NovelToon NovelToon
SECRETS

SECRETS

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi
Popularitas:680
Nilai: 5
Nama Author: FairyMoo_

Kisah ber-genre fantasi yang menceritakan seorang anak konglomerat di suatu negara yang terjebak hubungan dengan dosennya sendiri. Violia Lavina seorang mahasiswi yang agak "unik" yang entah bagaimana bisa terjebak dengan dosennya sendiri, Leviandre. Dalam hubungan sakral yakni pernikahan.
Katanya terkait bisnis, bisnis gelap? Unit Pertahanan negara? Politik? SECRETS, mari kita lihat rahasia apa saja yang akan terkuak.


Violia said:
Demen ya pak? Tapi maaf, bapak bukan tipe gw.

And Leviandre said:
Berandalan kayak kamu juga benar-benar bukan tipe saya.


Disclaimer, cerita ini adalah cerita pertama dari sayaa, oleh karena itu isi novel ini jauh dari kata sempurna. Serta cerita ini memiliki alur yang santai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FairyMoo_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter Two

Menghubungi pihak UNPER tidaklah semudah menelpon, mereka berhubungan lewat beberapa kafe dan resto yang berada di pusat kota. Sebenarnya selama ini pebisnis gelap mengira orang-orang yang menghalangi bisnis mereka masih UNPER, sebab anak-anak selalu berpakaian tertutup sehingga anak buah pebisnis-pebisnis tersebut mengira mereka melawan UNPER dan melaporkannya ketuanya.

Dalam hampir 2 tahun ini mereka baru menghancurkan 3 perusahaan bisnis gelap, ini juga dikarenakan misi ini adalah misi jangka panjang. Jadi mereka mulai dari bisnis yang belum terlalu besar. Setiap kali mereka melakukan tugas, pihak UNPER akan bersembunyi di suatu tempat sehingga pebisnis bisnis gelap percaya bahwa yang menyerang adalah UNPER.

Mereka bertukar pesan dengan pihak UNPER dengan cara menitipkan surat yang hanya dapat dibaca oleh UNPER sebab mereka menggunakan bahasa mereka sendiri yang mereka buat dan pelajari selama masa pelatihan. Mereka menitipkannya di salah satu dari beberapa kafe maupun resto yang telah bekerja sama dengan mereka. Lalu pihak kafe atau resto akan menghubungi pihak UNPER melalui aplikasi pesan online mereka, lalu setelah menerima kode rahasia dari pihak kafe ataupun resto mereka datang mengambil surat dari geng itu. seperti itulah pergerakan rahasia yang mereka lakukan ditengah huru hara ramainya masyarakat pusat kota.

...✥...

Pagi-pagi Violia sudah siap untuk pergi ke kampus, sebenarnya kelasnya baru dimulai 3 jam kedepan. Tetapi, ia harus pergi lebih awal dalam bulan ini karena hukuman dosennya tersebut.

"Gila ih tuh dosen gacape apa ngehukum gw terus?! Apa ga frustrasi gw pergi kampus pagi-pagi sebulanan?!" cemoh Vio didepan cermin, sebab ia baru saja selesai siap-siap. "Padahal hari itu si Daniel juga merokok tuh cuman dihukum berjemur seharian di tengah lapangan ama dosennya! Lah gw?!!!"

"AKHHSSSSHHHH mau pindah jurusan aja ihhhh, punya dosen atu ribet amat, idupnya kek gak pernah muda aja!!" yaa, Ia masih lanjut mengoceh dari keluar kamar hingga sampai di perpus jurusannya, berbagai sumpah serapah telah dilotarkannya kepada sang dosen. salah satunya, "Semoga tuh si Leviandre pas nikah nanti dapat istri yang ribettt, galak tapi Leviandra harus cinta mati ama tuh istrinya lalu istrinya ceraiin dia dan dia gila di tinggal pergi istri tercintanya! Noh mampus lo gaada lagi pintar-pintarnya, gila iya lo!!" ucapnya sembari mengencangkan tarikan gas motornya.

