NovelToon NovelToon
Pembalasan Mantan Istri

Pembalasan Mantan Istri

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Safira

Rara Artanegara yang dahulu dikenal cukup cantik namun sejak mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai seorang sekretaris PT. GINCU karena permintaan suaminya, Pramana Handoko, bentuk tubuhnya berubah menjadi tak terawat dan cukup berisi. Padahal sebelum menikah ia begitu langsing bak gitar Spanyol.

Pernikahan yang sudah dijalani selama lima tahun, awalnya begitu bahagia namun berakhir dengan luka dan nestapa pada Rara. Sang ibu mertua yang selalu menuntut cucu padanya. Sering berlaku tak adil dan kejam. Begitu juga adik iparnya.

Bak jatuh tertimpa tangga. Dikhianati saat hamil dan kehilangan bayinya. Terusir dari rumah hingga menjadi gelandangan dan dicerai secara tidak terhormat.

"Aku bersumpah akan membuat kalian semua menyesal telah mengenalku dan kalian akan menangis darah nantinya. Hingga bersujud di kakiku!" ucap Rara penuh kebencian.

Pembalasan seperti apa yang akan Rara lakukan? Simak kisahnya💋

DILARANG PLAGIAT🔥
Update Chapter : Setiap hari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 - Hamil

"Selamat, Nyonya Handoko. Anda positif hamil lima minggu," tutur dokter kandungan.

"Benar, Dok?" tanya Rara yang belum percaya.

"Benar, Nyonya. Kondisi janin Anda cukup sehat. Anda ke sini sendiri atau dengan suami?" tanya sang dokter dengan sopan.

"Sendiri, Dok. Suami saya sedang keluar kota urusan pekerjaan jadi tidak bisa menemani saya ke sini," ucap Rara sengaja berbohong.

Dirinya tak mau orang luar mengetahui keburukan sang suami. Bahwa suaminya itu kini jarang memberikan perhatian padanya. Bahkan Rara sering ditinggal keluar kota karena alasan pekerjaan.

Padahal faktanya, Pram sering bertandang ke apartemen Anita untuk memadu kasih terlarang mereka. Dan menjadikan alasan keluar kota urusan pekerjaan.

"Baiklah. Tapi jangan lupa bulan depan di pemeriksaan selanjutnya kalau bisa suami Anda juga bisa hadir karena ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan agar suami siaga. Terlebih di usia kandungan yang masih trisemester pertama seperti ini rentan keguguran. Jadi harus lebih dijaga ketat dan diperhatikan," tutur sang dokter menasehati.

"Baik, Dok."

"Ini saya beri resep obat untuk penguat kandungan serta vitamin. Nanti bisa ditebus di apotik depan. Mohon jaga asupan nutrisi untuk calon bayi Nyonya serta kondisi fisik. Kurangi pekerjaan yang menguras fisik atau terlalu melelahkan," ucap sang dokter.

"Baik. Makasih banyak, Dok."

Dan akhirnya Rara keluar dari ruangan dokter kandungan tersebut dengan senyum sumringah.

"Terima kasih ya Tuhan," batin Rara bahagia mendengar dirinya tengah hamil alias berbadan dua.

Suami dan ibu mertuanya pasti senang mendengar berita kehamilan dirinya. Sebab kabar ini telah lama mereka nanti dan dambakan.

Setelah menebus obat di apotik, Rara pun bergegas pergi ke makam kedua orang tuanya. Ia mendadak rindu dengan mendiang kedua orang tuanya tersebut.

Rara pun memesan taksi ke sana dan sebelumnya ia mampir ke toko bunga langganannya membeli dua buket mawar putih untuk dibawa ke makam.

Dua buah gundukan tanah merah yang terlihat kering dan banyak rumput liar yang tumbuh serta daun-daun kering berjatuhan dan menumpuk di atasnya terpampang jelas di hadapannya sekarang. Menandakan sudah lama makam tersebut tak dibersihkan.

Ya, semenjak dirinya tinggal di rumah mertuanya, Rara belum pernah ke makam kedua orang tuanya. Biasanya satu bulan sekali Rara akan mengunjungi sekaligus membersihkan makam tersebut.

Rara pun memanggil beberapa anak kecil yang tak sengaja ia lihat sedang membersihkan area pemakaman. Rara menyuruh mereka untuk membersihkan dan memberi air pada kedua makam orang tuanya itu agar tak terlalu tampak kering seolah tak terurus.

Setelah itu Rara memberikan upah pada segerombolan anak kecil yang telah membantunya.

"Mah, Pah. Maaf, Rara baru sempat ke sini. Pasti Mama Papa marah dan kecewa sama Rara. Huft!" ucap Rara.

Sebuah helaan nafas mengalir berat dari bibir Rara. Ia menarik nafas dalam sebelum bersuara kembali.

"Mah, Pah. Rara hamil. Sebentar lagi kalian akan punya cucu. Apa Mama dan Papa bahagia di sana?"

"Rara harap kalian berdua selalu bahagia bersama di suurga," cicit Rara seraya meletakkan bunga mawar putih untuk kedua orang tuanya tersebut.

Setelah selesai memanjatkan doa, akhirnya Rara pun bergegas pulang. Ia menyetop taksi di depan area pemakaman. Berencana bergegas pulang ke rumah ibu mertuanya sebelum dirinya mendapat hukuman yang jauh lebih berat jika tidak segera pulang.

Terlebih pekerjaan rumahnya belum selesai ia kerjakan. Akibat didera rasa membuncah melihat hasil test pack yang menandakan dirinya hamil, sehingga Rara bergegas pergi meninggalkan setumpuk pekerjaan rumah di kediaman mertuanya itu.

