Seorang gadis yang terlahir di malam istimewa (malam satu suro)di warisi sebuah khodam dari leluhurnya tepat di usianya yang ke tujuh belas. Hal yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Mampukah gadis itu menjalani hari-hari nya dengan kemampuan yang baru dimilikinya...
Sinopsis yang sangat singkat ya,...tapi cukuplah buat yang baca jadi penasaran 🤭
Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat dan alur cerita. Sebab cerita ini aku buat murni dari imajinasi ku sendiri alias karangan bebas. Jadi jika ada kesamaan itu merupakan suatu ketidak sengajaan🙏🏼
Soo... ikuti cerita ku, dan jangan lupa tinggalkan jejak jempol dan komentar ya☺️
Jangan lupa juga bintang lima jika cerita ku bisa bikin baper 😁🤭🙏🏼
Yuk dukung karya terbaru ku ...!
Selamat membaca ...! 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qsk sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Petaka wahana air
Waktu terus berlalu, baby Saras tumbuh menjadi anak yang manis, cantik ,pintar dan mandiri. Usianya mungkin masih tiga tahun tetapi tingkat kecerdasannya diatas rata-rata. Gaya bicara pun sudah seperti orang dewasa, bahkan pemikiran nya setara gadis sepuluh tahun.
"Saras harus makan, kalau enggak kakak marah loh " Pandu terus membujuk adiknya yang tak mau makan.
"Tapi aku mau eskrim kak...." Rengek Saras sambil menutup mulut nya dengan telapak tangannya, gadis kecil itu juga menggelengkan kepalanya.
"Iya, nanti kakak belikan eskrim, asal Saras makan dulu, ok !" Ucap Pandu lagi.
"Beneran ya, kakak belikan aku eskrim ..." Ucap Sarah menatap wajah kakaknya penuh harap
"Iya, kakak janji. Kalau gitu makan dulu ya, mau kakak suapin ?" tawar Pandu
Saras menggeleng, " No ! Aku kan sudah besar masa masih di suapin, malu dong sama pusi " Tolak Saras sambil menunjuk anak kucing yang tengah makan di sudut ruangan.
"Pusi saja majan sendiri,masa aku di suapin, kakak ada-ada saja " Saras segera mendekat kan piring yang sudah diisi nasi dan lauk nya.
"Nah, gitu dong! Kan nanti mama sama papa bangga punya anak pintar seperti kamu " Puji Pandu sambil mengangkat jempolnya ke arah Saras
"Memang nya mama sama papa di mana ? Kenapa gak ada di sini bersama kita ?" Tanya Saras polos , mulutnya penuh oleh makanan.
"Sayang,... kalau makan gak boleh sambil bicara ya,... " tegur Arshy lembut. Dia dari tadi diam memperhatikan interaksi kedua cucu nya.
"Kenapa Oma?" Tanya Saras polos
"Takut kesedak " Jawab Arshy singkat
Saras manggut-manggut, seolah mengerti dengan ucapan Oma nya.
Gluk'
Bocah itu menelan makanannya, lalu kembali berkata , " Oma,nanti kalau mama sama papa pulang aku mau ajak mereka main di taman belakang, aku mau nunjukin bunga melati yang aku tanam. Pasti mama dan papa senang melihat nya, apalagi bunga melati kan harum banget " ucap nya sambil tersenyum membayangkan betapa bangga nya dirinya ketika menunjukan bunga melati yang ditanam nya.
Arshy terdiam,menghela nafas panjang lalu menghembuskan nya perlahan. Ia kemudian menoleh pada cucu laki-lakinya.
"Sudah jam berapa ini ? Ayo segera siap-siap, nanti terlambat ke sekolah " ucap nya
"Iya Oma " Pandu segera beranjak menuju kamar nya untuk mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah. Maklum saja ia bersekolah di sekolah favorit yang jam masuk nya jam delapan.
Sesaat kemudian, Pandu sudah kembali lengkap dengan tas sekolah di punggung nya.
"Kakak , katanya mau belikan aku eskrim " Ucap Saras dengan nada kecewa
"Iya, nanti kakak belikan. Nanti ya, pulang sekolah , hehehe...." ucap Pandu sambil tertawa meledek adik nya
"Aaa.... Kakak bohong ! Tadi katanya mau belikan eskrim kalau aku mau makan, sekarang aku udah makan malah gak langsung di belikan " Saras merajuk , bibirnya sampai mengerucut dengan wajah yang merengut kesal.