...✥...

Setelah selesai bersih-bersih perpus Vio lanjut mulai menggarap buku tebal yang ada di hadapannya yang juga adalah hukuman dari dosennya. "Wahhh, rese nih dosen. Makhluk bernama Leviandre ini emang diciptakan untuk menguji kesabaran gw! Mampus lu, gabakalan idup tenang karena kumpulan sumpah serapah gw dalam 3 tahun ini pas lu ngehukum gw udah menggunung!" gerutu Violia sembari menyiapkan laptop dan cemilan-cemilannya.

"Ekhm!"

DEG!! Seketika Vio melihat kesamping dan melihat orang yang disebut-sebutnya sedari pagi sudah ada nyender di rak buku sampingnya. "Mampus! Perasaan dari tadi kosong nih perpus, bisa-bisanya dia datang gw gak denger langkah kakinya?!" heran Vio. "Saya dateng mau liat kamu ngerjain hukuman kamu atau tidak, saat masuk suara menggerutumu itu memenuhi satu perpus kamu tahu?" katanya dengan tenang. "Mampus gw! Dia denger semua!!" jangan sampai hukumannya kali ini ditambah!

Sebenarnya Violia sanggup saja melakukan semua hukuman dosennya itu, hukuman itu hanyalah hal kecil bagi Vio dibandingkan pelatihannya dulu. Tetapi entah kenapa dia selalu jengkel dengan dosen satu itu, mungkin karena Vio membenci sikap dosennya itu. Jadi Ia selalu jengkel saat dihukum oleh Leviandre

"Demen ya pak ama gw? Dicariin mulu perasaan. Tapi maaf ya pak, bapak bukan tipe gw." katanya sambil tersenyum. Violia tidak peduli tentang etika maupun sopan santun kalau sudah menyangkut Leviandre.

"Berandalan kayak kamu juga benar-benar bukan tipe saya." balas Leviandre sembari pergi dari sana. Ekspresi Violia saat ini benar-benar sudah tidak bisa dikondisikan.

Tring!

Violia membuka layar hpnya ternyata papanya yang ngechat dia.

...Papahh♡...

Vio, nanti abis ngampus langsung

pulang ya. Nanti bakalan ada tamu,

kita makan malam sama-sama ya.

"Yahhh, gajadi deh mau ke arena balap. Yaudah dehhh." ujar Vio, pasalnya tadi rencananya sehabis kelas Ia mau bermain-main di arena dengan yang lain.

...✥...

Violia sudah siap dengan pakaian rumahannya, Ia sudah mencari yang sedikit lebih sopan diantara baju rumahan nya. Karena ibunya bilang berpakaian yang sopan, jadi Ia menurut saja. Ia tak mau membuat kedua orang tuanya malu di hadapan tamu mereka.

"Pittttt", bunyi sumber suara yang ada di pojok atas kamar Violia. Itu adalah alat komunikasi di mansion Violia yang dipasang di setiap kamar agar mempermudah saling memanggil tanpa perlu berteriak dan mengetuk ngetuk pintu ruangan yang kedap suara itu. "Nona Vio, tamu tuan dan nyonya sudah tiba. Nona disuruh turun oleh tuan." kata art Vio dari sumber suara itu. Setelah mendengar itu Vio langsung turun ke ruang tamu rumahnya.

Sesampainya di ruang tamu Vio melihat orang yang kemarin baru saja ditemuinya. "Eh, om Lian ternyata." sapa Vio dan lansung duduk di sana. "Iya Vio, om dateng lagi hehe." ucapnya sambil cecengesan. "Maaf ya, anak ku terlambat ada urusan bentar tadi katanya." sambungnya merasa bersalah membuat acara mereka tertunda. "Gapapa santai aja, bentaran juga dateng tuh." sahut papa Vio.

