Dihari ulang tahunnya yang ke 23 tahun Marlena Susianti atau yang sering di panggil Lena berharap hadiah spesial dari sang kekasih. Namun ternyata yang dia dapat tidak sesuai apa yang diharapkan. Lena justru mendapati kekasihnya sedang melalui malam panas dengan sahabatnya sendiri, Sherin. Karena kecewa, Lena pun berlari keluar dari apartemen kekasihnya secepat yang ia bisa untuk menghindar dari kenyataan pahit itu.
Rasa kecewa dan sakit hati membuat Lena pun putus asa hingga ia masuk ke sebuah club malam. Terlalu banyak menenggak alkohol membuat Lena akhirnya menghabiskan malam dengan seorang pria tampan yang tidak dia kenal sama sekali.
“Sayang.. Kamu milikku sekarang.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 1
Marlena Susianti adalah seorang gadis yang malam ini akan genap berusia 23 tahun. Lena juga adalah gadis yatim piatu yang selalu hidup mandiri tanpa mau bergantung pada siapapun bahkan meski dirinya mempunyai kekasih yang sangat kaya raya dan juga adalah bos di perusahaan tempatnya bekerja.
“Buru buru banget kamu Len, diluar hujannya deras banget tau. Buru buru nyelesein kerjaan juga pasti percuma. Toh ujungnya pasti bakal nunggu hujannya reda buat pulang. Ya kan?”
Lena hanya tertawa renyah mendengarnya. Mungkin memang tidak ada satupun orang yang tau bahwa malam ini adalah tepat hari dirinya di lahirkan ke dunia. Lena juga tidak berniat memberitahu siapapun termasuk kekasihnya yang setiap hari hanya di sibukkan dengan pekerjaan. Ya, Lena tidak mau merepotkan Alex.
“Lagian Len, pak Alex kan pacar kamu, aku yakin dia nggak akan marah kalaupun kamu bekerja dengan santai.” Tambah rekan kerja Lena lagi. Sasha namanya.
Lena menggelengkan kepalanya kali ini meski masih dengan senyuman yang menghiasi bibirnya. Bukan rahasia umum lagi memang kalau hubungannya dengan Alex sudah di ketahui seluruh pekerja di perusahaan itu. Hal itu lah yang membuat Lena banyak di segani disana meskipun kedudukannya hanya sebagai karyawan di bagian pemasaran.
“Kamu ini ada ada saja. Ya nggak begitu juga dong. Kan walaupun aku ini pacarnya Alex, aku tetap harus bekerja dengan profesional. Aku nggak boleh sombong dengan statusku yang adalah pacar dari bos besar kita di perusahaan ini.” Balas Lena dengan santai sambil mengelap meja kerjanya dengan tisu basah. Lena memang sangat tidak suka merepotkan orang lain sehingga setiap pulang kerja Lena selalu merapikan dan membersihkan lebih dulu meja kerjanya dengan alasan agar tidak menambah beban para OB dan OG disana.
“Hem iya iya deh, calon bu bos.. Terserah apa kata kamu saja. Aku harap sih kebijakan kamu ini nggak akan berubah kalau suatu saat nanti kamu menjadi nyonya muda di keluarga Smith.”
“Tentu saja tidak. Aku akan tetap menjadi Marlena Susianti yang seperti sekarang.” Senyum lebar Lena. Gadis itu mengues tisu basah di genggamannya dan membuangnya ke tong sampah yang ada di dekat kakinya.
“Iya deh.. PERCAYA..” Sasha menganggukkan kepalanya dengan menekan kata percaya di akhir kalimat yang sukses membuat Lena tersipu malu sendiri. Lena merasa dirinya terlalu percaya diri sekarang.
“Ya sudah kalau begitu aku duluan ya Sha..”
“Oke.. Hati hati di jalan. Bawa payung nggak?”
“Bawa dong..” Senyum Lena sambil menunjukkan payung lipat miliknya yang memang hampir setiap hari dia bawa setiap bekerja mengingat cuaca yang tidak menentu akhir akhir ini. Sebentar panas dan sebentarnya hujan.
“Ya sudah..” Sasha balas tersenyum pada Lena yang kemudian melenggang melewati kursinya.
Sasha menghela napas. Sebenarnya Sasha merasa tidak percaya dengan bosnya. Karena memang beberapa kali Sasha melihat Alex bersama dengan wanita lain. Bahkan pernah sekali Sasha mendapati Alex sedang bercumbu panas di mejanya dengan seorang wanita yang penampilannya sudah tidak karuan dibawahnya. Namun Sasha tidak punya keberanian untuk mengatakan pada Lena karena Sasha sendiri tidak punya bukti untuk itu.
“Kamu orang baik Lena.. Aku yakin Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik juga untuk kamu.” Gumam Sasha penuh harap.
