Squel dari My Sexy Old Man, kisah Four J anak dari Xander dan Jeje.
Trauma dengan kisah masa lalunya, membuat Kirana menjadi sosok wanita yang sangat dingin dan membenci semua pria yang akan mendekatinya.
Tapi, bagaimana jida dia di hadapkan empat pria tampan yang berusaha mengambil hatinya dan berusaha untuk memperebutkannya?
Penasaran? Simak terus kelanjutannya.
Follow IG: @thalindalena
Follow fb: Thalinda lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal
Hai ... Hai ... Hai, keluarga gesrek hadir kembali berikut dengan authornya yang super gesrek yang akan membuat kalian kram perut.😆
Udah pada kangen sama Daddy Xander, Jeje dan Four J?
Yuk cekidott❤❤
Pagi hari di sebuah rumah mewah terjadi keributan yang tidak bermutu, di mana sang kepala rumah tangga yang bernama Xander Clark terus meneriaki istrinya layaknya anak kecil yang ingin meminta es krim kepada ibunya.
"Honeyy!!!!!!" teriak Xander, dari kamarnya sambil berkacak pinggang dan menatap dirinya di pantulan cermin meja rias yang ada di hadapannya.
"Apa sih! Dad!" kesal Jeje, ketika memasuki kamar sambil memegang sepasang kaos kaki salah satu putranya.
"Sudah aku bilang jangan urusi anak-anak manja itu!" balas Xander dengan nada yang sangat kesal kepada istrinya sambil menyerahkan dasi kepada Jeje.
"Pasangkan dasiku!" lanjut Xander.
"Ck! Daddy berteriak memanggilku hanya untuk memasangkan dasi? Sedangkan anak-anakku juga sedang membutuhkan bantuan! Kamu ini manjanya melebihi four J!" amuk Jeje, sambil mengambil dasi dari tangan suaminya dengan sangat kasar.
Bagaimana tidak mau marah? Jika suaminya itu selalu cemburu kepada ke empat putranya sendiri. Menurut Jeje tingkah Xander sangatlah berlebihan.
"Menunduklah sedikit!" kesal Jeje, saat ia kesulitan memasangkan dasi keleher suaminya.
"Seperti ini?" tanya Xander tersenyum licik, lalu menundukan kepalanya, sekaligus mendekatkan wajahnya dengan wajah istrinya dan kedua tangannya menarik pinggang Jeje, hingga tubuh keduanya itu tidak berjarak sama sekali.
"Jangan mengambil kesempatan!" Jeje memperingatkan, karena ia sudah tahu kelicikan suaminya.
"Kesempatan apa? Aku hanya ingin mengambil jatahku saja," elak Xander, lalu salah satu tangannya merambat naik ke punggung istrinya dan terus naik dengan perlahan, hingga tangan itu berhenti tepat di tengkuk Jeje.
"Jatah apa yang kamu maks—" ucapan Jeje terhenti ketika benda kenyal itu menempel sempurna di bibirnya.
CUP
Xander tentu saja tidak menyia-nyiakan kesempatan, kemudian ia menggigit bibir bawah istrinya dan langsung menelusupkan lidahnya kedalam sana dan mengobrak-abrik rongga mulut istrinya. Jeje yang tadinya protes kini terbuai dan membalas setiap lumaatan dan sesapan bibir yang di berikan oleh suaminya. Walau usia Xander sudah menginjak usia 66 tahun akan tetapi tubuh pria itu masih atletis dan juga sikapnya sangat romantis, melebihi remaja yang sedang jatuh cinta.😆
"Mommy!!!" teriak Ansel dengan nada yang sangat kesal, sambil memasuki kamar orang tuanya tanpa permisi.
"Mom, mana kaos ka— oh! My GOD! Kalian menodai mata suciku!" pekik Ansel, langsung membalikan badannya dan mengumpat kesal di dalam hati karena ia melihat pemandangan yang sangat vulgar menurutnya.
Xander dan Jeje yang sedang asik berciuman, terkejut dan melepaskan tautan bibirnya dengan paksa.
"Dasar pengganggu!" umpat Xander, menatap punggung putra bungsunya dengan kesal. sedangkan Jeje menjadi salah tingkah sendiri karena kepergok mesum di hadapan putranya.
"Ansel my baby, ini kaos kakimu." Jeje berkata sambil menyodorkan sepasang kaos kepada putrnya..
"Thank, Mom. Tapi, stop memanggilku dengan sebutan yang menggelikan itu!" kesal Ansel, lalu keluar dari kamar tersebut.
"Ya! sopan dengan ibumu!" Xander meneriaki putranya.