"Eh? Om punya anak ya? Kok ga bernah denger?" heran Vio, karena sosok Faelian yang Ia lihat di berita tidak pernah membahasa apapun soal anak atau sebagainya. "Hahaha, iya om punya anak udah besar lagi. Anak om tuh belum mau terekspos media jadi selama ini tidak ada orang luar yang tahu kalo om punya satu anak." jelasnya. "Ooo begitu." paham Vio.

"Permisi, maaf saya terlambat."

DEG!! Suara ini tidak asing bagi Violia. Vio perlahan menoleh ke belakangnya, benar saja disana sudah berdiri dosennya. Tidak lain dan tidak bukan, Leviandre.

"WHAT'S IS?! JAN JANGAN DIA ANAK OM LIAN?!!" teriak batin Vio. Ia berkali-kali melihat dosennya dan orang tuanya beserta Faelian.

"Kamu kenal anak om kan Vio?" tanya Lian pada Violia. "A-ah i-iya om, ternyata anak om." gagap Vio saking terkejutnya, karena mereka benar-benar tidak mirip! Selain warna mata yang hitam agak kebiruan mereka tidak mirip, bahkan sikapnya bertolak belakang! Vio seketika teringat wajah mendiang istri Faelian yang menginggal sewaktu Ia SMP. Warna rambut dan kulitnya mirip, ternyata dosennya itu mendominasi gen ibunya. " Udah ih tatap-tatapannya, kita makan malam dulu yuk. " ajak ibunya, sebab dari tadi dua orang yang baru bertemu itu saling tatap-tatapan tanpa sepatah katapun.

...✥...

Setelah makan malam mereka kembali berkumpul di teras belakang sembari menikmati pemandangan malam dihari yang cerah itu. "Ekhm!" terlihat 3 orang tua yang ada di sana saling mengode. "Gini, sebenarnya kita semua berkumpul di sini bukan hanya untuk makan malam bersama." kata Faelian memulai pembicaraan. "Kemarin kami sudah membicarakan dan sepakat untuk.." papa Vio menjeda kalimatnya yang membuat 2 orang yang tidak tahu apa-apa itu penasaran.

"Menjodohkan kalian berdua."

Sontak, dua buah pasang mata melotot terkejut mendengarnya. Bagai petir disiang bolong, mereka benar-benar tidak menyangka dengan ide orang tua mereka. Saking terkejutnya Violia sampai tak bergeming Ia bahkan tidak kuat untuk membantah saking terkejutnya.

"Apa maksudnya? Yah, apa-apaan ini?" ucap Leviandre tidak mengerti kenapa tiba-tiba ayahnya menjodohkannya. "Sebenarnya setelah bunda mu meninggal ayah sangat sedih melihat kamu yang menjadi lebih pendiam dan kerja terus menerus. Kamu sudah seharian di kampus dan lanjut menolong ayah di kantor lagi malamnya." ucap Sang ayah sendu.

"Ayah sadar kamu menyibukkan diri agar tidak terlalu merasakan kehilangan bundamu, tapi ayah gabisa menggantikan posisi bundamu, karena ayah juga masih sangat sangat kehilangan sosok bunda kamu. Setidaknya jika kamu menikah kamu akan merasakan kehadiran seorang perempuan lagi di hidupmu yang munggkin bisa menutupi sedikit rasa kehilanganmu. Setidaknya satu dari kita berdua bisa mendapat masa depan yang lebih bahagia daripada sekarang. Jika anak papa bahagia, pasti hal itu juga dapat membahagiakan papa." ucap Faelian panjang lebar, ekspresi anak dan ayah tersebut benar-benar suram sekarang.

"Pah?" merasa dosennya sudah tidak bisa melanjutkan penolakan itu, Violia mulai angkat bicara. "Papa setuju karena papa merasa Leviandre adalah orang yang tepat untuk membatu papa dan mama membawa kamu kembali Vio, papa benar-benar sudah bangga kamu sudah mau berubah sedikit demi sedikit selama ini, tidak separah dahulu. Tetapi tetap saja papa sama mama sangat mengharapkan Violia kami kembali seperti dahulu. Papa mama tidak masalah soal kamu memilih menjadi gadis tomboy seperti ini, itu bukan masalah bagi kami. Tapi cukup seperti itu Vio, jangan melebihi batas kamu." alasan papanya menjodohkannya telah tersampaikan.

