NovelToon NovelToon
Sebatas Pendamping (Derita Yang Tak Berujung)

Sebatas Pendamping (Derita Yang Tak Berujung)

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pengganti / Obsesi
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Cty S'lalu Ctya

Pahit nya kehidupan yang membelengguku seolah enggan sirna dimana keindahan yang dulu pernah singgah menemani hari-hari ku terhempas sudah kalah mendapati takdir yang begitu kejam merenggut semua yang ku miliki satu persatu sirna, kebahagiaan bersama keluarga lenyap, tapi aku harus bertahan demi seseorang yang sangat berarti untuk ku, meski jalan yang ku lalui lebih sulit lagi ketika menjadi seorang istri seorang yang begitu membenci diri ini. Tak ada kasih sayang bahkan hari-hari terisi dengan luka dan lara yang seolah tak berujung. Ya, sadar diri ini hanya lah sebatas pendamping yang tak pernah di anggap. Tapi aku harus ikhlas menjalani semua ini. Meski aku tak tahu sampai kapan aku berharap..
Adakah kebahagiaan lagi untuk ku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

POV Yumna

Dua tahun berlalu kehidupan yang indah telah sirna dimana perusahaan ayah ku mengalami kebangkrutan, dan ayah di tuduh korupsi bahkan rumah kita di sita oleh bank, ayah harus mendekam di balik jeruji besi, ibu sok berat sehingga mengalami serangan jantung membuat nya meninggal dunia. Beruntung ada suami dan anak ku yang selalu membuatku untuk tetap tegar, meski gaji suami ku tak begitu banyak tapi cukup untuk biaya anak ku yang mengalami kelainan jantung. Tapi Tuhan menguji lagi dimana suami ku pulang bekerja mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya. Biaya perawatan anak ku tak murah sehingga dengan terpaksa rumah satu-satu nya peninggalan suami ku harus ku jual.

"Tuhan, semua yang ada di dunia ini kuasa mu, kuatkan hamba agar bisa terus menjalani takdir mu" doa ku tulus.

Waktu terus berlalu dan kini saat nya menjalani hari-hari dengan bekerja, saat siang aku bekerja di sebuah pabrik meski hanya sebagai OG tapi aku bersyukur masih ada yang menerima ku di saat semua perusahaan mem-black list ku. Dikala malam aku mencari tambahan bekerja di sebuah cafe.

"Dengar-dengar nanti bos besar mau kesini" ucap rekan-rekan ku saat di ruang ganti.

"Wah,, kita harus kerja ekstra dong" keluh salah satu dari mereka.

"Maka dari itu, segera siap-siap, nanti pak Yanto datang marahin kita lho" ajak yang lain. Selesai bersiap kita berkumpul untuk mendapat tugas dari pak Yanto.

"Luna dan Tirta kalian di lantai dua, Asep dan Bagus kalian membersihkan lobi dan kamu Tiara dan Yumna kalian bersihkan ruangan meeting dan ruang CEO" titah pak Yanto.

"Baik pak" angguk kami serempak, kita mulai bertugas masing-masing.

"Yumna, kita naik lift aja!" ajak Tiara pada ku.

"Naik tangga aja Ti, nanti kalau dimarahin gimana, lift kan khusus petinggi" tolak ku. Tiara mendengus tapi dia masih mengikuti ku naik tangga. Ruang CEO memang lebih besar dari yang lain apalagi di dalam nya dilengkapi kamar guna untuk istirahat. Selesai membersihkan ruangan aku menyusul Tiara yang membersihkan ruangan meeting dan saat istirahat kita sudah selesai dengan pekerjaan kita. Beruntung aku mendapatkan rekan-rekan yang baik, kadang kala aku terhibur dengan aksi kocak mereka.

"Biar strong, aku bawakan kamu makanan yang banyak Yumna!" kata Asep seraya menyodorkan satu mangkok soto beserta nasi pada ku.

"Terima kasih kang Asep" ucap ku. Sementara yang lain hanya menatap dengan senyuman.

"Ayo dimakan, bos besar akan datang selesai istirahat lho!" seru Tiara. Semua mengangguk dan mulai menyantap makan siang.

Drtt.. Drtt..

"Sebentar ya, aku angkat dulu!" kata ku pada semua. Aku pun beranjak agak menjauh dan mengangkat panggilan dari rumah sakit.

"Hallo.. APA"

"Baik saya akan segera kesana dok" kata ku seraya menutup panggilan dari rumah sakit.

"Ada apa Yumna?" tanya Tiara menghampiri ku.