Enggan terlalu memikirkan hubungan Lena dan bos brengseknya itu, Sasha pun mencoba fokus kembali dengan pekerjaannya yang sebentar lagi selesai itu sembari menunggu hujan deras diluar reda.
Sementara Lena, dia melangkah keluar dari lift dengan senyuman yang terus menghiasi bibirnya. Lena sangat tidak sabar ingin menemui Alex yang memang hari ini tidak ada di tempat. Ya, Alex memang jarang berada di tempat jika memang tidak ada hal yang penting di kantor. Tapi menjelang sore tadi Lena sudah menghubungi Alex yang mengatakan Alex sudah berada di apartemennya karena merasa kurang enak badan. Lena yang sengaja ingin memberi kejutan untuk merayakan genap 23 tahunnya bersama kekasih tercintanya itu sengaja mengatakan bahwa dirinya tidak bisa datang ke apartemen Alex karena pekerjaan yang menggunung.
“Heum.. Enaknya bawa apa ya ke apartemen Alex? Hujan hujan gini enaknya bawain yang berkuah dan pedes pedes nih.. Apa lagi Alex sedang kurang enak badan..” Gumam Lena berpikir sambil melangkah keluar dari gedung perusahaan tempatnya bekerja. Perusahaan yang juga adalah perusahaan milik keluarga Alex.
Lena membuka payung lipat warna birunya kemudian melangkah melewati parkiran yang masih padat oleh kendaraan. Baik kendaraan beroda dua maupun empat.
Lena melangkah dengan payung biru yang melindungi tubuhnya dari derasnya air hujan yang menetes begitu kompak membasahi bumi. Begitu sampai di depan jalan raya, Lena pun segera menyetop taksi kemudian masuk ke dalamnya.
“Mau kemana neng?” Tanya supir taksi yang sudah berumur itu.
Lena yang sibuk mengeringkan rok span hitam selutut nya yang basah karena air hujan pun tersenyum ramah sembari berkata “Jalan dulu saja pak, nanti saya kasih tau arahnya.”
Supir taksi itu mengangguk saja kemudian mulai melajukan mobil warna biru itu berlalu dari sekitar gedung perusahaan milik keluarga Smith.
Di tengah perjalanan menuju apartemen, Lena menyempatkan memesan makanan yang memang sejak tadi sudah dia pikirkan. Yaitu makanan pedas berkuah yang Lena anggap cocok untuk menemani di malam hujan seperti saat itu dengan Alex nanti.
Tidak sampai 20 menit taksi yang membawa Lena sampai tepat di depan gedung apartemen mewah tempat Alex tinggal. Ya, pria itu memang tidak tinggal dengan kedua orang tua dan adiknya. Alex memilih tinggal sendiri dan membeli apartemen mewah di pusat kota.
“Terimakasih ya pak.. Ini ongkosnya, kalau ada kembaliannya ambil saja pak.” Ujar ramah Lena sebelum turun dari mobil taksi tersebut sembari menyerahkan 2 lembar uang seratus ribuan pada supir taksi tersebut yang menerimanya dengan senang hati.
Saat Lena turun dari taksi, hujan deras belum juga reda. Bahkan hujan itu sepertinya semakin bertambah deras yang di sertai angin serta petir yang menggelegar. Dan karena hujan yang semakin deras itu, payung lipat biru yang Lena gunakan untuk melindungi dirinya seolah tidak berguna karena air hujan itu tetap saja membasahi kemeja pink lengan panjang dan rok span hitam selutut yang Lena kenakan.
Tepat saat Lena sampai di lobi apartemen, seorang kurir yang membawa pesanan yang Lena pesan muncul dan menyerahkan pesanan tersebut pada Lena secara langsung.
“Semoga saja keadaan Alex tidak begitu gawat.” Gumam Lena sambil menilik waktu di jam tangan warna putih yang dia kenakan. Jam tangan yang juga adalah pemberian dari Alex dan selalu Lena kenakan setiap hari.
“Masih ada waktu dua jam sebelum malam bergantian tanggal tiba.” Senyum lega Lena kemudian melangkah dengan santai menuju lift yang akan membawanya menuju lantai dimana apartemen tempat Alex tinggal berada.
Lena menghela napas dengan senyuman yang terus menghiasi bibirnya. Di usianya yang genap 23 tahun ini Lena berencana membicarakan tentang hubungannya dengan Alex ke arah yang lebih serius lagi. Karena Lena merasa sudah dewasa dan sudah bukan lagi waktunya untuk main main dengan hubungannya dan Alex. Lena juga sangat yakin Alex adalah pria terbaik untuknya. Karena selain Alex yang begitu baik dan penuh pengertian padanya, Alex juga bukan tipe pria yang suka memaksakan kehendak padanya.
Erlan hbat y,pdhl baby'ny blm staun...tp udh otw yg k 2....🤭🤭🤭