Sekarang Vio merasakan sangat sesak di dadanya, hatinya serasa tercabik-cabik melihat kedua orang tuanya mulai menitikkan air mata terlebih lagi ibunya. Vio menundukkan kepalanya matanya sudah mulai berair, Ia benar-benar tidak mau menangis di depan dosennya dan Faelian yang baru kembali bertemu kemarin. Terlewat beberapa menit mereka semua diam tidak ada yang angkat bicara, sehingga ibu Vio memecahkan keheningan itu.

"Gimana? Sampaikan saja pendapat kalian. Kami tidak akan memaksa kalian menikah kalau kalian tidak mau, kami gamau kalian menikah tapi saling membenci nanti." ucapnya. Benar, mereka tidak ingin sampai anak-anak mereka menikah dan akhirnya saling menyakiti.

Violia dan Leviandre masing-masing menatap orang tuanya dan menimbang-nimbang keputusan mereka. Ternyata mereka sangat lemah di hadapan orang yang menjaga mereka sembari dalam kandungan.

Setelah menimbang-nimbang, mengangguk. Mereka berdua serentak menganggukkan kepala mereka. Semua orang yang ada di sana terkejut termasuk dua orang yang menjadi sumber keterkejutan itu ikut-ikutan terkejut.

"Beneran? Yaampunn." tangis mulai mendatangi para orang tua kembali, tapi kali ini adalah air mata bahagia. "Kalian bicara saja dulu, kami masuk terlebih dahulu, kami akan menenangkan perasaan kami di dalam." ucap papa Vio, dan langsung menggandeng istrinya dan mereka bertiga masuk ke dalam.

Lewat dari 3 menit akhirnya Violia buka suara,

"Kenapa? Kenapa lu ikut-ikutan nganggukin kepala?!" raut mukanya berubah suram. "Bukankah saya yang harusnya bertanya begitu? Mengingat sikapmu saya pikir kamu akan membantah lebih keras." jawab Leviandre dingin.

"Saya berencana menerima untuk menenangkan ayah saya, dan saya berharap kamu menolak dan perjodohannya dibatalkan atas permintaan kamu." sambungnya.

"Gak liat lo? Orang tua gue udah nangis dan keliatan seputus asa itu, dan itu karena gw. Gw juga ga mau makin menambah kekecewaan orang tua gw, gw udah cukup sering mengecewakan mereka." jawabnya. Terjadi lagi, mereka diam kembali.

"Yasudah karena situasi kita begini, kita terima saja." final putusan Leviandre. "Enak aja, udah gw bilang gw ga suka lo!" Vio tidak terima. "Saya juga bilang berandalan seperti kamu bukan tipe saya, tapi anggap saja kita memainkan drama yang tujuannya untuk membahagiakan orang tua kita, tujuan kita sama kan?" jelas Leviandre kembali.

Selang waktu semenit, "Okedeh kita lakuin aja dulu, dan kita akan cari jalan pisahnya nanti." putus Violia, Leviandre kembali mengangguk tanda menyetujui saran Violia. Mereka kembali menatap langit malam yang sangat indah di saat hati mereka hancur.

...»»————>To be continued<————««...

...Hallo! Nah ketemu lagi nih di chapter ke-dua....

...Aku ini penulis baru jadi mohon dukungan dan bimbingannya🙏🏻...

...Okay nanti kita ketemu lagi di chapter berikutnya yaa~...

...Bye byee~🤍...

1
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍 salam kenal 🙏
Ryo_Zanuel???
semangat yaw dari gw, jangan putus asa dan teruslah mengupgrade ceritanya, gw yakin lo bisa 💪
FairyMoo_: omg Thanks😫🙏🏻
total 1 replies
FairyMoo_
Tinggalkan komentar kalian disini ya~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!