.

"Kalau enggak lu ungkapin, dia enggak akan tahu. Walaupun ditolak setidaknya lu udah berkata jujur." Sekai mulai menasihati.

"Gua udah ngomong begitu sampe nih mulut berbusa. Tapi, si Angsanya dablek!" Jeno mulai emosi.

Tak ada jawaban dari Anggasta. Ada alasan kenapa dirinya hanya terus menyimpan tanpa mengungkapkan. Sebenarnya ada banyak kesempatan bagus di pertemuan mereka kembali. Namun, ada hal yang membuat Anggasta memilih untuk tetap mencintai dalam sunyi.

Di tengah keasyikan mereka, ponsel Sekai berdering dan segera menjawab panggilan tersebut.

"Iya, Mas jemput kamu di stasiun."

"Widih! Kita kesalib nih," goda Jeno setelah panggilan Sekai dengan seseorang berakhir.

"Itu adek gua, Jeno!"

Dahi Anggasta dan Jeno pun mengkerut. Sekai tak pernah mengatakan jika dirinya memiliki saudara. Dan tiba-tiba sekali dia memiliki adik.

"Adik-adikan?"

Plak!

Geplakan Sekai berikan di kepala Jeno hingga lelaki yang memiliki tubuh tinggi bak gapura kabupaten mengaduh.

"Adik satu ayah, lain ibu."

Selepas Sekai pergi, Anggasta bangkit dari duduknya. Jeno pun bertanya, tapi jawabannya ingin mencari angin. Sedekat apapun Jeno dan Anggasta, di mata Jeno sahabatnya itu termasuk ke dalam golongan manusia yang sulit untuk ditebak.

Di sinilah Anggasta sekarang. Berdiri di pinggiran pantai sambil menikmati suara deburan ombak. Menatap lurus ke depan. Hatinya ingin bersama Bulan, tapi logikanya terus menolak. Kalimat sang opa berputar di kepala.

"Kasta tertinggi mencintai memang mengikhlaskan. Tapi, kamu juga harus menghentikan perasaan jika kamu ingin mendapatkan kebahagiaan."

Anggasta memang sudah mengikhlaskan. Tapi, perasaannya belum berhenti untuk seorang perempuan bernama Bulan.

Jeno terus menghubungi Anggasta. Namun, lelaki itu begitu asyik dengan kesendiriannya. Memori kebersamaan dirinya dengan Bulan ketika di bangku sekolah berputar. Senyum pun melengkung begitu lebar.

"Pertemanan yang murni itu ternyata lebih menyenangkan dibanding dengan menyimpan perasaan di sebuah zona pertemanan," gumamnya diiringi suara deburan ombak yang cukup kencang.

Memilih bermalam di resort yang ada di pantai itu ketimbang kembali ke rumah Sekai. Raganya seakan enggan untuk kembali ke rumah sang teman. Matanya memicing ketika melihat perempuan yang tak asing yang ada di resepsionis.

"Alma!" Perempuan itu menoleh dan segera menghampiri Anggasta.

"Mau nginep di sini juga?" Anggasta mengangguk.

"Kebetulan Opa sewa resort gede. Mending kamu bermalam di resort yang udah opa sewa aja." Diamnya Anggasta membuat Alma tersenyum.

"Ada tiga kamar. Kamu bisa nempatin salah satu di antaranya. Lagian aku juga takut kalau cuma sendiri di resort Segede itu." Kini, Anggasta yang tertawa.

"Dasar penakut!"

Alma memanyunkan bibirnya dan semakin Anggasta tertawa. Tangannya sudah mencubit pipi Alma.

"Berhubung udah janji sama Opa untuk jagain cucu manjanya, ya udahlah aku mau. Lumayan menghemat pengeluaran kan."

Senyum pun terukir di bibir Alma. Tak segan dia merangkul lengan Anggasta. Lelaki itupun tak risih sama sekali. Mereka terlihat bagai kekasih yang begitu serasi.

Resort itu memang cukup besar. Pantas saja Alma takut untuk tidur sendiri. Anggasta mulai memesan makanan ketika Alma membersihkan tubuh. Senyum Alma melengkung dengan sempurna ketika melihat makanan sudah tersedia di meja. Mereka begitu akrab, menikmati makan malam sambil berbincang.

"Perasaan pas kita pacaran enggak pernah ya kayak begini. Sekarang pas udah jadi mantan malah deket banget," ocehan Alma disambut tawa oleh Anggasta.

Apa yang dibilang Alma benar, selama lima bulan menjalin hubungan mereka sibuk dengan kuliah masing-masing. Jika, keduanya ada waktu luang barulah jalan. Itupun hanya sekadar makan dan membahas perkuliahan.

"Niat awal kan cuma mau ngenalin pacar. Eh, malah disuruh segera tunangan. Ternyata cowok yang aku bawa adalah cucu dari sahabat opa aku. Makin gacorlah kedua kakek itu menjodohkan."

Mereka kembali tertawa. Banyak cerita lucu yang membuat mereka tertawa walaupun hanya lima bulan menjalin hubungan. Alma sampai sakit perut setiap kali mengingat betapa kocaknya hubungan mereka dulu. Malam ini Anggasta terus tertawa bersama Alma. Melupakan sejenak seluruh isi kepala.

Pagi hari Jeno sudah berada di resort yang Anggasta tempati. Menunggu dibukakan pintu oleh orang yang ada di dalam. Mata Jeno melebar ketika Alma yang membukakannya.

"Selir?" Ya, panggilan Jeno untuk Alma memang seperti itu.

"Istri tua?" Alma pun sedikit terkejut.

