Cerita ini hanya fiktif belaka, cerita menggandung adegan +18
Lika-liku kehidupan Dita yang masih trauma akan perceraian orang tuanya, tanpa sengaja di jodohkan dengan Kai yang merupakan anak teman ibunya, ada perasaan berbeda ketika Dita dekat denga Kai.
Perasaan yang kuat antara Dita dan Kai membuat Celine begitu cemburu, dia bahkan tak yakin Kai dapat mencintai gadis yang baru beberapa hari di temui nya. Trauma yang masih melekat di ingatan Dita membuatnya bimbang dan takut dalam memutuskan jalan hidupnya, dia hanya tak ingin kejadian itu terulang kembali.
walau banyak kekurangan Kai begitu gigih menyakinkan Dita untuk menikah dengannya, Kai yang bersedia menutup semua kekurangan Dita, restu sudah pasti mereka dapat, entah apa yang selalu saja rasa tidak percaya diri menghampiri Dita.
Akankah Dita dapat meyakinkan hatinya untuk Kai dan dapatkah Dita dapat memaafkan ayahnya?
yuk mampir di karya ku, semoga bisa jadi daftar favorit kalian untuk membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NinLugas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
01. Pertama bertemu Kai
Orang tua dulu selalu bilang, pilih pasangan lihat dari bibit, bobot nya apalagi yang orang tuanya suku jawa pasti ada perhitungan weton, mau tidak percaya tapi itu tradisi dan Dita selalu beranggapan "cuma mitos".
Namun itu yang Dita dengar dari nenek, ayah dan ibu hitungan wetonnya akan selalu ada cobaan dan memang aku bahkan karena itu Dita sampai trauma terhadap laki-laki, bentakan dan pukulan selalu dia terima sejak umur 5tahun. Bukan hanya dari ayahnya namun juga daei neneknya.
Sampai akhirnya ibu memutuskan berpisah dengan ayah, sampai sekarang diusia Dita yang 8 bulan lagi menginjak 23tahun, Dita tidak pernah berjumpa kembali dengan ayah, Dita juga lupa bagaimana wajahnya.
Namanya Nandita, kuliah semester akhir, selepas jam kuliah Dita selalu ke toko bunga milik ibu, Dita anak sematawayang, dia cuma punya ibu yang selalu mensupport hal positif yang Dita jalani.
Dita lebih pendiam ketika berada di kampus, menyendiri di perpus, bahkan ketika badmood Dita bolos mata kuliah. Ibu juga sesekali mengenalkan beberapa cowok kepada Dita, namun dia selalu menolak, Dita belum siap membuka hatinya untuk seorang pria, mungkin lebih tepatnya dia takut berakhir seperti ibu.
Ibu sudah mempersiapkan calon imam buat Dita, anak tante Rusma, langganan toko bunga ibu, perhitungan weton mereka katanya bagus, walau kurang paham maksudnya, Dita hanya diam mengikuti perintah ibu, mau menolak juga Dita tidak punya kekuatan, hanya ibu yang dia punya.
...➖➖➖...
"Siang tan..."
suara berat yang berasal dari seorang cowok berumur sekitar 29tahun.
"Siang...ya ampun, kamu Kai???"
ibunda Dita kaget melihat cowok yang bernama Kai yang tidak lain adalah putra dari pelanggan tetap toko bunga.
"Iya tante..."
sahut Kai yang memakai stelan kaos berwarna biru dan celana 3/4 berwarna putih.
"Kamu baru balik dari Aussie??"
tanya lagi ibunda Nandita yang melihatnya membawa koper berukuran sedang.
"Iya tante, ini mau beliin bunga favorit mami"
tambah Kai yang melihat bunga celosia yang memang dikoleksi oleh ibunda Kai.
"Kamu duduk aja dulu, tante kemas bunga nya"
ibunda Nandita yang mempack bunga dengan pot cantik dan memberi kartu ucapan.
