NovelToon NovelToon
Misteri Kutukan Kastil Tuan Edward

Misteri Kutukan Kastil Tuan Edward

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Romantis / Misteri / One Night Stand / Cinta Terlarang / Suami Hantu
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tiara sari

Fania seorang gadis cantik yang berasal dari desa, ia seorang anak art yang bekerja di sebuah rumah mewah.

Rumah yang terdapat tidak jauh dari tempat tinggalnya, menjadi misteri oleh penghuni desa, karena rumah tersebut sudah tidak dihuni oleh pemilik rumah.

suatu ketika Fania mendengar suara aneh dari balik kamar, kamar yang terbilang aneh itu membuat Fania penasaran.

Saat melihat itu Fania merasa.... mau tau kelanjutan ceritanya, jangan lupa baca terus novel ini ya semoga kalian suka dengan karyaku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1. rumah tidak berpenghuni

Gadis cantik dengan rambut panjang bergelombang menatap kearah cermin, ia terus tersenyum melihat sang ibu terus mengikat rambutnya yang panjang.

Wanita itu tersenyum saat ikatan rambut tersebut sudah selesai, "Wah, ibu kamu sangat pandai mengikat rambutku. Aku sangat menyukainya Bu."

Wanita yang duduk di dekat gadis cantik itu tersenyum melihat bagaimana putrinya menyukai ikatan yang baru saja ia selesaikan. Wanita tersebut bernama Fania, sekarang gadis itu sudah memasuki usia 17 tahun, ia memandangi wajahnya yang begitu cantik.

Fania memiliki kulit putih yang mulus, hidung yang mancung, tinggi badannya sekitar 168 cm, Fania memiliki badan kecil dengan lekuk tubuh yang begitu sempurna.

Wajah imut Fania banyak sekali disukai banyak orang, apalagi wanita sesuai Fania tetapi Fania sangat menyukai apa yang dirinya memiliki.

"Bagus kalau kamu menyukainya nak. Kalau gitu ibu pergi bekerja dulu, kamu hati-hati di rumah." ucap wanita itu yang mengambil tas di atas laci.

Fania menoleh kearah ibunya, "Ibu, bukannya tempat kerja ibu sudah tidak ada yang mengurusnya kenapa ibu masih mau mengurus rumah tua itu. Harusnya ibu mencari pekerjaan lain, atau Fania saja yang bekerja untuk ibu."

Wanita itu tersenyum mendengar kalimat yang diucapkan Fania, "Tidak Fania. Ibu harus menjaga rumah itu, walaupun rumah itu sudah lama kosong ibu sudah berjanji sama penghuni rumah apapun yang terjadi ibu akan mengurusnya."

Fania menghela nafas melihat bagaimana ibunya bersikeras mengurus rumah kosong, "Apa Fania boleh ikut ke rumah itu?"

Awalnya wanita tua itu nampak terkejut mendengar ucapan Fania, tapi akhirnya wanita itu mengangguk setuju saat Fania terus memaksanya.

"Baiklah." mereka berdua pergi bersama ke tempat dimana rumah itu berada, Fania sangat antusias melihat rumah yang dulu ibunya pernah ceritakan saat masih kecil.

Sekarang rumah itu sudah berada di depan matanya, Fania nampak terkejut dengan desain rumahnya. Sudah lama tidak diurus oleh pemilik rumah tapi rumah ini masih seperti ada yang mengurusnya.

Fania sangat takjub melihat depan rumahnya, "Mari Fania masuk." Fania mengangguk walau matanya terus memandangi setiap detail rumah.

"Wah, pantas saja banyak warga kampung yang membicarakan rumah ini. Ternyata sangat indah dan megah, ini seperti istana yang pernah aku baca di buku cerita." batin Fania yang takjub dengan isi dalam rumahnya.

Fania terus memandangi setiap inci rumah, mulai dari kebersihannya sampai isi yang ada di rumah mewah ini.

"Pasti pemilik rumah ini sangat kaya. Lihat saja bangunannya sangat kokoh dan kuat, rumah seperti ini udah kaya di kerajaan zaman dulu." pikir Fania yang begitu menyukai rumah mewah ini.

Fania terus berjalan melewati setiap tempat yang berada di rumah mewah ini, sedangkan ibunya sudah mulai bekerja seperti biasa. Fania melangkah ke sebuah kolam pemandian, Fania begitu takjub dengan pemandian di rumah ini.

Rumah ini bukan sekedar mewah saja, melainkan seperti istana kerajaan yang memiliki fitur yang bagus dan kokoh.

Fania duduk di dekat kolam pemandian, ia menenggelamkan kedua kakinya ke dalam air. Rasanya sangat nyaman saat kedua kakinya menyentuh air hangat.

"Nyaman sekali." gumamnya yang sedikit tersenyum.

Dari kejauhan ada seseorang yang terus mengamati Fania, seorang laki-laki bertubuh tegap dan berkarisma terus memandangi Fania dari jauh, lelaki itu sangat penasaran dengan apa yang Fania lakukan.

Langkah kaki itu terus melangkah untuk mendekati wanita cantik yang sibuk bermain air, saat langkahnya hampir mendekati Fania suara wanita datang membuat kaki itu menurunkan niatnya untuk mendekat.

Fania menoleh, ternyata sang ibu yang memanggilnya. "Kenapa kamu di sini, Fania."

"Aku sedang menikmati angin dan air hangat di rumah ini Bu. Ada apa ibu memanggilku?" Fania menatap wajah sang ibu yang sedikit panik, Fania mengerutkan kening saat melihat kekhawatiran yang nampak dari wajah ibunya.

