Cewek matre? Itu biasa! Lalu, bagaimana dengan cowok matre? Sangat luar biasa.
Itulah yang Delia rasakan, memiliki kekasih yang menjadikannya seperti ATM berjalan. Hingga pada akhirnya, putus cinta membawa Delia yang tanpa sengaja menghabiskan satu malam bersama dengan pria asing.
Bagaimana cerita Delia selanjutnya? Yuk simak!
So Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 11 ONS
Danu pulang ke rumah dengan langkah beratnya, meeting hari ini berjalan lancar dan dia berdoa agar bisa mendapatkan proyek besar tersebut. Namun, baru saja hendak masuk ke dalam kamar, tiba-tiba sang Ayah mengagetkannya.
"Danu!'' Teriak Irwan— Papa Danu, tepat ditelinga pria itu membuatnya terjingkat.
"Astaga, Pa. Ada apa sih? Ngagetin aja." Tukas Danu merasa putus asa.
"Kau ingat tidak, besok itu hari apa?"
Danu menggedikkan bahunya.
"Dasar anak nakal!" Irwan menjewer telinga Danu. Walaupun sudah dewasa, tapi Danu tetap terlihat seperti anak-anak di mata Irwan.
"Aaaa! Sakit, Pa. Telingaku bisa lepas nanti!"
"Besok itu hari ulang tahun Papa, dan Papa berniat untuk mengundang semua rekan bisnis perusahaan kita." ucap Irwan, melepaskan tangannya dari telinga Danu. Sedangkan Danu, dia mengusap telinganya yang memerah.
"Apa Papa ingin mengadakan pesta mewah?''
"Tentu saja! Dan Papa mau kau bawa kekasihmu kemari. Bukan kekasih, lebih tepatnya calon istri. Papa ingin memperkenalkan dia pada semua orang. Dan, ya. Kalau kau masih belum memiliki kekasih, maka Papa akan menjodohkanmu dengan salah satu anak dari rekan bisnis kita. Pastinya, banyak yang mau sama anak Papa satu ini." Irwan tersenyum lebar sambil menepuk pelan pundak Danu.
'Astaga, orangtua satu ini. Dipikirannya hanya tentang pendamping hidupku. Itu membuatku frustasi, Pa. Aaaa!' batin Danu berteriak.
"Sebaiknya kita istirahat, besok Papa akan meminta Muna untuk menyiapkan semuanya. Harus mewah, jangan sampai ada kesalahan sedikitpun. Papa sudah tidak sabar untuk bertemu dengan calon menantu." ucap Irwan berjalan pergi dari hadapan Danu. Dia ingin putranya itu segera menikah, karena usia Irwan sudah tidak muda lagi. Dia bahkan sering sakit-sakitan, ajal bisa menjemputnya kapan saja. Dia takut tiada sebelum melihat Danu menikah.
"Calon menantu apa, Papa? Bahkan gadis nya saja belum kutemukan. Ya Tuhan!'' Danu meremas rambutnya, lalu masuk ke dalam kamar.
Danu menghela napas berat saat dia memasuki kamarnya. Dia merasa frustrasi dengan permintaan ayahnya. "Bagaimana aku bisa menemukan calon istri jika aku belum menemukan orang yang tepat?" batinnya.
Danu melemparkan Jasnya ke tempat tidur dan berjalan ke arah meja rias untuk mengambil air minum. Saat dia menuangkan air, dia memandang dirinya sendiri di cermin. "Aku belum siap untuk menikah. Aku masih ingin fokus pada karirku," katanya pada dirinya sendiri.
Tiba-tiba, dia teringat pada Delia. "Ah, Delia. Dia cantik, pintar, dan baik. Mungkin dia bisa menjadi calon istri yang baik," pikirnya. Namun, dia langsung menggelengkan kepala. "Tidak, tidak. Aku belum mengenalnya dengan baik. Dan aku tidak ingin memikirkan tentang pernikahan sekarang."
Danu mengambil air minumnya dan berjalan ke arah tempat tidur. Dia berbaring di atas tempat tidur dan menutup mata, mencoba untuk tidak memikirkan tentang permintaan ayahnya. Namun, pikirannya tetap kembali pada Delia. "Mungkin aku harus lebih mengenalnya lagi," pikirnya sebelum akhirnya tertidur.
_________
Hari ini weekend, Danu memutuskan mengajak Bella dan Delia untuk bertemu. Dia ingin meminta bantuan pada kedua temannya itu. Danu menghubungi Bella dan Delia untuk bertemu di sebuah kafe di pusat kota. Ketika mereka tiba, Danu sudah menunggu dengan secangkir kopi di depannya.
"Hai, apa kabar?" tanya Danu sambil tersenyum.
Bella dan Delia membalas sapaannya dan memesan minuman favorit mereka. Setelah itu, Danu memulai pembicaraan.
"Aku membutuhkan bantuan kalian berdua. Papaku ingin aku membawa calon istriku ke pesta ulang tahunnya nanti malam, tapi aku belum menemukan orang yang tepat," kata Danu dengan ekspresi cemas.
Bella dan Delia saling menatap, lalu Bella berbicara. "Apa kau ingin kami membantumu mencari calon istri?"
Danu menggelengkan kepala. "Tidak, kau ingat kejadian terakhir saat kita menyeleksi banyak gadis? Tidak ada yang benar sama sekali! Begini, aku punya ide. Aku ingin kalian membantuku untuk berpura-pura menjadi pacarku. Aku tidak mau Papaku menjodohkanku dengan orang lain," kata Danu dengan nada memohon.
Delia terkejut. "Berpura-pura menjadi pacar? Apa kau yakin itu ide yang bagus?"
Danu mengangguk. "Aku yakin. Aku hanya perlu kalian membantuku selama satu hari saja. Setelah itu, aku akan berterima kasih seumur hidup," kata Danu dengan senyum manis.
Bella dan Delia saling menatap, lalu Bella berbicara. "Baiklah, kami akan membantumu. Tapi kau harus berjanji untuk membalas budi kami."
Danu tersenyum lega. "Aku berjanji. Aku akan melakukan apa saja untuk kalian berdua."
"Bagaimana, Delia? Kau setuju kan?" Tanya Bella membuat Delia bingung.
"A—aku? Bukannya kau yang akan menjadi pacar pura-puranya Danu?"
"Haish! Kalau sampai Max ku tau, bisa habis aku, Delia." Bella menepuk keningnya.
"Tolong, Delia. Bantu aku, untuk satu malam saja." pinta Danu memohon, dia memasang puppy eyes yang membuat Delia hendak tertawa.
"Baiklah - baiklah! Aku bersedia menjadi kekasih bohonganmu. Tapi, Danu. Aku tidak mau semua ini berbuntut panjang. Kau paham maksudku kan?"
"Tentu! Aku janji." Ujar Danu tersenyum lega.
Dengan rencana yang sudah dibuat, Danu merasa lebih tenang. Dia yakin bahwa dengan bantuan Bella dan Delia, dia bisa menghadapi pesta ulang tahun ayahnya dengan lebih percaya diri. Tapi, apa yang akan terjadi nanti malam? Apakah rencana mereka akan berhasil?
*****
Bersambung
DANU, SIAPA COBA YANG GAK TERTARIK LIAT COWOK BEGINI? 🤭
kaya kaca mbke /CoolGuy//CoolGuy/
biar della aja yg tunjukin bukti ke aryan biar dramatis dan usai