"Makasih ya tante..."
sahut Kai yang kemudian duduk disalah satu sudut di toko bunga bahkan ada pelayan yang membuatkan secangkir kopi.
Pernah untuk Dita membuka hati namun hanya sakit yang dia dapat, ya walau hanya pendekatan, ternyata dia hanya cowok yang tak pernah cukup dengan satu wanita, mungkin memang Dita yang sengaja mencari kejelekan mereka hanya untuk sebuah alasan.
"Siang Ta..."
sapa mbak Mila pegawai toko bunga ibunya.
"Siang mbak, ibu mana mbak?"
tanya Dita yang berdiri didepan meja resepsionis.
Tidak sengaja dia melirik kearah seorang cowok berbadan tegap dan tinggi sekitar 180cm terlihat dari potongannya dia bukan asli Indonesia. Beberapa saat dia pun kadang menoleh kearah Dita dan kami saling memandang, mata tajam, bibir tipis dan rambut yang sedikit ikal membuat wajahnya termasuk dalam kelompok tampan.
"Ta..Dita.."
panggil mbak Mila yang melihat Dita sedikit melamun.
"Iya mbak...pelanggan ibu ya?"
tanya Dita sedikit penasaran.
"Namanya Kaisen, ibu dia pelanggan tetap toko"
jawab mbak Mila yang kemudian membungkus kartu ucapan dalam sebuah amplop berwarna merah.
Ibu keluar dari ruang belakang yang terdapat tangga untuk naik kelantai 2, dimana ibu merawat semua jenis bunga pot nya disana.
"Kai...maaf ya pasti menunggu lama"
kata ibu yang membungkus bunga celosia dengan cantik.
"Enggak apa-apa tante..."
sahut Kai yang tersenyum
"Dita...sini nak!"
panggil ibu yang berdiri disebelah Kai duduk
"Kenalkan, ini anaknya tante Rusma"
kata ibu yang memintaku berkenalan dengan anak pelanggannya.
Dita hampiri ibu dan Kai yang tak jauh dari meja resepsionis, sembari berjalan Dita menutup kepala dengan topi Hoodie yang dia kenakan.
"Nandita...."
ajak Dita bersalaman dengan cowok blasteran Indonesia-Jerman itu.
"Kaisen"
balasnya dengan menjabat tangan.
Dapat Dita rasakan tangannya yang dingin, memegang tangan Dita dan dapat dia lihat jelas bola mata berwarna coklat miliknya Kai.
"Oh ya, Kai fotografer loh, dia baru balik dari Aussie"
perkataan ibu yang membuat kami kemudian melepaskan tangan yang sedang bersalaman.
"Cuma hobi tan.."
kata cowok bernama lengkap Kaisen Mahendra.
"Dit, mau kan anterin Kai pulang?"
pinta ibunya yang mulai aneh-aneh,
sentak Dita sedikit kaget dengan perkataan ibu.
"Enggak usah tante, Kai bisa naik taksi ko!!"
seru Kai yang merasa tak enak
"Enggak apa-apa kok Kai, lagian Dita juga sekalian mampir ketemu ibu kamu"
seru ibunda Nandita yang melirik ke arahnya.
"Ibu..."
sentak Dita yang mulai kesal dengan tingkah ibu.
...➖➖➖...
Melalui debat yang penuh drama, akhirnya Dita pun menuruti permintaan ibu untuk mengantar Kai pulang, Dita mengendarai mobil mini cooper berwarna putih, berjalan dengan perlahan, kecepatan dibawah rata-rata, baru bulan lalu dia lolos tes mengemudi dan mendapatkan SIM.
"Kamu ga bisa nyetir?"
tanya Kai yang menatap ragu kepadanya.
"Ini pertama kali"
kata Dita yang melirik kearah Kai.