"Maaf, aku harus ke rumah sakit!" kata ku pada Tiara.

"Ya sudah kamu hati-hati, biar nanti kita yang bilang pada pak Yanto dan Bu Hana" ucap Tiara.

"Ayo ku antar" tawar Tirta. Tapi segera ku tolak aku tak ingin merepotkan mereka semua.

"Tidak terima kasih, biar saya naik ojek saja, saya pergi dulu" pamit ku. Rekan-rekan ku mengangguk.

Di lorong rumah sakit aku terus berlari menuju bangsal dimana seorang yang sangat berarti untuk ku terbaring tak berdaya.

"Bertahan lah nak, aku mohon tuhan, jangan ambil dia" lirih ku berdoa pada sang Kholik.

Langkah kaki ku terhenti dimana dokter telah keluar dari kamar dimana anak ku terbaring.

"Dok,," lirih ku. Dokter menghela nafas panjang dia mengajak ku ke ruangan nya.

"Kondisi Atrial septal defect anak anda berukuran besar dan kita harus segera melakukan operasi untuk penutupan lubang pada anak anda Bu Yumna"

Deg!

Sudah tak bisa lagi air mata ini ku bendung, dokter mungkin iba melihat ku.

"Lalu berapa biaya untuk operasi nya dok?" cicit ku. Dokter menyerahkan kertas pada ku, sempat ku simak dunia seakan runtuh.

"Du-a ratus ju-ta" kata ku tercekat.

"Ya Bu, itu hanya biaya untuk operasi, rumah sakit hanya bisa membantu untuk rawat inap nya saja Bu" terang dokter.

"Dok, apa bisa biayanya menyusul?" tanya ku. Sayangnya dokter menggeleng.

"Maaf kan saya Bu"

'Ya tuhan, dua ratus juta uang dari mana aku' lirih ku ketika keluar dari ruangan dokter Riki.

"Nak, yang kuat ya sayang, ibu sayang sama kamu" tangis ku pecah ketika melihat anak ku yang tak berdaya dengan banyak selang menempel di tubuhnya.

Semalaman aku terjaga dan memikirkan bagaimana caranya aku mendapat kan uang sebegitu banyak. Haruskah meminjam pada Bu Hana dan tak mungkin aku pinjam Gala teman sekaligus bos di cafe tempatku bekerja. Ya, cuma itu satu-satu nya jalan semoga Bu Hana bersedia membantu ku.

Tok.. Tok..

"Masuk!" pinta Bu Hana dari dalam.

"Permisi Bu" ucap ku sopan ketika masuk. Bu Hana menatap ke arah ku.

"Yumna, ada apa?" tanya nya pada ku. Jujur sangat sungkan dan gugup tapi aku harus bicara pada Bu Hana.

"Maafkan saya Bu!" lirih ku menunduk. Bu Hana nampak memperhatikan ku dengan serius.

"Ada apa Yumna?" tanya nya sekali lagi. aku pun mendongak lalu mengatakan maksud ku.

"Maaf kan saya Bu, mungkin saya terlalu lancang"

"Ada apa Yumna katakan!"

"Bu tolong pinjamkan saya uang untuk biaya operasi anak saya" lirih ku dengan penuh harapan. Bu Hana terdiam sejenak lalu dia menarik nafas panjang

"Memangnya berapa Yumna?" tanya Bu Hana.

"Dua ratus juta"

"APA!" reflek Bu Hana. Aku pun tertunduk dengan diam.

"Maaf Yumna, uang sebanyak itu saya tak punya, kalau pun uang perusahaan saya juga tidak bisa dengan muda meminjamkan begitu saja" ujar Bu Hana. Ya, aku sadar tidak mungkin perusahaan akan dengan muda meminjamkan uang dua ratus juta dengan percuma.

'Ya tuhan, lalu aku harus cari uang dimana lagi?' batin sendu ku.

"Ibu benar, maafkan saya terlalu lancang, permisi Bu" ku mencoba beranjak untuk keluar dari ruangan Bu Hana.

"Tunggu Yumna!" cegah Bu Hana. Langkah ku pun terhenti lalu kembali menatap kearah Bu Hana.

"Coba kamu menemui pak bos, siapa tahu dia bisa membantu mu!" saran Bu Hana. Pak bos, bahkan aku pun belum pernah melihat pemilik pabrik ini selama bekerja disini.

"Nanti saya bantu bicara" lanjut Bu Hana seakan mengerti akan keraguan ku.

"Terima kasih Bu" ada sedikit harapan meski tak pasti tapi semoga ini adalah jalan yang di tunjukkan oleh tuhan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!