"Sekarang kan kakak harus sekolah dulu. Janji deh, pulang sekolah kakak bawain eskrim. Mau eskrim rasa apa ?" tanya Pandu
"Aku mau eskrim Spongebob rasa strawberry" Jawab Saras cepat
"Ok, nanti pulang sekolah kakak belikan. Janji jangan nakal !" Ucap Pandu meyakinkan
"Memang nya kakak punya uang ? Kakak kan belum bekerja, kata Opa kalau mau punya uang harus bekerja ?" Tanya Saras kemudian.
"Udah sana berangkat! Kalau di jawab gak putus-putus pertanyaan nya, nanti yang ada kamu terlambat pula" Ucap Arshy yang begitu gemas dengan cucu cantik nya
"Iya,Oma. Aku berangkat dulu " Pandu segera mencium punggung tangan Oma nya tak lupa ia juga mencium pipi adik kesayangannya.
"Dah Oma,...dah adek....!" Pandu melambaikan tangan nya menuju mobil. Tak lama setelah Pandu pergi, Alam datang sambil membawa kantong kresek hitam.
"Pandu sudah berangkat sekolah ?" tanya nya
"Sudah ,baru saja. Itu apa ?" tanya Arshy
"Ikan. Tadi di jalan pas pulang ada penjual ikan keliling,kasihan belum laku ya udah aku beli saja ,buat nanti makan malam " Jawab Alam sambil mengangkat kantung kresek di tangan nya.
"Oh,ya udah kalau begitu langsung kasih ke bibi saja. Biar langsung dibersihkan " ucap Arshy
Alam pergi ke belakang, sementara Arshy segera membawa cucunya ke dalam, akan tetapi langkah nya terhenti saat ujung matanya melihat sosok astral berdiri di depan pagar rumah. Arshy menatap nya,lalu bibirnya berkomat-kamit dan seketika makhluk astral itu lenyap.
"Awas saja kalau berani datang lagi !" Gumam Arshy pelan
"Apa sih Oma ? Oma bilang apa ,kok bisik-bisik?" Tanya Saras
Arshy tersenyum," Gak,bukan apa-apa "Jawab Arshy dengan tenang
**
Hari-hari berlalu ...
Raka dan istrinya datang untuk mengajak Pandu dan Saras bermain ke sebuah wahana air. Kedua kakak beradik itu begitu gembira dengan kabar tersebut. Dengan antusias kedua kakak beradik itu berlari ke arah om nya. Arshy berjalan di belakang kedua cucunya dengan membawa Tas yang berisi pakaian kedua cucu nya.
"Mama beneran gak ikut ?" Tanya Raka
"Enggak Raka. Mama sedikit tidak enak badan,mau istirahat saja di rumah. Mumpung mereka ikut kamu,mama jadi bisa santai sejenak " Ucap Arshy dengan nada bercanda
"Mama sih ,aku kan udah bilang jangan terlalu capek. Biar dua bocil ini aku yang urus,mama malah gak mau " ucap Raka
"Ya mau gimana lagi Raka,melihat mereka mama jadi merasa adik dan ipar mu masih ada. Kalau mereka ikut kamu,mama jadi kesepian dan sedih,apalagi Opa kamu juga masih saja sibuk ngurusin kerjaan,padahal dia sudah tua " Lirih Arshy
"Kenapa takdir begitu kejam buat Raina dan Hilman, seandainya mereka masih ada ...."
"Jangan menyalah takdir,gak baik. Kita doakan saja semoga Raina dan Hilman tenang di sana "Ucap Arshy dengan suara tercekat
"Iya, mah" Sahut Raka
Selepas kepergian Raka dan kedua cucunya , perasaan Arshy tiba-tiba saja tidak enak.
"Ya Allah...ada apa ini ? Kenapa perasaan ku tiba-tiba saja tidak enak...?" Lirih nya bergumam
"Semoga tidak terjadi apa-apa. Ya Allah...lindungilah anak dan kedua cucuku, lindungi juga suami dan keluarga ku ....amin "Lanjut nya
Singkat cerita, Raka dan istrinya beserta Pandu dan Saras sudah sampai di sebuah wahana permainan air. Dari pintu masuk sudah terlihat beberapa seluncuran dengan tinggi dan lekukan yang berbeda, ada juga wahana air lain nya yang terlihat menarik untuk dicoba. Bahkan Saras sudah gak sabar untuk masuk ke dalam nya.