Dan akhirnya Kai lah yang kemudian menyetir, jarak rumahnya dari toko bunga lumayan lah, sekitar 1 Jam bila tidak macet. Sedikit canggung, sesekali Dita mencuri pandang kearah Kai, dia akui dia cowok yang penuh kharismatik, entah apa yang Dita rasa, cowok ini membuat Dita sedikit penasaran.
"Kamu kuliah?"
tanya Kai membuka pembicaraan
"Iya semester akhir..."
jawab Dita yang sedikit gugup
"Pasti banyak cowok yang naksir kamu? "
Kai yang tiba-tiba membuat Dita menjadi salting
"Eh...enggak juga kok"
sahut Dita yang kemudian memandang tertegun kepada Kai.
Tunggu kok tiba-tiba dia menanyakan cowok yang naksir??? ada apa??? pikirnya jadi tidak fokus cuma karena dia nanya "Banyak cowok yang naksir aku!"
"Kamu sendiri gimana? sering jalan-jalan sendiri, enggak takut apa pacarnya diambil orang!"
Celetukkan membuat aku malah jadi aneh
"Udah kejadian,,,,"
sahut Kai dengan santainya.
"Aku becanda kok!!!"
timpal Dita lagi jadi tak enak
"Aku serius kok jawabnya "
tambah lagi Kai membuat suasana menjadi tambah canggung.
Tapi Dita malah tertawa mendengar nya, Kai tidak seperti dipikirannya.
What....dia benaran.
"Masih enggak yakin??? enggak ada tampang aku tersakiti ya?"
celetuk Kai yang terlihat santai saja.
Kai cowok sederhana yang sangat apa adanya terhadap perasaannya, rasa yang membuat Dita kagum.
Berbeda dengan cowok yang biasanya yang dikenal Dita,
Sesampainya dirumah Kai, Dita dapat melihat jelas ibunda Kai sedang menyulam beberapa kain dengan bentuk bunga, wanita setengah baya tersebut terlihat awet muda dengan senyum lebar beliau dengan senang hati menyambut kedatangan kami.
“Mami...”
sapa Kai yang keluar dari mobil lebih dulu.
Tidak berapa lama Dita pun menyusul kai, terlihat seperti pasangan pengantin yang datang mengunjungi ortunya, pastilah ibu Dita telah menelpon ibunda Kai, iya memang dari dulunya mereka sibuk mau mengatur perjodohan untuk Dita dan Kai.
“Kamu pulang kok tidak kabarin mami?”
tanya ibunda Kai mengenakan stelan santai dengan rambut pendek yang membuat beliau terlihat segar.
“Yang penting sampai dengan selamat, oh iya ini tadi sempat mampir tokonya tante”
kata Kai yang menghampiri ibunda nya dan memberikan satu pot bunga favorit ibundanya.
“Oh...pantes kamu bareng Dita kesini nya!!”
sahut ibunda Kai yang terlihat sumringah
Dita yang keluar kemudian menyapa ibunda Kai dengan tampang sedikit malu Dita menghampiri beliau.
"Sore tante.....”
sapa Dita yang malah terlihat canggung.
“Sore sayang, kamu apa kabar?”
tanya ibunda Kai basa-basi sambil cipika-cipiki
“Alhmdulillah baik tan"
sahut Dita lagi yang membalas cipika-cipiki
“Oh ya, kamu makan malam disini ya?”
pinta tante yang kemudian mewujudkan cita-cita mereka tentang menjodohkan Dita dengan Kai
“Hm...enggak usah tante...Dita mau ketemu Gina!”
sahut aku yang memang mencari sebuah alasan
“Gina?? Kamu bisa ketemu besoknya di kampuskan sayang...tunggu ya”
kata ibunda Kai yang kemudian masuk untuk meminta pembantunya memasakan makan malam.
Kai yang melihat hanya bisa menahan senyum.
“Yaudahlah, makan malam dulu nanti aku antar kamu balik”
kata Kai yang menurunkan koper dari dalam mobil.