"Ada apa, Bu? Kenapa wajah ibu ketakutan seperti itu." kata Fania yang penasaran dengan apa yang dipikirkan ibunya.

"Tidak ada Fania." tanpa bicara wanita itu menarik tangan Fania untuk membawanya pergi, Fania mengikuti tanpa protes sedikitpun.

...•••...

"Fania." ucap seseorang yang terus mengamati kepergian dua wanita, nampak sadar ternyata dia sangat menyukai wanita cantik yang usianya lebih muda.

Fania di bawa keluar oleh sang ibu, wanita itu melepaskan tangan Fania dengan kasar. "Ibu sudah bilang sama kamu jangan berkeliaran kemana-mana kenapa kamu tidak mendengar ucapan ibu, Fania."

Fania menunduk, "Maafkan Fania Bu. Fania sangat takjub dengan rumah mewah ini, Fania hanya berniat untuk melihat saja tidak mengambil apapun dari rumah ini."

Wanita itu tua itu menghela nafas mendengar jawaban dari Fania, akhirnya ia memutuskan meminta Fania kembali ke rumah. Sedangkan ia kembali bekerja.

Saat perjalanan pulang Fania sempat mendengar kalimat yang dilontarkan warga kampung.

"Sayang banget iya rumah itu. Kenapa belum ada yang mengurusnya, harusnya rumah itu dibeli oleh orang lain saja."

"Ibu tidak tau, rumah itu sudah banyak orang yang mau membelinya, tapi dipertengahan jalan pembeli yang mau membeli rumah itu malah tidak jadi membelinya."

"Yang aku denger kalau rumah itu rumah kutukan. Makanya sampai sekarang gak laku untuk dijual."

"Rumah kutukan?" gumam Fania mendengar ucapan para warga yang terus membicarakan rumah tersebut.

"Ah masa sih. Kamu tau dari mana gosip itu."

Fania sangat penasaran dengan cerita dari rumah mewah seperti istana itu, apa benar yang diceritakan oleh warga sekitar kalau rumah itu adalah rumah kutukan.

Tapi bagaimana bisa, apa mungkin ibu tau tentang sejarah rumah itu. Karena ibu yang lebih lama bekerja di rumah itu dari pada warga sekitar.

Fania kembali ke rumah untuk menyiapkan makan malam, ia tersenyum saat melihat sang ibu datang.

"Ibu sudah pulang." Fania membantu sang ibu untuk membawa wanita itu ke meja makan, sedangkan dirinya menyusun piring untuk ibunya.

Fania duduk di dekat sang ibu, wanita itu asik menyendok makanan yang dibuat oleh Fania. Entah kenapa Dania mengingat ucapan para warga kampung mengenai rumah mewah tersebut.

"Ibu, apa boleh ibu ceritakan tempat ibu bekerja." ucapnya yang membuat Ratih tersedak mendengar ucapan Fania.

"Uhuk... Uhuk.. Uhuk..."

"Minum dulu, Bu." Fania mengambil segelas air putih dan membantu ibu Ratih minum, Fania terus mengelus dan menepuk belakang punggung Ratih.

"Maafkan Fania Bu. Harusnya Fania tidak berbicara saat kita sedang makan." kata Fania yang merasa bersalah dengan apa yang ia katakan barusan.

Ratih meletakan gelas air putih itu, lalu menatap wajah Fania dengan seksama. Fania mengangkat kepalanya saat merasakan sentuhan hangat dari telapak tangannya.

"Fania ibu akan menceritakan semuanya mengenai rumah itu. Rumah yang banyak sekali diperbincangkan oleh warga kampung kita Fania."

Akhirnya Fania mengerti kenapa banyak orang yang mengatakan rumah istana itu sebagai rumah kutukan, dari cerita yang diceritakan oleh Ratih Fania sudah menebak oleh rumah itu dihuni oleh satu laki-laki yang entah kemana laki-laki itu berada.

Dulu ada seorang pengusaha sukses di sebuah kota, lelaki itu masih terbilang masih sangat muda tetapi karena tekad yang kuat akhirnya dia berhasil meraih kesuksesannya.

Sekitar umur 26 tahun, lelaki tampan itu ternyata meninggalkan dalam keadaan kecelakaan. Yang membuat heran tubuh lelaki itu tidak diketahui oleh polisi, ada yang bilang kalau lelaki itu menghilang secara misterius ada juga yang mengatakan pemilik rumah itu meninggal dalam hal tidak wajar.

Saat itu Ratih yang berperan menjaga rumah itu, rumah yang sudah diserahkan oleh Ratih untuk menjaganya sampai pemilik rumah itu tidak ada Ratih masih merawatnya sendiri.

"Apa polisi tidak mau melanjutkan pencariannya lagi Bu."

"Mereka sudah menyerah dengan masalah ini Fania. Makanya kamu jangan berpikir yang tidak-tidak tentang rumah itu, karena sebelum kamu lahir rumah itu sudah ada. Malah ibu yang mengurusnya sampai kamu dewasa."

Fania mengangguk, dia sudah mengerti kenapa warga sekitar banyak membicarakan rumah istana itu. Pantes saja rumah itu seperti istana mewah, ternyata pemilik rumah itu sangat menyukai desain rumah seperti istana megah.

Fania akui kalau dirinya sangat menyukai desain rumah itu, baginya sangat indah dan menawan apalagi saat berada di tempat sebuah pemandian. Sangat sejuk untuk menenangkan pikirannya, pasti pemilik rumah itu begitu detail untuk desain rumah tersebut.

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!