Saat taksinya melewati sebuah taman bermain, ia melihat ada penjual rujak bebeg yakni rujak yang ditumbuk alias diulek agak hancur bersama bumbunya.

"Stop, Pak. Saya turun di sini saja. Ini uangnya. Kembaliannya ambil saja," ucap Rara pada sopir taksi seraya membayarnya.

"Makasih, Neng. Baik hati sekali Anda. Semoga sehat selalu dan semakin lancar rezekinya," ucap sang sopir taksi saat menerima uang pembayaran dari Rara yang berlebih dari argo taksi.

"Amin... makasih juga, Pak."

Rara pun bergegas turun dan sedang antri membeli rujak bebeg yang cukup ramai pembeli tersebut. Dirinya mendadak ingin makan rujak tersebut. Air liurnya serasa akan menetes kala melihat orang lain sedang asyik menyantapnya.

Tiba-tiba dari kejauhan ada seseorang wanita yang diperkirakan usianya tak jauh beda dari Rara mendekat padanya dan memanggilnya.

"Rara," panggil wanita itu.

Sontak Rara pun menoleh dan tak menyangka bertemu rekan kerjanya dahulu di PT. GINCU.

"Wiwin? Kamu sama siapa ke sini?" tanya Rara seraya celingak-celinguk melihat Wiwin sendirian.

"Aku sama putriku, dia sedang main di taman dengan Papanya. Kan hari ini akhir pekan jadi kami libur kerja bisa buat jalan-jalan sama anak. Kamu sama siapa ke sini? Terus ngapain ke taman ini?" tanya Wiwin.

"Aku sendiri, Win. Lagi pengin rujak bebeg jadi mampir beli. Mas Pram lagi ada tugas keluar kota. Jadinya sudah dua hari enggak pulang," cicit Rara sendu.

"Hah! Keluar kota? Ke mana?" tanya Wiwin heran.

"Ke Bandung," jawab Rara apa adanya.

"Setahuku kantor sedang tidak ada tender atau masalah di cabang Bandung. Memangnya kamu tahu suamimu ke Bandung sama siapa saja?" tanya Wiwin yang dijawab gelengan kepala oleh Rara.

"Aneh banget tahu, Ra. Walaupun aku bukan orang yang sering berada di dalam kantor, tetapi sebagai orang marketing lapangan, setahuku begitu tadi. Kenapa suamimu ke Bandung dan sama siapa? Pak Johan saja sudah sebulan ini sedang berada di Eropa. Katanya ada kerabatnya yang meninggal dunia. Jadinya urusan kantor sementara dipegang Pak Broto, orang kepercayaannya."

"Terus Mas Pram ke Bandung kenapa ya, Win? Enggak mungkin Mas Pram bohongin aku," cicit Rara tengah bimbang dan bingung.

"Aku juga kurang begitu tahu, Ra. Saranku coba kamu selidiki lebih lanjut. Hanya untuk jaga-jaga saja. Bukan berarti menuduh. Supaya rumah tanggamu aman dari gangguan wanita lain. Biasanya suami yang banyak berubah pasti ada sesuatu di luar sana yang tidak kita ketahui. Cepat cari tahu sebelum terlambat," saran Wiwin.

"Makasih banyak, Win."

"Hem,"

Selepas Rara membayar rujak bebeg pesanannya, ia pun berpamitan pada Wiwin dan menaiki taksi online kembali guna pulang ke rumah mertuanya. Namun dalam perjalanannya, ia mendadak tengah gelisah atas apa yang disampaikan Wiwin padanya.

Akhirnya tiba-tiba ia teringat sahabatnya, Anita. Dalam benak Rara, Anita satu bagian dengan sang suami, pasti tahu jadwal dinas luar kota Pram seperti apa.

Lantas ia mencoba menghubungi ponsel Anita namun ternyata tidak aktif. Lalu ia mencoba menelepon suaminya juga hasilnya nihil. Keduanya tidak dapat tersambung.

Sebuah helaan nafas berat keluar dari bibir Rara.

"Aku coba datang ke rumah kontrakan Anita saja. Siapa tahu dia sedang istirahat," cicit Rara lirih terbesit ide.

"Pak, putar balik ke Jalan Kamboja ya."

Rara menyuruh supir taksi pergi ke alamat rumah kontrakan Anita.

"Baik, Nyonya."

"Semoga Anita bisa membantuku untuk menyelidiki Mas Pram," batin Rara.

🍁🍁🍁

1
tessa arum
keren
Julia Vanka
Luar biasa
Linda Wati
next 🌹🌹🌹♥️♥️♥️
Asyatun 1
keren thoor
Novano Asih
mahal amat biaya rumah sakit sampai perawatan hingga sembuh 2 M😂😂😂tp syukurin biar nyahok itu Pram sama Anita
Virna Rosse
anak rara mungkin
Wicih Rasmita
Luar biasa
Zuhril Witanto
waduh berat juga
Zuhril Witanto
gratisan
Zuhril Witanto
dasar
Zuhril Witanto
kok di tampar...kan itu kesayangan anda
Zuhril Witanto
ternyata nagih utang
Zuhril Witanto
kira2 sisy bertengkar ma siapa yah
Zuhril Witanto
ada apa nih
Zuhril Witanto
awas ada yang bangun
Zuhril Witanto
🤣🤣🤣
Zuhril Witanto
gimana mau hamil wong rahim gak punya
Zuhril Witanto
sisy kah
Zuhril Witanto
🤣🤣🤣
Zuhril Witanto
kayak ya anaknya Rara masih hidup
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!