Alma memanggil seperti itu karena ketika dirinya dan Anggasta menjalin hubungan, Jeno yang selalu diutamakan. Layaknya istri pertama. Tanpa permisi Jeno masuk dan terlihat sang sahabat baru bangun dari tengah mengumpulkan nyawa.

"Enak lu, ya? Di sini tidur nyenyak. Sedangkan di rumah Sekai gua tidur sendiri." Pagi hari sudah mendapat ocehan unfaedah dari temannya.

"Si Sekai emang ke mana?" Anggasta menimpali dengan tubuh yang kembali disandarkan di sofa panjang.

"Nemenin adiknya di hotel. Soalnya dia enggak mau adiknya ketemu kita berdua." Senyum tipis terukir di wajah bantal Anggasta.

"Gas, aku duluan, ya. Udah ditunggu klien."

Alma sudah rapi dengan pakaian formal dan menghampiri Anggasta yang mengangguk sambil memejamkan mata. Jeno terpana melihat penampilan Alma sekarang yang begitu anggun dan cantik.

"Lu gak pamit sama gua?" Jeno sudah menyodorkan tangannya agar disalimi oleh Alma. Sayangnya, tangan lelaki itu Alma tepis.

"Sialaan!!" Alma pun tertawa.

"Istri tua, tolong jaga suami kita, ya. Aku percayakan dia kepadamu," ucap Alma bak di drama.

"Tentu, Selir. Suami kita akan aman di tanganku."

"NAJIS!!!"

Alma dan Jeno pun tertawa mendengar kata mutiara yang keluar dari bibir Anggasta. Begitulah keakraban mereka bertiga jika sudah bertemu.

"Makin cantik, ya," bisik Jeno pada Anggasta ketika Alma sudah berjalan menuju pintu keluar. Seulas senyum Anggasta berikan sebagai jawaban sebelum dia meninggalkan Jeno untuk membersihkan tubuh.

Jeno tak akan bertanya kenapa Anggasta bermalam dengan Alma di satu resort yang sama. Ketidaksengajaan yang keseringan dan terlihat seperti settingan. Padahal, keduanya tak memiliki perasaan.

...*** BERSAMBUNG ***...

Boleh kan minya kencengin komennya?

1
Anrezta Zahra
good job alma..
N I A 🌺🌻🌹
good job alma,👍👍👍👍
suryani duriah
orang kayah kalo marah beda bgt ya🤭 tetap elegan😁😁
Nurminah
good laki-laki jenisan Haidar nggak layak buat wanita baik2
dari dulu selalu nahan buat ngehujat si bulan tapi sekarang jujur muak liat wanita oon yg mau aja diperbudak cinta sampe jadi nggak tau malu dan buta hadeh wanita jenisan bulan emang cocok ama laki-laki jenis Haidar sama2 rela jatuhin harga diri demi cinta kemaren sempet agak seneng liat karakternya pas lepasin Haidar sekarang jujur ilfil sudah dan nggak layak buat gagas terlalu berharga keluarga singa cuman dapet menantu sekelas si bulan
Salim S
di balik sikap ceria, bar bar nan absurd nya tersimpan iblis yg sangat kejam 👍👍👍👍bagus lah cocok jadi mantu nya keluarga singa....spill penyakitnya alma dong teh jangan nanti alma nya di buat meninggal ya teh kasihan gagas...sisi lain daei seorang alma, cucunya siapa ya alma tuh pernah nongol di cerita sebelumnya ngga teh kakek nya alma..penasaran
Lusi Hariyani
nah kan tunjukkan kuasamu alma lgan haidar sm bulan g th diri bngt
Riris
sadissss.....
kalau cewe udah terluka
pilihan opa ngga ada yang meleset...
mimih juna
best almaaaaaaa
nonaleutik
wewww aura singa betina nya awur awuran
good job alma👍 gausah jadi manusia gaenakan nanti mereka yg seenak jidat kaya mamak nya si haidar
sum mia
good Alma....emang sudah saatnya kamu tunjukkan taring mu . jangan lagi kau biarkan orang lain menggunjing san merendahkanmu .
lagian tuh ya.... para karyawan gak punya otak kali ya , dimana dia bekerja bisa-bisanya merendahkan dan menggosip pimpinannya , pada udah bosan kerja kali ya .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Quinza Azalea
ya emang manusia kayak haidar gk tau diri harusnya pecat aja Al
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
mari lah kita ikuti kisah nya..semangat
Ida Lestari
wah keren ya Alma.......emang pantes deh kyaknya jdi pasangannya gagas.........
lnjut trus Thor
semangat
Heni Fitoria
kpn giliran gaffi, sebenernya AQ suka gagas sama bulan...
Yus Nita
selalu jd pahlawsn buat orang lain.
psfshal diri ny sen d iri pun menyimpsn luka yg tsk bisa di gambar kan.
Putu Sriasih
cerita yg luar biasa
Amidah Anhar
Sudah sampai puncak kayak nya dekat dekat ending ini mah...
sya dukung gagas sma Alma..
saya pantau terus author nya
Rahmawati
alma udah disakiti masih aja ngelindungi Haidar, km baik bgt al
nonaleutik
nahlohhh cucu singa nih opa yg buat Alma menduakan si Haidar 🤭
jiwa melindungi gagas mencuat 🤭
btw oppa cucu nya abis di siram sama Mak nya Haidar TUHH masa diem2 aje
sum mia
penyakit apa yang diderita oleh Alma , sehingga dia harus mengkonsumsi obat .
jadi orang jangan terlalu baik Al.... sesekali beri mereka pelajaran , biar mereka bisa melek , bisa buka mata lebar-lebar dan bisa melihat siapa yang salah dan siapa pula yang benar .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!