Ansel kembali dan menyembulkan kepalanya di balik pintu kamar tersebut. "Sopan juga kepada ke empat anakmu yang masih sangat suci dan juga menggemaskan ini! Mata kami ternoda karena melihat kemesraan kalian," balas Ansel dengan nada yang penuh sindiran.
Suci dan menggemaskan katanya? 🤣
"Dan satu lagi! Mommy adalah milik kami, bukan milik daddy!" lanjut Ansel, lalu segera melarikan diri dari amukan Ayahnya.
"Ansel!!!!!" teriak Xander, dan berniat untuk mengejar putranya, akan tetapi tangannya di tahan oleh istrinya.
"Sudah, jangan di kejar, kamu ini harusnya mengalah dengan ke empat anak-anakmu!"
"Sayang! Mereka itu sudah besar dan berumur 22 tahun—"
"Tapi, bagiku mereka tetap menggemaskan di mataku dan akan tetap menjadi bayi-bayi kecilku," ucap Jeje, tersenyum bahagia, sedangkan Xander hanya memutar kedua matanya dengan malas.
"Mulai besok, carikan baby sitter yang bisa mengurus ke empat anak nakal itu!" tegas Xander, tidak ingin di bantah, karena ia sangat cemburu jika melihat Jeje perhatian dengan pria lain termasuk kepada empat anak-anaknya sendiri.
"Dad! Mana bisa begitu!" protes Jeje dengan kesal.
Bagaimana tidak kesal? Menurutnya Xander itu sangat keterlaluan posesifnya, sampai harus menyewakan baby sitter untuk ke empat putranya. Sungguh gila! Pikir Jeje.
"Menurut dengan perintahku atau—" Xander tidak melanjutkan ucapannya melainkan ia melirik ranjang pertempuran sambil menyeringai licik.
Melihat sikap suaminya, membuat Jeje bergidik ngeri dan dengan terpaksa ia menganggukkan kepalanya pelan.
"Good Mother, makin cinta sama kamu," ucap Xander tersenyum puas, seraya mengusap pucuk kepala Jeje dengan sangat lembut.
Sedangkan Jeje hanya mendengus kesal, lalu menarik dasi suaminya dengan kuat, hingga membuat leher Xander tercekik.
"Sayang!!" pekik Xander, sembari menarik dasinya.
"Rasakan!!" balas Jeje tergelak puas, lalu segera berlari keluar kamar tersebut untuk mengindari amukan suaminya.
*
*
Di ruang makan.
Jeje menyapa ke empat putranya dan juga ibu mertuanya yang sudah duduk di ruang makan untuk sarapan bersama.
"Morning sayang," sapa Jeje dengan senyum cerianya.
Lalu Jeje mengecupi pipi si kembar bergantian, membuat ke empat putranya itu mendengus kesal.
"Mommy!! Hentikan!!" kesal Nathan seraya mengusap pipinya dengan punggung tangannya dengan kasar.
"Baby, ini adalah ciuman kasih sayang dari, Mommy," ucap Jeje, dengan nada yang di buat sedih.
"Tapi ini sangat menggelikan, kami sudah dewasa, Mom!" protes Nathan, si pria tampan yang sangat dingin, memiliki bibir sexy dan tubuh sangat atletis membuat semua wanita tergila-gila ketika melihatnya.
"Dan, jangan memanggil kami dengan sebutan yang menggelikan itu!" kali ini Sean yang protes, dan mulutnya komat-kamit seperti mbah dukun baca mantra.
"Ah, kalian sangat menyakiti hati Mommy, hiks." Jeje mendudukan diri di kursi meja makan dengan lesu.
"Sudah lah, Je! Lagian anak-anakmu ini sudah besar semua, jadi tidak sepatutnya kamu memperlakukannya seperti anak kecil," sela Oma Airin, seraya menggeleng pelan karena sikap menantunya semakin hari semakin gesrek.
"Iya sih, tapi lihatlah mereka yang terlihat tampan dan imut, membuatku semakin gemas kepada mereka," ucap Jeje, menatap wajah tampan ke empat putranya satu persatu.
"Semoga nanti, aku mendapatkan menantu yang cantik-cantik," doa Jeje, sembari menyatukan tangannya di depan dada.
Semua orang yang ada di sana menggeleng pelan, karena melihat tingkah Jeje yang sangat berlebihan.
"Sepertinya otak ibumu, sudah terkontaminasi ke gesrekan Daddymu," bisik Oma Airin kepada Ansel.
"Bukankah biangnya, Malin?" tanya Ansel, membuat Oma Airin mengumpat kesal.
"Dasar cucu kurang garam!"
Bonus visual si kembar Four J
Jonathan dan Jaiden. Wajah mereka mirip ya.
Jonsean dan Jansel
Seperti biasa kasih dukungan buat author dengan cara tekan Favorite, like, vote, komentar dan kasih Gift seiklas kalian❤❤❤