"Ayo om... Tante....! Aku mau naik yang itu !" tunjuk Saras
Raka dan istrinya saling tatap," Waduh,... Kalau yang itu terlalu tinggi sayang, tidak cocok untuk anak kecil. Yang lain saja ya "ucap Lina, istri Raka
"Aku kan udah besar, udah bisa makan dan mandi sendiri, berati aku sudah bisa naik itu " Ucap Saras kekeh ingin mencoba seluncuran yang paling tinggi.
"Iya, om juga tahu kalau Saras sudah besar. Tapi tetap saja semua nya ada aturannya, gak bisa sembarangan dinaikin, yang itu buat orang dewasa seperti om dan tante, nah yang itu bari cocok buat kamu dan kakak pandu " tunjuk Raka ke salah satu kolam renang yang dangkal dengan seluncuran yang pas untuk anak-anak.
"Yah,... itu sih mana seru. Gak asik ah " Saras mencebik
"Udah deh, adek jangan protes terus dong ! Kapan kita main air nya kalau protes terus , yuk yang itu saja lebih aman " Ajak Pandu ke arah kolam yang ditunjuk Raka tadi.
Raka dan istrinya tersenyum lega,mereka merasa bersyukur karena ada Pandu yang pengertian dan menyayangi adik nya,Pandu juga bisa diandalkan untuk membujuk Saras. Mereka lalu melangkah mengikuti kedua ponakan nya.
"Yah,...gagal deh dapet tumbal anak kecil. Padahal anak kecil itu keliatan nya cocok untuk dijadikan tumbal berikutnya" keluh sesosok makhluk mengerikan yang berdiri tepat di pintu masuk. Ukuran nya begitu besar, saking besarnya kedua kakinya sudah seperti gapura.
(gambar hanya pemanis)
"Ya sudah,cari yang lain saja " Ucap makhluk itu lagi
Raka dan istrinya begitu asik bermain air bersama kedua ponakan nya,sampai mereka tak menyadari jika ada sepasang mata yang mengawasi mereka. Orang itu mengenakan jaket biru dongker,topi hitam serta kacamata hitam duduk diam di salah satu kursi tak jauh dari tempat tas yang berisi baju-baju Pandu dan Saras.
Dengan gerakan santai seolah sudah terlatih,pria asing itu memasukan sesuatu ke dalam tas tersebut. Tanpa ada yang mengetahui ,tanpa ada yang melihat gerak-gerik nya,pria itu melenggang pergi dengan santai. Menjauh dari wahana dengan wajah puas tanpa dosa.
"Tante....aku haus " Ucap Pandu
"Aku lapar " Sambung Saras
"Ya sudah kalau gitu,kita udahan dulu main air nya. Kalian ganti baju abis itu kita makan. Kalian mau makan apa ?" Tanya Raka
Pandu menyahut dengan keras " Aku mau ayang goreng tepung !"
Saras pun tak ketinggalan,ia ikut mengangkat tangan nya sambil berucap ," Aku mau eskrim strawberry!"
"Saras... katanya lapar ,kenapa minta nya eskrim ?" Tanya Pandu merasa heran
"Memang nya kenapa ? Ada yang salah ?" Tanya Saras dengan gaya nya yang centil
"Hahaha....ya ampun,anak nya Raina kelakuan nya ada-ada saja. Iya nanti kita beli apa yang kalian mau. Sekarang kita ganti baju dulu. Kalian berdua tunggu di sini,Tante mau ambil tas nya dulu" Lina segera beranjak mengambil tas ,melihat istri nya nampak kerepotan,Raka pun ikut membantu.
"Kalian jangan kemana-mana,om bantuin Tante dulu " ucap nya
Pandu dan Saras mengangguk,mereka patuh dan menunggu om Tante nya mengambil tas mereka.
"Sini,sayang ! Aku bantu " Raka mengambil alih tas di tangan Lina.
"Terima kasih. Tapi kenapa kamu ninggalin anak-anak,kalau terjadi sesuatu pada mereka gimana " Lina seketika mengomeli suaminya
"Hehe...tenang saja,mereka aman kok. Tuh lagi nungguin kita. Ya sudah yuk kasihan mereka nanti kedinginan, terus masuk angin "
Mereka berjalan tanpa tahu jika bahaya tengah mengancam. Sesuatu di dalam tas terus berbunyi tanpa disadari.
Beberapa langkah lagi mereka sampai di depan kedua ponakan nya,tetapi sesuatu tiba-tiba terjadi, mengejutkan semua pengunjung termasuk kedua anak kecil yang berada tak jauh di depan nya.
DUAAARRRRR
......
lanjut....