Dita seperti bukan diri dia saat itu, anehnya Dita bisa menuruti semua apa yang Kai ucapkan.
Tampak ransel hitam berukuran sedang tergeletak dalam mobil, Dita pun berinisiatif untuk membantu Kai untuk membawanya kedalam rumah.
Dita lihat jelas foto masa kecil Kai yang terpajang didinding rumahnya, bahkan ayah Kai yang merupakan seorang yang berkewarganegaraan Jerman, sama seperti ibu Dota, ibunda Kai pun memilih berpisah dengan suami nya karena beberapa hal, mungkin hal tersebut yang membuat ibu Dita dan ibunda Kai begitu akrab.
“Hei...kamu lupa bawa ini!”
kata Dita yang berdiri didepan pintu kamar Kai yang memang dari tadi terbuka.
“Kamu bisa taruh dimeja...!”
sahut Kai yang tengah sibuk membuka koper nya untuk merapikan pakaiannya.
Apa ini? Ini pertama kalinya Dita masuk kedalam kamar cowok, mana rapih bersih begitu estetik banget, bahkan sama kamar Dita bisa insecure.
“Hei....”
kata Kai berdiri didepan lemarinya yang memudar kan lamunan aku.
“Iya...”
sahut Dita yang kemudian sedikit gugup.
Yang paling menarik perhatian Dita ketika masuk adalah jendela lumayan besar yang ada dikamar Kai.
Begitu menaruh tas ransel Kai, Dita langsung melihat pemandangan dari luar jendela yang sangat sejuk, tidak pernah nyangka kalau di kota besar masih ada tempat yang sangat asri dan damai seperti ini.
“Ini tempat favorit aku dirumah!”
kata Kai yang menghampiri Dita dijendela kamarnya.
“Sejak papi dan mami cerai, seenggaknya aku bisa melihat damai dirumah ini”
cerita Kai kepada Dita yang lagi membuat Dita terkesan, Mereka besar dari keluarga broken home namun Kai dengan sabar dan ikhlas menerima hal tersebut bahkan tidak tampak diwajahnya penyesalan terlahir didunia ini.
Dita jadi berfikir betapa bodohnya dirinya selama ini, bahkan rasa dendam terhadap ayahnya mungkin tidak bisalah hilang, namun setidaknya Dita harus merelakan dan memaafkan masa lalunya.
“Masih sering ketemu om?”
tanya Dita yang menyenderkan badan didekat jendela kamar Kai.
“Masih, terkadang kalau ke Eropa di sempatin mampir, cuman enggak pernah bilang mami!”
sahut Kai yang santai menjawab pertanyaan Dita.
“Berdamai dengan masa lalu akan membuat kamu bahagia..”
kata Kai yang menatap kearah Dita. Tiba-tiba Kai meraih tangan Dita mata kami saling menatap bibir mereka diam membisu.
“Baru juga mau dipanggil...”
sahut ibunda Kai yang kemudian fokus ketangan Kai dan Dita yang bergandengan.
“Bau-baunya kari ayam nih!!!”
Kai yang kemudian melepaskan genggaman tangannya kepada Dita
“Yuk makan dulu sayang"
Ibunda Kai yang kemudian menuntun Dita kemeja makan, berbagai hidangan telah disiapkan oleh ibunda Kai, mulai dari menu favorit Kai yaitu kari ayam, serta sayur lodeh ceker ayam ada sambal terasi kerupuk bahkan ikan asin, menu sederhana yang sangat nikmat bagi Dita. Selera ibunda Kai dan ibu Dita sehati dan beberapa hal lainnya yang memiliki kecocokan.
...➖➖➖...
Nantikan kelanjutannya.....
Jangan Lupa Like dan Komen...
GBU all....
7in1
⭐⭐⭐⭐⭐⭐
7in1
💕💕💕💕💕💕
Like 👍👍👍👍👍
Favorit ♥️♥️♥️♥️♥️
Rate ⭐⭐⭐⭐